
- Penyebaran Agama Kristen di Sukabumi telah ada sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20
- Kampung Pangharepan jadi salah satu kampung Kristen yang didirikan untuk menyebarkan Agama Kristen di Tanah Priangan
- Jejak agama Kristen masih terdapat di Sukabumi salah satunya gereja.
Kampung Pangharepan memiliki peran sentral dalam sejarah penyebaran agama Kristen di Sukabumi. Penyebaran agama Kristen ke wilayah ini mulai terjadi sejak pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20, digerakkan oleh Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV), sebuah lembaga zending Belanda yang berfokus pada penyebaran Kristen Protestan di wilayah Priangan.
Sejarah Awal Berdirinya Kampung Pangharepan
Pendirian Kampung Pangharepan yang terletak di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, merupakan respons strategis dari NZV terhadap tantangan dalam penyebaran agama Kristen di tengah masyarakat Sukabumi yang mayoritas beragama Islam.
Gagasan ini mendapatkan persetujuan resmi dari Menteri Jajahan Belanda, Charles Ferdinand Pahud, pada sekitar tahun 1850-an. Kampung ini dipimpin oleh seorang misionaris Belanda bernama Simon van Eendenburg, yang juga menjadi sosok penting dalam sejarah agama Kristen di wilayah tersebut.
“Kampung Pangharepan merupakan salah satu cara zending melindungi masyarakat Kristen yang seringkali dikucilkan oleh masyarakat desanya terlebih bagi masyarakat pribumi yang beralih masuk agama Kristen,” tulis Nadea Salshabila Putri dan kawan-kawan dalam tulisan Menggandeng Kolonialisme: Misionarisme dan Respon Umat Islam di Sukabumi pada abad 19-20.
Fungsi utama dari Kampung Pangharepan adalah menyediakan tempat tinggal dan perlindungan bagi masyarakat pribumi yang beralih memeluk agama Kristen, namun dikucilkan dan terusir dari komunitas asal mereka. Nadea menjelaskan bahwa kampung ini merupakan cara zending melindungi umat Kristen yang menghadapi tekanan sosial akibat perubahan keyakinan.
Pertumbuhan Komunitas Kristen di Kampung Pangharepan
Komunitas Kristen di Kampung Pangharepan berkembang dengan cepat. Menurut laporan dari tahun 1913, kampung ini dihuni oleh 333 orang Sunda, 18 orang Tionghoa, dan 7 orang Eropa yang beragama Kristen. Pesatnya pertumbuhan populasi umat Kristen ini menunjukkan bahwa kampung tersebut mampu menjadi pusat keagamaan yang signifikan bagi komunitas Kristen di Sukabumi.
Zending di Kampung Pangharepan tidak hanya berfokus pada aspek spiritual saja tetapi juga memperhatikan aspek sosial-ekonomi warganya. Mereka menyediakan lahan sawah yang memungkinkan masyarakat setempat bercocok tanam, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidup. Melalui dukungan ekonomi seperti ini, zending berupaya membangun solidaritas sosial dan kemandirian warga Kampung Pangharepan.
“Melalui pemenuhan kebutuhan dasar seperti lahan pertanian, zending berharap dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan kegiatan pertanian mereka dan meningkatkan taraf hidup,” ucapnya.
Pembangunan Gereja Tua di Kampung Pangharepan
Sebagai simbol keberhasilan misi Kristen, Simon van Eendenburg juga membangun sebuah gereja di Kampung Pangharepan. Dalam sebuah suratnya, van Eendenburg mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi jemaat Kristen di Hindia Belanda yang membantu terlaksananya pembangunan gereja ini. Gereja Kampung Pangharepan akhirnya berdiri dan diresmikan pada Minggu, 4 Oktober 1892, dengan perayaan yang menggunakan Bahasa Sunda dan Belanda.
Keberadaan gereja tua ini menegaskan pentingnya peran Kampung Pangharepan dalam sejarah penyebaran agama Kristen di Sukabumi. Hingga kini, jejak sejarah yang ditinggalkan kampung ini terus menjadi perhatian bagi sejarawan maupun komunitas Kristen di wilayah Jawa Barat.
“Teman-teman di Tanah Air, dan terutama di antara mereka yang telah berkontribusi dalam pembangunan kembali gereja di Pangharëpan, pasti sudah sangat menantikan untuk mendengar tentang awal, kemajuan, atau akhir dari pembangunan itu. Saya merasa senang bisa memberi tahu mereka sekarang bahwa pekerjaan (rekonstruksi gereja di Pangharëpan) telah selesai. Gereja berdiri, dan pada hari Minggu 4 Oktober didedikasikan untuk tujuannya dengan pengabdian dalam bahasa Sunda dan Belanda”.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News