Posted on Leave a comment

KUBET – Ketika Soekarno Berziarah ke Makam Abraham Lincoln pada 1956

Ketika Soekarno Berziarah ke Makam Abraham Lincoln pada 1956

images info

  • Ir. Soekarno diketahui pernah melakukan lawatan kenegaraan ke Amerika Serikat pada 1956.
  • Dalam lawatan ini, Soekarno juga menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Abraham Lincoln.

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat pada 1956. Lawatan ini juga menjadi kali pertama Soekarno melakukan kunjungan ke Amerika Serikat sebagai kepala negara Indonesia.

Kunjungan Soekarno ke Negeri Paman Sam pada waktu itu sendiri terjadi atas undangan langsung dari Presiden Amerika Serikat saat periode tersebut, yakni Eisenhower. Lebih kurang Soekarno melakukan kunjungan selama dua minggu di sana.

Dalam lawatannya ini, Soekarno mengunjungi beberapa daerah yang ada di Amerika Serikat. Selain itu, Bapak Proklamator Indonesia itu juga melakukan beberapa rangkaian kegiatan selama melakukan kunjungan di Amerika Serikat.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Soekarno di sana adalah berkunjung dan berziarah ke makam Abraham Lincoln. Ziarah ini terjadi ketika Soekarno melakukan lawatan ke Springfield, Illinois dalam rangkaian kunjungan kenegaraan di Amerika Serikat.

Lantas bagaimana kisah terkait kunjungan Soekarno ke makam Presiden Amerika Serikat ke-16 tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Kunjungan Soekarno ke Springfield pada 1956

Kunjungan Soekarno ke Springfield, Illinois terjadi setelah sang presiden melakukan lawatan di beberapa daerah lain yang ada di Amerika Serikat. Dilansir dari artikel “Soekarno legt krans op graf van Lincoln” yang terbit di surat kabar Provinciale Overijsselsche en Zwolsche courant edisi 25 Mei 1956, Soekarno tiba di Springfield setelah menyelesaikan rangkaian lawatan di beberapa daerah lainnya, seperti New York dan Philadelphia.

Dilihat dari artikel “President Soekarno bezocht tombe van Abraham Lincoln, Benoemd tot er&luitenant van politiemacht vak Springfield” yang terbit di surat kabar Java-bode edisi 28 Mei 1956, kunjungan Soekarno ke Springfield, Illinois terjadi pada Sabtu, 26 Mei 1956. Rombongan Soekarno datang dengan pesawat militer khusus dari Philadelphia pada pukul 18.00 waktu setempat.

Kedatangan Soekarno di bandara Springfield disambut oleh beberapa pejabat daerah setempat. Salah satu pejabat yang turut menyambut kedatangan presiden pertama Indonesia tersebut adalah Gubernur William G. Stratton.

Selepas dari bandara, rombongan Soekarno beserta Gubernur William G. Stratton langsung bertolak menuju Pemakaman Oak Ridge. Pemakaman ini merupakan tempat peristirahatan terakhir Presiden Amerika Serikat ke-16, yakni Abraham Lincoln.

Datang untuk Berziarah, Bukan Sebagai Turis

Sesampainya di Pemakaman Oak Ridge, rombongan Soekarno langsung disambut oleh barisan kehormatan dari Angkatan Darat Amerika Serikat dengan penghormatan senjata. Soekarno bersama Gubernur William G. Stratton langsung menuju makam Abraham Lincoln.

Setelah mengisi buku tamu, Soekarno langsung menuju makam Presiden Amerika Serikat ke-16 tersebut. Terlihat juga Soekarno memanjatkan doa di hadapan makam Abraham Lincoln.

Soekarno juga berkesempatan memberikan konferensi pers singkat dalam kunjungannya ke makam Abraham Lincoln. Dalam konferensi pers tersebut, Soekarno menegaskan bahwa kedatangannya kali ini bukanlah sebagai seorang turis.

Akan tetapi Soekarno datang sebagai peziarah yang berziarah ke makam salah seorang tokoh besar dunia. “Lincoln adalah salah satu tokoh yang telah menginspirasi saya dalam pekerjaan dan perjuangan saya. Saya telah memohon kepada Tuhan dari semua manusia agar memberikan Abraham Lincoln salah satu tempat terbaik di surga,” jelas Soekarno, seperti yang dikutip dari surat kabar Dagblad voor Noord-Limburg edisi 29 Mei 1956.

Gubernur William G. Stratton juga turut memberikan pernyataan dalam konferensi pers tersebut. William G. Stratton memberikan pujian kepada Soekarno dan menyandingkan Bapak Proklamator tersebut sebagai “Abraham Lincoln” dari Indonesia.

“Kami menganggap Anda, Soekarno, sebagai ‘Lincoln dari Indonesia’. Itu adalah pujian terbaik yang bisa saya berikan kepada Anda,” tutur Gubernur William G. Stratton, dinukil dari surat kabar De Volkskrant edisi 28 Mei 1956.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Sultan Ageng Tirtayasa: Masa Keemasan Kesultanan Banten di Abad ke-17

Sultan Ageng Tirtayasa: Masa Keemasan Kesultanan Banten di Abad ke-17

images info

Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaannya pada paruh kedua abad ke-17, tepatnya antara tahun 1650 hingga 1680, di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa ini, Banten bukan hanya menjadi kekuatan politik dan militer yang disegani di Nusantara, tetapi juga berkembang sebagai pusat perdagangan maritim internasional yang menyaingi dominasi VOC Belanda di Batavia dan kekuasaan Mataram di Jawa Tengah.

Naiknya Sultan Ageng Tirtayasa dan Awal Reformasi

Sultan Ageng Tirtayasa naik takhta pada tahun 1651, menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Ma’ali Ahmad. Sejak awal pemerintahannya, ia melakukan pembenahan administratif dengan memindahkan Dewan Agung ke Istana Surosowan yang terletak dekat Pantai Teluk Banten, pusat pemerintahan yang strategis dan terbuka terhadap arus perdagangan.

Selama kekuasaannya, populasi Banten tumbuh pesat dari 150.000 jiwa menjadi sekitar 200.000 jiwa. Hal ini menunjukkan kemakmuran dan stabilitas yang dihadirkan oleh kebijakan internal kesultanan, terutama dalam pengembangan pelabuhan dan infrastruktur pendukung ekonomi.

Banten sebagai Pusat Perdagangan Internasional

Salah satu warisan terbesar Sultan Ageng Tirtayasa adalah transformasi Pelabuhan Banten menjadi pelabuhan ekspor utama yang melayani kapal-kapal dari Persia, India, Tiongkok, Jepang, dan Timur Tengah. Demi mendukung konektivitas maritim dan pertanian, ia membangun saluran Pontang dan Tanahara untuk memudahkan pengangkutan sekaligus mengairi lahan pertanian di sekitarnya.

Kebijakan perdagangan bebas yang dijalankannya bertentangan dengan monopoli VOC, dan menjadikan Banten sebagai simpul perdagangan rempah-rempah—khususnya lada—yang kala itu lebih bernilai tinggi dibandingkan hasil bumi dari Maluku.

“Sultan Ageng lebih memilih perdagangan bebas dengan berbagai negeri… sehingga kapal besar Eropa dan Asia berdatangan,” tulis Darmawajiya dalam Kesultanan Islam Nusantara.

Jaringan Politik dan Aliansi Regional

Selain sukses di bidang ekonomi, Sultan Ageng Tirtayasa  juga membangun jaringan politiknya. Ia menjalin aliansi dengan berbagai wilayah seperti Lampung, Cirebon, Sumedang, Bengkulu, dan Mataram. Tujuannya bukan hanya mempererat hubungan dagang, tetapi juga memperkuat pertahanan melawan ancaman kolonial Belanda.

Langkah diplomasi ini membuktikan kecakapannya sebagai pemimpin yang visioner dan sadar akan pentingnya solidaritas antar kerajaan pribumi di tengah gelombang kolonialisasi.

Infrastruktur untuk Kemakmuran Rakyat

Kepedulian Sultan Ageng terhadap kesejahteraan rakyat tidak hanya berhenti di bidang perdagangan. Ia juga membangun kanal dan bendungan di wilayah Pontang, Tanara, dan Tirtayasa, guna memastikan irigasi pertanian tetap optimal sepanjang tahun. Irigasi yang baik menghasilkan panen berlimpah yang kemudian disimpan di lumbung-lumbung umum sebagai cadangan pangan saat krisis atau perang.

Kebijakan ini menjadi bukti bahwa Sultan Ageng Tirtayasa memahami pentingnya ketahanan pangan sebagai bagian dari pertahanan negara.

Simbol Negeri Makmur: Mata Uang Sendiri

Kemakmuran Kesultanan Banten di masa kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa mencapai puncaknya saat mereka berhasil mencetak mata uang emas sendiri. Ini adalah simbol kedaulatan ekonomi dan menjadi indikator bahwa Banten merupakan kekuatan finansial yang mandiri dan mapan di Asia Tenggara.

Kejayaan yang Tercatat dalam Sejarah

Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa tidak hanya kuat secara ekonomi dan politik, tetapi juga tangguh secara militer. Istana Surosowan diperkuat dengan menara pengawas di keempat sisinya dan dilengkapi 66 meriam yang diarahkan ke segala penjuru.

“Banten di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa telah menempatkan diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional yang masyhur di Asia,” tulis para sejarawan dalam berbagai catatan sejarah Nusantara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Single Moms Indonesia, Rumah bagi Para Ibu Tunggal yang Aman dan Nyaman untuk Bercerita

Single Moms Indonesia, Rumah bagi Para Ibu Tunggal yang Aman dan Nyaman untuk Bercerita

images info

  • Single Moms Indonesia (SM) adalah support group bagi para ibu tunggal di Indonesia.
  • Forum ini membantu single moms untuk mendapatkan “rumah” yang teduh dan aman untuk bercerita.
  • SMI juga membantu untuk memberdayakan ibu tunggal agar lebih mandiri dan berdaya.

“When you support single moms, you also support the future generation of this country.” – Maureen Hitipeuw, Founder Single Moms Indonesia.

Single Moms Indonesia (SMI) adalah forum atau support group bagi para ibu tunggal di Indonesia. Dibentuk pada 8 September 2014, komunitas ini dibuat untuk menghadirkan rumah yang aman, nyaman, dan bebas dari stigma dan penghakiman yang kerap menimpa ibu tunggal.

Maureen Hitipeuw, founder SMI, sempat merasakan keresahan untuk mencari support group khusus ibu tunggal saat bercerai. Ibu tunggal umumnya kesulitan mencari rumah yang teduh dan aman untuk bercerita. Belum lagi, ibu tunggal juga harus bangkit dan berdaya untuk “melanjutkan hidup”.

Hal ini yang mendorong dibentuknya Single Moms Indonesia. SMI membantu para ibu tunggal untuk membangun keluarga yang bahagia bersama buah hatinya dengan penuh rasa percaya diri. Dukungan dan pelatihan-pelatihan bermanfaat diberikan agar keluarga kecil itu dapat bertahan, mandiri, dan berkembang.

Tak hanya itu, Single Moms Indonesia juga memiliki misi besar untuk membantu menghapus cap yang diberikan pada ibu tunggal yang selama ini mengakar dan dianggap “kurang baik” oleh masyarakat.

Komunitas ibu tunggal menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Meski berbasis di DKI Jakarta, SMI punya jangkauan yang luas dengan koordinator aktif di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah & DIY, Jawa Timur, Sumatra, hingga Indonesia Timur. Saat ini, ada lebih dari 11.000 single moms di Indonesia dan luar negeri yang tergabung dalam komunitas Single Moms Indonesia.

Single Moms Indonesia, Rumah yang Aman dan Nyaman untuk Bercerita

Single Moms Indonesia (SM) adalah support group bagi para ibu tunggal di Indonesia agar lebih mandiri dan berdaya.

info gambar

SMI memiliki segudang kegiatan bermanfaat, seperti program pelatihan secara luring yang menghadirkan pakar-pakar moncer, sharing sessions rutin—baik luring maupun daring—untuk memberikan kesempatan pada tiap anggota agar saling berbagi dan menguatkan, dan program-program pelatihan daring lainnya.

Beberapa contoh pelatihan dan webinar yang pernah dilakukan oleh forum ini adalah pelatihan menulis, kelas literasi digital, dan bagaimana cara untuk memaksimalkan e-commerce. Kelas-kelas yang dirancang memang didesain agar para ibu tunggal dapat berdaya dan berdigdaya.

SMI turut membuka Sunday Market setiap hari Minggu, tempat di mana single moms dapat mempromosikan usaha mereka dengan #SMIPreneurs. Keren, ya!

Tak hanya itu, SMI juga memiliki forum komunikasi atau yang disebut support group di Facebook Group. Uniknya, grup ini bersifat tertutup, sehingga privasi dan hanya dapat diakses dan dibaca oleh anggota, sehingga privasi para ibu dijamin dengan aman.

Tumbuh Bersama

Single Moms Indonesia (SM) adalah support group bagi para ibu tunggal di Indonesia agar lebih mandiri dan berdaya.

info gambar

SMI selalu diupayakan untuk menjadi rumah yang nyaman bagi penghuninya. Bagaimana tidak, bak sebuah keluarga, sekecil apa pun pencapaian yang dilakukan oleh anggota keluarga, mereka akan merayakannya dengan hangat. Rasa senang menyelimuti anggota SMI saat ada ibu tunggal yang berhasil bangkit dan menemukan “jati dirinya” kembali.

Berbagai penghargaan juga dikantongi oleh SMI. Seperti Facebook Community Leadership Program Fellowship (2018-2019), Finalist of the CMX Community Industry Award for Community Proffesional of the Year for a Nonprofit Community (2021), Social Impact Awards from Supermoms Indonesia (2023), dan Vital Voices Visionaries Program 2024 Fellow (2024).

Single Moms Indonesia adalah satu dari banyaknya komunitas yang tergabung dalam Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget, kolaborasi Good News From Indonesia dengan Kampung Lali Gadget. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung para ibu tunggal hebat di luar sana untuk dapat terus berdaya dan mandiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Manfaat Literasi Keuangan: Kunci Hindari Utang dan Hidup Boros

Manfaat Literasi Keuangan: Kunci Hindari Utang dan Hidup Boros

images info

Literasi keuangan adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengelola, dan mengambil keputusan keuangan secara bijak.

Di tengah percepatan transformasi digital, pemahaman ini menjadi semakin penting untuk memastikan setiap individu dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan optimal. Tak hanya soal menabung atau berinvestasi, manfaat literasi keuangan menyentuh berbagai aspek kehidupan ekonomi, baik bagi individu maupun masyarakat luas.

Peningkatan literasi keuangan di Indonesia masih menjadi pekerjaan besar. Berdasarkan data OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 66,46 persen.

Meskipun ada kenaikan dari tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum cukup cakap dalam menggunakan layanan keuangan digital.

Padahal, di era dengan penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar yang tinggi seperti sekarang, peluang untuk meningkatkan kesejahteraan finansial terbuka sangat lebar, asal dibarengi dengan pemahaman yang memadai.

Manfaat Ekonomi Digital yang Berpeluang Besar untuk Pertumbuhan Indonesia

Bekal untuk Masa Depan Finansial yang Lebih Baik

Salah satu manfaat literasi keuangan yang paling nyata adalah menjadi bekal untuk kehidupan finansial yang lebih sehat. Dengan pemahaman dasar yang baik, seseorang dapat menyusun anggaran, menabung secara konsisten, hingga memilih produk keuangan seperti tabungan, asuransi, atau investasi sesuai dengan kebutuhannya.

Literasi ini juga mendorong kebiasaan positif seperti mencatat pengeluaran, menghindari utang konsumtif, dan membuat rencana jangka panjang.

Bagi generasi muda, literasi keuangan juga berarti menyiapkan masa depan sejak awal. Mampu mengatur keuangan sendiri sejak usia produktif akan sangat menentukan kondisi keuangan di masa pensiun kelak. Selain itu, pengetahuan ini membantu meminimalkan risiko utang yang tidak sehat serta memperkuat kontrol terhadap gaya hidup konsumtif.

Apa Itu Gig Economy? Ketika Kerja Tidak Lagi 9-5 dan Berangkat ke Kantor

Menunjang Pengambilan Keputusan Keuangan yang Cermat

Di era ekonomi digital, masyarakat dibanjiri berbagai pilihan produk keuangan, dari dompet digital, pinjaman online, hingga instrumen investasi seperti reksa dana dan saham. Tanpa pemahaman yang memadai, masyarakat bisa saja terjebak dalam keputusan yang merugikan.

Di sinilah manfaat literasi keuangan hadir: memberikan dasar pengetahuan untuk menganalisis risiko, memahami hak dan kewajiban, serta menghindari penipuan atau jebakan utang digital.

OJK sendiri membagi literasi keuangan masyarakat dalam beberapa kategori, mulai dari well literate hingga not literate.

Masyarakat yang masuk dalam kategori well literate dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan produk dan jasa keuangan secara bijak.

Sayangnya, berdasarkan survei OJK, jumlah masyarakat dengan tingkat literasi ini masih relatif kecil. Ini menunjukkan perlunya edukasi yang lebih masif dan berkelanjutan.

Tekanan Global Memuncak, Bagaimana Ekonomi Indonesia Bisa Tetap Tumbuh pada 2025?

Memberdayakan UMKM dan Mendorong Inklusi Keuangan

Pelaku UMKM adalah salah satu kelompok yang paling diuntungkan dari meningkatnya literasi keuangan. Pemahaman terhadap pencatatan keuangan, pinjaman usaha, hingga strategi digital marketing menjadi kunci keberlanjutan bisnis mereka.

Dengan menguasai dasar-dasar pengelolaan keuangan, UMKM bisa lebih siap memanfaatkan layanan perbankan, memperluas pasar melalui platform digital, hingga menjangkau pembiayaan formal yang sebelumnya sulit diakses.

Dalam konteks infrastruktur digital yang belum merata, edukasi keuangan juga perlu dilakukan secara adaptif. Peran lembaga seperti OJK dan BI sangat krusial dalam mengedukasi konsumen, baik individu maupun pelaku usaha.

Investasi Saham dan Reksadana untuk Pemula, Ternyata Tidak Sulit!

Meningkatkan Kemandirian Finansial dan Keamanan Digital

Manfaat lain dari literasi keuangan adalah meningkatnya tanggung jawab terhadap penggunaan uang. Individu yang memahami cara kerja produk keuangan akan lebih sadar terhadap pentingnya keamanan data pribadi, privasi transaksi, hingga potensi ancaman penipuan digital seperti phishing atau kejahatan berbasis AI.

Pemahaman ini menjadi pelindung utama di tengah arus transaksi digital yang makin marak. Kesadaran akan risiko dan perlindungan konsumen harus terus ditingkatkan agar masyarakat dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman.

Manfaat literasi keuangan tidak bisa dipisahkan dari upaya membangun masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi. Ini bukan hanya soal bisa menabung atau berinvestasi, tapi soal kesiapan menghadapi masa depan dengan pemahaman yang matang.

Ketika literasi keuangan menjadi bagian dari keseharian, maka kualitas hidup pun ikut meningkat.

Stop Jadi Budak Paylater! Ini Cara Asik Gen Z Jadi Sultan Finansial

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Cerita Rakyat dari Gunung Budeg Tulungagung, Kisah Asal Usul Batu Joko Budeg

Cerita Rakyat dari Gunung Budeg Tulungagung, Kisah Asal Usul Batu Joko Budeg

images info

  • Batu Joko Budeg menjadi salah satu situs yang bisa Kawan jumpai di Gunung Budeg, Tulungagung, Jawa Timur.
  • Ada sebuah cerita rakyat yang menceritakan asal usul Batu Joko Budeg di Tulungagung tersebut.

Batu Joko Budeg merupakan salah satu situs yang ada di Gunung Budeg, Desa Tanggung, Tulungagung, Jawa Timur. Terdapat sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang asal usul Batu Joko Budeg yang ada di Tulungagung tersebut.

Berikut kisah lengkap dari cerita rakyat asal usul Batu Budeg yang ada di Gunung Budeg, Tulungagung, Jawa Timur.

Cerita Rakyat Batu Joko Budeg di Gunung Budeg Tulungagung

Dilansir dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu terdapat sebuah desa di daerah Tulungagung. Di desa itu hiduplah seorang pemuda yang bernama Joko.

Joko merupakan seorang pemuda yang memiliki paras tampan dan rupawan. Tidak hanya itu, dia juga sangat rajin dan pekerja keras.

Sehari-hari Joko hidup berdua dengan sang ibu. Ayahnya sudah lama meninggal dunia dan meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Joko mengolah lahan pertanian yang ada di sekitar rumahnya. Lama kelamaan, hasil pertanian Joko berhasil mencukupi kebutuhan dirinya beserta sang ibu.

Pada suatu hari, Joko tengah berbincang dengan sang ibu. Ibunya bertanya mengapa Joko masih belum menikah hingga saat ini.

Padahal Joko sudah memiliki penghasilan yang cukup. Oleh sebab itu, sang ibu merasa sudah waktunya bagi putra semata wayangnya tersebut untuk menikah.

Joko kemudian berkata bahwa sebenarnya dia sudah memiliki niat untuk menikah. Kabar ini tentu menggembirakan bagi sang ibu.

Ibu Joko kemudian bertanya dengan siapa putranya tersebut hendak menikah. Joko dengan mantap menjawab bahwa dia ingin menikahi RoRo Kembang Sore.

Sontak raut wajah ibu Joko langsung berubah. Dia tidak percaya dengan nama yang ingin dinikahi oleh putranya tersebut.

Roro Kembang Sore memang dikenal sebagai bunga desa di daerah tersebut. Dirinya dikenal memiliki paras yang cantik dan rupawan.

Tidak hanya itu, Roro Kembang Sore juga memiliki hati yang sangat mulia. Dia sering membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Ibu Joko kemudian berkata bahwa tidak mungkin bagi dia untuk menikahi Roro Kembang Sore. Sebab mereka berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan kembang desa tersebut.

Roro Kembang Sore merupakan keturunan ningrat yang ada di desa itu. Sementara itu, Joko dan ibunya hanyalah rakyat biasa tanpa embel-embel keturunan bangsawan.

Namun Joko tetap bersikeras dengan keinginannya. Dia berkata sudah lama menaruh hati dan suka dengan Roro Kembang Sore.

Pada suatu hari, Joko duduk terdiam di halaman rumah Roro Kembang Sore. Joko melihat gadis tersebut tengah membagikan bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Dengan bantuan pembantunya, Roro Kembang Sore membagikan berbagai macam keperluan sembako untuk masyarakat. Ketika sore tiba, halaman rumah Roro Kembang Sore mulai sepi ketika semua bantuan sudah dibagikan kepada masyarakat yang datang.

Sesaat kemudian, Joko memberanikan diri untuk menemui Roro Kembang Sore. Ketika sampai di hadapan Roro Kembang Sore, Joko menyampaikan isi hatinya dan berniat untuk meminang gadis tersebut.

Roro Kembang Sore tentu terkejut mendengar ucapan Joko. Sebenarnya Roro Kembang Sore tidak memiliki niatan untuk menikah dengan Joko pada saat itu.

Namun dia juga tidak ingin menyakiti hati pemuda tersebut. Akhirnya Roro Kembang Sore memberikan satu syarat kepada Joko agar bisa menikahinya.

Joko mesti bersemedi di atas bukit dengan alas tikar pandan dan bertudung cikrak. Mendengarkan hal tersebut, Joko langsung menyanggupinya dan pergi ke atas bukit untuk bertapa.

Hari demi hari berlalu. Tidak terasa sudah 40 hari Joko melakukan semedi di atas bukit tersebut.

Keteguhan tekad Joko ternyata meluluhkan hati Roro Kembang Sore. Gadis tersebut menjadi jatuh hati dan bersedia untuk menikah dengan Joko.

Roro Kembang Sore kemudian menyusul Joko ke atas bukit. Sesampainya di sana, Roro Kembang Sore meminta Joko untuk bangun dari semedinya.

Namun perkataan Roro Kembang Sore tidak digubris sedikitpun oleh Joko. Lama kelamaan, gadis tersebut menjadi kesal dan mengatakan Joko selayaknya batu yang tidak mendengarkan ucapannya.

Sontak tubuh Joko tiba-tiba langsung berubah menjadi batu. Roro Kembang Sore menjadi kaget dengan apa yang dia lihat.

Roro Kembang Sore merasa menyesal dengan apa yang sudah dia katakan. Namun sayang, Joko sudah berubah menjadi batu dan tidak bisa kembali seperti sedia kala.

Akhirnya Roro Kembang Sore larut dalam kesedihan. Tidak lama kemudian, dirinya meninggal dunia dalam penyesalannya tersebut.

Oleh masyarakat setempat, batu yang diyakini sebagai tubuh Joko yang tengah bersemedi tersebut kemudian diberi nama Batu Joko Budeg. Begitulah cerita rakyat yang menjadi asal usul penamaan Batu Joko Budeg yang ada di Gunung Budeg, Tulungangung tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Oxycodone dalam Bantuan Gaza: Dimensi Baru Konflik yang Mengkhawatirkan

Oxycodone dalam Bantuan Gaza: Dimensi Baru Konflik yang Mengkhawatirkan

images info

Penemuan oxycodone, opioid (obat pereda nyeri) kuat yang memicu epidemi kecanduan di Amerika Serikat di antara paket bantuan untuk Gaza membuka babak baru yang mengkhawatirkan dalam konflik Israel dan Palestina. Di wilayah perang yang terisolasi dan dihuni jutaan orang dalam tekanan psikologis ekstrem, pasokan zat adiktif seperti ini menambah ancaman serius, bukan hanya luka akibat bom, tetapi juga risiko krisis ketergantungan massal yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda Gaza.

Sebagai seorang dokter, saya melihat ini bukan sekadar distribusi obat biasa. Oxycodone adalah kandungan utama OxyContin, pereda nyeri berbasis opioid yang awalnya dirancang untuk pasien kanker atau nyeri kronis parah. Namun di tangan yang salah, atau jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis ketat, oxycodone dapat menimbulkan ketergantungan hebat, memperlambat pernapasan, menyebabkan euforia berlebihan, hingga overdosis yang berujung kematian. Fakta ini bukan isapan jempol belaka, sejak 1999, krisis opioid di Amerika Serikat telah merenggut lebih dari 500.000 jiwa, menjadikan OxyContin simbol kegagalan kolosal industri farmasi, regulator, dan sistem kesehatan.

Ketika zat yang sama terdeteksi dalam bantuan kemanusiaan ke Gaza, meski motifnya belum jelas dan tuduhan kesengajaan belum terbukti, dunia kesehatan wajib bersuara lantang. Distribusi opioid di zona konflik, apa pun alasannya, berisiko memantik epidemi baru di tempat yang tidak memiliki kapasitas sama sekali untuk menanganinya.

Dari perspektif kesehatan publik, peredaran opioid tanpa kontrol medis di daerah konflik dapat memperburuk morbiditas dan mortalitas, memecah kohesi sosial, dan memicu instabilitas berkepanjangan. Ini diperkuat oleh teori Medical Colonialism, yang menjelaskan bagaimana kesehatan publik kerap dijadikan instrumen pengendalian populasi di wilayah konflik atau terjajah, menciptakan ketergantungan sebagai senjata yang efeknya lebih merusak daripada bom.

Secara geopolitik, temuan ini menyingkap rapuhnya jalur bantuan kemanusiaan yang rentan disusupi zat berbahaya, baik akibat kelalaian rantai distribusi maupun sebagai bagian dari strategi asimetris untuk melemahkan musuh. Gaza, dengan sistem kesehatan di ambang kolaps akibat blokade dan perang, sama sekali tidak memiliki kemampuan menangani epidemi opioid yang mendadak.

WHO menegaskan bahwa peredaran opioid tanpa pengawasan medis di zona konflik akan memperparah risiko kesehatan masyarakat. Ini bukan lagi sekadar persoalan kemanusiaan, melainkan ancaman serius yang menuntut respons cepat dan tegas dari komunitas internasional.

Sebagai negara asal epidemi opioid, Amerika Serikat memiliki tanggung jawab moral memastikan setiap bantuan ke zona konflik bebas dari zat adiktif yang bisa memperburuk keadaan. Di sisi lain, organisasi internasional harus segera merumuskan protokol audit ketat untuk jalur distribusi bantuan medis di zona perang, termasuk pengawasan laboratorium independen untuk mendeteksi kontaminasi atau penyisipan zat berbahaya.

Menutup mata pada potensi krisis opioid di Gaza sama saja membiarkan lahirnya bencana kesehatan baru yang lebih mematikan dari senjata. Bantuan kemanusiaan harus bersih dari zat adiktif, diaudit ketat, dan diawasi lembaga independen. Indonesia, dengan pengalaman diplomasi kemanusiaannya, mesti memimpin upaya internasional untuk memastikan setiap bantuan tidak menjadi senjata tersembunyi yang merusak generasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PW
AA

Tim Editor
arrow

Posted on Leave a comment

KUBET – Bareh Randang, Makanan Tradisional Khas Payakumbuh Sumatera Barat yang Terbuat dari Tepung Beras

Bareh Randang, Makanan Tradisional Khas Payakumbuh Sumatera Barat yang Terbuat dari Tepung Beras

images info

  • Bareh randang merupakan salah satu makanan tradisional khas yang berasal dari daerah Payakumbuh, Sumatera Barat.
  • Meskipun memiliki nama yang mirip dengan randang, kedua makanan ini memiliki bentuk dan cita rasa yang jauh berbeda.

Apa yang terlintas di benak Kawan ketika mendengar nama makanan bareh randang? Apakah Kawan mengira makanan ini merujuk kepada rendang yang menjadi salah satu makanan khas dari Sumatera Barat?

Jika Kawan memikirkan bareh randang sama dengan rendang, maka hal ini agak sedikit keliru. Meskipun sama-sama berasal dari daerah Sumatera Barat, bareh randang dan rendang merupakan dua jenis kuliner yang berbeda.

Rendang merupakan makanan yang terbuat dengan menggunakan daging sebagai bahan dasarnya. Hal ini tentu berbeda dengan bareh randang yang menggunakan bahan dasar tepung beras.

Belum lagi penempatan makanan ini ketika dikonsumsi oleh masyarakat. Rendang biasanya disajikan sebagai lauk pauk untuk makanan berat sehari-hari masyarakat.

Berbeda halnya dengan bareh randang yang lebih condong disajikan sebagai kudapan atau jajanan. Jajanan tradisional yang satu ini dikonsumsi tidak sebagai makanan utama oleh masyarakat.

Meskipun demikian, bareh randang juga memiliki nilai dan makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Payakumbuh. Sebab makanan ini sering kali disajikan dalam beberapa acara penting yang diselenggarakan di tengah masyarakat.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait makanan khas Payakumbuh tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Mengenal Bareh Randang, makanan khas dari Payakumbuh Sumatera Barat

Bareh randang merupakan salah satu kudapan tradisional yang berasal dari daerah Payakumbuh, Sumatera Barat. Makanan ini juga bisa Kawan jumpai di beberapa daerah Darek lainnya, seperti Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, dan Sekitarnya.

Dilansir dari laman Indonesia Kaya, penamaan nama makanan ini berasal dari dua kata berkata, yakni “Bareh” dan “Randang“. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata “Bareh” berarti beras.

Sementara itu, kata “Randang” mengacu pada proses menyangrai. Proses menyangrai ini nantinya berkaitan dengan pembuatan makanan tradisional tersebut.

Jajanan tradisional ini menggunakan tepung beras sebagai bahan dasarnya. Seperti namanya, olahan tepung beras ini nantinya akan disangrai hingga kering bersama cairan gula dan santai.

Proses sangrai ini akan membuat adonan bareng randang berbentuk gumpalan kalis berwarna putih. Nantinya gumpalan ini akan diletakkan di sebuah wadah, lalu dipotong dengan cara melintang dan memanjang sebelum disajikan.

Secara umum, bareh randang memiliki cita rasa yang manis. Selain itu, tekstur dari makanan tradisional ini cukup kasar akibat perpaduan bahan dasar serta proses pembuatannya.

Karena terbuat dari bahan dasar tepung beras, jajanan tradisional ini akan cukup mengenyangkan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Disajikan dalam Berbagai Momen Penting

Bagi masyarakat Payakumbuh, bareh randang bisanya disajikan dalam berbagai momen penting. Makanan ini biasanya disajikan dalam beberapa prosesi adat yang ada di tengah masyarakat Minangkabau.

Misalnya, bareh randang sering disajikan dalam prosesi adat manjapuik marapulai. Proses ini merupakan salah satu rangkaian acara pernikahan yang diselenggarakan di tengah masyarakat Minangkabau.

Dalam prosesi ini, bareh randang akan disajikan ketika menjemput mempelai laki-laki untuk nantinya dibawa ke rumah mempelai perempuan. Dalam pertemuan inilah bareh randang disajikan sebagai salah satu hidangan yang ada dalam rangkaian cara tersebut.

Selain itu, bareh randang biasanya juga disajikan dalam pertemuan adat yang dilakukan oleh sebuah suku di Minangkabau. Nantinya makanan tradisional khas Payakumbuh Sumatera Barat ini akan disajikan kepada para niniak mamak yang datang dalam pertemuan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan bareh randang tidak hanya terbatas dalam acara-acara adat saja. Sebab bareh randang sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas untuk daerah Payakumbuh dan sekitarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Georgius Audrey Teja, Barista Indonesia yang Juara World Coffee in Good Spirits Championship 2025

Georgius Audrey Teja, Barista Indonesia yang Juara World Coffee in Good Spirits Championship 2025

images info

Nama Georgius Audrey Teja mencuat sebagai juara pertama dalam ajang World Coffee in Good Spirits Championship 2025 yang berlangsung di Jenewa, Swiss. Ia menyusul prestasi Mikael Jasin yang lebih dulu merebut juara World Barista Championship (WBC) 2024 di Busan, Korea Selatan. Meskipun keduanya berbeda, kompetisi ini sama-sama bergengsi dan turut mengangkat nama Indonesia di kancah dunia.

World Coffee in Good Spirits Championship merupakan kompetisi yang memadukan keahlian barista dalam meracik resep minuman dari kopi dan minuman beralkohol. Dengan takaran yang pas, minuman tersebut akan menghasilkan cita rasa luar biasa.

Desa Sejahtera Astra Tugu Utara Ekspor Kopi ke Aljazair

Negara Yunani tercatat menjadi negara yang kerap memenangkan kompetisi ini. Michalis Dimitrakopoulos, pemenang tahun 2016 yang juga berasal dari Yunani mengatakan, keberhasilan meramu kopi dan alkohol akan membuat peracik merasa seperti berperan sebagai barista sekaligus bartender.

“Kesimbangan yang akurat antara kopi dan spirits akan menghasilkan kopi koktil dengan aroma dan rasa yang sangat luar biasa. Ketika Anda (berhasil) menemukan keseimbangannya, maka Anda akan merasa bahwa Anda seperti barista dan bartender sekaligus,” ungkapnya, dikutip dari Otten.

Georgius atau yang akrab dipanggil Odi, berhasil menyingkirkan peserta dari Australia, Taiwan, Yunani, Jerman, dan Hong Kong.

Prediksi Pepeng untuk Indonesia 2045, Warung Kopi Akan Punya Kebun Sendiri

Aksi Memukau Georgius Audrey Teja di Jenewa

Kejuaraan yang digelar di World of Coffee Geneva 2025 itu mempertemukan para barista terbaik dunia. Dalam kategori Coffee in Good Spirits, kreativitas, presisi, dan storytelling menjadi kunci utama.

Barista muda asal Indonesia ini sukses menorehkan prestasi di panggung dunia dengan menampilkan kreasi minuman kopi beralkohol yang memadukan kekayaan rasa lokal dan teknik modern.

Ia memanfaatkan beberapa bahan lokal seperti jahe, kunyit, hingga gula aren, ia gunakan dalam racikan kopinya. Ia juga menggunakan kopi lokal asal Bali dengan varietas Kartika.

Tidak hanya itu, kemampuan mempresentasikan dari kreasi tersebut merupakan salah satu kunci kemenangan. Kemenangannya menjadi catatan penting bagi industri kopi Indonesia yang kian diakui secara global.

Kisah Deden, Pelopor Kopi Panas Bumi Pertama di Dunia dari Kamojang

Awal Perjalanan: dari Kedai Kecil hingga Panggung Dunia

Georgius bukan sosok asing di komunitas kopi tanah air. Ia telah berkecimpung dalam perkopian selama 7 tahun.

Kemenangannya dalam World Coffee in Good Spirits Championship 2025 merupakan kombinasi antara keahlian dan kemampuannya melihat peluang.

Perjalanannya menjadi barista dimulai dimulai saat 2017. Dari sana, beragam pengalaman ia jajaki. Misalnya, ia menjadi stage manager pada ajang Indonesia Brewers Cup 2019.

Mikael Jasin Bawa Kopi Flores ke World Barista Championship, Ini Awal Kisahnya

Ia lantas kembali dipercaya menjadi stage manager untuk ajang Indonesia Coffee in Good Spirit yang pertama pada 2021. Pada titik inilah Georgius menyadari peluangnya untuk meraih kemenangan di kompetisi tersebut.

“Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengikuti kompetisi brewer,” ungkapnya.

Untuk mengejar target itu, Georgius memulai langkahnya dengan menjadi Research and Development Specialist di So So Good. So So Good merupakan konsultan kopi yang didirikan Mikael Jasin. Perusaahan ini menawarkan konsultasi pada sisi kafe dan menyediakan makanan olahan Indonesia.

Di sinilah Georgius melatih mixology dengan membuat resep untuk berbagai merek.

Mikael Jasin Jadi Juara Dunia Barista Berkat Cinta Kopi: Alat Penyatu Bangsa

Setelah bekerja sama dengan berbagai merek selama 3 tahun terakhir, Georgius akhirnya memberanikan diri untuk melangkah lebih jauh dan bergabung dengan Coffee in Good Spirits untuk pertama kalinya.

Ia langsung berhasil memenangkan kompetisi serta mewakili Indonesia di tingkat dunia dalam ajang World Coffee in Good Spirit 2025 di Jenewa, Swiss.

Prestasi Georgius Audrey Teja adalah bukti bahwa passion, kerja keras, inovasi, dan jeli melihat peluang dapat membuka jalan menuju panggung dunia. Ia tak hanya membawa pulang trofi, tetapi juga mengangkat martabat kopi Indonesia ke level tertinggi.

Kopi Kamu, Coffee Shop Indonesia yang Berdayakan Anak Down Syndrom sebagai Barista

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – 4 Pantangan Makanan untuk Ibu Hamil yang Dianggap Tabu dalam Budaya Aceh, Apa Saja?

4 Pantangan Makanan untuk Ibu Hamil yang Dianggap Tabu dalam Budaya Aceh, Apa Saja?

images info

  • Makanan menjadi salah satu faktor yang penting diperhatikan untuk seorang ibu hamil.
  • Dalam budaya Aceh, terdapat 4 pantangan makanan yang mesti dihindari oleh ibu hamil.

Makanan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk seorang ibu hamil. Sebab makanan yang dikonsumsi pada masa kehamilan ini tentu akan berpengaruh pada kondisi anak yang ada di dalam kandungan nantinya.

Penting bagi ibu hamil untuk selalu mengonsumsi berbagai macam makanan yang memiliki nutrisi cukup. Dengan demikian, kandungan gizi yang dibutuhkan bisa membantu tumbuh kembang janin.

Tahukah Kawan bahwa ternyata makanan yang perlu dikonsumsi untuk seorang ibu hamil tidak hanya terdapat dalam bidang keilmuan saja, tetapi juga budaya yang berkembang di tengah masyarakat? Salah satu kebudayaan yang turut mengatur makanan bagi wanita yang tengah hamil ini bisa Kawan lihat dalam budaya Aceh.

Bagi masyarakat Aceh, terdapat beberapa jenis makanan yang dianggap tabu untuk dikonsumsi seorang wanita yang tengah hamil. Adanya pantangan ini bertujuan agar sang ibu dan calon bayi bisa tetap sehat pada masa kehamilan hingga melahirkan nantinya.

Dikutip dari buku Toto Sudargo, dkk. yang berjudul Budaya Makan dalam Perspektif Kesehatan, berikut 4 jenis makanan yang tabu dikonsumsi oleh ibu hamil dalam budaya Aceh, yakni.

1. Makanan yang Bersifat Tajam dan Keras

Jenis makanan pertama yang tidak boleh dimakan oleh wanita yang sedang hamil adalah yang bersifat tajam dan keras. Hal ini bisa merujuk kepada bau serta rasa dari makanan tersebut.

Misalnya, wanita yang sedang hamil tidak boleh mengonsumsi makanan yang memiliki bau menyengat dan tajam, seperti nangka, nanas, buah kulu, dan sejenisnya. Sementara itu, makanan atau minuman yang memiliki kandungan soda juga dilarang untuk dikonsumsi oleh wanita yang sedang hamil.

Menurut kepercayaan masyarakat, makanan yang bersifat tajam dan keras ini bisa membuat ibu hamil mengalami keguguran. Oleh sebab itu, makanan tersebut mesti dihindari pada masa kehamilan ini.

2. Pantangan Mengonsumsi Ikan

Ibu hamil juga tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi ikan. Meskipun demikian, masih ada satu jenis ikan yang masih ditoleransi untuk dikonsumsi ibu hamil.

Ikan yang masih boleh dikonsumsi oleh wanita dalam masa kehamilan adalah ikan bolo. Ikan ini merupakan sejenis teri yang bisa Kawan jumpai di daerah lainnya.

Sama seperti makanan sebelumnya, mengonsumsi ikan dipercaya bisa berbahaya bagi kandungan seorang wanita yang sedang dalam masa kehamilan.

3. Tidak Boleh Banyak Minum Air

Selain makanan, pantangan atau tabu yang berkembang di dalam budaya Aceh juga melarang wanita hamil untuk banyak minum air. Jika hal ini dilakukan, maka dianggap bisa berbahaya bagi kehamilan sang ibu nantinya.

Mengonsumsi banyak air dipercaya akan mengakibatkan perut sang ibu menjadi lebih besar. Selain itu, meminum banyak air juga menyebabkan perut kembung.

Hal inilah yang dianggap bisa membahayakan sang ibu, tidak hanya pada saat masa kehamilan, tetapi juga ketika melahirkan nantinya.

4. Larangan Memakan Bubur dari Posyandu

Pantangan terakhir bagi ibu hamil yang berkembang dalam masyarakat budaya Aceh adalah larangan memakan bubur dari posyandu. Sekilas memakan bubur ini mungkin bisa memberikan dampak baik bagi jabang bayi yang ada di dalam kandungan sang ibu.

Namun dalam kepercayaan masyarakat, bubur dari posyandu ini dianggap bisa membuat ukuran bayi menjadi lebih besar nantinya. Hal ini dikhawatirkan akan menyulitkan sang ibu ketika proses melahirkan nantinya.

Itulah empat makanan yang tabu dikonsumsi oleh ibu hamil dalam masyarakat budaya Aceh. Meskipun tidak bisa dikaitkan secara langsung dengan keilmuannya, kepercayaan ini menjadi salah satu cara bagi masyarakat untuk menjaga kondisi ibu hamil beserta calon anak yang ada di dalam kandungannya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Teknologi AI Makin Canggih, Benarkah Kuliah 4 Tahun Sudah Tak Lagi Relevan?

Teknologi AI Makin Canggih, Benarkah Kuliah 4 Tahun Sudah Tak Lagi Relevan?

images info

  • Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli, menyatakan bahwa teknologi AI membuat relevansi perguruan tinggi semakin berkurang.
  • Pendidikan vokasi dianggap memiliki kontribusi yang lebih signifikan di dunia kerja sekarang dibandingkan berkuliah selama empat tahun.
  • Pakar Ekonomi jelaskan bahwa perguruan tinggi masih tetap relevan asalkan bertransformasi agar lebih adaptif dengan zaman.

Teknologi Artificial Intelligence (AI) yang semakin masif menimbulkan kekhawatiran baru. Hal ini diungkap oleh Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli.

Menurutnya, kecerdasan buatan yang semakin maju dapat membuat relevansi perguruan tinggi semakin berkurang. Alih-alih kuliah selama empat tahun, Yassierli menerangkan jika vokasi memiliki kontribusi yang signifikan di dunia kerja saat ini.

Paparannya didasarkan dari data berbagai perusahaan yang menunjukkan kecenderungan serupa. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat perubahan yang cukup signifikan di dunia kerja, sehingga pendidikan tinggi konvensional dianggap tidak lagi cukup responsif dengan perubahan yang terjadi, utamanya terkait massive skills.

Beda Angka Kemiskinan Bank Dunia dan BPS, Mana yang Bisa Dijadikan Acuan?

Pendidikan Vokasi Membantu Industri

Menanggapi hal ini, Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Fatkur Huda, M.E., menilai bahwa kekhawatiran itu bisa dipahami melalui perspektif tenaga kerja. Ia juga tak memungkiri jika pelatihan vokasional memang dapat menjawab kebutuhan industri secara cepat.

“Memang benar, pelatihan vokasional bisa menjawab kebutuhan industri secara cepat dan langsung. Ini penting untuk mengatasi mismatch antara keterampilan dan kebutuhan pasar,” terang Fatkur dalam keterangannya di laman UM Surabaya.

Namun, Fatkur mengingatkan bahwa pendidikan tinggi sebenarnya bukan sekadar tempat mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga sebagai ruang penting untuk membentuk kapasitas berpikir kritis, adaptabilitas, kreativitas, hingga kepemimpinan.

“Hal-hal seperti kemampuan inovatif, pemikiran sistemik, dan fondasi teoritis jangka panjang sulit diperoleh hanya lewat pelatihan singkat. Pendidikan tinggi membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk terus belajar dan berkembang menghadapi masa depan yang tak pasti,” imbuhnya.

Pendidikan Tinggi Masih Akan Relevan

Selama ini, image pendidikan vokasi memang seakan dipandang sebelah mata dibandingkan perguruan tinggi konvensional yang mencetak lulusan sarjana. Persepsi masyarakat umumnya masih menganggap bahwa vokasi memiliki prospek karier yang “kurang baik” dibandingkan sarjana.

Melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kebutuhan industri memungkinkan akan lebih membutuhkan dan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan penguasaan bidang profesi yang lebih baik. Lulusan vokasi dianggap memiliki hal ini.

Akan tetapi, ini bukan terkait mana yang lebih baik antara vokasi atau perguruan tinggi. Fatkur dalam penjelasannya menerangkan, bagaimana seharusnya dua tingkat pendidikan ini bisa bersinergi.

Ia menyarankan agar kurikulum perguruan tinggi bertransformasi lebih adaptif dengan perkembangan teknologi, termasuk data science, AI, sampai energi terbarukan. Dengan demikian, perguruan bisa tetap relevan.

“Pendidikan tinggi bisa tetap relevan jika membuka ruang magang industri, pembelajaran berbasis proyek, dan kerja lintas disiplin. Sementara pendidikan vokasi juga harus diperkuat sebagai jalur strategis untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja teknis yang spesifik dan aplikatif,” tegasnya.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kemnaker juga sedang menyiapkan balai latihan kerja (BLK) yang berbasis project-based learning di beberapa bidang, seperti permersinan, bengkel, barista, hospitality, dan sebagainya. Bahkan, ada juga pelatihan green jobs yang digadang-gadang akan semakin dibutuhkan di masa depan.

Kemnaker Resmi Hapus Pembatasan Usia Kerja dan Diskriminasi Lainnya, Ini Isi Aturannya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News