
Literasi keuangan adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengelola, dan mengambil keputusan keuangan secara bijak.
Di tengah percepatan transformasi digital, pemahaman ini menjadi semakin penting untuk memastikan setiap individu dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan optimal. Tak hanya soal menabung atau berinvestasi, manfaat literasi keuangan menyentuh berbagai aspek kehidupan ekonomi, baik bagi individu maupun masyarakat luas.
Peningkatan literasi keuangan di Indonesia masih menjadi pekerjaan besar. Berdasarkan data OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 66,46 persen.
Meskipun ada kenaikan dari tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum cukup cakap dalam menggunakan layanan keuangan digital.
Padahal, di era dengan penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar yang tinggi seperti sekarang, peluang untuk meningkatkan kesejahteraan finansial terbuka sangat lebar, asal dibarengi dengan pemahaman yang memadai.
Manfaat Ekonomi Digital yang Berpeluang Besar untuk Pertumbuhan Indonesia
Bekal untuk Masa Depan Finansial yang Lebih Baik
Salah satu manfaat literasi keuangan yang paling nyata adalah menjadi bekal untuk kehidupan finansial yang lebih sehat. Dengan pemahaman dasar yang baik, seseorang dapat menyusun anggaran, menabung secara konsisten, hingga memilih produk keuangan seperti tabungan, asuransi, atau investasi sesuai dengan kebutuhannya.
Literasi ini juga mendorong kebiasaan positif seperti mencatat pengeluaran, menghindari utang konsumtif, dan membuat rencana jangka panjang.
Bagi generasi muda, literasi keuangan juga berarti menyiapkan masa depan sejak awal. Mampu mengatur keuangan sendiri sejak usia produktif akan sangat menentukan kondisi keuangan di masa pensiun kelak. Selain itu, pengetahuan ini membantu meminimalkan risiko utang yang tidak sehat serta memperkuat kontrol terhadap gaya hidup konsumtif.
Apa Itu Gig Economy? Ketika Kerja Tidak Lagi 9-5 dan Berangkat ke Kantor
Menunjang Pengambilan Keputusan Keuangan yang Cermat
Di era ekonomi digital, masyarakat dibanjiri berbagai pilihan produk keuangan, dari dompet digital, pinjaman online, hingga instrumen investasi seperti reksa dana dan saham. Tanpa pemahaman yang memadai, masyarakat bisa saja terjebak dalam keputusan yang merugikan.
Di sinilah manfaat literasi keuangan hadir: memberikan dasar pengetahuan untuk menganalisis risiko, memahami hak dan kewajiban, serta menghindari penipuan atau jebakan utang digital.
OJK sendiri membagi literasi keuangan masyarakat dalam beberapa kategori, mulai dari well literate hingga not literate.
Masyarakat yang masuk dalam kategori well literate dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan produk dan jasa keuangan secara bijak.
Sayangnya, berdasarkan survei OJK, jumlah masyarakat dengan tingkat literasi ini masih relatif kecil. Ini menunjukkan perlunya edukasi yang lebih masif dan berkelanjutan.
Tekanan Global Memuncak, Bagaimana Ekonomi Indonesia Bisa Tetap Tumbuh pada 2025?
Memberdayakan UMKM dan Mendorong Inklusi Keuangan
Pelaku UMKM adalah salah satu kelompok yang paling diuntungkan dari meningkatnya literasi keuangan. Pemahaman terhadap pencatatan keuangan, pinjaman usaha, hingga strategi digital marketing menjadi kunci keberlanjutan bisnis mereka.
Dengan menguasai dasar-dasar pengelolaan keuangan, UMKM bisa lebih siap memanfaatkan layanan perbankan, memperluas pasar melalui platform digital, hingga menjangkau pembiayaan formal yang sebelumnya sulit diakses.
Dalam konteks infrastruktur digital yang belum merata, edukasi keuangan juga perlu dilakukan secara adaptif. Peran lembaga seperti OJK dan BI sangat krusial dalam mengedukasi konsumen, baik individu maupun pelaku usaha.
Investasi Saham dan Reksadana untuk Pemula, Ternyata Tidak Sulit!
Meningkatkan Kemandirian Finansial dan Keamanan Digital
Manfaat lain dari literasi keuangan adalah meningkatnya tanggung jawab terhadap penggunaan uang. Individu yang memahami cara kerja produk keuangan akan lebih sadar terhadap pentingnya keamanan data pribadi, privasi transaksi, hingga potensi ancaman penipuan digital seperti phishing atau kejahatan berbasis AI.
Pemahaman ini menjadi pelindung utama di tengah arus transaksi digital yang makin marak. Kesadaran akan risiko dan perlindungan konsumen harus terus ditingkatkan agar masyarakat dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman.
Manfaat literasi keuangan tidak bisa dipisahkan dari upaya membangun masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi. Ini bukan hanya soal bisa menabung atau berinvestasi, tapi soal kesiapan menghadapi masa depan dengan pemahaman yang matang.
Ketika literasi keuangan menjadi bagian dari keseharian, maka kualitas hidup pun ikut meningkat.
Stop Jadi Budak Paylater! Ini Cara Asik Gen Z Jadi Sultan Finansial
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News