
Semua Anak Semua Guru (SMSG) adalah bukti nyata bahwa membangun stakeholder bukan sekadar soal jumlah relasi, tetapi soal kualitas hubungan yang dibangun. Sejak didirikan pada tahun 2016, komunitas pendidikan ini telah menjadi rumah bagi lebih dari 1.000 komunitas yang saling berjejaring. Melalui kegiatan andalannya, Festival Belajar Raya, SMSG memperluas akses pembelajaran dengan cara yang inklusif dan kolaboratif.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan guru dan siswa, tetapi juga pemerintah, masyarakat umum, bahkan musisi. Dukungan pro bono dari puluhan artis, misalnya, menjadi bukti kepercayaan terhadap visi SMSG.
“Itu semua karena kami punya relasi. Mereka percaya dengan visi-misi kami,” ujar Marsya Nurmaranti, Ketua Umum SMSG, dalam webinar GNFI X Kampung Lali Gadget (KLG) bertajuk Stakeholder Mapping: Membangun Jaringan dan Dukungan Lokal, Kamis (26/06/2025).
Membangun Stakeholder: Bukan Sekadar Banyak, Tapi Berkualitas
Menurut Marsya, yang akrab disapa Asa, membangun stakeholder yang berdampak dimulai dari pengelolaan sumber daya yang terbatas secara efisien. “Indikatornya adalah kepercayaan. Kalau sudah percaya dan punya nilai yang sama, relasi itu akan bertahan dan kuat,” jelasnya.
Dalam membangun stakeholder, kualitas hubungan lebih penting dari sekadar jumlah. Setiap relasi yang terbina berpotensi menjadi solusi saat komunitas menghadapi tantangan. Bagi SMSG, stakeholder bukan hanya penyumbang dana atau mitra acara, tetapi bagian dari ekosistem belajar yang hidup.
Tipe-Tipe Stakeholder dalam Ekosistem Komunitas
SMSG membagi stakeholder mereka ke dalam empat kategori, berdasarkan peran dan kontribusinya:
-
Partner
Mereka yang memahami visi dan misi komunitas, bekerja sebagai rekan sejajar, dan berkontribusi aktif dalam kegiatan sehari-hari. -
Partisipan
Pihak yang mewakili lembaga atau sektor tertentu, dengan peran penting dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Champions dan Sponsor
Individu atau institusi yang punya kapasitas dan minat menciptakan perubahan, termasuk donatur dan tokoh berpengaruh.
Wider Network
Mencakup pengguna langsung, ahli bidang tertentu, dan semua pihak yang terdampak oleh isu yang diangkat komunitas.
Strategi Mapping: Menyusun Peta Pengaruh dan Ketertarikan
Salah satu kunci membangun stakeholder yang efektif adalah melakukan pemetaan berdasarkan power dan interest (pengaruh dan ketertarikan). Asa menjelaskan empat kuadran utama dalam pendekatan ini:
-
Reguler (Rendah Ketertarikan, Rendah Pengaruh)
Khalayak umum yang dipantau secara pasif, cukup diberi informasi melalui media sosial.
Keep Informed (Tinggi Ketertarikan, Rendah Pengaruh)
Anggota komunitas atau relawan yang aktif mengikuti informasi dan sesekali terlibat dalam diskusi atau kegiatan.
Anticipate & Meet Needs (Rendah Ketertarikan, Tinggi Pengaruh)
Stakeholder seperti pemerintah yang memiliki pengaruh besar, walaupun tidak selalu terlibat langsung. Perlu dilibatkan dalam forum atau diskusi.
Key Players (Tinggi Ketertarikan, Tinggi Pengaruh)
Stakeholder strategis yang harus dilibatkan intensif, diajak berkomunikasi dua arah, dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Relasi yang Berdampak Butuh Kejelasan dan Tujuan Bersama
Bagi SMSG, keberhasilan membangun stakeholder tidak lepas dari pemahaman bahwa setiap orang bisa menjadi bagian dari perubahan. “Semua orang bisa jadi murid, dan semua orang bisa menjadi guru. Komunitas juga bisa mendukung ekosistem belajar yang sehat,” tutup Asa.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan relasi yang dirawat secara bermakna, SMSG membuktikan bahwa komunitas bisa bertumbuh meski dengan sumber daya terbatas. Karena pada akhirnya, membangun stakeholder adalah tentang menyusun jaringan kepercayaan—bukan sekadar koneksi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News