Posted on Leave a comment

KUBET – Apa Itu Balai Ternak? Strategi Baru Baznas Salurkan Zakat yang Lebih Produktif

Apa Itu Balai Ternak? Strategi Baru Baznas Salurkan Zakat yang Lebih Produktif

images info

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menerapkan strategi baru untuk menyalurkan zakat. Strategi tersebut ialah dengan membuat program Balai Ternak.

Lewat Balai Ternak, para penerima zakat (mustahik) tidak hanya menerima bantuan yang sifatnya konsumtif atau sekali habis, melainkan diharapkan lebih produktif dan berdaya.

“Balai Ternak BAZNAS bukan sekadar bantuan sementara, tetapi juga solusi jangka panjang yang mampu meningkatkan taraf hidup mustahik hingga mereka naik kelas menjadi muzaki. Ini adalah bentuk nyata dari konsep pemberdayaan berbasis zakat,” kata Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A.

Dalam UU No 23 Tahun 2011 dijelaskan bahwa ada dua jenis penyaluran zakat, yakni penyaluran secara konsumtif (karitatif) dan secara produktif. Bantuan bersifat konsumtif diberikan ketika kebutuhan dasar mustahik untuk hidup tidak terpenuhi. Oleh karena itu, bantuan ini bertujuan untuk membantu mustahik secara cepat sehingga mereka bisa bertahan hidup.

Sementara itu, penyaluran bantuan bersifat produktif ialah bentuk bantuan jangka panjang dan berkelanjutan dengan tujuan agar dapat mengangkat mustahik dari kemiskinan. Lewat bantuan produktif, diharapkan para mustahik dapat mengubah status menjadi muzaki (orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat).

Yulion Mirin, Siswa dari Papua yang Sisihkan Uang untuk Bantuan Pendidikan Papua

Berdayakan Mustahik dengan Berikan Modal dan Pelatihan

Balai Ternak merupakan salah satu program penyaluran zakat dari Baznas yang bersifat produktif. Program ini dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi mustahik dalam subsektor peternakan.

Menariknya, Baznas tidak hanya memberikan modal dalam program ini. Baznas lewat LPPM juga memberikan pendampingan budidaya, pengolahan, pengembangan usaha peternakan, hingga pemasaran,

“BAZNAS tak hanya memberikan bantuan modal, tetapi diberikan pendampingan dan pelatihan secara berkala agar menjamin kualitas ternak yang dihasilkan,” ujar Prof. Nadratuzzaman Hosen selaku Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional.

Permainan Tradisional Gratis di Kutai Kartanegara Miliki Banyak Fungsi, Rahmat Effendi jadi Inisiator

Program Balai Ternak telah diterapkan di beberapa daerah, seperti Aceh, Garut, Magelang, dan Yogyakarta. Tercatat, ada sekitar 45 orang yang tergabung dalam Balai Ternak di Aceh pada 2020, 60 orang di Garut, dan 45 orang di Magelang pada tahun yang sama.

Berdasarkan data terbaru dari Baznas, sebanyak 59 peternak binaan telah menjadi muzaki. Para peternak tersebut tersebar di 13 lokasi Balai Ternak di Pulau Jawa, seperti Purworejo, Gresik, Kulon Progo, Garut, Madiun, Ngawi, Kebumen, Magelang, Serang, Gunung Kidul, Rembang, Banyumas, dan Bantul.

“Dari jumlah tersebut, sebanyak 38 telah mandiri, sementara 21 orang lainnya masih dalam pendampingan. Mereka terdiri atas 57 peternak laki-laki dan 2 perempuan, dengan masa pendampingan antara 12 hingga 72 bulan,” imbuh Saidah.

Saat ini ada sekitar 51 Balai Ternak BAZNAS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan komoditas berupa domba, kambing, sapi, dan ayam broiler.

Endang Rohjiani, Aktivis Lingkungan dari Yogyakarta yang Perjuangkan Ekosistem Sungai Winongo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *