
Legenda Bete Dou No Mane Loro merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur. Legenda ini berkisah tentang lika-liku percintaan yang dijalani oleh seorang putri dan pangeran.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Bete Dou No Mane Loro tersebut? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.
Legenda Bete Dou No Mane Loro
Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, diceritakan pada zaman dahulu terdapat seorang raja yang memimpin Kerajaan Wefulan. Raja ini memiliki dua orang anak.
Anak pertama merupakan laki-laki bernama Manek Bot. Sementara itu anak kedua merupakan perempuan bernama Bete Dou.
Sejak anak keduanya lahir, sang raja bersama permaisuri berharap Bete Dou bisa memberikan keberkahan bagi kerajaan dan rakyatnya. Oleh sebab itu, sang raja memingit Bete Dou sejak kecil.
Sang raja kemudian memerintahkan anak pertamanya, Manek Bot untuk membuat rumah sang adik. Rumah ini dibangun di atas pohon beringin yang tinggi.
Ketika Manek Bot menyelesaikan rumah tersebut, Bete Dou mulai menjalani pingitannya. Sejak saat itu dia hidup seorang diri di rumah tersebut.
Sesekali sang kakak tetap melihat dirinya. Namun sebagian besar hari-hari dia habiskan seorang diri di sana.
Di siang hari, Bete Dou biasanya menyulam dan menganyam tikar. Sementara itu, pada malam hari dirinya biasanya bernyanyi untuk mengisi kesepiannya.
Pada suatu malam, Bete Dou bernyanyi seperti biasa. Tanpa dia sadari, suara nyanyian tersebut ternyata dibawa angin hingga ke Kerajaan Loro.
Nyanyian Bete Dou ini ternyata didengar oleh pangeran Kerajaan Loro yang bernama Mane Loro. Dengan kesaktian yang dia miliki, Mane Loro kemudian terbang dan mengikuti asal suara tersebut.
Setelah terbang cukup jauh, sampailah Mane Loro di depan rumah Bete Dou. Dirinya kemudian mengintip ke dalam rumah dan melihat Bete Dou.
Mane Loro langsung jatuh hati dengan kecantikan Bete Dou. Dirinya kemudian mengetuk pintu untuk menemui Bete Dou.
Ketika membuka pintu, Bete Dou juga terkesima dengan ketampanan Mane Loro. Sejak saat itu, dirinya mulai menjalin hubungan kasih antara satu sama lain.
Tepat pada bulan purnama berikutnya, Bete Dou dan Mane Loro menikah. Namun pernikahan ini tidak diketahui oleh kedua orang tua mereka.
Mane Loro biasanya akan pulang pergi dari kerajaan untuk menemui Bete Dou. Pada suatu hari, Manek Bot datang ke rumah tersebut untuk menemui sang adik.
Sesampainya di sana, Manek Bot terkejut karena ada pakaian laki-laki di dalam rumah sang adik. Bete Dou kemudian menceritakan semua yang telah terjadi kepada sang kakak.
Manek Bot menjadi marah dan meninggalkan rumah tersebut segera. Di sisi lain, Mane Loro memiliki firasat buruk perihal istrinya.
Dirinya kemudian langsung terbang menemui Bete Dou. Setelah mendengarkan cerita sang istri, Mane Loro kemudian mengajak Bete Dou untuk menemui orang tuanya sambil meminta restu.
Orang tua MAne Loro menerima Bete Dou dengan senang hati. Beberapa bulan kemudian, Mene Loro kembali mengajak Bete Dou ke istana Kerajaan Wefulan untuk meminta restu orang tua beserta kakaknya.
Sesampainya di istana, Mane Loro menyampaikan niatnya di hadapan sang raja. Melihat kesungguhan yang dia miliki, sang raja kemudian merestui pernikahan Mane Loro dengan putrinya.
Restu yang sama juga diberikan oleh permaisuri dan Manek Bot. Akhirnya Mane Loro dan Bete Dou hidup bahagia bersama sejak saat itu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News