
Lebaran atau Idulfitri di Indonesia memiliki beragam tradisi. Salah satunya, sungkeman yang dimaknai sebagai tanda permohonan maaf yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya.
Dalam tradisi masyarakat, utamanya di Jawa, orang-orang akan berkunjung dari rumah ke rumah untuk memohon maaf. Biasanya, yang berkunjung ialah masyarakat dari kalangan struktur sosial kelas bawah secara usia. Artinya, orang yang berusia muda akan berkunjung ke rumah orang-orang yang lebih tua.
Dalam kunjungan inilah waktu bagi masyarakat dari usia lebih muda meminta maaf kepada yang lebih tua. Permohonan maaf dilakukan dengan cara sungkeman, yakni berjabat tangan dengan posisi kepala lebih rendah daripada yang lebih tua.
Hal ini sebagaimana tercantum dari hasil riset Sri Suwartiningsih (2023) dalam Konferensi Nasional Sosiologi X APSSI yang mengungkap, sungkeman dilakukan dengan posisi tangan di bagian bawah dan kepala menunduk, meskipun duduknya sejajar. Posisi ini memberikan makna anak (yang lebih muda) memberikan hormat kepada orang tua yang dihormati.
45+ Ucapan Selamat Lebaran 2025 Islami, Singkat Hingga Lucu, Cocok untuk Caption IG dan Status WA
Sungkeman dan Mohon Maaf ke Orang Tua Menggunakan Bahasa Jawa Saat Lebaran
Secara umum, masyarakat Jawa memiliki tiga tingkatan bahasa yang penggunaannya disesuaikan dengan lawan komunikasi.
Pertama, ngoko kasar yang digunakan saat berkomunikasi dengan teman sebaya dan teman yang sudah ada kedekatan. Kedua, ngoko alus yang biasanya digunakan untuk berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal atau teman sebaya yang tidak begitu dekat. Ketiga, bahasa krama yang digunakan saat berkomunikasi dengan lawan bicara yang tinggi drajat sosialnya, baik dari segi ekonomi, usia, hingga pendidikan.
Kumpulan Link Download Twibbon Idul Fitri 2025, Desain Menarik untuk Lebaran
Dalam sungkeman saat Lebaran, Bahasa Jawa yang digunakan ialah krama, utamanya krama inggil. Sebab, lawan bicara ialah orang tua. Akan tetapi, saat ini telah banyak terjadi pergeseran bahasa-masyarakat terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia atau bahkan multilingual antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia-saat sungkeman.
Meski demikian, bukan berarti Kawan tidak bisa menggunakan Bahasa Jawa Krama saat sungkeman, kan?
Jika Kawan ingin sungkeman dan memohon maaf menggunakan Bahasa Jawa Krama saat lebaran, berikut ide ungkapan permohonan maaf yang dapat Kawan gunakan.
Madumongso, Kudapan Manis Asal Jawa Timur yang jadi Makanan Khas Lebaran
Contoh Kalimat Permohonan Maaf Saat Sungkeman Lebaran Menggunakan Bahasa Jawa Halus
- Sugeng riyadi, mugi-mugi ing dinten suci punika, kita sedaya dipun paringi rahmat lan berkah saking Allah SWT. Kulo nyuwun pangapunten ingkang katah, mugi-mugi Gusti paring pangapunten dhumateng kulo, panjenengan, lan keluarga. Mugi-mugi kita sedanten tansah pinaringan kaberkahan, kaslametan, saha kabagyan. Kulo sungkem lan nyuwun pangapunten ingkang sak inggil-inggilipun dhateng panjenengan. Mugi-mugi hubungan kito tansah rukun lan penuh berkah.
(Selamat Idulfitri, semoga di hari yang suci ini kita semua diberikan rahmat dan berkah oleh Allah SWT. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, semoga Allah memberikan ampunan kepada saya, Bapak/Ibu, dan keluarga. Semoga kita semua senantiasa diberkahi, selamat, dan bahagia. Kepada Bapak/Ibu, saya sungkem dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga hubungan kita selalu rukun dan penuh berkah.)
- Sugeng Riyadi, mugi-mugi Allah SWT paring berkah lan rahmatipun dhumateng kita sedanten. Kulo nyuwun pangapunten kanthi setulus-tulusipun, menawi wonten kalepatan lan kekirangan ingkang kulo lampahi. Mugi-mugi kita saged tetep tansah dados pribadi ingkang langkung becik lan saged nambah kerukunan ing kulawarga.
(Selamat Idulfitri, semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Saya mohon maaf dengan tulus, jika ada kesalahan dan kekurangan yang saya lakukan. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat mempererat kerukunan dalam keluarga. Terima kasih banyak.)
Tradisi Pukul Sapu di Maluku, Atraksi Ekstrem Saat Hari Raya Idulfitri
- Sugeng Riyadi. Mbok bilih gadah katah lepat, kulo nyuwun pangapunten.
(Selamat Idulfitri. Jika saya banyak salah, saya memohon maaf)
- Sedoyo lepat kulo nyuwun pangapunten. Mugi sedoyo kalepatan kulo lan panjenengan saget lebur ing dinten riyoyo puniko. Soho kulo nyuwun dungo pangestunipun supados lancar kuliah soho niti karir ing masa depan.
(Atas segala salah, saya memohon maaf. Semoga semua kesalahan saya dan Bapak/Ibu dimaafkan di hari raya ini. Saya juga memohon doa restu supaya lancar dalam kuliah serta meniti karir di masa depan).
- Nyuwun pangapunten, ngaturaken sedoyo kalepatan, sugeng riyadi, mugi-mugi penopo kemawon ingkang dados pangajab-ajab, saged kalaksan ba’do dinten riyoyo puniko. Lan nyuwun pandunganipun supados kulo dados ingkang sukses dunia akhirat.
(Mohon maaf atas segala kesalahan. Selamat hari raya, semoga apa yang jadi keinginan, dapat terkabul setelah hari raya ini. Dan mohon doa agar saya dapat menjadi orang yang sukses dunia akhirat).
Tumbilotohe, Tradisi Memasang Lampu Jelang Idulfitri di Gorontalo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News