Posted on Leave a comment

KUBET – Kue Jojorong, Jajanan Tradisional Khas Banten yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu

Kue Jojorong, Jajanan Tradisional Khas Banten yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu

images info

Kue jojorong merupakan salah satu jajanan tradisional yang bisa Kawan jumpai ketika berkunjung ke daerah Banten. Apakah Kawan pernah mencicipi jajanan tradisional ini sebelumnya?

Pada dasarnya, kue jojorong bukanlah kuliner baru yang ada di tengah masyarakat Banten. Sebab jajanan tradisional ini diketahui sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Bahkan pada masa Kesultanan Banten, kue jojorong diketahui menjadi salah satu sajian yang diberikan dalam sebuah acara maupun kepada tamu yang datang. Hal ini membuat jajanan tradisional yang satu ini memiliki nilai yang mendalam bagi masyarakat Banten.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kue jojorong tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Mengenal Kue Jojorong

Kue jojorong menjadi salah satu makanan khas yang berasal dari masyarakat Sunda Banten. Biasanya jajanan yang satu ini bisa Kawan jumpai di daerah Pandeglang, Banten.

Selain itu, jajanan tradisional ini juga bisa Kawan jumpai di daerah Lebak. Umumnya kue jojorong tersebar di daerah Banten dan sekitarnya.

Jajanan tradisional ini menggunakan bahan dasar tepung beras dan santan. Selain itu, bagian dalam kue jojorong akan ditambah gula aren.

Secara umum, jajanan tradisional ini memiliki cita rasa manis. Bagi masyarakat Banten, kue jojorong sering dijadikan sebagai hidangan penutup maupun kudapan sehari-harinya.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan kue jojorong tidak semasif dulunya. Terlebih pada saat ini sudah banyak variasi jajanan lainnya yang berkembang di tengah masyarakat.

Pada saat ini, kue jojorong bisa ditemui dalam beberapa momen tertentu yang ada di masyarakat. Misalnya jajanan tradisional ini sering disajikan pada saat acara-acara tertentu, seperti sunatan, pernikahan, dan lainnya.

Selain itu, Kawan juga bisa menjumpai jajanan tradisional ini saat momen Ramadan tiba. Sebab masyarakat Banten sering kali menjadikan kudapan tersebut sebagai menu berbuka puasa bagi yang menjalankannya.

Sajian saat Masa Kesultanan Banten

Meskipun menjadi salah satu jajanan tradisional yang masih bisa dijumpai hingga saat ini, kue jojorong sebenarnya memiliki riwayat panjang dalam sejarah masyarakat Banten. Kue jojorong diketahui sudah ada dan berkembang di tengah masyarakat sejak ratusan tahun silam.

Dilansir dari laman Merdeka, kue jojorong diketahui sudah ada sejak masa Kesultanan Banten berdiri. Diperkirakan kue tradisional ini sudah berkembang di tengah masyarakat sekitar abad ke-16 hingga 19.

Pada saat itu, kue jojorong menjadi salah satu sajian yang dihidangkan di momen-momen acara yang diadakan oleh masyarakat. Misalnya jajanan tradisional ini disajikan untuk tamu yang datang ke Kesultanan Banten.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan kue jojorong tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan kerajaan saja. Masyarakat secara luas juga sudah bisa menikmati jajanan tradisional tersebut.

Hal ini makin didukung dengan resep kue jojorong yang terus diwariskan secara turun temurun. Dengan demikian keberadaan jajanan tradisional tersebut tetap bisa terus terjaga di tengah masyarakat.

Cara Membuat

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kue jojorong menggunakan tepung beras dan santan kelapa sebagai bahan dasar utamanya. Selain itu, jajanan tradisional ini juga menggunakan beberapa bahan dasar tambahan lainnya, seperti tepung kanji, tepung sagu, gula merah, dan daun suji.

Untuk wadahnya, kue jojorong biasanya disajikan di atas daun pisang yang sudah dibentuk persegi. Nantinya adonan tersebut akan disusun dalam tiga lapisan berbeda di wadah tersebut.

Lapisan pertama merupakan campuran tepung beras, tepung sagu, santan dan daun suji. Setelah itu pada lapisan kedua ditambahkan gula merah cair.

Terakhir lapisan ketiga menggunakan adonan yang terbuat dari tepung beras dan santan. Setelah semua adonan sudah disiapkan, maka kue jojorong akan dimasak dengan cara dikukus hingga matang sebelum dikonsumsi nantinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *