
Situs Purbakala Patiayam adalah situs purba di Pegunungan Patiayam, Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Sekitar 1.500 fosil ditemukan di Patiayam dan kini disimpan di rumah-rumah penduduk.
Situs Patiayam yang merupakan bagian dari Gunung Muria dengan luas mencapai 2.902,2 hektare ini merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata.
Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu aeri pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu. Karena itu, Situs Patiayam dianggap layak menjadi warisan dunia atau world heritage UNESCO.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam sambutannya. Dia menegaskan bahwa Situs Patiayam saat ini sedang berproses untuk mendapat status Cagar Budaya Nasional.
“Dari sisi ilmiah, tak diragukan Situs Patiayam sudah terbukti paripurna dengan temuan fosil dan artefaknya. Ini tinggal masalah administrasi untuk mendapat status cagar budaya nasional,” kata alumnus Arkeologi UI itu yang dimuat dari Medcom.
Telah memenuhi syarat
Pengajar Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Andri Purnomo mengatakan ada sejumlah persyaratan untuk mendapat predikat warisan dunia. Hal ini sesuai dengan konvensi World Heritage Center Unesco.
“Sesuai konvensi World Heritage Center Unesco situs Patiayam harus memiliki kredibilitas, pengembangan kapasitas, komunikasi, komunitas, dan konservasi,” kata Andri.
Dia menjelaskan Situs Patiayam relatif telah memenuhi kelima syarat untuk menjadi warisan dunia. Temuan fosil dan artefak oleh ilmuwan kredibel merupakan bukti kredibilitas Patiayam.
Pengembangan kapasitas dilakukan antara lain melalui kuliah kerja lapangan mahasiswa. Arkeologi FIB UI yang sedang berlangsung 10 sampai 22 Juni 2025.
Dalam hal komunikasi, media massa sudah ramai memberitakannya sehingga Patiayam lebih dikenal serupa Situs Sangiran atau Trinil. Terkait komunitas, masyarakat Desa Terban memiliki kepedulian akan kelestarian Situs Patiayam. Saat ini tengah dilakukan coating atau pelapisan temuan fosil elephas untuk tujuan konservasi.
Pemerintah turun
Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Usman Kansong menyatakan adanya upaya serius menjadikan Situs Patiayam sebagai Cagar Budaya Nasional dan bahkan Warisan Dunia. Hal ini disampaikan, dalam kunjungan kerja bersama Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Selasa (17/6).
Usman menyatakan diskusi dan dialog yang berlangsung antara Dirjen, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, hingga Kepala Desa Terban, menjadi langkah penting untuk merumuskan kebutuhan masyarakat lokal terkait pengembangan Situs Patiayam.
Salah satu tujuan utama kunjungan ini adalah mengajak pihak kementerian melihat langsung potensi kawasan, serta menentukan dukungan yang bisa diberikan dari pemerintah pusat.
“Dari sisi ilmiah, status warisan nasional tidak perlu diperdebatkan lagi. Tinggal proses administratif yang saat ini sedang kami urus bersama, agar bisa menjadi Cagar Budaya Nasional,” ungkap Usman Kansong.
Dia menyatakan potensi Patiayam justru bisa menjadi warisan dunia mengingat keunikannya. Dirjen Kebudayaan, yang turut meninjau langsung situs, juga menyoroti pentingnya menghidupkan ruang-ruang terbuka di sekitar museum melalui kegiatan seperti festival dan event budaya agar semakin menarik perhatian publik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News