
Jakarta sudah menginjak usia yang ke-498 tahun pada 22 Juni lalu. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, helatan Jakarta Fair Kemayoran kembali digelar dalam rangka menyambut hari ulang tahun tersebut.
Pada tahun ini, helatan Jakarta Fair Kemayoran sudah berlangsung sejak 19 Juni 2025 hingga 13 Juli 2025. Terdapat berbagai macam pagelaran serta hiburan lain yang bisa Kawan temui dalam helatan ini.
Meskipun pada saat ini sudah digelar di daerah Kemayoran, pada awalnya helatan Jakarta Fair tersebut tidak diselenggarakan di sana. Bahkan penamaan helatan tersebut tidak sama persis dengan Jakarta Fair Kemayoran yang bisa Kawan jumpai pada saat ini.
1992 menjadi tahun penting dalam penyelenggaraan helatan tersebut. Sebab pada tahun inilah gelaran Jakarta Fair pertama kali diselenggarakan di Kemayoran.
Tidak hanya itu, pihak penyelenggara helatan tahunan ini juga mulai berbeda dengan sebelumnya sejak saat itu. Lantas bagaimana cerita helatan Jakarta Fair pada 1992 yang akhirnya diselenggarakan di Kemayoran dan bertahan hingga saat ini?
Cikal Bakar Jakarta Fair
Keberadaan Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta sudah berlangsung sejak lama. Bahkan acara yang menjadi inspirasi dari helatan ini sudah ada sejak sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 1945.
Dikutip dari laman Jakarta Smart City, acara Pasar Gambir yang sudah ada sejak akhir abad ke-18 menjadi inspirasi dari diadakannya Jakarta Fair. Sejak zaman dahulu, Gambir dikenal sebagai kawasan pusat Jakarta.
Pasar Gambir merupakan sebuah gelaran pasar malam yang diadakan di daerah tersebut. Bahkan gelaran ini diketahui sebagai pasar malam terbesar yang ada di wilayah Hindia Belanda pada waktu itu.
Penyelenggaraan Pasar Gambir pada waktu itu digelar selama sekali setahun. Pada awalnya, penyelenggaraan helatan ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ratu Belanda pada waktu itu, Wilhelmina yang jatuh pada 31 Agustus 1898.
Pasar Gambir ini kemudian diadakan selama satu pekan penuh di antara Agustus dan September. Gelaran Pasar Gambir kemudian dihentikan pada 1942 saat masa pendudukan Jepang.
Dari Monas ke Kemayoran
Setelah Indonesia merdeka, ide akan adanya pasar malam yang digelar dalam skala luas di Jakarta kembali muncul. Periode 1960-an, Ali Sadikin yang pada waktu itu menjadi Gubernur Jakarta memunculkan ide agar ada penggabungan pasar malam yang ada di Jakarta menjadi satu festival.
Ide inilah yang kemudian terealisasi dengan diselenggarakannya Djakarta Fair pada 1968 di kawasan Monas. Sejak saat itu, helatan Djakarta Fair diselenggarakan menjadi acara tahunan dalam rangka menyambut hari ulang tahun Jakarta.
Menjadi Jakarta Fair Kemayoran
Helatan Djakarta Fair di Monas berlangsung cukup lama, mulai dari 1968 hingga 1991. Pada periode ini, gelaran Djakarta Fair secara langsung dikelola oleh Pemerintah Daerah Jakarta pada waktu itu.
Memasuki 1992, pengelolaan Djakarta Fair tidak lagi dipegang oleh Pemerintah Daerah. Pengelolaan Djkarta Fair kemudian diserahkan pada Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta.
Tidak hanya pengelola, lokasi serta nama dari helatan ini juga berubah sejak saat itu. Djakarta Fair yang digelar di Monas selama 23 tahun pada akhirnya dipindahkan ke Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
Sejak saat itu, helatan ini diselenggarakan di atas lahan 44 hektare yang sebelumnya menjadi bekas bandara. Perpindahan ini kemudian membuat helatan ini dikenal sebagai Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta.
Pemindahan ini juga menjadi era baru dari helatan Jakarta Fair. Dikutip dari artikel “Games for the Masses” yang terbit di surat kabar Berita Harian edisi 18 Juli 1991, pemindahan ini menjadi tanda Jakarta Fair terlepas dari bayang-bayang Pasar Gambir yang digelar di masa lampau. Sebab Pasar Gambir dulunya diselenggarakan di satu tempat yang sama setiap tahunnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News