Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda I Ceker Cipak dari Bali, Kisah Pemuda Miskin yang Baik Hati dan Penyayang

images info

Legenda I Ceker Cipak merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Bali. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda miskin yang baik hati dan penyayang dengan binatang.

Bagaimana cerita lengkap dari legenda I Ceker Cipak tersebut? Kawan bisa membaca kisahnya dalam artikel berikut ini.

Legenda I Ceker Cipak

Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah kampung yang ada di Pulau Bali. Di kampung tersebut hiduplah seorang pemuda bernama I Ceker Cipak.

Pemuda ini hidup di sebuah gubuk bersama sang ibu. I Ceker Cipak dan ibunya hidup dalam taraf kemiskinan.

Pada suatu hari, I Ceker Cipak berniat untuk mengubah kondisi keluarganya. Dia pun memikirkan cara untuk keluar dari kemiskinan yang dialaminya.

Akhirnya I Ceker Cipak berniat untuk berjualan jagung di kampungnya. Dia pun menceritakan niatnya tersebut kepada sang ibu.

Ibu I Ceker Cipak merestui niat dan keinginan anaknya. Tidak hanya itu, ibu I Ceker Cipak juga membekali dirinya dengan tabungan terakhir yang dia miliki.

I Ceker Cipak diberikan uang 200 kepeng sebagai modal. I Ceker Cipak menerima uang tersebut dan pamit kepada sang ibu untuk berjualan.

Dirinya kemudian pergi ke pasar untuk membeli jagung yang nantinya akan dijual. Namun di tengah perjalanan, dia melihat seseorang yang sedang menyiksa seekor kucing.

I Ceker Cipak merasa kasihan melihat kucing itu. Dirinya kemudian menebus kucing itu dengan harga 50 kepeng dan memberikannya ke orang tersebut.

Kucing ini kemudian dibawa oleh I Ceker Cipak. Dirinya kembali melanjutkan perjalanan menuju pasar.

Namun di tengah perjalanan, dia kembali melihat seseorang yang sedang memukul anjing. Sama seperti sebelumnya, I Ceker Cipak tidak tega melihat hal tersebut dan kembali menebus anjing itu dengan harga 50 kepeng.

I Ceker Cipak kembali melanjutkan perjalanan bersama kucing dan anjingnya. Belum jauh dia berjalan, I Ceker Cipak kembali melihat warga yang tengah memukul ular.

Dirinya kembali merasakan dan melakukan hal yang sama. I Ceker Cipak menghentikan warga dan memberikan uang 50 kepeng.

I Ceker Cipak kembali melanjutkan perjalanan dengan uang 50 kepeng tersisa. Ketika melintasi persawahan, dia melihat seorang petani yang sedang memukuli tikus yang mengganggu sawahnya.

Melihat hal itu, I Ceker Cipak kembali menghentikan petani tersebut. Dia memberikan uang 50 kepeng terakhir yang dimiliki untuk menebus tikus tersebut.

I Ceker Cipak kemudian memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Dia membawa bekal makanan yang juga disiapkan sang ibu sebelumnya.

Ketika sedang asik makan, I Ceker Cipak dihampiri oleh seorang penjaga istana. Ternyata penjaga istana tersebut tertegun dengan kebaikan I Ceker Cipak.

Penjaga istana tersebut kemudian mengajak I Ceker Cipak untuk menghadap sang raja. Setelah mendengar cerita penjaga istana, sang raja mengizinkan I Ceker Cipak untuk menginap di istana.

I Ceker Cipak sebenarnya mendapatkan sambutan yang hangat di istana. Namun dia tidak bisa tidur karena memikirkan uang tabungan ibunya yang habis untuk menebus binatang peliharaannya.

Keesokan harinya, I Ceker Cipak pamit pulang ke rumah bersama keempat hewannya. Di tengah perjalanan, dia bertemu seekor ular besar yang mengaku sebagai ibu dari ular yang dibawanya.

I Ceker Cipak kemudian menyerahkan ular tersebut kepada ibunya. Sebagai tanda terima kasih, ular besar tersebut memberikan cincin permata yang ada di ekornya.

Cincin permata tersebut bisa mengubah semua benda menjadi emas jika digosokkan. I Ceker Cipak merasa senang dan menerima hadiah tersebut.

Akhirnya I Ceker Cipak bisa mengubah nasib keluarganya. Beberapa waktu kemudian, dia mengajak sang ibu beserta hewan peliharaannya untuk kembali menghadap sang raja sebagai bentuk ucapan terima kasih atas perlakuan sebelumnya.

Sang raja kembali tertegun dengan kebaikan I Ceker Cipak. Akhirnya sang raja memutuskan untuk menikahkan I Ceker Cipak dengan putrinya, Ni Seroja.

Sejak saat itu, I Ceker Cipak hidup bahagia bersama sang istri, ibu, dan hewan peliharaannya di istana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *