
Tugu Soeharto yang berada di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah mempunyai arti tersendiri bagi sebagian masyarakat. Bahkan tugu ini selalu dipenuhi oleh peziarah menjelang malam satu Sura.
Johanes Christiono, pemerhati sejarah Kota Semarang mengatakan tugu ini dibangun sekitar tahun 1965. Pendirian dari tugu digagas oleh seorang guru spiritual Soeharto, Romo Diyat.
“Jadi sejarahnya ketika agresi Belanda tahun 1945, Pak Soeharto yang kala itu masih menjabat Pangdam IV Diponegoro terselamatkan disini karena kungkum untuk bersembunyi,” kata Johanes yang dimuat dari Espos.
Tugu ini tepatnya berada di aliran sungai yang merupakan tempuran atau pertemuan dua sungai yaitu Kali Garang dan Kali Kreo. Johanes mengaku tidak mengetahui alasan mengapa tugu itu dibangun di area Sungai Kaligarang tersebut.
“[Soal alasan didirikan Tugu Soeharto] saya tidak tahu untuk apa,” imbuhnya.
Pembangunan masih misteri
Monumen Tugu Suharto ini mempunyai tinggi sekitar 8 meter dengan bentuk sederhana, hanya berupa tugu menjulang ke atas layaknya tiang bendera. Bagian bawahnya berupa beton penyangga.
Di bagian bawah Tugu Soeharto tertera tanggal “Jumat Legi 30-9-1965/1-10-1965” dan tulisan áksara Jawa Sa Sa Sa. Masyarakat menduga itu adalah tanggal pembuatannya.
Tetapi pemerhati Sejarah, Yunantyo Adi menyebut tugu itu sebenarnya didirikan pada tahun 1970-1973. Namun yang aneh dan menjadi misteri adalah tanggal yang tertera di bawah tugu yang berbeda.
“Dibangun tahun 1970, tapi anehnya, penanggalan pada kaki Tugu Soeharto tersebut ditulisi sama persis dengan tanggal kejadian G30S yang meletus pada 30 September 1965 malam sampai 1 Oktober 1965. Itulah yang masih teka-teki dan misteri,” kata Yunantyo yang dimuat Kompas.
Tempat sakral
Namun hal yang pasti adalah tugu ini kerap didatangi oleh masyarakat lokal maupun luar kota yang melakukan tradisi kungkum atau berendam di tempuran Sungai Kaligarang dan Kali Kreo. Dipercaya masyarakat, tradisi kungkum di malam Sura untuk sekadar membersihkan diri atau menolak bala.
Salah seorang warga yang tinggal di sekitar Tugu Soeharto, Mulyono menyebut, lokasi itu sejak dulu sering digunakan untuk ritual. Hal ini karena dipercaya banyak energi magis sehingga bagi yang percaya maka digunakan untuk ngalap berkah.
“Tugu Soeharto itu tempuran, pertemuan sungai Kali Garang dan Kreo. Orang Jawa percaya setiap tempuran ada kekuatan magis. Kan di siní terkenal dengan kungkum (berendam di bulan) Suro, ini masih ada, Tapi sekarang lebih banyak yang melihat orang kungkum daripada yang kungkum,” jelasnya.
Sebelum seramai sekarang, lanjut Mulyono, lokasi Tugu Soeharto asri, terkesan angker, sangat sakral dan jauh dari keramaian. Kini di atas Tugu Soeharto ada jembatan dan di sekitarnya sudah perkampungan.
“Suasana sakral dan mistik sudah hilang dengan zaman. Tapi masih banyak juga yang mengaku berhasil setelah ritual,” katanya.
Sumber:
- Kisah Berdirinya Tugu Soeharto Semarang dan Tradisi Kungkum Malam 1 Sura
- Kisah Tugu Soeharto di Semarang, Tempat “Kungkum” di Malam 1 Suro
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News