Posted on Leave a comment

KUBET – Kapan Anak Boleh Dikenalkan Gadget? Psikolog Beberkan Aturan dan Dampaknya

Kapan Anak Boleh Dikenalkan Gadget? Psikolog Beberkan Aturan dan Dampaknya

images info

Gadget sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali bagi anak-anak. Banyak orang tua yang justru berperan aktif dan lebih dulu menyodorkan gadget kepada anak dengan tujuan agar mereka bisa diam dan patuh.

Padahal, anak yang aktif dan banyak eksplorasi menandakan sistem otak sedang bekerja. Sebab, masa anak-anak adalah masa rasa ingin tahu muncul dalam dirinya.

Akan tetapi, banyak orang tua yang menganggap anak aktif sebagai anak nakal dan anak banyak bertanya adalah berisik. Sedangkan, anak yang pendiam dianggap sebagai seorang penurut.

Standardisasi di Media Sosial yang Menghantui Anak Bisa Rusak Potensi dan Membunuh Karakter

Standardisasi itulah yang kerap menjadi landasan orang tua untuk memberikan gadget.

Memang tujuan tersebut tercapai saat anak diam dan bermain gadget, tetapi yang menjadi taruhannya adalah terganggunya sistem otak dan perkembangan kognitif anak.

Meski demikian, bukan berarti gadget tidak bisa dikenalkan sama sekali kepada anak. Anak. Sani Budiantini Hermawan, Psikolog dan Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, memberikan penjelasan mendalam mengenai usia pemberian gadget kepada anak dalam bootcamp 100 Gerakan Komunitas Tanpa Gadget sesi 1 kolaborasi Good News From Indonesia (GNFI) dan Kampung Lali Gadget (KLG). 

Hidup di Dunia Sejatinya Hanya Bermain: Jadi, Ayo Main di Luar Rumah!

Kapan Gadget Boleh Diberikan pada Anak? 

Menurut Sani, idealnya gadget baru bisa diberikan saat anak memasuki usia sekolah. Yang artinya gadget dapat diberikan saat anak berusia tujuh tahun. Sebab, selain berdampak negatif, gadget juga memberikan beragam informasi yang menjadi media pembelajaran bagi anak.

Namun, pada usia ini, penggunaan gadget pada anak tetap membutuhkan pantauan dari orang tua. 

“Gadget sebenarnya bisa menjadi tools pembelajaran yang bermanfaat, misalnya melatih kemampuan analitis anak melalui permainan mencari perbedaan dan persamaan,” ujar Sani. 

Mengajak Orang Tua Bernostalgia di Kampung Lali Gadget Sidoarjo

Ia menegaskan dua poin penting yang harus diperhatikan orang tua dalam pemberian gadget pada anak.

Misalnya, anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberi gadget sama sekali.  Sementara itu, anak di atas 2 tahun, boleh diberikan gadget dengan syarat didampingi orang tua. 

Pendampingan orang tua ini bertujuan agar anak tetap mendapat manfaat pembelajaran interaktif. Misalnya ketika memainkan gim di gadget, orang tua atau pendamping dapat memberikan selingan pertanyaan-pertanyaan, seperti ”Mana warna yang cocok?” atau ”Dokter ini tadi pakai baju apa?” agar terjadi komunikasi dua arah. 

Gadget di Tangan Anak adalah Tanggung Jawab Penuh Orang Tua

Benarkah Penggunaan Gadget pada Anak Menyebabkan Speech Delay

Banyak orang tua khawatir gadget menyebabkan speech delay (keterlambatan bicara) pada anak. Sani menjelaskan bahwa penyebab speech delay tidak serta merta disebabkan oleh gadget. Akan tetapi, gadget menyumbang peran dalam kondisi tersebut.

“Anak yang jarang diajak bicara oleh orang tuanya cenderung mengalami speech delay. Gadget di usia dini termasuk faktor eksternal yang memperparah kondisi ini,” ungkapnya. 

Penyebab terbaru yang ditemukan selain karena minim interaksi verbal ketika bermain gadget yang menyebabkan anak keterlambatan bicara adalah adanya language confusion.

Cerita Unik dari KLG: Lepas dari Gadget, Anak Keasyikan dengan Permainan Tradisional

Konten-konten yang beredar di media sosial kerapkali memberikan bunyi-bunyian yang berbeda dengan kosa kata di dunia nyata. Kondisi ini menyebabkan anak lebih rentan dan sulit menyerap kosa kata dalam bahasa yang sebenarnya.

“Jika bahasa di gadget berbeda dengan keseharian, anak bisa bingung dan berhenti bicara,” imbuh Sani. 

Untuk itu, Sani menekankan bahwa orang tua harus memperkuat pemahaman bahwa gadget adalah opsi terakhir, bukan hiburan utama. Ia juga mengingatkan agar gadget tidak disalahgunakan hingga menyebabkan adiksi.

“Jangan sampai anak kehilangan momen seru di dunia nyata hanya karena terpaku pada layar.” 

Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget oleh GNFI X KLG, Pertemukan Komunitas Demi Anak Indonesia

Kampung Lali Gadget & GNFI Dorong Keseimbangan Digital 

Kolaborasi GNFI dan Kampung Lali Gadget (KLG) hadirkan solusi bijak penggunaan gadget pada anak, dengan menekankan pentingnya interaksi langsung dan permainan non-digital.  Kolaborasi ini terus mengampanyekan pentingnya bermain tanpa gadget melalui berbagai aktivitas, seperti: 

  • Permainan tradisional (congklak, egrang, petak umpet) 
  • Kegiatan kreatif (melukis, berkebun, kerajinan tangan) 
  • Edukasi orang tua tentang pola asuh digital yang sehat 

Dunia anak seharusnya dipenuhi tawa, gerak, dan interaksi langsung. Gadget boleh ada, tapi jangan sampai menggeser keceriaan masa kecil mereka. 

Jangan Buru-Buru Dituntut Belajar, Anak Juga Perlu Waktu Lebih untuk Bermain!

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *