
Sebanyak 73 siswa-siswi dari 66 SMA/SMK/MA asal 29 provinsi telah berkompetisi dalam babak final Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2025 di Goethe-Institut Jakarta pada 21-22 Januari.
Dari ke-73 siswa-siswi tersebut, lima di antaranya berhasil meraih gelar pemenang. Kompetisi nasional tahunan yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesien bersama Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI).
Kegiatan ini dilakukan untuk mempromosikan bahasa Jerman di Indonesia dan mendorong siswa-siswi berusia 15-17 tahun menunjukkan kemampuannya berbahasa Jerman.
Science Film Festival 2024 Soroti Tema “Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular“ kepada Pelajar di 100 Kota
Dalam upacara pengumuman pemenang yang berlangsung pada Rabu 22 Januari 2025, Maisa Faizatun Nisa (SMA PGII 1 Bandung) dinobatkan sebagai juara pertama dan Charlene Kayla Tandrea (Saint John’s Catholic School BSD, Kota Tangerang Selatan) sebagai juara kedua. Sementara itu, Fahmi Ihsaan Tamba (SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah) meraih juara ketiga, Nasywa Fatiha Rahma (SMA PGII 1 Bandung) sebagai juara keempat, dan Indira Vibby (SMA PGII 1 Bandung) merupakan juara kelima.
“Para finalis yang berpartisipasi dalam Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional membuktikan bahwa mereka adalah pelajar bahasa Jerman terbaik di Indonesia. Sebelumnya, mereka telah berkompetisi di tingkat regional dengan 1.357 peserta dari 371 SMA/SMK/MA sepanjang November hingga Desember lalu. Di masa kini, kemampuan berbahasa asing, termasuk bahasa Jerman, menjadi aset penting bagi generasi muda untuk meraih berbagai peluang di masa depan,” ucap Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Constanze Michel.
Dapat program khusus
Sebagai juara pertama dan kedua, Maisa dan Charlene mendapatkan beasiswa program kursus bahasa Jerman untuk remaja selama tiga minggu pada musim panas di Jerman. Adapun juara ketiga hingga kelima memperoleh beasiswa mengikuti kursus bahasa Jerman di Goethe-Institut Indonesien.
Seluruh pemenang menerima piagam dari Goethe-Institut, IGBJI, serta Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Turut hadir dalam upacara pengumuman pemenang di antaranya guru-guru pendamping dan kepala sekolah, Kepala Bagian Kebudayaan dan Informasi pada Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia Christoph Fischer, dan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Ali Mukodas.
Memaknai Perjalanan dalam Hidup lewat KinoFest 2024
Dalam babak final Olimpiade ini, para peserta ditantang untuk menjawab soal-soal membaca, menyimak dan menulis selama satu jam, yang kemudian dilanjutkan dengan ujian lisan secara berkelompok di hadapan para juri.
Seluruh rangkaian perlombaan ini menguji kompetensi yang setara dengan level A2 (tingkat pemula lanjutan). Babak final Olimpiade Bahasa Jerman tahun 2025 ini dinilai oleh 12 orang juri yang terdiri dari perwakilan dari Goethe-Institut Indonesien, IGBJI, Asosiasi Germanistik Indonesia (IGV), Balai Guru Penggerak Provinsi Banten, serta sejumlah dosen dari program studi Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Mempromosikan bahasa
Christoph Fischer menyampaikan bahwa penyelenggaraan Olimpiade Bahasa Jerman penting untuk mengakui kesuksesan pengajaran bahasa Jerman di Indonesia. Baginya bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam hubungan antara dua negara seperti Indonesia dan Jerman.
“Bagi Kedutaan Besar Republik Federasi Jerman, mendorong orang-orang Indonesia untuk mempelajari bahasa Jerman sangatlah penting. Kami sudah mendorong sekolah-sekolah untuk mempromosikan pembelajaran dan pengajaran bahasa Jerman karena kami berpikir hal tersebut membantu negara-negara untuk saling memahami. Hal itulah yang menjadi pondasi kolaborasi yang baik dan sukses,” ujarnya.
Festival Alur Bunyi 2024: Ketika Musik Lintas Genre Berpadu Ciptakan Hamonisasi
Ali Mukodas mengatakan, “Olimpiade Bahasa Jerman merupakan salah satu sarana bagi peserta didik untuk bisa lebih memahami bahasa Jerman dan tentunya budaya Jerman, karena bahasa tidak lepas dari budaya.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News