
Bagi Kawan pencinta astronomi, fenomena alam tentu selalu menjadi momen yang dinantikan. Salah satu fenomena alam yang Kawan bisa saksikan dalam waktu dekat adalah Strawberry Moon, bulan purnama cantik yang menghiasi langit setiap bulan Juni.
Pada tahun 2025 ini, waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena Strawberry Moon adalah saat bulan terbit pada 10 Juni saat senja, terutama di wilayah dengan langit cerah dan minim polusi cahaya.
Lalu, tahukah Kawan mengapa bulan purnama ini dikenal dengan istilah Strawberry Moon?
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Kalender Jawa Bulan Juni 2025, Lengkap dengan Weton dan Tanggalan Hijriah
Asal Usul Nama Strawberry Moon
Nama Strawberry Moon berasal dari tradisi suku asli Amerika, yang mengaitkannya dengan musim panen stroberi di bulan Juni. The Old Farmer’s Almanac mencatat bahwa beberapa suku, seperti Algonquin, memberi nama ini karena pada bulan Juni, buah stroberi mencapai masa panen terbaiknya.
Selain itu, berbagai budaya memiliki sebutan berbeda untuk bulan purnama Juni. Beberapa suku menyebutnya Hot Moon atau Blooming Moon, merujuk pada cuaca yang mulai panas dan bunga-bunga yang bermekaran. Sementara di Eropa, bulan ini dikenal sebagai Rose Moon atau Honey Moon karena Juni juga merupakan waktu panen madu pertama dalam setahun.
Fenomena Strawberry Moon juga pernah terjadi bersamaan dengan titik balik matahari musim panas (summer solstice) pada 2016, yang menciptakan pemandangan langka yang bahkan terekam dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) oleh astronaut NASA.
Dari Titan hingga Enceladus: Menyelami Dunia Bulan-Bulan Saturnus
Waktu Terbaik untuk Menyaksikan Strawberry Moon 2025
Di Indonesia, Strawberry Moon dapat diamati pada malam 10-11 Juni 2025, mulai dari terbitnya bulan di ufuk timur hingga terbenam di barat. Untuk pengamatan optimal, disarankan mencari lokasi dengan pandangan luas ke arah timur dan jauh dari polusi cahaya perkotaan.
Menariknya, Strawberry Moon 2025 akan menjadi bulan purnama terendah di langit utara sejak 2006 karena fenomena major lunar standstill. Peristiwa ini terjadi setiap 18,6 tahun sekali, di mana bulan terbit dan terbenam di posisi paling ekstrem di utara dan selatan.
Selain itu, pada malam yang sama, bintang Antares, yaitu bintang paling terang di rasi Scorpius akan tampak bersinar dekat bulan. Bahkan, di wilayah Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Selatan, bulan akan melintas di depan Antares, menciptakan fenomena okultasi lunar yang langka.
Bagi Kawan yang tertarik untuk menyaksikan fenomena alam ini, berikut adalah beberapa tips untuk menikmati keindahan Strawberry Moon:
- Gunakan mata telanjang untuk melihat warna keemasan bulan saat baru terbit.
- Binokuler atau teleskop kecil dapat membantu melihat detail permukaan bulan.
- Pantau waktu terbit bulan di lokasi Kawan, karena waktunya berbeda-beda tergantung garis bujur.
Inovasi Geotermal UGM: Solusi Berkelanjutan untuk Pertanian dan Energi Bersih
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News