
Indonesia diakui sebagai negara dengan praktik terbaik dalam upaya untuk mengeliminasi malaria di kawasan Asia Pasifik. CEO Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA), Dr. Sarthak Das, menyebut Indonesia memainkan peran kunci dalam pemberantasan malaria lewat pendekatan komprehensif.
Menurutnya, Indonesia merupakan contoh terbaik di kawasan Asia Pasifik bukan hanya karena menurunnya jumlah kasus, tetapi juga berkat pendekatan komprehensif yang dilakukan, mulai dari pencegahan, pengobatan, dan kerja sama lintas negara.
Menariknya, ia juga menyoroti bagaimana posisi Indonesia yang berbagi daratan langsung dengan Papua Nugini. Negara ini adalah salah satu pusat permasalahan malaria di kawasan Pasifik bersama negara-negara kecil di sekitarnya, termasuk Kepulauan Solomon.
Keberhasilan dalam memerangi malaria turut bergantung pada kemauan politik dari masing-masing negara. Pengakuan ini membuat Indonesia dipandang sebagai pemimpin regional untuk mengakhiri malaria.
Berkaitan dengan pengakuan ini, seberapa jauh pencapaian Indonesia dalam mewujudkan bebas malaria?
Per Juni 2025, 79 persen wilayah Indonesia sudah terbebas oleh malaria. Dari total 514 kabupaten/kota, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebut bahwa 476 kota/kabupaten sudah mencapai status bebas malaria.
Baca juga: Indonesia Garap Teknologi Diagnosis Malaria Berbasis AI, Seperti Apa Kecanggihannya?
Optimis Indonesia Bebas Malaria 2030
Menukil dari situs Bebas Malaria yang dikelola Kemenkes RI, mayoritas provinsi di Indonesia berada dalam status endemisitas malaria rendah. Namun, beberapa provinsi di daerah timur Indonesia, seperti Gorontalo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku masih berada pada status endemis sedang.
Sementara itu, Papua secara keseluruhan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah karena status endemisnya masih tinggi. Kemenkes pun tidak menampik bahwa wilayah Papua memang masih menyumbang 93 persen dari beban malaria nasional.
Meskipun demikian, Kemenkes tetap optimis dengan target capaian 100 persen eliminasi malaria di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2030. Dua pilar utama strategi eliminasi ini difokuskan pada peningkatan deteksi kasus dan pemberian obat antimalaria.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menerangkan bahwa jumlah skiring malaria perlu ditingkatkan hingga empat kali lipat. Upaya pencegahan juga diperkuat lewat pendistribusian rutin 3,3 kelambu berinsektisida tahan lama setiap dua hingga tiga tahun. Di sisi lain, enam gubernur di wilayah Papua sudah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah pusat untuk mendukung eliminasi malaria.
Target Indonesia untuk bebas malaria di tahun 2030 juga sejalan dengan penetapan target yang dibuat oleh Dewan Eliminasi Malaria Global. Artinya, bukan hanya Indonesia, dunia pun berkomitmen bersama-sama untuk mengeliminasi malaria.
Baca juga: Kemenkes Targetkan Indonesia Bebas Malaria 2030, Bagaimana Strateginya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News