
Artificial Intelligence alias kecerdasan atau yang kerap disebut AI didorong untuk hadir dalan kurikulum pendidikan Indonesia. Dengan demikian, siswa dan pengajar dapat memanfaatkannya untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah.
Itulah pesan yang ada dalam Program Nasional Digital AI (PANDAI) SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (18/03/2025). Dalam acara yang diinisiasi oleh komunitas pegiat AI, AICO Community, dan turut dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, itu, diselenggarakan lokakarya dan uji coba penggunaan AI.
Dalam sambutannya, Gibran menyampaikan agar AI nantinya dapat menjadi bagian dari kurikulum pendidikan nasuonal. Tujuannya, agar generasi muda Indonesia mampu cepat beradaptasi dengan zaman sekaligus memaksimalkan produktivitas dan kreativitasnya.
“Harapannya nanti ke depan AI ini bisa menjadi mata pelajaran tambahan atau mata pelajaran pilihan,” ujar Gibran.
Memasukkan AI ke dalam kurikulum pendidikan sebetulnya bukan lagi wacana. Sebagai langkah awal, pemerintah siap memberikan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) sebagai mata pelajaran pilihan di tingkat sekolah dasar (SD) pada tahun ajaran 2025/2026.
Rencana pemerintah juga serupa dengan kebijakan sejumlah negara yang juga memasukkan AI ke dalam kurikulum pendidikan. Pemerintah China misalnya, bersiap mewajibkan pelajaran AI bagi siswa sekolah dasar dan menengah mulai 1 September 2025 mendatang.
Program PANDAI dengan lokakaryanya yang diberikan kepada siswa menuai apresiasi. Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang mendampingi Wapres saat acara berlangsung melihat bahwa penggunaan AI merupakan hal penting untuk beradaptasi dengan zaman.
“Para siswa diberikan pelatihan. Tapi akhirnya kita juga melihat bahwa, ini masa depan. Kalau bicara masa depan, maka kita di Dinas Pendidikan pun mudah-mudahan kita bisa mencontoh, meniru, mentransformasikan ilmu tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis Pemkab Bogor.
Hal senada diaampaikan oleh Direktur Marketing Al-Madinah, Waris Hadi. Menurutnya, perubahan zaman adalah hal yang tidak bisa ditolak, dan karenanya semua pihak harus mampu beradaptasi.
“Tentunya kami sangat menyambut baik teknologi AI yang luar biasa ini. Karena teknologi yang semakin maju, kita kan hanya cuma punya dua alternatif, berubah atau mati. Kalau berubah ya kita harus berubah, kalau kita tidak berubah juga akan mati, makanya kita harus ikut berubah dengan perubahan itu,” papar Waris Hadi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News