Posted on Leave a comment

KUBET – Ajak Generasi Muda Gunakan AI dengan Bijak, Wapres RI: AI Bukan ‘Musuh’ Manusia

Ajak Generasi Muda Gunakan AI dengan Bijak, Wapres RI: AI Bukan 'Musuh' Manusia

images info

Indonesia tengah mengebut percepatan transformasi digital melalui pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI). Pemanfaatan AI yang optimal dapat membantu dalam memudahkan pekerjaan di berbagai bidang, salah satunya pendidikan.

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, bersama dengan AICO Community—komunitas pegiat kecerdasan buatan terbesar di Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan AI di berbagai industri—mengajak generasi muda Indonesia untuk mulai mengenal AI demi meningkatkan produktivitas dan kreativitas di era digital.

Melalui Program Nasional Digital AI (PANDAI) yang menjadi salah satu bagian dari upaya transformasi digital di sektor pendidikan, disebut bahwa kecerdasan buatan telah menjadi sebuah kebutuhan yang harus dikuasai di tengah digitalisasi.

Pemanfaatan AI di dunia pendidikan seakan sudah menjadi sebuah keniscayaan agar tidak tertinggal dan tergerus perkembangan zaman. Perkembangannya yang masif mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat.

Kawan GNFI, Menurut Gibran, AI bukan hanya sekadar teknologi canggih, tetapi juga menjadi sebuah alat untuk mempermudah akses bagi masyarakat. Tidak hanya itu, AI juga dapat digunakan sebagai mesin pencari untuk memperdalam berbagai disiplin ilmu, hingga membantu penyelesaian masalah nyata di tingkat sosial.

Dalam kunjungannya di SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Cibinong, Jawa Barat, Selasa (18/3/2025), Gibran meminta seluruh peserta didik dan pengajar untuk lekas beradaptasi dengan perkembangan AI yang semakin maju.

“Jangan sampai ketinggalan. Kita jangan terlambat untuk beradaptasi, termasuk para guru, saya mohon nanti cepat beradaptasi juga, karena ini perkembangannya cepat sekali,” tegasnya dalam keterangan yang diterima.

Transformasi Digital dalam Pembiayaan Syariah: Peluang, Tantangan, dan Solusi

AI yang Tidak Akan Menggantikan Peran Manusia

Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka, mengajak pelajar dan guru untuk menggunakan AI untuk mendukung transformasi digital.

info gambar

Meskipun teknologi kecerdasan buatan semakin berkembang pesat seiring berjalannya waktu, pemanfaatannya tidak akan pernah bisa menggantikan manusia. Kreativitas, empati, hingga keterampilan kognitif yang baik hanya dimiliki oleh manusia, di mana AI tidak akan mampu menghasilkan hal serupa.

Dalam sebuah publikasi milik kampus nomor satu di dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Eliza Kosoy, peniliti di Pusat Otak, Pikiran, dan Mesin, mengemukakan bahwa sebenarnya teknologi, dalam hal ini AI, sudah melampaui manusia di beberapa bidang.

Mesin bahkan dapat melakukan operasi, menerbangkan pesawat, dan melakukan banyak permainan strategi, seperti catur. Di sisi lain, Kosoy menyebut jika mesin dapat membantu hidup manusia menjadi lebih ‘menyenangkan’ lewat pengelolaan data dan algoritma yang tepat.

Hal senada disampaikan oleh seorang Profesor Bedah Saraf dan Ilmu Saraf Stanford University, Ivan Soltesz. Menurutnya AI mampu melakukan semua hal yang dilakukan manusia.

AI disebutnya dapat mempelajari berbagai hal, termasuk humor. Soltesz menyebut jika AI mungkin saja ‘bertindak’ konyol untuk menyembunyikan identitasnya sebagai sebuah ‘mesin’.

Namun, meskipun kecanggihan AI disebut dapat mengancam manusia, kecerdasan buatan sebenarnya dapat menjadi alat untuk membantu mempermudah kehidupan. Alih-alih menjadikan AI sebagai momok menakutkan yang mengancam, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk membantu menyelesaikan pekerjaan agar lebih cepat dan efisien.

Kawan, Gibran turut mengajak siswa untuk lebih kreatif menggunakan AI. Ia menjelaskan jika teknologi ini tetap membutuhkan kendali manusia di tengah keberadaannya yang semakin masif di dunia digital.

“AI itu nggak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang nggak pakai AI itu akan bisa dikalahkan sama manusia yang pakai AI,” sebut Gibran.

Sebagai tambahan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan bahwa Indonesia akan memulai pembelajaran terkai AI dan coding untuk anak kelas 5 SD. Hal ini dilakukan untuk membantu melatih kreativitas dan cara berpikir siswa untuk mencari solusi terkait segala persoalan yang ada.

Namun, pembelajaran tersebut tidak akan menjadi kelas wajib bagi siswa. Mata pelajaran AI dan coding akan dijadikan mata pelajaran pilihan, tergantung kemampuan sekolah dan anak.

komdigi Minta Platfrom Digital Lebih Ketat Lindungi Anak-anak Indonesia, Ini Respon dari Meta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *