Posted on Leave a comment

KUBET – GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Gerakan Nasional Kurangi Ketergantungan Anak pada Ponsel

GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Gerakan Nasional Kurangi Ketergantungan Anak pada Ponsel

images info

Misi mengurangi penggunaan gadget untuk anak-anak adalah misi bersama. Melihat penggunaan gadget di Indonesia yang kini juga telah menyerang usia balita, menciptakan iklim yang menyenangkan di kehidupan nyata adalah tanggung jawab yang perlu ditunaikan.

Merespons hal tersebut, Good News From Indonesia (GNFI) berkolaborasi dengan Kampung Lali Gadget (KLG) menyediakan program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget sebagai sebuah wadah yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi komunitas untuk mendukung pembatasan penggunaan gadget bagi anak.

“Gerakan ini bukan sekadar program, tapi investasi jangka panjang untuk ikut membangun generasi Indonesia yang lebih sehat secara fisik, mental, dan sosial. GNFI terus berusaha menjadi katalisator kolaborasi agar perubahan ini bisa menjangkau lebih banyak anak dan komunitas,” papar Wahyu Aji, CEO Good News From Indonesia (GNFI).

Sebagai informasi, Kampung Lali Gadget merupakan sebuah gerakan kolektif yang menawarkan solusi untuk melepaskan ponsel pintar dari jangkauan anak-anak melalui metode permainan tradisional. Di sana, anak-anak dapat mengakses berbagai permainan tradisional, seperti kitiran bambu, kitiran klutuk, toktok, hingga gasing bunyi.

Kampung ini terletak di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.

Duplikasi Strategi di Berbagai Wilayah Lewat Program 100 Komunitas Kampung Lali Gadget

Strategi Kampung Lali Gadget yang selama ini diterapkan dalam berperan terhadap permasalahan gadget cukup sukses dan berdampak. KLG yang juga berpredikat sebagai Kampung Berseri Astra (KBA) ini pernah memenangkan penghargaan dari Astra Indonesia pada event SATU Indonesia Awards Tahun 2021.

Melihat besarnya dampak yang dihasilkan, strategi ini akan disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia lewat Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget yang digagas GNFI bersama Kampung Lali Gadget.

Harapannya, gerakan ini akan menjadi program yang menduplikasi atau mereplikasi 100 KLG di berbagai wilayah Indonesia. Inisiasi ini menjadi sebuah langkah penting, sebab kecerdasan anak dari segi mental, intelektual, hingga emosional merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi negara.

“Kami percaya bahwa masa depan Indonesia dimulai dari anak-anak yang bahagia dan aktif. Program Duplikasi 100 KLG adalah kontribusi kecil kami untuk ikut menghadirkan solusi berbasis komunitas agar anak-anak bisa kembali bermain, belajar, dan tumbuh tanpa ketergantungan pada layer,” jelas Wahyu Aji.

Program ini juga menjadi upaya GNFI, KLG, serta para komunitas yang akan bergabung untuk mendukung komitmen Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam membatasi penggunaan ponsel pintar dan media sosial bagi usia anak.

“Fenomena kecanduan gadget pada anak-anak adalah tantangan serius yang perlu kita hadapi bersama. Kampung Lali Gadget telah melihat bagaimana metode permainan tradisional dan aktivitas sosial dapat membantu anak-anak kembali menemukan keseruan di dunia nyata. Dengan dukungan GNFI dan komunitas dari seluruh Indonesia, kami optimistis gerakan ini bisa membawa dampak yang lebih luas dan berkelanjutan,” kata Achmad Irfandi, Pendiri Kampung Lali Gadget.

Batasi Penggunaan Ponsel Melalui Pendekatan Permainan Tradisional dan Interaksi

Strategi utama GNFI dan KLG ialah untuk menduplikasi 100 KLG lewat sejumlah komunitas. Program GNFI X Kampung Lali Gadget: Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget menjadi sebuah inisiatif untuk memberdayakan komunitas dalam membantu anak-anak lepas dari kecanduan gadget dengan menghadirkan ruang bermain berbasis interaksi sosial, permainan tradisional, dan kegiatan kreatif.

Nantinya, 30 komunitas terpilih akan mendapatkan pendampingan intensif berupa pelatihan, mentoring, dan monitoring selama 3 bulan agar mampu menciptakan ekosistem bermain yang sehat dan bebas gadget.

Para komunitas terpilih juga akan mendapatkan sertifikat, kesempatan berkolaborasi dengan berbagai pihak, hingga dukungan keberlanjutan program.

“Kampung Lali Gadget sejak awal berdiri memiliki misi untuk mengembalikan keceriaan anak-anak melalui permainan tanpa ketergantungan pada gadget. Bersama GNFI, kami ingin memperluas dampak gerakan ini dengan melibatkan lebih banyak komunitas di seluruh Indonesia. Harapannya, inisiatif ini tidak hanya sekadar program, tetapi menjadi sebuah gerakan berkelanjutan yang mengubah cara anak-anak bermain dan berinteraksi di era digital,” tutup Achmad Irfandi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *