
Kampung Kemlayan yang berada di daerah Surakarta terkenal sebagai tempat tinggal para seniman. Bila diperhatikan secara seksama Jejak sejarah kesenian di Kemlayan, masih banyak betebaran.
Dimuat dari Detik, Ketua Solo Societeit Dani Saptoni mengatakan Kemlayan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Laya yang yang berarti musik atau irama yang dihasilkan dari dalam. Karena itulah, kampung ini dulu merupakan tempat tinggal para seniman keraton.
Dijelaskan oleh Dani, Kemlayan dikenal sebagai tanah kelahiran Sardono W Kusumo yang merupakan maestro tari kontemporer, dan Mlayawidada serta S Ngaliman yang dikenal sebagai maestro karawitan.
“Kampung itu memang dulunya tempat abdi dalem, seniman keraton, terutama yang karawitan. Makanya namanya mlaya, artinya irama yang indah,” ujar Dani.
Diisi banyak kegiatan seni
Dani mengungkapkan dari lorong-lorong sempit di Kampung Kemlayan terlahir gending-gending Jawa dan notasi-notasi musik. Bahkan karya itu masih digunakan oleh seniman karawitan hingga kini.
“Jadi Keraton Solo itu kan menempatkan abdi dalemnya sesuai dengan fungsinya, kalau untuk seniman ya di Kemlayan ini,” jelas Deni.
Dikatakan oleh Dani, pada zaman dulu banyak kegiatan-kegiatan seni yang dilakukan di Kampung Kemlayan. Masyarakatnya gemar mempelajari kesenian mulai dari wayang, karawitan, hingga tari-tarian, karena pengaruh lingkungannya.
Grebeg Sekaten yang sudah ada sejak abad XV pun menjadi panggung bergengsi para seniman di Kemlayan. Karena itu, penduduk sudah terikat dengan kebudayaan sejak lahir.
“Jadi penduduknya itu kalau nggak tahu kesenian itu ya minder di sana,” sambung Dani.
Lahirkan banyak seniman
Diungkapkan oleh Dani, Kemlayan pada awalnya hanya lapangan atau tanah kosong yang luas untuk permakaman. Kemudian tercatat menjadi kampung seniman sejak era Pakubuwana IV.
“Ada satu situs peninggalan Pakubuwana IV berupa langgar, tapi sekarang kebetulan lokasi langgarnya itu sekarang sudah jadi rumah,” tutur Deni.
Mengutip laman resmi Solotourismpromotionboard.org, kampung ini juga menjadi tempat lahir tokoh seniman legendaris dari Kota Bengawan, seperti Hardiman Sindhuatmaja, S Ngalima, Yosopradangga, Sutidjah Tedjapangrawit, KRT Warsonodiningrat, dan Mlayawidada.
Keenam tokoh tersebut disegani dan berpengaruh di Kemlayan. K.R.T Warsodiningrat selain mengarang Serat Wedhapradangga juga menjadi petindih, yakni jabatan selevel kepala daerah yag memimpin suatu kelompok petugas di lingkungan istana.
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News