
Bledug Kuwu merupakan salah satu objek wisata yang ada di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul dari Bledug Kuwu ini dulunya.
Menurut legenda, Bledug Kuwu diyakini sebagai tempat keluarnya seekor naga yang merupakan jelmaan dari Jaka Linglung. Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda tersebut?
Legenda Bledug Kuwu dan Jaka Linglung dari Grobogan
Dilihat dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, dikisahkan pada zaman dahulu berdiri sebuah kerajaan yang bernama Medang Kamulan. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Dewata Cengkar.
Prabu Dewata Cengkar dikenal sebagai raja yang sangat kejam. Dirinya sering kali mengonsumsi daging manusia sebagai makanan sehari-harinya.
Hal ini dilakukan agar dia bisa menjadi orang sakti. Bahkan kebiasaan ini membuat Prabu Dewata Cengkar tidak bisa mati.
Perbuatan Prabu Dewata Cengkar tentu membuat masyarakat Medang Kamulan ketakutan. Namun apa daya, masyarakat tidak bisa melawan perbuatan dari sang raja yang kejam tersebut.
Pada suatu hari, datanglah seorang pengelana sakti ke daerah Medang Kamulan. Pengelana tersebut bernama Aji Saka.
Aji Saka merasa miris dengan kondisi yang ada di Medang Kamulan. Dirinya kemudian bertekad untuk membebaskan masyarakat dari situasi tersebut.
Sang pengelana kemudian pergi ke hadapan Prabu Dewata Cengkar. Dirinya langsung menantang sang raja untuk berduel dan adu kesaktian.
Prabu Dewata Cengkar tentu emosi mendengar tantangan itu. Dirinya kemudian memberikan taruhan atas pertarungan yang akan mereka lakukan.
Jika Aji Saka berhasil menang, maka daerah Medang Kamulan akan menjadi miliknya. Sebaliknya jika dia kalah, maka Aji Saka akan menjadi santapan sang raja.
Aji Saka menerima tantangan tersebut. Namun dia juga memberikan satu syarat kepada Prabu Dewata Cengkar.
Jika Prabu Dewata Cengkar akan memakannya, maka sisa tulang belulangnya mesti dibungkus di ikat kepala yang dia gunakan. Aji Saka kemudian memberikan ikat kepala itu kepada sang raja.
Prabu Dewata Cengkar kemudian membentangkan kain ikat kepala tersebut. Tanda disangka, ikat kepala itu sangat panjang yang membuat sang raja membentangkannya hingga ke Segoro Kidul.
Sesaat kemudian, Aji Saka langsung mengebaskan kain ikat kepala itu. Akhirnya Prabu Dewata Cengkar masuk ke dalam Segoro Kidul dan menjelma menjadi bajul putih.
Aji Saka kemudian berhasil mengalahkan sang raja. Sesuai perjanjian, dirinya kemudian menjadi raja Medang Kamulan.
Pada suatu hari, Aji Saka ditemui oleh seekor naga besar. Naga ini merupakan jelmaan dari Jaka Linglung yang mengaku sebagai anak Aji Saka.
Aji Saka tidak menerima Jaka Linglung begitu saja. Dirinya memberikan satu syarat agar Jaka Linglung bisa membuktikan bahwa dia memang anaknya.
Jaka Linglung ditantang untuk mengalahkan bajul putih yang ada di Segoro Kidul. Jaka Linglung langsung menerima tantangan dari Aji Saka tersebut.
Sebelum berangkat ke Segoro Kidul, Aji Saka memperingatkan agar Jaka Linglung melakukan perjalanan lewat perut bumi. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak ketakutan melihat wujudnya.
Jaka Linglung kemudian berangkat menuju Segoro Kidul. Dengan kesaktian yang dia miliki, dia berhasil mengalahkan bajul putih yang menjadi jelmaan Prabu Dewata Cengkar.
Setelah mengalahkan bajul putih, Jaka Linglung kembali ke daerah Medang Kamulan. Sesuai pesan Aji Saka, dirinya masuk ke dalam perut bumi menuju daerah itu.
Ketika sampai di daerah Kuwu, Jaka Linglung keluar ke permukaan untuk melihat sudah sejauh mana perjalanan yang dia lalui. Peristiwa ini membuat munculnya letupan lumpur dan air di daerah itu.
Akhirnya masyarakat menamai tempat keluarnya Jaka Linglung tersebut dengan nama Bledug Kuwu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News