Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Tanjung Menangis dari Sumbawa, Kisah Penyesalan yang Terlambat

Legenda Tanjung Menangis dari Sumbawa, Kisah Penyesalan yang Terlambat

images info

Legenda Tanjung Menangis merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Menurut kisahnya, legenda ini menceritakan sebuah tanjung yang dulunya menjadi lokasi tenggelamnya seorang putri yang menangis sembari menyesali perbuatannya.

Lantas bagaimana kisah dari legenda Tanjung Menangis tersebut?

Legenda Tanjung Menangis

Dikutip dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di Pulau Sumbawa hiduplah seorang putri yang memiliki paras cantik dan rupawan. Putri tersebut bernama Lala Intan Bulaeng.

Selain cantik, Lala Intan Bulaeng juga dikenal memiliki sifat yang baik hati. Meskipun dia merupakan putri dari seorang raja, Lala Intan Bulaeng tetap suka membantu masyarakat yang ada di sekitarnya.

Hal ini membuat banyak masyarakat yang menyayangi Lala Intan Bulaeng. Dirinya juga menjadi kebanggaan masyarakat pada waktu itu.

Pada suatu hari, Lala Intan Bulaeng ditimpa sebuah musibah yang tidak pernah dia duga. Sang putri tiba-tiba jatuh sakit begitu saja.

Sang ayah sudah mencari berbagai macam tabib untuk mengobati penyakit Lala Intan Bulaeng. Namun tidak ada seorangpun tabib yang bisa mengobati penyakitnya tersebut.

Akhirnya sang ayah membuat sayembara terbuka untuk umum. Sayembara ini diadakan untuk siapa saja yang berhasil menyembuhkan putri kesayangannya.

Jika yang berhasil menyembuhkan tersebut merupakan seorang perempuan, maka dia akan dijadikan sudari Lala Intan Bulaeng. Sebaliknya jika yang berhasil menyembuhkan sang putri seorang laki-laki, maka dia akan dinikahkan dan menjadi suami Lala Intan Bulaeng.

Kabar sayembara ini kemudian tersebar hingga ke seluruh negeri. Tidak hanya itu, kabar sayembara ini ternyata juga sampai ke telinga Daeng Ujung Pandang, seorang raja sakti yang berasal dari Pulau Sulawesi.

Daeng Ujung Pandang kemudian berangkat seorang diri ke Sumbawa. Sesampainya di sana, dia langsung disambut oleh Raja Sumbawa.

Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Daeng Ujung Pandang kemudian dipersilahkan untuk melihat Lala Intan Bulaeng. Dengan kesaktian yang dia miliki, Lala Intan Bulaeng bisa diobati oleh Daeng Ujung Pandang.

Lala yang awalnya tidur lelap menjadi bangun dan kembali seperti sedia. Dirinya juga tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia derita.

Raja Sumbawa merasa sangat senang melihat hal tersebut. Dirinya kemudian memberikan banyak sekali hadiah kepada Daeng Ujung Pandang.

Meskipun demikian, Daeng Ujung Pandang menolak semua pemberian raja tersebut. Dia hanya ingin menagih hadiah dari sayembara yang diselenggarakan sebelumnya.

Raja Sumbawa kemudian melihat fisik dari Daeng Ujung Pandang. Dia tidak tega putri kesayangannya mesti menikahi pria tua seperti Daeng Ujung Pandang.

Sang raja kemudian berkata bahwa dia tidak bisa mengabulkan keinginan Daeng Ujung Pandang. Sebagai gantinya, dia akan memberikan banyak harta kepada orang yang mengobati putrinya tersebut.

Daeng Ujung Pandang merasa kecewa mendengarkan perkataan sang raja. Dia menganggap sang raja bukanlah pemimpin yang bijak karena tidak bisa menepati ucapannya sendiri.

Akhirnya Daeng Ujung Pandang menolak semua hadiah tersebut dan memutuskan kembali ke daerahnya dengan perasaan kecewa. Daeng Ujung Pandang kemudian kembali ke kapalnya yang berada di sebuah tanjung di Pulau Sumbawa untuk pulang ke daerah asalnya.

Lala Intan Bulaeng yang melihat hal ini merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukan oleh sang ayah. Apalagi Daeng Ujung Pandang merupakan sosok yang mengobati dirinya.

Akhirnya Lala Intan Bulaeng pergi mengejar Daeng Ujung Pandang. Namun sayang, Daeng Ujung Pandang sudah berlayar kembali ke daerah asalnya.

Dari kejauhan, Lala Intan Bulaeng melihat Daeng Ujung Pandang berubah menjadi seorang pemuda tampan. Dirinya kemudian menangis dan menyesali perbuatan sang ayah yang sudah mengingkari janji.

Lala Intan Bulaeng kemudian berusaha mengejar sambil menangis terisak-isak. Tanpa sadar, dirinya terjatuh dan tenggelam di tanjung tersebut.

Oleh masyarakat setempat, tanjung tempat tenggelamnya Lala Intan Bulaeng kemudian diberi nama Tanjung Menangis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *