
Tiongkok resmi mengeluarkan visa baru yang disebut dengan “Visa ASEAN”. Visa ASEAN adalah visa khusus yang diberikan Tiongkok kepada para pebisnis dari 10 negara-negara di Asia Tenggara dan Timor Leste—selaku negara observer ASEAN—untuk memudahkan perjalanan bisnis mereka di Negeri Tirai Bambu itu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam keterangan resminya menuturkan, Visa ASEAN akan diberikan bagi pengusaha-pengusaha di kawasan Asia Tenggara, termasuk keluarga mereka yang telah memenuhi persyaratan. Melalui laman resmi Chinese Visa Application Service Center Jakarta, dituliskan bahwa visa ini mulai berlaku pada 9 Juni 2025.
Visa dengan jenis multiple entry atau Visa ASEAN memungkinkan pengusaha dapat lebih “bebas” memasuki wilayah Tiongkok dengan masa tinggal maksimal selama 180 hari. Menurut Lin, Visa ASEAN dibuat atas dasar pembebasan timbal balik yang komprehensif dengan negara-negara, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia, serta penerbitan Visa Lancang-Mekong untuk negara di sekitar Sungai Mekong.
Mengenal One China Policy dan Mengapa Indonesia Mendukung Kebijakan Ini
Visa ASEAn untuk Mempermudah Kerja Sama Antarnegara
Visa ASEAN bertujuan untuk mempermudah dan menyederhanakan perjalanan lintas batas antarnegara dan mendukung ekonomi terbuka. Ditambah lagi, hubungan antara Tiongkok dengan ASEAN juga telah terjalin hangat dengan dilakukannya berbagai perjanjian kerja sama.
Sebelumnya, Tiongkok sudah mulai menerapkan kebijakan uji coba bebas visa pada beberapa negara di Amerika Latin, seperti Brasil, Argentina, Chile, Peru, dan Uruguay. Bahkan, Tiongkok juga membuka akses bebas visa dengan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Dengan demikian, Tiongkok saat ini sudah membuka kebijakan ini untuk 43 negara.
Pengusaha yang ingin mengajukan Visa ASEAN dapat menghubungi perwakilan diplomatik dan kekonsuleran Tiongkok di negara masing-masing.
Tarif AS-Tiongkok Turun, Ini Dampaknya Bagi Indonesia dan Dunia Menurut Pakar HI UMM
ASEAN Jadi Mitra Dagang Terbesar Tiongkok
Dialog antara ASEAN dan Tiongkok sudah dimulai sejak 1991, di mana saat itu, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qian Qichen, menghadiri pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Malaysia. Kemudian, Tiongkok resmi diberikan status Mitra Dialog penuh di tahun 1996 di Jakarta.
China Global Television Network (CGTN) mewartakan, ASEAN menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok—dihitung dari volume total perdagangan—di lima bulan pertama 2025. Total nilainya tercatat sebanyak 3,02 triliun Yuan, naik 9,1 persen. Jumlah ini bahkan mengungguli Uni Eropa yang berada di posisi kedua dengan nilai total perdagangan 2,3 triliun Yuan.
ASEAN dan Tiongkok memiliki cakupan kerja sama yang sangat luas, termasuk ekonomi, perdagangan, investasi, dan keamanan. Keduanya juga memiliki beberapa bentuk kerja sama, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Indonesia sendiri juga menjadikan Tiongkok sebagai partner dagang terbesar. Presiden Prabowo menyebut, nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok melampaui US$130 miliar per tahun.
Kerja sama bilateral ini mencakup beberapa sektor penting, mulai dari industri, investasi, hingga teknologi. Kunjungan Li Qiang, Perdana Menteri Tiongkok, beberapa waktu lalu juga semakin memperkuat jalinan kerja sama kedua negara, di mana Indonesia dan Tiongkok berhasil meneken total kerja sama hingga US$10 miliar.
Serba-serbi Kunjungan PM Li Qiang di Indonesia: Bawa Proyek Senilai US$10 Miliar hingga RI Siap Ekspor Durian Beku ke Tiongkok
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Kabar Baik Indonesia
Good News From Indonesia
Makin Tahu Indonesia
Visa ASEAN Tiongkok
Visa ASEAN China
ASEAN China Visa
Visa bisnis Tiongkok untuk ASEAN
Visa bisnis China untuk ASEAN
Visa China untuk pengusaha ASEAN
Multiple entry visa China
Tiongkok bebas visa
Perdagangan China ASEAN
China ASEAN relations
Chinese Visa Application Service Center
Perdagangan bebas ASEAN-China
Kebijakan visa Tiongkok terbaru