
Pernahkah Kawan membayangkan berada di tengah hamparan bukit dengan sabana luas yang membentang sejauh mata memandang? Jika iya, maka Bukit Wairinding di Sumba Timur adalah destinasi yang wajib masuk dalam daftar perjalanan Kawan!
Dengan lanskap yang selalu berubah mengikuti musim, Bukit Wairinding menawarkan pengalaman wisata alam yang tak hanya indah, tetapi juga unik dan autentik.
Di sinilah Kawan bisa menikmati perpaduan sempurna antara lekuk-lekuk bukit, padang sabana yang eksotis, serta interaksi dengan masyarakat lokal yang masih menjaga tradisi mereka.
Yuk, simak lebih lanjut tentang pesona Bukit Wairinding!
Sumba Masuk Daftar Destinasi Wajib Dikunjungi di Tahun 2025 versi TimeOut dan Forbes
Sekilas tentang Bukit Wairinding
Bukit Wairinding terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lokasinya sekitar 25 km dari Kota Waingapu, ibu kota Sumba Timur. Bukit ini semakin populer setelah menjadi lokasi syuting berbagai film dan video musik, seperti Pendekar Tongkat Emas (2014) dan Susah Sinyal (2017).
Yang menarik, pemandangan di Bukit Wairinding selalu berubah mengikuti musim. Saat musim hujan (Oktober–April), sabana akan berwarna hijau segar. Bahkan, nuansanya disebut-sebut bak perbukitan di Selandia Baru.
Sementara saat musim kemarau (Mei–September), warna sabana berubah menjadi kuning kecokelatan, menyerupai lanskap padang rumput Afrika.
Tak heran jika Bukit Wairinding menjadi favorit para fotografer, wisatawan, hingga pasangan yang ingin melakukan sesi foto prewedding.
Terksima Menatap Laguna dari Surga di Danau Weekuri Sumba
Daya Tarik Bukit Wairinding
Bukit Wairinding memiliki daya tarik yang membuat siapa pun betah berlama-lama di sana.
Lantas, apa saja yang membuat bukit ini menarik? Berikut di antaranya:
Panorama Sabana yang Menakjubkan
Bukit Wairinding menyajikan pemandangan bukit berundak dengan rumput yang melambai tertiup angin, menciptakan suasana yang damai dan memanjakan mata. Lekuk-lekuk bukit yang simetris alami memberikan latar belakang sempurna untuk fotografi.
Spot Sunrise dan Sunset yang Memesona
Jika Kawan ingin mendapatkan pengalaman terbaik, datanglah saat matahari terbit (sunrise) atau matahari terbenam (sunset). Langit yang berubah warna menjadi gradasi jingga dan keemasan akan menambah kesan dramatis pada lanskap Bukit Wairinding.
Interaksi dengan Anak-anak Lokal dan Kuda Sumba
Saat berkunjung, Kawan akan sering bertemu dengan anak-anak lokal yang menggembalakan ternak mereka. Tak jarang mereka dengan ramah menawarkan diri untuk menjadi pemandu atau bahkan berfoto bersama wisatawan.
Bahkan, Kawan juga bisa menyewa kuda dan pakaian adat khas Sumba untuk berfoto. Biaya sewa kuda atau pakaian adat sekitar Rp50.000 per orang, yang tentunya akan memberikan pengalaman autentik khas Pulau Sumba.
Suasana Tenang, Jauh dari Hiruk Pikuk Kota
Bagi Kawan yang mencari ketenangan, Bukit Wairinding adalah tempat yang tepat. Tanpa polusi udara dan kebisingan, Kawan bisa duduk santai menikmati angin sepoi-sepoi sambil mengagumi luasnya sabana.
Jadi Destinasi Wisata Terbaik di Asia, Pulau Sumba Terkenal dengan Apa?
Akses Menuju Bukit Wairinding
Bukit Wairinding dapat diakses dari Kota Waingapu dengan perjalanan darat sekitar 30–45 menit.
Cara paling fleksibel adalah dengan menyewa kendaraan, baik motor maupun mobil, agar perjalanan lebih nyaman. Kawan bisa menyewa motor mulai Rp100.000/hari atau mobil sekitar Rp500.000/hari.
Alternatif lain adalah menggunakan travel atau bus umum ke Kecamatan Pandawai, kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek menuju Bukit Wairinding. Namun, opsi ini kurang fleksibel karena keterbatasan jadwal angkutan.
Sesampainya di area parkir, Kawan harus berjalan kaki sekitar 500 meter untuk mencapai puncak bukit. Jalannya cukup berbatu dan menanjak, jadi pastikan menggunakan alas kaki yang nyaman.
Menapaki Warisan Budaya Megalitikum Tanah Sumba di Desa Adat Ratenggaro
Tips Berkunjung ke Bukit Wairinding
Agar pengalaman berkunjung lebih maksimal, berikut beberapa tips penting:
- Datang di waktu terbaik: Musim hujan (Oktober–April) untuk sabana hijau, musim kemarau (Mei–September) untuk sabana eksotis ala Afrika.
- Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman: Trek menuju bukit cukup berbatu, jadi sebaiknya kenakan sepatu atau sandal gunung.
- Bawa perbekalan secukupnya: Di sekitar bukit belum banyak warung, jadi siapkan air minum dan camilan.
- Jangan buang sampah sembarangan: Jaga keindahan Bukit Wairinding dengan membawa kembali sampah Kawan.
- Siapkan kamera atau HP dengan baterai penuh: Sebab, panorama di sini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja!
Jadi, kapan Kawan berkunjung ke Bukit Wairinding Sumba?
Kue Manggulu, Warisan Kue Tradisional, Cerminkan Kesederhanaan dari Sumba Timur, NTT
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News