Cerita perjalanan hidup mantan Menteri Keuangan era Orde Baru Mar’ie Muhammad resmi diterbitakan pada Kamis (6/2). Biografi ini menceritakan perjalanan hidup sosok yang dikenal dengan kesederhanaannya dan pejuang kemanusiaan.
Buku biografi yang mengusung judul Mr. Clean Mar’ie Muhammad: Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan ini sangat dinanti oleh pihak keluarga. Karena itu setelah dirilis, pihak keluarga mengucapkan rasa syukur.
Alasan Menulis Menjadi Keterampilan Penting di Era Digital
“Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan bagi kami untuk akhirnya dapat membagi kisah hidup suami, ayah, dan kakek kami kepada keluarga besar bangsa Indonesia ini,” ujar istri Mar’ie Muhammad, Ayu Resmayati dalam peluncuran buku tersebut di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).
“Kepergian abadi almarhum pada Desember 2016 menyadarkan kami bahwa beliau tidak lagi dapat menginspirasi langsung para pewaris bangsa. Kami tahu bahwa tanggung jawab untuk menyampaikan keteladanannya ada di tangan kami,” lanjutnya.
Lanjutkan ajaran
Ayu menjelaskan mengapa pihak keluarga akhirnya menjadikan perjalanan hidup Mar’ie Muhammad sebagai buku. Menurutnya, biografi itu penting untuk melanjutkan ajaran dan ujaran yang telah diterima Mar’ie sepanjang hidupnya.
Ia juga meyakini ide dan inspirasi mantan Menteri Keuangan era Orde Baru tersebut tidak hanya jadi milik keluarga, tetapi juga milik bangsa Indonesia.
5 Rekomendasi Novel Ziggy Z yang Penuh Misteri dan Imajinasi
“Kebajikan, kecerdasan, dan keberanian yang ada di dalam Mar’ie Muhammad tidak terlepas dari figur-figur guru bangsa dalam masa mudanya,” ungkap Ayu.
“Melalui biografi ini, kami ingin meneruskan rantai ajaran dan ujaran baik yang telah diterima almarhum kepada para pewaris negara kita, karena seorang Mar’ie Muhammad bukan hanya milik kami saja. Ia juga milik setiap anak, setiap remaja, setiap manusia Indonesia,” sambungnya.
Butuh enam tahun
Qaris Tajudin, penulis Mr. Clean Mar’ie Muhammad: Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan mengaku butuh waktu lama untuk menggarap buku biografi mantan Menteri Keuangan era Orde Baru tersebut. Dia bahkan butuh enam tahun untuk mengembangkan tulisannya karena
kisah hidup mantan menteri itu belum terdokumentasi sebelumnya.
Selain itu, Qaris tak pelak harus melakukan riset hingga mewawancara lebih dari 50 narasumber. Supaya bisa lebih mendalami perjalanan hidup dari seorang Mar’ie Muhammad.
“Enam tahun itu karena Pak Mar’ie ini tidak pernah mempersiapkan biografi kalau menurut keluarga. Dia orangnya sangat humble, sehingga tidak ada catatan tentang biografi beliau,” beber Qaris.
“Kami harus datangi satu per satu orang-orang yang memang pernah ketemu beliau untuk bisa dapat biografi lengkapnya. Itu ada sekitar lebih dari 50 orang diwawancara dan kemudian dituliskan,” lanjutnya.
5 Rekomendasi Novel Tere Liye yang Wajib Masuk Rak Bukumu
Penulisan buku ini juga sempat berhenti karena pandemi Covid-19. Qaris tidak bisa banyak mengumpulkan materi karena pandemi membuat dirinya kurang leluasa melakukan wawancara.
Tantangan lain yang dialami Qaris muncul ketika sebagian besar narasumber sudah berusia tua. Ia mengaku beberapa kali menemukan tokoh-tokoh yang ingatannya tidak lagi tajam, apalagi tentang masa lalu Mar’ie.
Situasi itu membuat dirinya harus beberapa kali melakukan verifikasi ke berbagai sumber untuk memastikan akurasi informasi yang diterima.
“Waktu pandemi pasti berhenti karena enggak mungkin wawancara lewat zoom karena banyak yang sepuh, ada yang sudah mulai pikun, ada yang sudah kena stroke sehingga harus didampingi istrinya untuk mengingatkan,” ungkapnya.
“Ada yang sudah mulai mencampurkan satu kisah dengan yang lain. Itu yang harus diverifikasi. Kesulitan terbesar di situ,” lanjut Qaris.
Buku itu akhirnya resmi terbit pada Februari 2025 dengan judul Mr. Clean Mar’ie Muhammad: Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan dan dicetak setebal 344 halaman. Biografi tersebut diterbitkan di Mizan Pustaka dan Expose Publishin…
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News