Posted on Leave a comment

KUBET – Bhoi, Bolu Tradisional Khas Aceh yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu

images info

Daerah Aceh memiliki berbagai macam kuliner khasnya tersendiri. Salah satu makanan tradisional yang bisa Kawan jumpai di daerah yang juga dikenal dengan nama Serambi Mekah ini adalah kue bhoi.

Apakah Kawan pernah melihat dan mencoba makanan tradisional ini sebelumnya? Bagi Kawan yang pergi berlibur ke daerah Aceh tentu bisa mencoba keunikan dan cita rasa dari kue bhoi tersebut.

Apalagi kue bhoi diketahui sudah ada dan eksis di daerah Aceh sejak ratusan tahun silam. Tidak hanya itu, makanan tradisional ini biasanya juga sering disajikan dalam acara-acara besar yang diselenggarakan oleh masyarakat Aceh.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kue bhoi tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Sekilas tentang Bhoi

Kue bhoi merupakan sejenis bolu yang bisa Kawan jumpai di daerah Aceh. Biasanya masyarakat Aceh memakan makanan tradisional ini sebagai cemilan.

Tidak jarang kue bhoi juga dinikmati bersama minuman pendamping lainnya, seperti kopi atau teh. Sama seperti bolu pada umumnya, makanan tradisional ini menggunakan telur, tepung terigu, gula pasir, hingga vanili sebagai bahan dasarnya.

Proses pembuatan kuliner khas tradisional tersebut dimasak dengan cara dipanggang. Dilansir dari laman Acehprov.go.id, proses pembuatan kue bhoi ini bisa memakan waktu lama.

Oleh sebab itu, dibutuhkan kesabaran dan keuletan ketika ingin membuat makanan tradisional tersebut. Namun Kawan tidak perlu membuat kue bhoi dari awal jika ingin mencoba jajanan yang satu ini.

Sebab kue bhoi bisa Kawan jumpai di pasar-pasar tradisional yang ada di daerah Aceh. Terlebih harga jual dari makanan tradisional ini sangat terjangkau.

Dalam laman ANTARA disebutkan bahwa harga kue bhoi berkisar Rp1.000 hingga Rp2.500. Perbedaan harga ini biasanya dipengaruhi oleh besaran kue bhoi yang dijual oleh setiap pedagang.

Memiliki Bentuk yang Beragam

Salah satu keunikan dari makanan khas Aceh ini adalah memiliki bentuk yang beragam. Hal ini mungkin berbeda dengan kuliner khas lain yang bisa Kawan jumpai di daerah lainnya.

Umumnya kue bhoi dibuat dengan berbagai macam bentuk, mulai dari ikan, bintang, bunga, dan lainnya. Namun biasanya kue ini dibuat dalam bentuk ikan.

Tidak heran kue bhoi juga dikenal oleh masyarakat dengan sebutan bolu ikan. Secara tekstur, kue bhoi memiliki tekstur yang padat jika dibandingkan makanan lainnya.

Oleh sebab itu, Kawan bisa saja kekenyangan jika mengonsumsi makanan ini dalam jumlah yang banyak.

Jadi Seserahan Acara Pernikahan

Meskipun menjadi salah satu makanan khas yang ada di Aceh, kue bhoi sebenarnya tidak sekadar kuliner saja. Bahkan makanan tradisional ini diketahui sudah ada di daerah Aceh sejak ratusan tahun silam.

Selain itu, kue bhoi juga sering disajikan dalam beberapa acara penting yang ada di Aceh. Misalnya, makanan tradisional ini menjadi salah satu sajian ketika sebuah keluarga mengadakan acara khitanan dan kelahiran.

Bahkan kue bhoi juga sering menjadi salah satu seserahan di acara pernikahan. Makanan tradisional ini menjadi seserahan yang dibawa oleh mempelai laki-laki untuk mempelai perempuan dalam sebuah acara pernikahan.

Terakhir, kue bhoi juga sering menjadi oleh-oleh atau buah tangan bagi setiap orang yang datang ke Aceh. Kue bhoi yang bisa tahan dalam beberapa jangka waktu tertentu membuat makanan tradisional ini sering menjadi buah tangan untuk dibawa kembali ke daerah masing-masing pengunjung yang berlibur ke daerah Aceh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Menelisik Dampak Kebijakan Tarif Trump untuk Dunia, Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

images info

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat dunia internasional heboh dengan kebijakannya untuk menerapkan tarif dagang. Salah satu negara yang menghadapi dampak penerapan tarif tersebut adalah Tiongkok.

Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 10 persen untuk barang asal Negeri Tirai Bambu itu. Pemberlakuan tersebut sudah berlaku pada Selasa (4/2/2025) lalu. Apa sebenarnya alasan Trump untuk memberlakukan tarif dagang tersebut?

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jember (UNEJ), Honest Dody Molasy, S.Sos., M.A., menjelaskan jika kebijakan tarif dagang yang diberlakukan Trump merupakan cara untuk melindungi industri dan pekerjaan dalam negeri.

Presiden AS ini dikenal sangat lantang dengan prinsipnya, America First, di mana ia mengutamakan kepentingan domestik negaranya. Dengan menerapkan tarif pada barang impor, Amerika Serikat berusaha menciptakan kondisi yang lebih kompetitif bagi produk lokal.

“Misalnya tarif pada baja dan aluminium bertujuan untuk mendukung industri logam domestik yang terancam oleh produk impor yang lebih murah,” jelas Honest saat dihubungi oleh GNFI via WhatsApp.

Tidak hanya itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan yang signifikan, utamanya dengan Tiongkok. Lewat penerapan tarif tersebut, Amerika Serikat dapat mendorong konsumsi produk lokal

“Tarif juga digunakan sebagai alat untuk menekan negara-negara mitra dagang agar bernegosiasi ulang perjanjian perdagangan yang dianggap tidak adil,” imbuhnya.

Namun, kebijakan ini juga diklaim memiliki dimensi politik, di mana Trump berusaha untuk memenuhi janji kampanye kepada pemilihnya yang merasa dirugikan oleh globalisasi.

Perang tarif Trump berpotensi menimbulkan dampak signifikan untuk ekonomi dunia. Negara-negara yang terkena tarif akan merespon kembali kebijakan itu dengan penerapan tarif balasan.

Hal tersebut tentu akan mengganggu rantai pasokan global. Biaya produksi dan harga barang untuk konsumen di seluruh dunia pun akan akan ikut naik.

Pertumbuhan ekonomi global juga bisa melambat. Investasi asing dan kepercayaan pasar akan semakin berkurang akibat kebijakan dagang yang agresif. Bahkan, sektor yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, seperti otomotif dan elektronik bisa saja mengalami penurunan permintaan.

Jika terus berlanjut, dampaknya akan semakin banyak pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik. Negara berkembang yang mengekspor produk ke pasar besar seperti Amerika Serikat juga akan merasakan dampak yang besar karena keterbatasan mereka untuk menanggapi kebijakan itu.

Usaha Trump untuk Lindungi Industri Lokal

Kebijakan tarif Trump dianggap sebagai kebijakan proteksionis. Dalam hal ini, penerapan tarif bertujuan untuk melindungi industri lokal dari persaingan asing yang dianggap tidak adil.

Trump berusaha untuk menciptakan lingkungan yang jauh lebih menguntungkan bagi produsen di negaranya, sehingga dapat mempertahankan dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.

Tidak berhenti di sana, kebijakan ini juga dianggap sebagai upaya untuk mengurangi defisit perdagangan yang signifikan dengan negara tertentu, utamanya Tiongkok. Dengan demikian, konsumsi produk lokal dapat naik dan neraca perdagangan akan membaik.

“Kebijakan ini juga berfungsi sebagai alat negosiasi dalam hubungan perdagangan internasional. Dengan penerapan tarif, Trump berusaha untuk menekan negara-negara mitra untuk bernegosiasi ulang perjanjian perdagangan yang dianggap merugikan Amerika Serikat,” terang Honest.

Amerika Serikat Tutup USAID, Adakah Dampaknya untuk Indonesia?

Pengaruhnya untuk Dunia, Termasuk Indonesia

Salah satu kebijakan yang cukup mengejutkan adalah naiknya tarif impor aluminium dan baja. Trump resmi memungut tarif sebesar 25 persen dari seluruh negara tanpa kecuali, per Senin (10/2/2025). Sebelumnya, tarif impor dua jenis komoditi tersebut adalah 10 persen.

Banyak negara yang meradang, termasuk Eropa. Namun, bukan hanya negara-negara Eropa yang terdampak, Indonesia juga disinyalir akan terpengaruh dengan kebijakan ini.

Honest menyebut jika Indonesia mungkin akan merasakan dampak dari fluktuasi harga dan pemintaan akibat ketegangan perdagangan yang luas. Sebagai informasi, Indonesia sendiri merupakan eksportir beberapa jenis produk mentah dan olahan ke pasar Amerika.

Namun, Indonesia bisa saja mendapatkan peluang untuk meningkatkan ekspor produk-produk tersebut. Hal ini terjadi jika negara-negara yang terkena tarif Trump mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan baja dan aluminium.

“Tantangan tetap ada, terutama dalam hal persaingan harga dan kualitas,” sebut Dosen FISIP UNEJ tersebut.

Perang Tarif Trump Disebut Jadi Tantangan Global, Apa Efeknya untuk Indonesia?

Ini yang Harus Dilakukan Indonesia

Indonesia bisa kecipratan banyak permintaan atas produk lokal jika negara “korban” tarif Trump mencari alternatif. Indonesia dapat mendapat peluang untuk mengekspor berbagai produk unggulan, seperti pertanian, tekstil, hingga produk olahan.

Pemerintah dapat memperkuat industri lokal dan meningkatkan daya saing produk. Hal tersebut dapat membantu perekonomian nasional.

Namun, ketegangan perdagangan global bisa menyebabkan ketidakpastian di pasar internasional yang dapat memengaruhi iklim investasi asing dan pertumbuhan ekonomi. Jika negara-negara mitra dagang Indonesia, seperti Tingkok atau negara Asia Tenggara lain terkena dampak perang tarif, permintaan produk Indonesia bisa berkurang.

Apabila tarif yang ditetapkan Amerika Serikat menyebabkan kenaikan bahan baku, industri Indonesia yang bergantung pada impor bisa menngalami peningkatan biaya produksi.

Untuk mengantisipasinya, Indonesia perlu memperkuat diversifikasi pasar ekspor dengan menjalin hubungan dagang dengan negara lain. Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat.

Selain itu, pemerintah harus meningkatkan daya saing produk lokal agar lebih menarik di mata global. Pemerintah juga harus aktif dalam diplomasi perdagangan untuk mencari solusi yang menguntungkan dan mengurangi ketegangan.

“Mendukung industri kecil dan menengah (IKM) untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tutup Honest.

Trump Terpilih Lagi, Adakah Dampak Hasil Pilpres AS bagi Indonesia?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Air Terjun Tembinus Kaltim: Eksplorasi Keindahan Alam Tersembunyi di Sekitar IKN

images info

Daerah sekitar Ibu Kota Negara (IKN) ternyata menyimpan lebih banyak pesona wisata alam. Salah satunya adalah Air Terjun Tembinus, yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Meskipun wilayah ini kini tengah dipersiapkan untuk menjadi pusat pemerintahan baru, alamnya tetap mempertahankan keasriannya.

Bagi siapa saja yang ingin melarikan diri sejenak dari hiruk pikuk kota dan merasakan kedamaian alam, air terjun ini bisa menjadi pilihan yang sempurna!

Bandara IKN Dapat Kode Internasional, Apa Arti dan Manfaatnya untuk Indonesia?

Sekilas Mengenai Air Terjun Tembinus

Air Terjun Tembinus adalah salah satu destinasi wisata alam yang tersembunyi di balik hutan lebat Kalimantan. Terletak di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 25 hingga 30 meter.

Air terjun ini mengalir deras melalui tebing batu yang tersusun rapi, menciptakan pemandangan alam yang sangat memukau. Di bawahnya, terbentuk kolam alami yang jernih, dikelilingi oleh bebatuan besar yang membuat suasana semakin mempesona.

Lokasi ini dikelola oleh PT ITCI Hutani Manunggal, yang berada dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGU) untuk tanaman industri, namun tetap terbuka untuk pengunjung dengan izin khusus.

Wacana Tol Bawah Laut di Ibu Kota Nusantara (IKN), Berapa Perkiraan Biayanya?

Daya Tarik Air Terjun Tembinus

Wisata Air Terjun Tembinus di Sekitar IKN

info gambar

 

Air Terjun Tembinus bukan sekadar air terjun biasa. Bagi Kawan GNFI yang menyukai tantangan, perjalanan menuju air terjun ini akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Perjalanan selama sekitar 3 jam dari kota Penajam Paser Utara, ditambah dengan berjalan kaki sejauh 1 kilometer melalui jalan setapak di tengah hutan, akan memberikan kesan petualangan tersendiri.

Meskipun medan yang dilalui cukup menantang, panorama yang ditemui sepanjang perjalanan membuat setiap langkah semakin memuaskan.

Taman Safari Indonesia Bakal Hadir di IKN

Air terjun ini menjulang tinggi dengan debit air yang cukup deras, namun aman untuk dinikmati. Di bawah air terjun, terdapat kolam alami yang jernih dan luas, yang cocok untuk berenang atau sekadar berendam menikmati kesejukan.

Suasana alam sekitar yang dikelilingi hutan tropis semakin memperkaya pengalaman wisata yang tenang dan damai.

Dengan latar belakang air terjun yang memukau dan bongkahan batu besar yang menghadap langsung ke air terjun, tempat ini juga menjadi spot foto yang sangat Instagramable. Kawan GNFI yang suka berburu foto indah pasti akan menemukan banyak sudut yang menawan di sini.

Pelayaran Kapal Pinisi Bakal Jadi Daya Tarik Wisata Baru di IKN

Akses Menuju Air Terjun Tembinus

Untuk mengunjungi Air Terjun Tembinus, Kawan GNFI perlu mempersiapkan perjalanan yang cukup panjang.

Dari Penajam Paser Utara, perjalanan ke air terjun memakan waktu sekitar 3 jam. Setelah itu, Kawan GNFI harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui jalur hutan yang cukup menantang sejauh sekitar 1 kilometer.

Meskipun jalur menuju air terjun terbilang cukup melelahkan, setiap langkah akan terbayar ketika sampai di lokasi.

Perlu dicatat bahwa Air Terjun Tembinus hanya dibuka untuk pengunjung pada hari Sabtu dan Minggu.

Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemeliharaan dan pengawasan rutin dari pihak pengelola. Kawan yang berencana mengunjungi tempat ini harus memperhatikan waktu operasionalnya.

Jadi, jika Kawan mencari destinasi wisata yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, Air Terjun Tembinus adalah opsi yang tepat!

Bakal Jadi IKN, 7 Rekomendasi Wisata di Kalimantan Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenal Rumah Arwah, Cara Orang Tionghoa Memberi Bekal untuk Arwah Leluhur di Akhirat

images info

Rumah arwah menjadi pemandangan unik saat datang ke gang sempit di Pecinan Kota Semarang. Rumah arwah menjadi tradisi penting bagi orang Tionghoa untuk menghormati para leluhur atau kerabat yang sudah meninggal. 

Dimuat dari Detik, pemilik dari rumah arwah ini adalah Ong Bik Hok (75) yang sudah menggeluti bisnis ini sejak sekitar tahun 1800-an. Dirinya menjadi generasi keempat yang membuat pernak-pernik untuk ritual kematian warga keturunan Tionghoa itu.

“Saya sudah generasi keempat. Sudah ada sekitar tahun 1800-an. Biasanya banyak pesanan ketika tilik kubur dan imlek,” kata Ong Bik Hok.

Mengulik Budaya Ngopi di Kota Pontianak, Potret Keberagaman dalam Secangkir Kehangatan

Dia menyebut pada awalnya workshop-nya sudah berada di Gang Cilik itu. Tetapi lokasinya sempat bergeser sedikit dan kini ada tepat di depan klenteng Hoo Hok Bio.

“Dari dulu memang di sekitar sini. Dulu di rumah kakek, sekarang di sini,” ujarnya.

Tradisi orang Tionghoa 

Hoo Hok Bio menjelaskan bagi orang Tionghoa arwah orang meninggal perlu diberi bekal di akhirat. Bekal yang dimaksud seperti barang-barang di dunia yaitu rumah dan seisinya.

“Namanya Rumah Arwah, dikirim kepada yang meninggal. Supaya di sananya tidak kekurangan sesuatu. Perabot, rumah, ada semua, kasur, TV, garasi, mobil. Kayak rumah biasa. Kemudian ada syaratnya, harus ada ‘gunung emas’, ‘gunung perak’, ‘gunung uang’. Ada dewa pengantar juga, ada surat rumahnya, lengkap,” ujar Hok.

Hok menyebut rumah arwah hingga perabotan akan dibentuk sesuai dengan pesanan. Ada beberapa permintaan unik semisal membuat ruang karaoke karena mendiang suka menyanyi. 

Jejak Warisan Tionghoa di Klenteng Kim Tek Le, Klenteng Tertua di Jakarta yang Penuh Cerita

Tetapi bentuk rumah arwah tidak boleh sama dengan yang ada di dunia, karena akan memberi sial. Karena itu perlu didesain secara hati-hati.

“Rumahnya nggak boleh sama kayak yang di dunia, harus beda. Kalau yang sama dikirim nanti ada gangguan. Ada anaknya kirim rumah untuk ayah yang sudah meninggal persis seperti yang ditempati, kemudian ada masalah. Jadi nggak boleh sebenarnya, harus desain lainnya. Kecuali rumahnya sudah dijual,” jelas Hok.

Ritual rumah arwah

Ong menyebut rumah arwah itu, beserta perabotan dari kertas dan bambu itu dikirim ke orang yang sudah meninggal dengan cara dibakar. Menurut kepercayaan Tionghoa, bekal tersebut menemani arwah yang berada di akhirat.

“Nanti dibakar, waktu kirim rumah misal 49 hari (setelah kematian). Ada ritualnya, Kong Tek,” katanya.

Rujak Juhi, Makanan Tradisional Betawi yang Digemari Masyarakat Tionghoa di Jakarta pada 1960-an

Upacara pembakaran rumah arwah itu akan dilakukan 40 hari setelah kematian. Rumah arwah itu konon digunakan sebagai tempat tinggal arwah yang meninggal di alam baka.

“Dalam kepercayaan kami, orang meninggal rohnya harus diberi rumah. Kalau tidak diberi rumah, arwahnya bisa tersesat,” imbuhnya.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Menapaki Jejak Nenek Moyang Suku Minang di Desa Pariangan, Desa Terindah di Dunia

images info

Terdapat sebuah desa yang tidak hanya menawarkan keindahan alam luar biasa, tetapi juga menyimpan sejarah panjang peradaban di Sumatra Barat, yaitu Desa Pariangan.

Desa ini bukan sekadar tempat wisata biasa. Ia adalah cikal bakal peradaban Minangkabau yang masih hidup dalam tradisi dan budaya warganya.

Bahkan, Travel Budget USA pernah menobatkan Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia pada 2012, sejajar dengan Shirakawago di Jepang dan Niagara on the Lake di Kanada.

Dengan lanskap perbukitan yang memesona, sawah berundak yang menghijau, serta rumah adat yang masih berdiri megah, Pariangan bukan hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan nilai historis dan budaya.

Mari kita telusuri lebih dalam pesona desa ini!

Ragam Menu Teh Talua Asal Sumatra Barat yang Pasti Bikin Kamu Ngiler

Sekilas Mengenai Desa Pariangan

Terletak di lereng Gunung Marapi, Desa Pariangan berada pada ketinggian 800–1.000 meter di atas permukaan laut. Udara sejuk khas pegunungan menyelimuti desa ini, memberikan suasana yang nyaman bagi siapa saja yang berkunjung.

Menurut tambo, sejarah lisan yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Minangkabau, Pariangan adalah tempat asal muasal nenek moyang mereka. Hal ini diabadikan dalam pepatah Minang:

“Dari mano dating titiak palito, dari telong nan Batali. Dari mano asa nenek moyang kito, dari puncak gunuang Marapi.”

Hingga kini, banyak peninggalan bersejarah yang masih bisa ditemukan di desa ini, seperti Batu Lantak Tigo, Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano, Sawah Satampang Baniah, dan Lurah Indak Barayia.

Tak heran, selain menjadi destinasi wisata, Pariangan juga menjadi tempat bagi para peneliti sejarah dan budaya yang ingin menggali lebih dalam tentang peradaban Minangkabau.

Legenda Asal Usul Danau Singkarak di Sumatra Barat, Kisah Anak dengan Ayam Kesayangannya

Daya Tarik Desa Pariangan

Suasana di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar | Dok. Jadesta Kemenparekraf

info gambar

 

Lantas, apa saja yang membuat Desa Pariangan ini jadi destinasi wisata yang menarik untuk dieksplorasi di Sumatra Barat? Berikut di antaranya:

Keindahan Sawah Berundak dan Lanskap Pegunungan

Kawan GNFI, begitu tiba di Desa Pariangan, mata Kawan akan langsung dimanjakan dengan pemandangan sawah berundak yang membentang dari lereng Gunung Marapi hingga ke lembah. Sawah-sawah ini dikelola secara tradisional dan menjadi salah satu ciri khas desa.

Pada pagi hari, kabut tipis sering menyelimuti perbukitan, menciptakan suasana magis yang sulit ditemukan di tempat lain.

Jika Kawan mencari tempat yang tenang dan asri, Pariangan adalah pilihan yang tepat!

 

Rumah Gadang dan Arsitektur Minangkabau

Di sepanjang desa, Kawan bisa melihat deretan Rumah Gadang, rumah adat Minangkabau yang khas dengan atap melengkung seperti tanduk kerbau. 

Hebatnya, rumah-rumah ini dibangun tanpa paku, hanya menggunakan teknik sambungan kayu yang diwariskan turun-temurun.

Selain Rumah Gadang, ada juga Masjid Ishlah, yang didirikan pada abad ke-19 oleh Syekh Burhanuddin, seorang ulama besar Minangkabau.

Uniknya, masjid ini memiliki pancuran air panas alami dari Gunung Marapi yang dianggap sebagai berkah bagi masyarakat setempat.

Legenda Asal Usul Danau Singkarak di Sumatra Barat, Kisah Anak dengan Ayam Kesayangannya

Wisata Sejarah dan Budaya Lainnya

Bagi Kawan yang tertarik dengan sejarah, Pariangan menyimpan berbagai situs bersejarah yang menarik untuk dikunjungi:

  • Batu Lantak Tigo – batu sakral yang dipercaya sebagai penanda awal mula peradaban Minangkabau.
  • Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano – makam tokoh yang disebut sebagai arsitek pertama Rumah Gadang.
  • Sawah Satampang Baniah – sawah yang memiliki legenda unik tentang kesuburan dan kejayaan pertanian Minangkabau.

Selain itu, Pariangan juga kerap mengadakan berbagai upacara adat seperti Batagak Gala, yaitu prosesi adat dalam pengangkatan pemimpin suku atau penghulu.

 

Live-in Experience dan Heritage Walk

Kawan GNFI ingin merasakan hidup seperti masyarakat Minang asli? 

Cobalah program live-in experience, di mana Kawan bisa tinggal bersama keluarga lokal dan ikut dalam aktivitas sehari-hari mereka, seperti menanam padi, memasak kuliner khas Minang, hingga mengikuti upacara adat.

Bagi yang suka berjalan kaki, Heritage Walk adalah cara terbaik untuk menjelajahi desa.

Kawan bisa menyusuri gang-gang kecil, melewati Rumah Gadang, sawah, dan situs bersejarah lainnya dengan dipandu oleh warga setempat.

Menyingkap Eksotisme Pesisir Selatan, Surga Pantai di Ujung Barat Sumatra

Akses Menuju Desa Pariangan

Pariangan dapat diakses melalui jalur darat dari berbagai kota di Sumatera Barat:

  • Dari Padang: ± 2 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
  • Dari Bandara Internasional Minangkabau: ± 90 menit perjalanan.
  • Dari Bukittinggi: ± 90 menit perjalanan.
  • Dari Payakumbuh: ± 90 menit perjalanan.

Jika Kawan ingin menggunakan transportasi umum, tersedia angkutan umum seperti bus atau travel dari Padang menuju Batusangkar, lalu melanjutkan perjalanan dengan ojek atau kendaraan sewaan ke Desa Pariangan.

Untuk akomodasi, tersedia beberapa homestay khas Rumah Gadang yang dikelola warga lokal, memberikan pengalaman menginap yang autentik dan dekat dengan budaya Minangkabau.

Desa Pariangan bukan sekadar destinasi wisata biasa, Kawan GNFI. Ia adalah potret peradaban Minangkabau yang masih terjaga hingga kini, tempat di mana sejarah, budaya, dan alam berpadu dalam harmoni yang indah.

Keindahan sawah bertingkat, rumah adat yang megah, serta tradisi yang tetap hidup menjadikan desa ini layak mendapat predikat sebagai salah satu desa terindah di dunia.

Bagi Kawan yang ingin merasakan pengalaman wisata yang lebih dari sekadar melihat pemandangan, datanglah ke Desa Pariangan.

Jelajahi jejak nenek moyang Minangkabau, nikmati keramahan warganya, dan biarkan diri Kawan tenggelam dalam pesona desa yang begitu istimewa ini.

Jadi, kapan Kawan GNFI siap menapaki jejak sejarah di Desa Pariangan?

Mengenal Bukittinggi, Kota di Sumatra Barat yang Pernah Jadi Ibu Kota Negara Darurat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Timphan, Jajanan Tradisional dari Aceh yang Disajikan pada Saat Momen Tertentu

images info

Timphan merupakan salah satu jajanan tradisional yang patut Kawan coba ketika berkunjung di Aceh. Apalagi jajanan tradisional ini memiliki sejarah panjang bagi masyarakat yang ada di sisi barat Indonesia tersebut.

Tidak hanya itu, timphan juga sering menjadi salah satu jajanan tradisional yang disajikan dalam momen-momen tertentu. Misalnya jajanan tradisional tersebut bisa Kawan jumpai pada salah satu perayaan hari besar bagi umat Islam, yakni Hari Raya Idul Fitri.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait jajanan tradisional timphan tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Mengenal Jajanan Tradisional Timphan

Timphan merupakan salah satu jajanan tradisional khas dari daerah Aceh. Jajanan yang satu ini hampir pasti dikenal oleh setiap masyarakat yang ada di daerah tersebut.

Bahkan nama jajanan ini juga terdapat dalam salah satu ungkapan yang beredar di tengah masyarakat. Dilansir dari laman Acehprov.go.id, salah satu ungkapan yang menyebutkan nama jajanan ini adalah “ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî“.

Ungkapan tersebut berarti “Hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan”. Hal ini menunjukkan bahwa timphan memang menjadi salah satu jajanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Aceh.

Jika dilihat dari bentuknya, timphan memiliki kemiripan dengan kue lepat yang bisa Kawan jumpai di beberapa daerah lainnya di Indonesia. Apalagi jajanan tradisional tersebut juga menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya.

Bahan utama dari jajanan tradisional ini berasal dari tepung beras, pisang, dan santan. Semua bahan ini nantinya akan diaduk hingga kenyal.

Setelah itu, adonan ini akan dibentuk memancang dan diberi isian. Isian yang digunakan dalam timphan juga beragam, mulai dari kelapa, srikaya, potongan nanas, dan lainnya.

Kemudian adonan yang sudah diberi isian ini akan dibungkus dengan daun pisang. Terakhir, adonan tersebut akan dikukus hingga matang.

Dari penjelasan di atas bisa Kawan lihat bahwa proses pembuatan timphan cukup panjang. Bahkan proses mengukusnya saja bisa memakan waktu lebih kurang satu jam.

Oleh sebab itu, dibutuhkan keuletan dan kesabaran yang tinggi ketika Kawan ingin membuat makanan ini. Namun di balik itu, hal ini pula yang memberikan nilai mendalam pada jajanan tradisional khas Aceh tersebut.

Sarat akan Nilai

Keberadaan timphan bagi masyarakat Aceh tidak hanya sekadar makanan atau jajanan saja. Salah satu kekayaan kuliner khas Serambi Mekah ini juga memiliki nilai dan simbol kearifan lokal yang mendalam.

Dilansir dari laman RRI, keberadaan timphan di Aceh sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi dulunya. Namun jajanan tradisional ini hanya khusus diturunkan pada garis keturunan perempuan Aceh saja.

Resep jajanan tradisional timphan sendiri diketahui sudah ada sejak dahulu kala. Resep inilah yang kemudian diwariskan secara turun temurun di setiap keluarga yang ada di tengah masyarakat Aceh.

Selain itu, proses pembuatan timphan yang lama juga menjadi sarana menjalin silaturahmi antara setiap perempuan Aceh. Seperti sudah disebutkan pada bagian sebelumnya, jajanan yang satu ini sering disajikan pada momen hari besar tertentu.

Pada saat itu, setiap keluarga biasanya akan memasak jajanan ini secara bersama-sama. Pada saat proses memasak inilah jalinan silahturahmi bisa terbangn, mulai saling berbicara hingga menceritakan pengalaman masing-masing.

Berdasarkan hal inilah bisa Kawan lihat bahwa timphan tidak hanya berupa jajanan tradisional untuk dikonsumsi saja. Akan tetapi, terdapat makna dan nilai mendalam yang bisa Kawan dapatkan ketika melihat jajanan tradisional tersebut dengan lebih mendalam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Pekerja yang Terkena PHK Bisa Dapat 60% Gaji Selama 6 Bulan, Ini Dasar Hukumnya

images info

Kabar baik bagi pekerja di Indonesia! Presiden Prabowo Subianto resmi meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, dan mengurangi risiko sosial bagi para pekerja atau buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat kondisi perekonomian. Oleh karena itu, pemerintan pun sepakat untuk menerbitkan kebijakan yang adaptif lewat PP Nomor 6 Tahun 2025 tersebut.

Sebelumnya, PP Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan dianggap sudah tidak relevan dengan kebutuhan di lapangan, sehingga perlu ada perubahan dalam peraturan itu.

Peraturan terbaru ini mengatur tentang pekerja yang terkena dampak PHK dapat memperoleh uang tunai sebanyak 60 persen dari upah. Pemberian gaji tersebut diberikan paling lama enam bulan.

Hal itu tercantum dalam Pasal 21 Ayat (1) yang berbunyi, “Manfaat uang tunai diberikan setiap bulan sebesar 60% (enam puluh persen) dari upah, untuk paling lama 6 (enam) bulan”.

Lebih lanjut, dalam Ayat (3) dijelaskan bahwa batas upah yang ditetapkan adalah senilai Rp5 juta. Hal ini sesuai dengan upah terakhir yang dilaporkan pengusaha kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Sebelum diubah, uang kompensasi yang diterima oleh pekerja hanya sebesar 45 persen. Dengan penambahan tersebut, diharapkan bahwa uang itu dapat memberikan kesempatan yang besar bagi korban PHK untuk berwirausaha atau mempelajari keahlian baru yang dibutuhkan industri dan dunia kerja.

Usia Pensiun Bertambah, Adakah Dampaknya untuk Sektor Pekerja?

Siapa yang Berhak Menerima Uang PHK Sebesar 60%?

Dalam Pasal 4 diterangkan, pekerja atau buruh yang sudah diikutsertakan oleh perusahaan dalam program jaminan sosial, maupun mereka yang baru didaftarkan dalam program itu dapat menjadi penerima manfaat JKP. Selain itu, tertulis juga bahwa syarat lainnya adalah WNI, belum mencapai usia 54 tahun saat mendaftar, dan memiliki kontrak dengan perusahaan.

Namun, terdapat pengecualian penerima manfaat JKP bagi peserta yang mengalami PHK karena beberapa hal, yaitu mengundurkan diri, cacat total tetap, pensiun, dan meninggal dunia. Ini sesuai pada Pasal 20 Ayat (1).

Di sisi lain, bagi perusahaan yang dinyatakan pailit atau tutup sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan menunggak iuran paling lama enam bulan, manfaat JKP tetap bisa diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Dijelaskan bahwa ketentuan pembayaran manfaat JKP tidak menghapuskan kewajiban pengusaha untuk melunasi tunggakan iuran dan denda pada program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Lewat program JKP, pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja itu dapat menerima manfaat uang tunai. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan informasi pasar kerja dan pelatihan.

Mengapa Usia Pensiun di Indonesia Bertambah Jadi 59 Tahun?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Gunung Berapi di Bawah Laut Ternyata Jadi “Markas” Hiu dan Predator

images info

Gunung berapi bawah laut, atau yang dikenal sebagai seamount, ternyata menjadi tempat berkumpulnya hiu dan predator laut lainnya.

Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Sam B. Weber dan timnya, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Biology pada tahun 2025.

Studi ini mengungkapkan bahwa seamount yang terletak di perairan dangkal berfungsi sebagai “oasis” dan pusat aktivitas bagi predator pelagis, termasuk hiu, di dalam kawasan konservasi laut skala besar. 

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya gunung berapi bawah laut sebagai habitat kritis bagi kehidupan laut.

Mengapa Hiu dan Predator Laut Tinggal di Gunung Berapi Bawah Laut?

Gunung berapi bawah laut menciptakan lingkungan yang unik dan kaya nutrisi, yang menarik berbagai jenis hewan laut.

Menurut penelitian Weber dan tim, seamount menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi predator seperti hiu. Hal ini disebabkan oleh arus laut yang kuat di sekitar gunung berapi bawah laut, yang membawa nutrisi dari dasar laut ke permukaan.

Proses ini, yang dikenal sebagai upwelling, mendorong pertumbuhan fitoplankton, yang menjadi dasar rantai makanan laut. Fitoplankton menarik ikan-ikan kecil, yang pada gilirannya menjadi mangsa bagi hiu dan predator lainnya.

Selain itu, gunung berapi bawah laut juga menyediakan struktur fisik yang menjadi tempat berlindung dan beristirahat bagi hiu.

Seamount sering kali memiliki lereng yang curam dan celah-celah yang menjadi tempat ideal bagi hiu untuk bersembunyi dan berburu. Kondisi ini membuat seamount menjadi lokasi strategis bagi predator untuk menghemat energi sambil tetap memiliki akses ke sumber makanan yang melimpah.

Baca juga Hemiscyllium, Spesies Hiu “Berjalan” Diduga Hidup di Laut Maluku Utara

Peran Seamount dalam Ekosistem Laut

Penelitian ini juga menyoroti peran penting seamount dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Sebagai pusat aktivitas bagi predator, seamount membantu mengatur populasi ikan dan hewan laut lainnya.

Kehadiran hiu dan predator lain di sekitar seamount menunjukkan bahwa gunung berapi bawah laut bukan hanya sekadar fitur geografis, tetapi juga bagian integral dari jaringan kehidupan laut.

Selain itu, seamount sering kali menjadi lokasi migrasi bagi banyak spesies laut. Hiu dan predator lain menggunakan gunung berapi bawah laut sebagai titik navigasi dalam perjalanan mereka melintasi samudra.

Hal ini menjadikan seamount sebagai “stasiun pengisian bahan bakar” alami, di mana predator dapat beristirahat dan mencari makan sebelum melanjutkan perjalanan.

Baca juga Pacific Hagfish, Ikan Laut Purba yang Bisa Kalahkan Hiu

Referensi:

Weber, S. B., Richardson, A. J., Thompson, C. D. H., Brown, J., Campanella, F., Godley, B. J., Hussey, N. E., Meeuwig, J. J., Rose, P., Weber, N., Witt, M. J., & Broderick, A. C. (2025). Shallow seamounts are “oases” and activity hubs for pelagic predators in a large-scale marine reserve. PLOS Biology, 23(2), e3003016. DOI: [10.1371/journal.pbio.3003016](https://doi.org/10.1371/journal.pbio.3003016).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Kemana Arah Larinya Riset-Riset di Indonesia?

images info

Secara kuantitas, riset dan publikasi ilmiah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data Scimago Journal and Country Rank – yang diambil dari basis data Scopus – menunjukkan, Indonesia telah menghasilkan 58.224 publikasi ilmiah pada 2023. Ada kenaikan 28% dari tahun sebelumnya.

Angka tersebut menjadikan Indonesia menempati posisi ke-19 sebagai negara dengan publikasi ilmiah terbanyak. Ada kenaikan peringkat Indonesia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah publikasi ilmiah di Indonesia

info gambar

Akan tetapi, apakah riset di Indonesia hanya cukup diukur dengan angka? Bagaimana dengan kualitasnya?

Dukung Indonesia Emas 2045, Begini Rencana Strategis Riset Keanekaragaman Hayati dan Fauna dari BRIN

Skema Pendanaan Riset di Indonesia

Sebelum membahas kualitas riset dan publikasi ilmiah, ada baiknya untuk terlebih dahulu mengetahui bagaimana skema pendanaan riset di Indonesia. Pendanaan ini secara langsung berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas riset di Indonesia.

Di Indonesia, ada beberapa skema pendanaan riset yang dapat dimanfaatkan oleh dosen maupun para periset.

Pertama, perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki lembaga penelitian yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengoordinasi pendanaan riset. Segala pengelolaan terkait riset dipegang oleh lembaga ini: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Publikasi Ilmiah Internasional 2023 Meningkat Pesat, Delapan Perguruan Tinggi Ini Jadi Kunci

Keberadaan lembaga penelitian di perguruan tinggi tentunya memegang peranan yang sangat penting. LPPM berperan sebagai gatekeeper terhadap pelaksanaan prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus diterapkan, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

Dibandingkan lembaga lain, perguruan tinggi tercatat masih menjadi lembaga dengan publikasi ilmiah internasional tertinggi. Tahun 2023, ada delapan perguruan tinggi yang telah menyumbang sejumlah publikasi ilmiah.

UGM melalui lembaga penelitiannya berhasil menyumbang publikasi ilmiah sebesar 3.483 dokumen, disusul dengan Universitas Indonesia dengan 3.341 dokumen, dan Universitas Airlangga dengan 3.306 dokumen.

Lembaga dengan publikasi ilmiah terbanyak tahun 2023

info gambar

“Kampus-kampus yang besar, seperti UGM, ITB, UI, Unair, pasti budget atau alokasi pendanaan untuk riset akan lebih banyak dibandingkan kampus-kampus negeri yang lain, yang statusnya BLU,” jelas Edi Subkhan, analis kebijakan pendidikan yang juga dosen Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang (UNNES), dalam wawancara dengan GNFI.

Limbah baterai Berbahaya bagi Lingkungan dan Kesehatan, Ini yang Dilakukan BRIN dan UGM

Kedua, skema pendanaan riset oleh pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sebagai badan riset, BRIN berperan dalam penganggaran aktivitas riset di Indonesia.

Pada 2023 lalu, BRIN mengucurkan dana sekitar Rp2,2 triliun untuk pendanaan penelitian dan inovasi serta penyediaan infrastruktur. Pada tahun yang sama, BRIN mencatat ada sekitar 5.273 dokumen yang telah dipublikasikan di tingkat internasional.

Meski mencatatkan capaian yang cukup baik, keputusan untuk sentralisasi lembaga-lembaga riset dari berbagai keilmuan di bawah BRIN perlu dikaji ulang. Sebab, kebijakan sentralisasi ini berpotensi untuk mengesampingkan bidang-bidang tertentu dalam hal pendanaan riset.

Ketiga, pendanaan dari lembaga-lembaga di luar BRIN ataupun di luar kampus-kampus – baik kampus swasta maupun kampus negeri – yaitu pusat kajian atau lembaga-lembaga yang memiliki konsentrasi dalam produksi pengetahuan. Dalam hal ini, periset juga memiliki peluang untuk mendapatkan pendanaan dari luar negeri.

Riset BRIN Ungkap Manfaat Gel Duri Landak untuk Penyembuhan Luka

Peleburan Lembaga Riset ke dalam BRIN, Arah Kemunduran Riset?

Riset di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Wacana yang kerap dijadikan diskursus adalah perihal anggaran riset. Sebenarnya, tidak hanya dari segi anggaran, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah juga turut berpengaruh terhadap kualitas riset di Indonesia, salah satunya ialah sentralisasi BRIN.

Peleburan lembaga-lembaga riset ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 2021, dinilai sebagai kebijakan yang membawa riset ke arah kemunduran. Sebab, lembaga-lembaga yang awalnya memiliki fokus di bidang tertentu dan dinaungi kementerian terkait, harus disentralisasi di bawah BRIN yang menaungi berbagai bidang.

Saat ini, BRIN mengelola 12 Organisasi Riset (OR) dan 86 Pusat Riset dari berbagai bidang. Akibatnya, banyak penelitian di beberapa bidang yang pada akhirnya berpotensi untuk tidak mendapat pendanaan.

Riset BRIN Mengungkap Tingkat Stres Orangutan dari Kotorannya, Bagaimana Caranya?

“Ketika ada sentralisasi dengan pertimbangan yang gak matang itu, kontribusinya malah setback, artinya ke belakang. BRIN punya alokasi dana tersendiri, tapi informasinya kan juga di dalam BRIN itu ya kompetitif. Beberapa topik di BRIN tidak ada jaminan untuk didanai karena kompetitif,” ungkap Edi.

Seharusnya, ia menambahkan, pemerintah mengidentifikasi keberadaan lembaga-lembaga riset dan kemudian mendukung, termasuk lewat pendanaan dan infrastruktur.

“Gak perlu digabung, reorganisasi. Ini bukan memperbaiki sistem atau iklim-iklimnya, tapi justru mendegradasi dari upaya pengembangan,” tegasnya.

Edi menekankan, seharusnya yang dibangun adalah iklim diskusi dari hasil publikasi ilmiah itu. Bagaimana akademisi saling mengkritisi hasil penelitian yang dihasilkan.

Unik, Ramuan Penghilang Bau Sampah Justru Terbuat dari Campuran Limbah Sampah

Masalah Jurnal Predator, Plagiarisme, hingga Penelitian Berulang

Sebenarnya, secara kualitas, riset di Indonesia masih banyak perlu peningkatan. Sebab, selama ini, ketercapaian publikasi ilmiah hanya dilihat dari segi kuantitas.

Hal ini tidak dapat terlepas dari fakta bahwa standardisasi kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya perguruan tinggi negeri, ditetapkan lewat Indeks Kinerja Utama (IKU). Dalam indeks ini, jumlah publikasi ilmiah masih menjadi tolok ukur keberhasilan riset.

Bukan sebagai solusi atas kurangnya kegiatan ilmiah, beban pemenuhan target jumlah publikasi ilmiah ini justru dinilai menjadi salah satu faktor munculnya berbagai masalah riset di Indonesia, termasuk plagiarisme dan penerbitan artikel di jurnal predator.

“Karena yang dituju hanya sekedar soal kuantitas, ya pokoknya penting publish. Publikasinya meningkat, tapi diskursi keilmuan nggak dibangun,” terang Edi.

Terapi Kesehatan Mental Berbasis Budaya, Kolaborasi Ilmu Psikologi dan Antropologi dari Prof. Subandi

Sebenarnya, fenomena penggunaan jurnal predator sebagai jalan pintas publikasi ilmiah bukan baru saja terjadi. Dilansir dari Kompas.com, merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Vit Machacek dan Martin Srholec pada 2022 lalu dalam “Predatory publishing in Scopus: Evidence on cross-country differences”, Indonesia bahkan telah menjadi negara kedua pengguna jurnal predator selama kurun waktu 2015 – 2017. Hanya saja, kasus ini baru terungkap ke permukaan tahun lalu.

Lebih lanjut lagi, laporan The Conversation bahkan mengatakan, 8 dari 10 Guru Besar di Indonesia pernah menerbitkan artikel di jurnal predator. Angka ini ditemukan berdasarkan hasil survei terhadap 158 guru besar dengan 4.742 artikel jurnal terindeks Scopus yang berasal 18 Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia.

Hasilnya, 1.363 artikel atau hampir 30% dari sampel terbit di jurnal-jurnal yang merupakan karya Guru Besar, terindikasi predator.

Penghargaan Akademik Tertinggi dari Pemerintah Prancis untuk Guru Besar UGM

Tidak hanya ancaman jurnal predator, pembebanan target jumlah publikasi ini juga menyebabkan peneliti di Indonesia hanya sekedar recycle ide. Artinya, peneliti-peneliti banyak yang menggunakan kembali penelitian-penelitian sebelumnya tanpa ada unsur kebaruan. Akibatnya, muncul tindakan plagiarisme.

Penelitian tersebut juga tidak memiliki novelty atau kebaruan yang berkontribusi secara teoritik terhadap bidang ilmu tertentu.

“Penelitian semacam itu ya benar-benar hanya memecahkan masalah teknis saja, tapi kontribusi keilmuan jadi nggak ada. Jadi kan sampai sekarang ya nggak ada orang Indonesia yang dinominasikan Nobel,” imbuh Edi Subkhan.

Guru Inspiratif dari Gresik: Kehebatan Ahmad Zubaidi Amrullah yang Raih Anugerah GTK Kemenag

Dosen Muda Jadi Salah Satu Kunci Dongkrak Kualitas Riset

Meski banyak celah sana-sini yang tengah dihadapi riset Indonesia, bukan berarti sama sekali tidak ada harapan. Dengan hadirnya dosen-dosen muda di perguruan tinggi, riset memiliki sedikit harapan untuk mendongkrak dari segi kualitas.

Riset yang berkualitas ini, perlu dibangun lewat iklim keilmuan yang kuat, mulai dari pelatihan dan pendidikan yang bagus, konsistensi, serta aktivitas diskusi.

“Karena riset itu, pertama itu tergantung dari orangnya,” papar Edi.

Alat Pakan Ikan Otomatis Rancangan ITB, Solusi Agar Petambak Tidak Wara-Wiri

Selain membangun dari segi sumber daya manusia, pemerintah juga berperan dalam mendukung aktivitas riset, terutama dalam hal pendanaan. Sebab, tidak dapat dipungkiri, penelitian yang dilakukan akan membutuhkan bantuan dana yang cukup besar.

“Kalaupun ada seorang peneliti yang bagus, dia lulus dari kampus luar misalnya, terus balik ke Indonesia, tapi nggak ada dukungan pendanaan, nggak ada dukungan dari ekosistem yang bagus, dia akan jadi single fighter,” terang Edi.

“Oleh karena itu, dukung para peneliti dengan pendanaan yang oke, terus sistem yang bagus, dan jangan hanya kasih target yang sifatnya kualitatif dari pemerintah, bangun iklim ilmiah,” tandasnya.

Kiprah Yudha Prawira Budiman, Dosen Unpad yang Jadi Penulis Utama di Jurnal Chemical Reviews Bersama Sederet Peneliti

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Kereta Ekonomi PSO Makin Diminati, Jadi Solusi Bepergian dengan Hemat

images info

PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menyediakan layanan kereta api (KA) dengan harga yang terjangkau dan berkualitas untuk masyarakat sejak lama. Salah satu layanan kereta api murah itu adalah melalui pemberlakuan kereta api jenis Public Service Obligation (PSO).

KA PSO adalah layanan kereta ekonomi subsidi yang diberikan oleh KAI bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut AESIA yang dikelola Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemberian subsidi ini membantu pertumbuhan sektor properti dan memberikan dampak positif untuk penurunan tingkat polusi udara.

Perlu diketahui, pemberian program subsidi dan PSO ini tidak hanya terbatas di kereta api, tetapi juga angkutan jalur laut, yaitu kapal. Pemberian PSO diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi kecil agar dapat menikmati perjalanan dengan angkutan umum dengan aman dan nyaman.

Di sisi lain, saat ini Kemenhub dan KAI terus berusaha memberikan layanan kereta api, baik jarak jauh maupun dekat, dengan tarif yang sangat terjangkau. Hasilnya, masyarakat dapat ikut merasakan layanan kereta api yang ekonomis.

Kereta Ekonomi PSO Makin Diminati

Menariknya, KAI menyebut bahwa semakin banyak masyarakat yang berminat menggunakan moda transportasi kereta bersubsidi tersebut. Per 2024, total jumlah pelanggan KA PSO mencapai 16.492.750 penumpang.

Bahkan, pada bulan Januari 2025 saja, jumlah penumpang KA PSO naik sebesar 11,49 persen dibanding Januari di tahun sebelumnya. Secara kolektif, penumpang kereta subsidi pada Januari 2025 adalah 1.469.309 penumpang. Sementara itu, di bulan yang sama pada tahun 2024, jumlah penumpangnya adalah 1.317.833 orang.

Salut! Ini yang Dilakukan KAI untuk Berikan Layanan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

Jumlahnya yang meningkat itu menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan kereta ekonomi bersubsidi. Selain harganya yang lebih murah dibandingkan kereta nonsubsidi, KAI pun tetap memberian jaminan kenyamanan dan keamanan penumpang selama perjalanan.

“Kereta api ekonomi bersubsidi ini memberikan akses mobilitas yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan moda transportasi yang efisien dan hemat biaya. KAI terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan agar masyarakat dapat menikmati perjalanan yang berkualitas,” ujar Anne, Vice President Public Relation KAI dalam keterangan resminya.

Ikut Dukung Ekonomi Masyarakat

Kebedaraan KA PSO disebut membantu pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang dilaluinya. Hal ini dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.

Selain itu, dengan tarif yang merakyat, KA PSO juga dapat membantu pelajar, pekerja, hingga pelaku usaha kecil untuk bepergian dengan hemat. Dengan demikian, mereka dapat mengalokasikan anggaran mereka untuk kebutuhan yang lain.

Masyarakat dapat menikmati layanan kereta api bersubsidi lokal (jarak dekat) dan jarak jauh. KAI menjelaskan, saat ini terdapat 13 KA PSO jarak jauh yang dapat mengantarkan pelanggan untuk bepergian lintas provinsi.

Carbon Footprint, Gebrakan Baru KAI untuk Edukasi Penumpang Demi Kurangi Emisi Karbon

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News