Posted on Leave a comment

KUBET – Bali Kian Harum dengan Pusat Flavor dan Fragrance untuk Hilirisasi Minyak Atsiri

images info

Aroma lavender yang menenangkan, wangi cendana yang khas, hingga kesegaran jeruk yang menyegarkan, semua itu berasal dari minyak atsiri. Komoditas bernilai tinggi ini telah lama menjadi bagian dari berbagai industri, mulai dari kosmetik, parfum, hingga terapi kesehatan.

Sebagai salah satu produsen minyak atsiri terbesar di dunia, Indonesia pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri ini lebih jauh.

Kini, langkah pun diambil. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi membangun Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali, sebagai pusat inovasi dan hilirisasi minyak atsiri.

Dengan hadirnya fasilitas ini, Indonesia semakin siap memperkuat daya saing produk berbasis minyak atsiri di pasar global, sekaligus membuka peluang bagi pelaku industri lokal untuk berkembang lebih jauh

Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, PFF Bali berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis berbasis minyak atsiri.

“Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia, kami bertekad untuk mendorong hilirisasi komoditas ini demi meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar internasional,” ujarnya pada Jumat (24/1) sebagaimana bersumber dari keterangan resmi.

Mengingat Nusantara Lewat Minyak Atsiri Scent of Wonderful Indonesia

Potensi Bali Sebagai Lokasi Strategis PFF

Pemilihan Bali sebagai lokasi PFF bukan tanpa alasan. Selain dikenal sebagai destinasi wisata dunia, Bali memiliki ekosistem industri spa dan wellness yang sangat kuat.

Menurut Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), terdapat lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali yang sangat bergantung pada produk aromaterapi berbasis minyak atsiri.

“Dengan adanya PFF Bali, pelaku usaha di sektor ini diharapkan dapat mengakses produk-produk berkualitas tinggi yang mendukung daya saing industri pariwisata di Bali,” jelas Putu.

Selain itu, PFF Bali juga diharapkan menjadi pusat kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Sebagai fasilitas yang berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, PFF Bali memiliki peran strategis dalam menghasilkan inovasi produk flavor dan fragrance yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menegaskan bahwa PFF Bali akan menjadi tempat bagi para ahli, profesional, dan mitra industri untuk berkolaborasi dalam mengembangkan solusi baru bagi industri flavor dan fragrance.

“Pembukaan PFF di Bali adalah sebuah langkah besar yang kami yakini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi dan budaya di Bali serta Indonesia secara keseluruhan,” ungkap Masrokhan.

Mengenal Nilam, Tanaman Wangi yang Diminati Pasar Mancanegara

Manfaat PFF Bali bagi Industri Minyak Atsiri

Sebagai pusat hilirisasi minyak atsiri, PFF Bali diharapkan mampu membawa berbagai manfaat signifikan, di antaranya:

  • Menghasilkan produk unggulan berbasis minyak atsiri yang kompetitif di pasar domestik dan global.
  • Meningkatkan nilai tambah komoditas minyak atsiri melalui pengembangan produk hilir seperti flavor, fragrance, dan wellness.
  • Mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi yang diminati pasar internasional.
  • Menguatkan daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan industri spa, wellness, hotel, dan wewangian.

Menurut Kepala BDI Denpasar, Arga Mahendra, PFF Bali akan fokus pada pendampingan usaha, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas SDM, serta inovasi produk.

“PFF Bali ini didorong oleh beberapa tujuan utama yang ingin kita capai bersama, yaitu fasilitasi pendampingan, fasilitasi promosi dan pemasaran, fasilitasi peningkatan kapasitas SDM industri, serta fasilitasi katalisasi inovasi,” jelasnya.

Minyak Atsiri dan Potensi Perkembangannya di Indonesia

Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Keberhasilan PFF Bali tidak dapat dicapai tanpa kerja sama berbagai pihak. Oleh karena itu, Kemenperin menekankan pentingnya sinergi dengan asosiasi dan perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan industri ini.

Sejumlah asosiasi yang akan dilibatkan dalam pengembangan PFF Bali meliputi Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia.

Selain itu, perguruan tinggi juga akan berkontribusi melalui penelitian inovatif dan pengembangan teknologi yang mendukung transformasi industri ini.

Berkunjung ke Rumah Atsiri Indonesia, Rekreasi Edukatif nan Harum

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Bunga Merah Asal Tambrauw Ini Disemati Nama Sri Mulyani

images info

Pada Oktober 2024, sebuah penemuan botani menarik dipublikasikan dalam Nordic Journal of Botany oleh tim peneliti yang terdiri dari Y. M. Mambrasar, Allan Elliot, dan Kennet M. Cameron. 

Mereka mengumumkan penemuan spesies baru bunga merah yang diberi nama ilmiah Rhododendron mulyaniae

Penemuan ini tidak hanya menambah kekayaan biodiversitas Indonesia, tetapi juga menghormati sosok Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, yang dianggap berjasa dalam mendukung penelitian dan konservasi lingkungan.  

Mengenal bunga merah (Rhododendron mulyaniae)

Rhododendron mulyaniae adalah spesies baru dari genus Rhododendron, yang dikenal dengan bunga-bunganya yang mencolok dan berwarna cerah. Bunga ini memiliki ciri fisik yang unik, antara lain:  

  1. Warna Bunga: Bunga ini memiliki kelopak berwarna merah menyala, yang menjadi ciri khasnya. Warna merah ini sangat mencolok dan menarik perhatian, terutama saat mekar penuh.  
  2. Bentuk Bunga: Bunganya berbentuk corong dengan lima kelopak yang simetris. Ukuran bunganya relatif besar, dengan diameter sekitar 5-7 cm.  
  3. Daun: Daunnya berwarna hijau gelap, berbentuk lonjong, dan memiliki permukaan yang sedikit berbulu.  
  4. Habitat: Spesies ini tumbuh di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500-2.000 meter di atas permukaan laut, di mana suhu udara cenderung sejuk dan kelembaban tinggi.  
Baca juga Mengintip Kecantikan Bunga Lantana yang Memesona

Penemuan di Kabupaten Tambrauw  

Penemuan Rhododendron mulyaniae terjadi di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, sebuah wilayah yang dikenal dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi. 

Tim peneliti melakukan ekspedisi ke daerah pegunungan Tambrauw pada tahun 2023, di mana mereka menemukan populasi bunga merah ini tumbuh subur di lereng-lereng bukit yang terpencil.  

Kabupaten Tambrauw dipilih sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini masih relatif terjaga dari aktivitas manusia dan memiliki ekosistem yang masih alami.

Tim peneliti menggunakan metode observasi lapangan dan analisis morfologi untuk mengidentifikasi spesies baru ini.

Mereka juga membandingkan karakteristik bunga merah ini dengan spesies Rhododendron lain yang telah dikenal, dan menemukan perbedaan signifikan dalam struktur bunga, daun, serta habitatnya.  

Menyematkan nama Sri Mulyani  

Penamaan ilmiah Rhododendron mulyaniae menyematkan nama Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam mendukung penelitian dan konservasi lingkungan di Indonesia.

Sri Mulyani dianggap sebagai sosok yang berperan penting dalam mengalokasikan dana untuk proyek-proyek penelitian biodiversitas, termasuk ekspedisi botani di wilayah-wilayah terpencil seperti Tambrauw.  

Menurut tim peneliti, penamaan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Dengan menyematkan nama seorang tokoh nasional yang dihormati, diharapkan spesies baru ini dapat menarik perhatian lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya konservasi. 

Baca juga Mengenal Buah Jongi, Buah Cantik yang Mekar Seperti Bunga 

Referensi  

Mambrasar, Y. M., Elliot, A., & Cameron, K. M. (2024). Rhododendron mulyaniae (Ericaceae), a new species from Tambrauw Regency, West Papua, Indonesia. Nordic Journal of Botany, 42(5), 1-8. doi:10.1111/njb.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Donal Bebek, Permainan Tradisional Indonesia yang Mengasah Ketangkasan dan Reflek

images info

Apa yang terlintas di pikiran Kawan ketika mendengar nama Donal Bebek? Apakah Kawan memikirkan salah satu tokoh animasi yang ada di kartun Disney?

Selain menjadi nama salah satu tokoh animasi, donal bebek juga merupakan nama permainan tradisional yang ada di Indonesia. Meskipun menggunakan nama yang serupa, permainan tradisional yang satu ini tidak ada kaitannya dengan tokoh animasi tersebut.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional donal bebek ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Sekilas tentang Permainan Tradisional Indonesia

Donal bebek merupakan salah satu permainan tradisional yang bisa Kawan jumpai di Indonesia. Permainan yang dimainkan secara berkelompok ini menuntut kemampuan fisik dari setiap pemainnya.

Dilansir dari buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia, penamaan “donal bebek” dalam permainan ini sendiri berasal dari salah satu penggalan lirik lagu yang dinyanyikan dalam proses bermainnya. Jadi selain menuntut kemampuan fisik, para pemain juga mesti menyanyikan sebuah lagu secara bersama-sama.

Dibutuhkan minimal dua orang pemain agar permainan ini bisa dimainkan. Namun jika jumlah pemain yang ikut lebih banyak, maka proses bermain akan makin seru nantinya.

Umumnya permainan ini dimainkan di tempat terbuka, seperti pekarangan rumah, lapangan, dan sejenisnya. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh para pemain membuat permainan ini membutuhkan ruang terbuka yang cukup luas agar proses bermain bisa lancar nantinya.

Persiapan Bermain

Tidak ada alat bantu yang digunakan dalam permainan tradisional donal bebek. Setiap pemain hanya perlu mengumpulkan orang-orang yang ingin memainkan permainan tradisional ini bersama-sama.

Setelah semua pemain berkumpul, maka persiapan berikutnya adalah menentukan tempat permainan akan dimainkan. Terakhir, setiap pemain mesti menghafalkan lagu yang akan dinyanyikan pada proses bermain nantinya.

Adapun lirik lagu yang dinyanyikan dalam proses bermain donal bebek adalah.

“Donal bebek.

Maju satu langkah.

Mundur tiga langkah.

1, 2, 3.”

Setelah semua persiapan sudah dilakukan, maka proses bermain donal bebek bisa langsung dimulai.

Cara Bermain

Pada awalnya, semua pemain bisa membentuk lingkaran. Setelah itu, mereka bisa mulai menyanyikan lagu yang ada pada bagian sebelumnya secara bersama-sama.

Setiap pemain mesti melakukan gerakan sesuai dengan lirik lagu tersebut. Misalnya ketika lirik lagu, “Maju satu langkah,” maka setiap pemain bisa maju selangkah ke depan bersama-sama.

Ketika lirik lagu selesai, langkah berikutnya adalah melakukan undian dengan cara hompimpa. Nantinya cara ini akan terus diulang hingga mendapatkan satu orang pemenang.

Pada saat pemenang sudah ditemukan, maka semua pemain bisa diam sejenak. Nantinya pemenang mesti menginjak kaki pemain lainnya secara tiba-tiba.

Di sisi lain, pemain yang ditarget mesti bisa menghindar dalam satu gerakan meloncat ke belakang. Jika pemenang berhasil menginjak target yang dia arahkan, maka pemain tersebut akan keluar dari permainan.

Nantinya proses bermain akan dimulai lagi dari awal. Proses ini akan terus dilakukan hingga tersisa satu orang pemenang di akhir permainan.

Untuk menambah keseruan, pihak pemenang bisa menghukum para pemain yang kalah. Misalnya pemain yang kalah mesti menggendong pemenang dalam jarak tertentu atau sejenisnya.

Manfaat Permainan Tradisional Donal Bebek

Sama seperti permainan tradisional lain yang ada di Indonesia, donal bebek pada dasarnya hanya bersifat hiburan bagi anak-anak dalam mengisi waktu luang. Namun ada juga manfaat yang secara tidak sadar bisa didapatkan oleh setiap anak yang memainkan permainan ini.

Contohnya permainan tradisional donal bebek bisa mengasah ketangkasan dan reflek dari setiap anak. Hal ini bisa diasah ketika dirinya mesti menghindar ketika kakinya akan diinjak oleh pihak pemenang.

Selain itu, permainan tradisional ini juga bisa mengasah rasa sportivitas dan kejujuran dalam diri anak-anak. Setiap pemain yang sudah terinjak akan secara sukarela keluar dari permainan dan menunggu hingga seluruh proses bermain diselesaikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Pam Semambu, Permainan Tradisional yang Menggabungkan Berbagai Macam Kegiatan

images info

Pernahkah Kawan mendengar nama salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia, yakni pam semambu? Apakah Kawan pernah memainkan permainan tradisional yang satu ini bersama teman sebaya?

Pam semambu menjadi salah satu permainan tradisional yang menjadi sarana hiburan bagi anak-anak dalam mengisi waktu luang. Namun seiring berkembangnya zaman, permainan tradisional ini sudah tidak semasif dulu lagi dimainkan oleh anak-anak.

Banyaknya pilihan hiburan yang tersedia membuat beberapa permainan tradisional, seperti pam semambu mulai ditinggalkan. Meskipun demikian, bukan berarti permainan tradisional tersebut mesti dihilangkan begitu saja.

Kawan tetap bisa mewarisi permainan tradisional ini dengan terus memberikan wawasan kepada generasi berikutnya. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional pam semambu tersebut?

Mengenal Permainan Pam Semambu

Pam semambu merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Tidak diketahui secara pasti dari mana permainan tradisional ini berasal.

Namun dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa permainan tradisional ini dulunya sering dimainkan oleh anak-anak di daerah Sumatra Timur. Di beberapa daerah, permainan tradisional yang satu ini juga dikenal dengan nama semambu.

Pada dasarnya, pam semambu merupakan permainan tradisional sederhana yang bisa dimainkan oleh siapa saja. Namun terdapat sedikit keunikan dari permainan tradisional ini dan membedakannya dengan jenis-jenis lainnya.

Dalam permainan pam semambu, para pemain akan menggabungkan beberapa kegiatan dalam proses bermainnya. Ketika memainkan permainan tradisional ini, setiap pemain akan menyanyikan lagu bersama-sama sambil melakukan aktivitas fisik.

Gabungan beberapa kegiatan inilah yang menjadi daya tarik dan keunikan dari permainan tradisional ini.

Persiapan Sebelum Bermain

Tidak banyak persiapan yang perlu Kawan lakukan ketika ingin memainkan permainan pam semambu. Dilansir dari buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia, dibutuhkan minimal tiga orang anak agar permainan ini bisa dimainkan.

Namun jumlah pemain yang ingin ikut dalam permainan ini bisa lebih dari itu. Makin banyak pemain yang ikut dalam permainan, maka akan makin seru pula proses bermain nantinya.

Untuk tempat, Kawan bisa menggunakan teras rumah atau lapangan untuk memainkan permainan tradisional ini. Pastikan untuk memilih tempat yang luas agar Kawan bisa memainkan permainan tradisional ini dengan leluasa.

Tidak ada alat bantu yang digunakan dalam permainan ini. Jadi jika persiapan di atas sudah sedia, maka permainan pam semambu bisa langsung dimulai untuk dimainkan.

Cara Bermain

Pada awalnya, semua pemain bisa menunjuk salah satu dari mereka untuk bertugas sebagai juru bagi. Pemain yang bertindak sebagai juru bagi ini tidak ikut dalam permainan secara langsung.

Setelah itu, semua pemain bisa menelungkup dengan posisi tangan di lantai sambil membentuk lingkaran. Besar lingkaran bisa disesuaikan dengan jumlah pemain yang ikut bermain.

Ketika lingkaran sudah terbentuk, maka pemain yang bertindak sebagai juru bagi akan berdiri di tengah lingkaran. Setelah itu, semua pemain bisa menyanyikan lagu pam serambu bersama-sama.

Adapun lagu yang digunakan dalam permainan ini adalah.

Pam Se-mam-bu Kua-la Sam-bau

Hu-jan Ju-nut Man-di Ka-tung

Si-rih Ra-bit Pi-nang Ja-wa

Min-ta Pe-luk Tu-an Pu-tri

Se-be-lah

Setiap suku kata dalam lagu tersebut dinyanyikan satu per satu. Pada saat suku kata ini disebutkan, juru bagi akan menunjuk para pemain yang menelungkup secara bergantian.

Pemain yang mendapatkan suku kata terakhir lagu kemudian akan dikeluarkan dari permainan. Proses ini akan terus diulang hingga hanya tersisa satu orang pemain di dalam lingkaran.

Nantinya pemain yang tersisa ini akan menjadi pihak yang kalah. Dirinya mesti duduk sambil menyilangkan tangan di dada.

Sebagai hukuman, pemain yang bertindak sebagai juru bagi bisa mengatakan “Tolong bukakan pintu.” Ketika juru bagi mengatakan ini, pemain yang kalah mesti bisa bertahan menyilangkan tangannya di dada sambil berkata, “Tidak ada kunci.”

Sementara itu, pemain lain mesti bisa menarik tangan pemain yang kalah sekuat tenaga agar bisa terbuka. Jika pemain yang kalah sudah tidak sanggup lagi menahan, maka dia bisa berkata, “Silahkan masuk,” sambil merentangkan tangannya.

Nantinya proses bermain dalam permainan ini bisa dimulai lagi dari awal seperti semula.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Prof. Sjafri Sairi: Guru Besar Antropologi di Balik Sejarah Jaket Almamater UGM

images info

Setiap simbol memiliki cerita. Bagi Universitas Gadjah Mada (UGM), jaket almamater dengan warna karung goni khasnya menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan sosok Prof. Sjafri Sairi, seorang guru besar Antropologi.

Tidak banyak yang tahu, bahwa Prof. Sjafri adalah salah satu pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) UGM di era 1970-an. Pada masa itu, ia yang memainkan peran penting dalam perubahan dan pengenalan jaket almamater yang kini menjadi identitas mahasiswa Universitas Gadjah Mada.

Dalam sebuah wawancara bersama Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada), Prof. Sjafri mengenang masa ketika jaket almamater UGM dengan warna dan model baru pertama kali dibuat.

Tertarik dengan Kesetaraan Gender? UGM Jadi Kampus dengan Studi Gender Terbaik di Indonesia

Ternyata, dulu jaket almamater UGM berwarna hijau muda, seperti warna bendera Kraton Yogyakarta. Namun, ketika Prof. Sjafri aktif di Dewan Mahasiswa (DEMA) seksi kesenian pada tahun 1970, terdapat temuan bahwa warna jaket almamater tersebut kurang disukai mahasiswa. Dari situ, tercetuslah ide untuk mengubah warna jaket almamater UGM.

Prof. Sjafri pada saat itu ditugaskan oleh DEMA bersama dengan M. Thalib Mberu untuk mewujudkan gagasan mengubah jaket almamater UGM. Keduanya membagi tugas: Thalib mencari kain dan Prof. Sjafri yang mencari penjahitnya.

Semuanya lantas sepakat bahwa warna yang dipilih adalah warna cokelat kehijauan mirip warna karung goni dan tempat menjahitnya di Jl. Yudonegaran.

Yang menarik, jas milik Prof. Sjafri ternyata yang pertama dibuat.

Pengembangan Baru dari UGM: Melon Lokal jadi Bahan Pembuatan Kosmetik

“Yang bikin saya surprise, punya saya justru didahulukan. Kata tukang jahitnya bikin satu dulu sebagai sampel dulu. Maka sayalah yang pertama kali punya jaket almamater warna baru,” kenangnya disertai tawa.

Momentum besar terjadi pada tahun 1971, saat itu UGM mengikuti Festival Kesenian Lima Universitas di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Dalam festival tersebut, UGM menampilkan “Sendratari Gadjah Mada” di bawah arahan Prof. Soedarsono. Beberapa pengurus DEMA, termasuk Prof. Sjafri, turut menghadiri acara tersebut dengan mengenakan jaket almamater baru.

Penghargaan Akademik Tertinggi dari Pemerintah Prancis untuk Guru Besar UGM

Inilah pertama kalinya jaket ini diperkenalkan kepada publik.

Sebagai seorang antropolog, Prof. Sjafri memahami pentingnya simbol dalam membangun identitas.

Warna jaket almamater UGM yang khas tidak hanya membedakannya dari universitas lain, tetapi juga menjadi cerminan karakter unik UGM.

“Saya bangga menjadi pelaku sejarah terkait dengan warna jaket almamater. Banyak yang mengakui warnanya lain daripada yang lain, dan akhirnya benar-benar menjadi ciri khas UGM,” ujarnya.

Terapi Kesehatan Mental Berbasis Budaya, Kolaborasi Ilmu Psikologi dan Antropologi dari Prof. Subandi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Menguak Alasan tidak Ada Kawasan Pecinan di Kota Bandung, Ini Latar Belakang Sejarahnya

images info

Banyak daerah di Indonesia yang penghuninya ditempati oleh mayoritas masyarakat Tionghoa atau disebut dengan nama kawasan Pecinan. Tetapi tidak seperti kota besar layaknya Jakarta dan Surabaya, Bandung tak mempunyai kawasan Pecinan.

Diketahui wilayah yang dikatakan sebagai Kawasan Pecinan bila terdapat bangunan ibadah keturunan Tionghoa seperti Vihara ataupun mayoritasnya keturunan Tionghoa. Tetapi hal seperti ini tidak ditemukan di wilayah Bandung.

“Namun di Bandung, tidak ada wilayah yang bisa dikatakan kampung pecinan,” ungkap Story Teller Cerita Bandung Femis Aryani yang dimuat Detik.

Menyambut Tahun Baru dengan Petualangan di Bandung, Ini 7 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi

Wanita yang kerap disapa Ci Fei ini menjelaskan salah satu alasan mengapa tidak ditemukannya kawasan Pecinan di Bandung karena faktor sejarah. Hal ini karena Bandung merupakan kota yang tergolong muda daripada Surabaya dan Jakarta.

Dijelaskan olehnya, komunitas Tionghoa baru memasuki Bandung sesudah abad 19, bersama dengan investasi barat. Karena itulah daerah Pecinan di Bandung hanya mempunyai sejarah singkat.

“Bandung adalah kota yang masih muda jika dibandingkan Surabaya dan Jakarta. Sehingga Chinese Camp yang terbentuk pun tak sekental kota lainnya. Belum terbangun pecinan secara spesifik, sudah ada peraturan baru lagi yang membolehkan Tionghoa untuk tinggal di luar wilayah camp,” terangnya

Komunitas Tionghoa

Feli mengungkap sebenarnya ada beberapa wilayah di Bandung yang sempat dihuni oleh masyarakat Tionghoa. Tetapi bangunan peninggalan asli Tionghoa banyak yang rombak habis.

Dua wilayah yang paling mendekati ciri kampung pecinan di Bandung berada di Jalan Cibadak dan Komplek Jap Lun di Jalan Waringin (belakang Pasar Andir). Karena itu banyak ditemukan kuliner dan bangunan asli orang Tionghoa.

“Cibadak 95% penghuninya keturunan Tionghoa, jika malam hari akan banyak ditemui makanan khas Tionghoa dijajakan. Jap Lun juga punya bangunan asli dan makanan khas, tetapi sayang letaknya dekat pasar, jadi kotor,” ujar Story Teller pertama di Cerita Bandung tersebut.

Rumah Mode Factory Outlet, Destinasi Komplit di Bandung yang Strategis

Tetapi masih banyak ditemukan ciri khas orang Tionghoa di sekitar Jalan Banceuy, Jalan ABC, dan sekitarnya. Misalnya beberapa toko terpasang kaca kecil pada dinding atas yang dipercaya sebagai penolak bala oleh masyarakat Tionghoa.

“Ada kaca yang cembung, cekung, berbentuk bulat, dan lainnya. Itu ada keterkaitannya dengan feng shui atau letak rumah menghadap ke mana dan shio. Sementara untuk penolak bala, itu juga menyesuaikan dengan hitungan shio pemilik tempat. Dipercaya ini bisa memberi energi positif bagi si pemilik rumah,” pungkasnya.

Berubah drastis

Sugiri dalam penelitiannya yang berjudul Jejak Komunitas Tionghoa dan Perkembangan Kota Bandung, menjelaskan jejak pemukiman masyarakat Tionghoa bisa dilacak dari dibangunnya pasar. Pasalnya penduduk Tionghoa memusatkan kegiatannya pada perdagangan. 

Karena itu pemukiman mereka pun lebih banyak ditemukan di sekitar pusat simpul transportasi perhubungan, stasiun kereta api, dan pasar sebagai pusat perdagangan. Sementara itu pasar pertama di Kota Bandung dibangun tahun 1812 di kampung Ciguriang.

“Mereka itu kebanyakan sebagai pedagang. Jadi mereka tidak bisa terus-terusan berada di komunitas mereka. Lantas terjadilah penyebaran orang-orang Tionghoa maupun keturunan di Kota Bandung,” lanjutnya.

Sejarah Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey, Transportasi Menuju Bandung Selatan di Masa Lalu

Dinukil dari tulisan Masyarakat Tionghoa di Kota Bandung Tahun 1930-1950, disebutkan rumah masyarakat Tionghoa kuno memiliki atap yang melancip pada setiap ujungnya dengan ukiran berbentuk naga. Sedangkan rumah masyarakat Tionghoa kelas atas memiliki tiang-tiang balok yang diberi banyak ukiran.

“Daerah-daerah yang dulunya menjadi hunian Tionghoa ini sudah mengalami perubahan drastis. Beberapa di antara bangunan-bangunannya sudah tidak lagi memberi kesan pecinan,” tulisnya.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Banta Berensyah dari Aceh, Kisah Pemuda yang Berhasil Memenangkan Sayembara

images info

Legenda Banta Berensyah merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Aceh. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang berhasil memenangkan sebuah sayembara untuk menikahi putri raja.

Bagaimana cerita lengkap dari legenda Banta Berensyah tersebut?

Legenda Banta Berensyah

Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yang bernama Banta Berensyah. Dia hidup bersama sang ibu di sebuah desa terpencil yang ada di Aceh.

Banta Berensyah hanya hidup berdua bersama ibunya di daerah itu. Sehari-hari dia berusaha melakukan apa saja untuk memenuhi kehidupan mereka yang miskin dan serba berkekurangan.

Meskipun berada di taraf kemiskinan, Banta Berensyah masih memiliki kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Kemampuan yang dimiliki oleh Banta Berensyah ini adalah mampu bermain suling dengan baik.

Sehari-hari Banta Berensyah selalu memainkan suling yang dia miliki. Aktivitas ini membuat kemampuan sulingnya makin mumpuni setiap harinya.

Pada suatu hari, Banta Berensyah mendengar kabar bahwa sang raja tengah mengadakan sayembara. Sayembara ini bertujuan untuk mencari pasangan bagi anak perempuan raja yang bernama Putri Terus Mata.

Sang putri disebutkan akan rela menerima lamaran dari pemuda yang mampu memenangkan sayembara tersebut. Sayembara ini sendiri berisi tantangan di mana setiap pemuda mesti mencari pakaian yang terbuat dari emas dan suasa.

Mendengarkan kabar ini, Banta Berensyah memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Berbekal sehelai daun talas dan suling yang dia miliki, Banta Berensyah kemudian menumpang kapal pamannya yang bernama Jakub untuk mencari pakaian yang terbuat dari emas dan suasa tersebut.

Kapal yang ditumpangi Banta Berensyah ternyata terombang-ambing di laut. Setelah beberapa hari menghadapi cuaca buruk, akhirnya kapal yang ditumpangi Banta Berensyah terdampar di sebuah pulau.

Banta Berensyah kemudian memutuskan untuk berkeliling di pulau tersebut. Ternyata pulau ini dihuni oleh masyarakat yang berprofesi sebagai penenun.

Setelah berjalan sekian lama, Banta Berensyah ternyata melihat kain yang terbuat dari emas dan suasa di sebuah rumah. Dirinya kemudian meminta izin kepada tuan rumah untuk memiliki kain tersebut.

Sebagai gantinya, Banta Berensyah akan menampilkan kemampuan bermain sulingnya kepada sang tuan rumah. Akhirnya tuan rumah menyetujui tawaran Banta Berensyah ini dan memberikan kain emas dan suasa tersebut kepada dirinya.

Namun hal ini ternyata diketahui oleh sang paman. Jakub yang juga mengetahui sayembara yang diadakan oleh sang raja kemudian merampas kain tersebut dari Banta Berensyah.

Jakub kemudian membawa kain tersebut ke istana kerajaan. Banta Berensyah yang tidak bisa berbuat banyak hanya dapat mencari cara agar bisa mencapai istana kerajaan terlebih dahulu.

Sesampainya di istana kerajaan, Banta Berensyah ternyata sudah terlambat. Jakub sudah dinyatakan sebagai pemenang dan akan menikahi Putri Terus Mata.

Banta Berensyah kemudian menyanggah hasil sayembara tersebut. Dirinya berkata bahwa kain yang dibawa Jakub merupakan miliknya.

Namun Banta Berensyah tidak bisa membuktikan bahwa kain tersebut benar-benar miliknya. Di tengah kebingungan yang dia rasakan, tiba-tiba seekor elang terbang rendah ke arah dirinya.

Elang tersebut secara ajaib berkata bahwa kain tersebut merupakan milik Banta Berensyah. Ucapan ini disampaikan berulang-ulang oleh elang tersebut sebelum terbang menghilang.

Sang raja kemudian menyadari bahwa kain emas dan suasa ini benar-benar milik Banta Berensyah. Akhirnya sang raja membatalkan hasil sayembara dan menyatakan Banta Berensyah sebagai pemenangnya.

Banta Berensyah akhirnya menikah dan menjadi suami dari Putri Terus Mata. Sejak saat itu, dia hidup bahagia bersama keluarga barunya hingga akhir hayat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Tradisi Ini Dirayakan Seminggu Sebelum Perayaan Imlek di Solo, Bentuk Toleransi sejak Sunan PB X

images info

Masyarakat Solo kembali menyelenggarakan kegiatan Umbul Mantram dalam rangkaian acara Grebeg Sudiro pada Kamis malam, 16 Januari. Kegiatan yang digelar di sekitar Kantor Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Kota Solo ini merupakan bagian untuk menyambut Tahun Baru Imlek.

Tradisi tahunan yang sarat dengan budaya ini selalu dinantikan oleh masyarakat Solo, baik warga lokal maupun pengunjung yang datang dari luar kota. Grebeg Sudiro adalah festival budaya yang mengangkat kearifan lokal, semangat gotong royong, dan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat Solo.

45 Contoh Ucapan Selamat Imlek 2025 untuk Teman dan Sahabat, Bagikan, yuk!

Grebeg Sudiro telah dilakukan sejak tahun 2007 yang terinspirasi oleh tradisi Bok Teko. Bok Teko adalah tradisi syukuran menjelang Imlek dan sudah dirayakan semenjak Paku Buwono X (1893-1939) memerintah.

“Grebeg biasanya diselenggarakan oleh Kraton yang sudah menjadi tradisi tahun setiap tahun. Inti dari grebeg adalah upacara adat berupa sedekah yang dilakukan oleh pihak Kraton kepada masyarakat yang berupa gunungan. Tradisi Grebeg yang ada di Kraton inilah yang kemudian diadopsi masyarakat Sudiroprajan,” tulis Alifah Arzaqia dalam Sinar Lampion di Kota Bengawan Tradisi Imlek sebagai Akulturasi Budaya di Surakarta.

Proses kegiatan

Dinukil dari Radar Solo, kegiatan Umbul Mantram diawali dengan proses kirab budaya. Kegiatan ini nantinya melibatkan dua jodang, yaitu jodang lanang (pria) dan jodang wadon (wanita), yang masing-masing membawa simbol keberagaman dan keseimbangan gender dalam kehidupan masyarakat.

Jodang lanang biasanya mengenakan busana adat pria yang khas, sementara jodang wadon mengenakan pakaian adat wanita yang berwarna-warni. Mereka akan diarak melalui rute yang telah ditentukan, disertai dengan iringan musik tradisional dan tarian yang memukau.

Mengenal Makanan Khas Imlek, Sajian Akulturasi Budaya Tionghoa dan Citarasa Indonesia

Hal yang menjadi ciri khas dari kirab ini adalah para peserta akan mengenakan pakaian tradisional. Tidak hanya pakaian tradisional Jawa, tetapi juga pakaian khas Tionghoa.

Peserta kirab berjalan membawa air suci, obor, hingga jodang (tandu untuk mengangkat makanan). Sementara itu rute kirab tidak terlalu jauh hanya melewati kawasan permukiman Sudiroprajan. 

Puncak kemeriahan karnaval ini adalah parade besar yang melibatkan berbagai kelompok seni, mulai dari tari tradisional hingga atraksi-atraksi yang menggabungkan seni modern dan kontemporer.

Bentuk toleransi

Dimuat dari Kompas, acara ini memang kental dengan campuran budaya Jawa dan Tionghoa. Apalagi Kampung Sudiroprajan memang bisa dibilang sebagai pecinan di Kota Solo.

Tetapi warga etnis Tionghoa setempat sudah berakulturasi dengan masyarakat sekitar dengan etnis Jawa. Sehingga menjadi simbol toleransi antar kedua budaya sejak lama.

“Sudiroprajan ini bisa dibilang merupakan kawasan pecinan di Kota Solo,” kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa saat melakukan sambutan di Kelurahan Sudiroprajan.

Mengapa Imlek Identik dengan Hujan? Memahami Makna Budaya dan Alasan Ilmiahnya

Prosesi kirab ini bukan sekadar parade budaya, tetapi juga menjadi wujud penghormatan terhadap leluhur dan sebagai sarana mempererat hubungan antarwarga dalam semangat kebersamaan. Secara umum, acara ini adalah kirab dan doa bersama yang diikuti masyarakat Kampung Sudiroprajan. 

Karnaval ini juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang warisan budaya Solo yang kaya, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan merasakan suasana budaya yang kental di kota ini.

Selain itu, bazar UMKM menjadi salah satu elemen penting dalam acara ini.
Di bazar ini, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Solo dan sekitarnya dapat memamerkan produk-produk lokal mereka, mulai dari kerajinan tangan, makanan khas, hingga berbagai barang seni yang memiliki nilai budaya tinggi.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Populasi Keturunan Tionghoa Terbanyak di Dunia Ada di Indonesia, Ini Alasannya

images info

Tahukah Kawan GNFI jika Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa paling banyak di dunia? Saat ini, disebut bahwa populasi warga yang memiliki darah asal negeri tirai bambu di Indonesia itu mencapai 11,2 juta.

Selain Indonesia, Thailand dan Malaysia juga memiliki populasi keturunan Tionghoa yang besar. Masing-masing memiliki setidaknya 7 juta dan 6,9 juta penduduk keturunan Tionghoa.

Asia Tenggara memang dikenal memiliki banyak warga keturunan Tionghoa, termasuk Indonesia. Namun, apakah alasan di balik banyaknya warga keturunan Tionghoa di sini?

Alasan dan Awal Mula Banyaknya Keturunan Tionghoa di Indonesia

Dalam tulisan yang dipublikasikan oleh chinese.binus.ac.id yang dikelola oleh Binus University, Kronik Cina Kuno menyebut bahwa hubungan Indonesia dan Tiongkok sudah terjalin sejak abad pertama dan kedua. Saat itu, banyak pedagang Tiongkok yang tercatat mengunjungi beberapa daerah di pantai timur Sumatra dan daerah pantai utara Jawa.

Uniknya, di daerah-daerah tersebut juga sudah terdapat pemukiman orang Tionghoa. Mereka diklaim merupakan pedagang yang sedang menunggu musim yang baik untuk kembali berlayar ke Tiongkok.

Indonesia sejak dahulu dikenal karena kekayaan alamnya yang melimpah. Hal ini yang menarik pedagang dari berbagai sudut dunia, termasuk Tionghoa. Letaknya yang sangat strategis juga menjadi alasan kenapa banyak pedagang Tiongkok datang ke Indonesia.

Kawan GNFI, dahulu, banyak orang Tiongkok yang datang ke Asia Tenggara untuk berbisnis. Mereka akan tinggal di daerah tertentu dalam kurun waktu yang singkat. Umumnya para pedagang ini akan menunggu perubahan arah angin yang dapat membawa mereka kembali ke negara asalnya.

Di Luar China, Ini Negara dengan Populasi Tionghoa Terbanyak

Dari sejarah migrasi orang Tionghoa, kedatangan mereka di Indonesia hingga akhir abad ke-19 sebenarnya cukup terbatas karena kendala transportasi. Mayoritas yang tiba di Jawa adalah laki-laki, terutama dari daerah selatan Tiongkok.

Sebagian dari mereka merupakan orang Hokkian yang kemudian menikah dengan wanita pribumi. Seiring berjalannya waktu, mereka membentuk komunitas Tionghoa Peranakan. Banyak dari imigran tersebut yang mengadopsi cara hidup penduduk asli, bahkan berbicara dengan bahasa lokal, bukan dengan bahasa Mandarin.

Selain sebutan Tionghoa Peranakan, ada juga sebutan Tionghoa Totok. Istilah ini merujuk kepada mereka yang lahir di Tiongkok. Biasanya, mereka yang “totok” ini masih ada yang fasih berbahasa Mandarin.

Kedatangan Imigran Tiongkok yang Memengaruhi Kehidupan Sosial di Indonesia

Dari sebuah artikel berjudul Imigran Cina: Peranannya dalam Sejarah Perdagangan Indonesia yang diterbitkan oleh Jurnal Berkala Arkeologi, banyak perubahan sosial yang ditimbulkan akibat pengaruh para imigran Tiongkok tersebut. Contoh sederhananya adalah resep masakan Tiongkok yang berpengaruh pada resep makanan Indonesia.

Lalu, ada juga pengobatan tradisional Tiongkok dan ramuan obat tradisionalnya yang memengaruhi pengobatan lokal. Bahkan, dijelaskan juga bahwa banyak ragam hias dan batik Indonesia yang semakin diperkaya dengan motif-motif dari Tiongkok, seperti motif gubung batu, burung phoenix, awan, hingga naga.

Di sisi lain, dahulu saat Belanda menjajah Indonesia, banyak orang Tionghoa yang diboyong ke Indonesia untuk bekerja di sektor perdagangan atau bekerja di perkebunan maupun pertambangan. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari mereka enggan kembali dan memilih untuk menetap dan mengembangkan bisnis di Indonesia.

Jika Kawan GNFI bertanya-tanya, kenapa banyak warga keturunan Tionghoa di Indonesia yang sangat pandai berdagang, tentu hal ini juga dipengaruhi oleh nenek moyang mereka yang memang gemar berdagang. Ditambah lagi, tumbuhnya idealisme untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik dari mereka saat masih berada di negara asalnya juga menjadi alasan.

Populasi masyarakat keturunan Tionghoa ini semakin berkembang. Banyak dari mereka yang berhasil membangun kehidupan yang stabil dan mapan hingga sekarang.

Menguak Alasan tidak Ada Kawasan Pecinan di Kota Bandung, Ini Latar Belakang Sejarahnya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Kisah Raihan Fahrizal, Jadi Model Internasional karena Saran Wanita Tak Dikenal

images info

Awal tahun ditandai sebagai tanggal penting bagi pecinta mode, khususnya haute couture. Sebab, awal tahun biasanya pertunjukan elit dunia fashion, Paris Fashion Week digelar.

Gelaran pertunjukan fashion ini diselenggarakan di bulan Januari dan Juli.

Pada pentas Paris Fashion Week Januari 2025 ini lebih spesial karena salah satu nama model Indonesia kembali menjadi sorotan; Raihan Fahrizal.

Kali ini, ia tampil di runway Paris Fashion Week sebagai salah satu model Adidas Y-3.

Ini bukan kali pertama Raihan tampil di gelaran fashion dunia mewakili Indonesia. Sebelumnya juga ia sudah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah modelling dunia.

Raihan Fahrizal pada Januari 2024 lalu juga sempat menjajaki peran yang sama.

Sebenarnya siapa sih Raihan? dan bagaimana sepak terjangnya sampai saat ini sukses menjadi ikon fashion kebanggaan tanah air?

Yuk, kita cari tau bersama!

Paling Muda di Antara Top 5, Harashta Haifa Zahra Menangkan Miss Supranational 2024

Siapa Raihan?

Memiliki nama lengkap Raihan Fahrizal,  model laki-laki satu ini berasal dari Bandung, Jawa Barat. Ia lahir pada  5 Mei 2001. Saat ini ia masih tergolong sangat muda, 23 tahun.

Raihan memiliki postur yang cukup tinggi jika dibandingkan rata-rata orang Indonesia. Tingginya adalah 188 cm. Postur tubuh yang menjulang ini kemudian menjadi modal awal yang sangat mumpuni untuk Raihan memasuki dunia modelling.

Desainer Asal Banyuwangi Rancang Kostum untuk Mesir di Miss Grand International 2021

Awal Mula Karir Modelling Raihan

Raihan Fahrizal memulai karir modelling-nya pada usia 17 tahun. Menariknya, ia justru tidak pernah berpikir untuk menjadi model sebelum ia mendapat saran dari seseorang yang bahkan tidak dikenalnya.

Mengutip pernyataannya di salah satu acara televisi, Raihan mengaku tidak pernah menyangka akan menjadi seorang model.

Pada 2018 lalu, di sebuah coffee shop di Bandung, ia bertemu seorang wanita yang memuji postur Raihan. Wanita tersebut lantas menyarankan Raihan untuk menjadi model.

Awalnya, Raihan tidak yakin untuk mengikuti saran tersebut karena ia merasa dirinya tidak masuk standar beauty modelling Indonesia. Meski begitu, akhirnya ia mencoba memberanikan diri untuk memasuki dunia modelling.

Keberanian yang disertai usaha dan tekad Raihan pun perlahan mulai menampakkan hasil. Pada tahun 2020, Raihan terpilih memenangkan titel Face of Indonesia di Asia Model Festival.

Tahun berikutnya, 2021, Raihan mengikuti kompetensi bergengsi di dunia modelling Indonesia, yaitu JFW Model Search. Di kompetisi tersebut, ia berhasil menjadi finalis JFW Icons 2021.

Pengalaman dan prestasi Raihan di tanah air tidak membuatnya cepat berpuas hati. Perolehan tersebut justru digunakan sebagai pacuan untuk melebarkan sayapnya di dunia modelling.

Raihan Model RI Tampil di Paris Fashion Week, Bawa Koleksi Louis Vuitton

Catatan Membanggakan Raihan Fahrizal

Nama Raihan mulai banyak dibicarakan, tidak hanya di Indonesia, tapi di lingkup dunia sejak dirinya tampil sebagai model brand fashion ternama, YSL.

Raihan terpilih sebagai salah satu model Saint Laurent SS’22 Men’s Show di Venesia, Italia, Juli 2021. Ini merupakan catatan yang membanggakan mengingat seleksi untuk menjadi model YSL sangatlah ketat.

Mengutip Dewi Magazine, proses Raihan sampai terpilih menjadi model YSL justru terbilang sangat mudah. Hanya ada satu yang menjadi tantangan kala itu; singkatnya waktu persiapan sebelum keberangkatan.

Beruntung visa Raihan dapat diurus dengan cukup cepat, yaitu 3 hari, sehingga ia bisa berangkat ke Italia.

Karier Model Nafa Salvana, dari Warung Pecel Lele Sampai ke Milan Fashion Week

Setelah menjadi model YSL, pada tahun 2022 Raihan muncul di majalah fashion Louis Vuitton Virgil Abloh “Still There”.

Pada tahun berikutnya, 2023, Raihan langsung tampil di pagelaran fashion Diesel FW’23 yang diselenggarakan di Milan.

Tidak berhenti di situ, awal 2024 Raihan kembali menyita perhatian publik karena tampil sebagai model merek pakaian Stone Island pada acara Milan Fashion Week 2024. Masih di tahun yang sama, nama Raihan kembali menjadi perbincangan karena ia bersinar sebagai model Louis Vuitton dalam gelaran Paris Fashion Week Men’s Fall Winter 2024.

Di awal 2025 ini, Raihan kembali memantapkan namanya di dunia modelling dengan tampil di Paris Fashion Week sebagai model Adidas Y-3.

Wakili Indonesia, Butet Manurung Terpilih Jadi Barbie Role Model

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News