
Aroma lavender yang menenangkan, wangi cendana yang khas, hingga kesegaran jeruk yang menyegarkan, semua itu berasal dari minyak atsiri. Komoditas bernilai tinggi ini telah lama menjadi bagian dari berbagai industri, mulai dari kosmetik, parfum, hingga terapi kesehatan.
Sebagai salah satu produsen minyak atsiri terbesar di dunia, Indonesia pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri ini lebih jauh.
Kini, langkah pun diambil. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi membangun Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali, sebagai pusat inovasi dan hilirisasi minyak atsiri.
Dengan hadirnya fasilitas ini, Indonesia semakin siap memperkuat daya saing produk berbasis minyak atsiri di pasar global, sekaligus membuka peluang bagi pelaku industri lokal untuk berkembang lebih jauh
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, PFF Bali berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis berbasis minyak atsiri.
“Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia, kami bertekad untuk mendorong hilirisasi komoditas ini demi meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar internasional,” ujarnya pada Jumat (24/1) sebagaimana bersumber dari keterangan resmi.
Mengingat Nusantara Lewat Minyak Atsiri Scent of Wonderful Indonesia
Potensi Bali Sebagai Lokasi Strategis PFF
Pemilihan Bali sebagai lokasi PFF bukan tanpa alasan. Selain dikenal sebagai destinasi wisata dunia, Bali memiliki ekosistem industri spa dan wellness yang sangat kuat.
Menurut Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), terdapat lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali yang sangat bergantung pada produk aromaterapi berbasis minyak atsiri.
“Dengan adanya PFF Bali, pelaku usaha di sektor ini diharapkan dapat mengakses produk-produk berkualitas tinggi yang mendukung daya saing industri pariwisata di Bali,” jelas Putu.
Selain itu, PFF Bali juga diharapkan menjadi pusat kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Sebagai fasilitas yang berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, PFF Bali memiliki peran strategis dalam menghasilkan inovasi produk flavor dan fragrance yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menegaskan bahwa PFF Bali akan menjadi tempat bagi para ahli, profesional, dan mitra industri untuk berkolaborasi dalam mengembangkan solusi baru bagi industri flavor dan fragrance.
“Pembukaan PFF di Bali adalah sebuah langkah besar yang kami yakini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi dan budaya di Bali serta Indonesia secara keseluruhan,” ungkap Masrokhan.
Mengenal Nilam, Tanaman Wangi yang Diminati Pasar Mancanegara
Manfaat PFF Bali bagi Industri Minyak Atsiri
Sebagai pusat hilirisasi minyak atsiri, PFF Bali diharapkan mampu membawa berbagai manfaat signifikan, di antaranya:
- Menghasilkan produk unggulan berbasis minyak atsiri yang kompetitif di pasar domestik dan global.
- Meningkatkan nilai tambah komoditas minyak atsiri melalui pengembangan produk hilir seperti flavor, fragrance, dan wellness.
- Mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi yang diminati pasar internasional.
- Menguatkan daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan industri spa, wellness, hotel, dan wewangian.
Menurut Kepala BDI Denpasar, Arga Mahendra, PFF Bali akan fokus pada pendampingan usaha, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas SDM, serta inovasi produk.
“PFF Bali ini didorong oleh beberapa tujuan utama yang ingin kita capai bersama, yaitu fasilitasi pendampingan, fasilitasi promosi dan pemasaran, fasilitasi peningkatan kapasitas SDM industri, serta fasilitasi katalisasi inovasi,” jelasnya.
Minyak Atsiri dan Potensi Perkembangannya di Indonesia
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Keberhasilan PFF Bali tidak dapat dicapai tanpa kerja sama berbagai pihak. Oleh karena itu, Kemenperin menekankan pentingnya sinergi dengan asosiasi dan perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan industri ini.
Sejumlah asosiasi yang akan dilibatkan dalam pengembangan PFF Bali meliputi Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia.
Selain itu, perguruan tinggi juga akan berkontribusi melalui penelitian inovatif dan pengembangan teknologi yang mendukung transformasi industri ini.
Berkunjung ke Rumah Atsiri Indonesia, Rekreasi Edukatif nan Harum
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News