Posted on Leave a comment

KUBET – IHSG Anjlok, Waktunya Beli Saham: Tapi Jangan Asal Beli!

IHSG Anjlok, Waktunya Beli Saham: Tapi Jangan Asal Beli!

images info

Berikut artikel SEO-friendly sesuai permintaanmu:


Pasar saham Indonesia tengah mengalami tekanan cukup berat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah dalam beberapa waktu terakhir, dipicu oleh sentimen global yang negatif, penurunan harga komoditas, serta tren inflasi yang belum stabil.

gambar

Di tengah kondisi ini, muncul pertanyaan klasik: apakah saatnya beli saham?

Jawabannya ya, tapi tidak asal beli.

Menurut Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, I Wayan Nuka Lantara, Ph.D, justru saat pasar sedang lesu seperti sekarang inilah momen yang tepat untuk belajar dan memulai investasi, khususnya bagi pemula.

“Sekarang ini sebenarnya justru bisa jadi waktu yang bagus untuk masuk, karena harga saham sedang diskon. Tapi bukan berarti asal beli. Pilih yang fundamentalnya kuat dan masa depannya masih cerah,” ujarnya saat di Kampus UGM sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.

 

Jangan Korbankan Kebutuhan Pokok Demi Investasi

Namun, Wayan menegaskan pentingnya menempatkan investasi sebagai prioritas yang benar, bukan sekadar ikut tren. Sebelum memulai investasi, masyarakat wajib memenuhi kebutuhan konsumsi, menyiapkan dana darurat, dan baru mengalokasikan sisa dana untuk investasi.

Ia mengingatkan fenomena ‘mantap’ alias makan tabungan yang saat ini sedang ramai dibicarakan.

“Kalau tabungan tipis dan pemula melakukan investasi tanpa dikalkulasikan, akan jebol juga,” ucapnya.

Investasi bukanlah arena judi atau ajang mengejar cuan sesaat. Dalam situasi pasar yang tidak menentu, keputusan emosional justru bisa memperbesar kerugian.

“Jangan sampai keinginan untuk untung besar membuat orang mengorbankan prinsip dasar. Punya penghasilan 10 juta tapi 9 juta diinvestasikan semua, bahkan sampai berani pinjam, itu sangat tidak disarankan,” tegasnya.

 

Pasar Tak Lagi Bisa Ditebak, Tapi Investasi Tetap Penting

Wayan juga menyoroti bahwa saat ini banyak anomali pasar yang membuat prediksi jangka pendek jadi lebih sulit.

Ia mencontohkan harga emas yang sempat naik tapi kemudian turun, jatuhnya nilai Bitcoin, hingga anjloknya saham teknologi di Amerika Serikat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa pola-pola lama tak lagi bisa dijadikan acuan mutlak. Meski begitu, ia menegaskan bahwa investasi tetap penting untuk menjaga daya beli masyarakat dalam jangka panjang.

“Satu-satunya cara membangun ‘sekoci’ masa depan ya tetap lewat investasi,” jelasnya.

 

Tak Ada Sinyal Positif Kuat, Perlu Langkah Pemerintah

Bicara soal tren ke depan, Wayan mengaku belum melihat adanya sinyal pemulihan kuat dari pasar dalam waktu dekat. Justru, menurutnya, situasi bisa mengarah pada pesimisme yang berkepanjangan jika tidak ada intervensi.

Ia mendorong pemerintah untuk segera melakukan kajian mendalam terhadap sektor ekspor nasional. Ketergantungan pada komoditas seperti batubara dan nikel dinilai berisiko tinggi di tengah tekanan global. “Kita perlu segera mencari celah baru di tengah tekanan global,” pesannya.

IHSG memang sedang lesu, tapi ini bukan akhir dari segalanya. Justru bisa jadi awal yang tepat bagi mereka yang siap dan bijak dalam mengelola keuangannya. Kuncinya? Jangan terburu-buru, tetap rasional, dan prioritaskan fondasi keuangan pribadi ya Kawan!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *