Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Tanifal dari Pulau Buru Maluku yang Menjadi Tempat Bersemayam 2 Burung Elang Raksasa

Legenda Tanifal dari Pulau Buru Maluku yang Menjadi Tempat Bersemayam 2 Burung Elang Raksasa

images info

Di Pulau Buru, Maluku, terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul tanifal. Tanifal merupakan sebuah daratan yang memiliki pasir putih dan halus.

Menurut ceritanya, tanifal ini tercipta dari bangkai dua burung elang raksasa yang ada di masa lalu. Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda tanifal tersebut?

gambar

Legenda Tanifal

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di Pulau Buru, Maluku terdapat sebuah negeri yang dikenal dengan nama Tifu. Tidak jauh dari negeri tersebut terdapat sebuah gunung yang diberi nama Gunung Garuda.

Di lereng gunung tersebut terdapat dua buah liang batu yang letaknya saling berjauhan. Liang batu ini merupakan sarang yang dihuni oleh dua ekor burung elang raksasa.

Kedua burung elang ini merupakan sepasang, yakni seekor jantan dan seekor betina. Kedua burung tersebut merupakan elang terbesar yang ada di Pulau Buru pada waktu itu.

Burung elang raksasa ini dikenal sebagai hewan pemangsa yang ganas. Mereka memiliki kuku yang runcing dan tajam.

Tidak hanya itu, kedua burung elang ini memiliki kemampuan menukik dengan cepat dari ketinggian tertentu. Penglihatan yang tajam juga turut membantu kedua burung elang ini dalam perburuan mereka.

Hal ini memudahkan mereka untuk memangsa mangsa yang ingin dia tangkap. Biasanya kedua burung elang ini terbang di langit Pulau Buru pada siang hari untuk mencari mangsa.

Biasanya mangsa yang menjadi sasaran burung elang raksasa ini merupakan hewan yang berukuran kecil, seperti tupai, ayam, ikan, dan sejenisnya. Namun jika mereka tidak menemukan hewan tersebut, kedua burung elang ini juga sering memangsa manusia yang dijadikan target sebagai makanan.

Sering kali kedua burung elang ini menangkap penumpang kapal yang melintas di sekitar Pulau Buru. Situasi ini membuat banyak pelaut yang berhati-hati dengan kehadiran kedua burung elang raksasa tersebut.

Kabar tentang keganasan kedua burung elang ini ternyata sampai di telinga pelaut Cina. Alih-alih menghindari lautan di sekitar Pulau Buru, para pelaut Cina ini justru berniat untuk membunuh kedua burung elang tersebut.

Para pelaut Cina ini kemudian mempersiapkan persenjataan untuk memburu kedua hewan tersebut. Ketika persiapan sudah selesai dilakukan, mereka langsung berlayar ke lautan sekitar Pulau Buru.

Sesampainya di sana, kapal dari para pelaut Cina ini langsung menjadi target kedua burung elang raksasa tersebut. Kedua burung elang raksasa ini langsung menukik tajam dan mengincar para pelaut Cina.

Di sisi lain, para pelaut Cina dengan sigap menanggapi situasi ini. Mereka langsung mengambil persenjataan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Ketika keuda burung elang raksasa ini menukik, para pelaut Cina langsung menancapkan tombak besi yang sudah mereka persiapkan. Hal ini membuat kedua burung elang raksasa tersebut terluka parah.

Luka akibat serangan para pelaut Cina ini ternyata berakibat fatal. Akhirnya kedua burung elang tersebut tewas tergeletak di Pantai Tifu.

Para pelaut Cina ini kemudian kembali ke daerah mereka setelah berhasil mencapai tujuan. Sementara itu, bangkai kedua burung elang raksasa ini dibiarkan tergeletak di Pantai Tifu.

Seiring berjalannya waktu, kedua bangkai burung elang raksasa tersebut kemudian berubah menjadi tanifal, yakni sebidang dataran yang memiliki pasir putih dan halus. Masyarakat setempat kemudian meyakini bahwa di tanifal tersebut masih ada keturunan dari kedua burung elang raksasa ini di kemudian hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *