
Pulau Bacan, salah satu ekosistem penting di gugusan Kepulauan Maluku Utara, merupakan sumber keanekaragaman hayati Indonesia.
Pada 2022, tim peneliti dari BRIN dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara melakukan ekspedisi yang berhasil mengungkap spesies baru keong darat serta memperluas catatan sebaran sembilan spesies lainnya.
Dipimpin oleh Ayu Savitri Nurinsiyah, ahli malakologi dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, tim ini mengumpulkan 555 spesimen keong darat dari 27 spesies berbeda.
Salah satu temuan paling menarik adalah Diancta batubacan sp. nov., spesies yang belum pernah dikenal sebelumnya.
56 Spesies Keong Darat di Pulau Bacan
Dengan penemuan terbaru ini, total keong darat di Pulau Bacan kini mencapai 56 spesies, 13 di antaranya hanya ditemukan di sini. Spesies Trochomporphaternatana tercatat sebagai yang paling melimpah.
“Pulau Bacan adalah rumah yang sempurna bagi keanekaragaman hayati, termasuk keong darat. Masih banyak yang belum kita ketahui,” ungkap Ayu, dikutip dari brin.go.id.
Hutan Karst, Habitat Terbaik bagi Keong
Penelitian dilakukan di lima lokasi berbeda, mulai dari kebun campuran hingga hutan karst yang unik.
Hasilnya menunjukkan bahwa keanekaragaman keong tertinggi ada di hutan karst bervegetasi lebat, jauh lebih kaya dibanding lahan pertanian.
“Temuan ini membuktikan hutan karst berperan vital sebagai penopang ekosistem keong darat,” jelas Ayu.
Baca juga Mengenal Kodok Merah, Spesies Endemik Jawa yang Terancam Punah
Pentingnya Eksplorasi Wallacea
Kawasan Wallacea, tempat Pulau Bacan berada, terkenal sebagai zona transisi unik antara Asia dan Australia. Studi ini tidak hanya menambah daftar spesies, tetapi juga memberikan peta distribusi lebih jelas bagi keong darat di wilayah ini.
“Survei sistematis seperti ini kunci memahami biogeografi kawasan,” tegas Ayu. Semua spesimen kini disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense BRIN, menjadi dasar penelitian selanjutnya.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya survei sistematis dan identifikasi integratif untuk memahami keragaman dan pola biogeografi keong darat di Maluku Utara, khususnya Pulau Bacan.
“Penelitian ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang keanekaragaman hayati, tetapi memberikan gambaran lebih lengkap mengenai distribusi spesies di kawasan Wallacea,” ucapnya.
Baca juga Spesies Baru Cecak Jarilengkung Ditemukan di Jawa Timur, Diberi Nama “Pecel Madiun”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News