Posted on Leave a comment

KUBET – Punya Kualitas Unggul, Produk Furnitur Indonesia Merambah Pasar Timur Tengah

Punya Kualitas Unggul, Produk Furnitur Indonesia Merambah Pasar Timur Tengah

images info

Industri furnitur Indonesia kembali menunjukkan daya saingnya di pasar global. Didukung oleh kualitas produk yang unggul dan desain khas bernuansa lokal, produk furnitur dalam negeri mulai merambah pasar non-tradisional, termasuk kawasan Timur Tengah yang kini menjadi salah satu fokus ekspansi pemerintah.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor furnitur Indonesia sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai USD 1,91 miliar, meningkat 3,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif bahwa sektor industri kecil dan menengah (IKM), khususnya furnitur, mampu bertahan dan terus berkembang di tengah dinamika ekonomi global.

Timur Tengah Jadi Target Baru Ekspor Furnitur

Sebagai bentuk konkret memperluas pasar ekspor, Kemenperin menggelar Talkshow Global Furniture Market 2025 bertajuk “Strategic Issues and New Market Potential, Middle East Edition” pada 29 April lalu. Kegiatan ini bertujuan mendorong pelaku IKM furnitur untuk memahami peluang dan tantangan dalam menembus pasar Timur Tengah.

“Edukasi yang diberikan mencakup penyampaian peluang pasar di negara importir non-tradisional, khususnya kawasan Timur Tengah, yang dinilai memiliki potensi besar terhadap produk furnitur Indonesia,” ujar Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, dalam siaran pers resmi (4/5).

Pernyataan tersebut mengacu pada potensi besar negara-negara di kawasan Gulf Cooperation Council (GCC), seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait yang pada tahun 2024 tercatat mengimpor furnitur (kode HS 9401–9403) senilai USD 4,71 miliar. Dari angka tersebut, Indonesia baru meraih pangsa pasar sebesar 0,61 persen atau senilai USD 29,1 juta.

 

Diversifikasi Pasar Jadi Strategi Utama

Menurut Bayu Fajar Nugroho, Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin, penting bagi industri furnitur nasional untuk tidak terpaku pada pasar lama. Diversifikasi pasar menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan industri secara jangka panjang.

“Industri furnitur nasional memiliki potensi besar, seperti bahan baku yang melimpah dan desain yang khas. Namun ketergantungan pada pasar yang sudah ada harus segera diimbangi dengan penetrasi ke pasar non-tradisional. Timur Tengah menjadi kawasan strategis yang harus digarap lebih serius,” tegas Bayu.

Ia juga menekankan bahwa kawasan Timur Tengah memiliki demand tinggi terhadap furnitur berkualitas, serta konsumen yang terbuka terhadap produk dengan karakter kuat dan nilai budaya, yang menjadi keunggulan utama furnitur Indonesia.

 

Siap Hadapi Tantangan dengan Strategi Adaptif

Kemenperin menilai situasi ekonomi global yang dinamis bukan semata tantangan, melainkan peluang untuk menciptakan pasar baru yang sustainable. Oleh karena itu, pelaku industri furnitur diimbau untuk memperkuat aspek desain, sertifikasi, standarisasi produk, serta kapasitas produksi agar siap bersaing di kancah internasional.

“Kita harus melihat situasi ini bukan hanya sebagai tantangan, tetapi juga peluang. Industri kita harus siap bersaing, baik dari sisi kualitas produk, desain, standardisasi, sertifikasi, serta kemampuan dan kapasitas dalam melakukan ekspor,” ujar Bayu.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kemenperin juga mendorong pelaku IKM untuk aktif dalam berbagai pameran internasional, serta menjalin kemitraan lewat platform business matching, LPSE, hingga marketplace digital untuk memperluas pasar dalam dan luar negeri.

Melalui kolaborasi bersama Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Kemenperin berharap agar talkshow seperti ini tidak sekadar menjadi forum diskusi, tetapi juga katalisator lahirnya strategi baru yang aplikatif.

“Situasi perekonomian dunia saat ini dapat menjadi momentum terciptanya perluasan pasar baru yang tidak hanya meningkatkan nilai ekspor jangka pendek, tetapi juga menciptakan pasar jangka panjang yang berkelanjutan,” tutup Bayu.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *