
50 komunitas terpilih telah resmi bergabung dalam program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget batch 1. 50 komunitas tersebut telah ditetapkan dari 390 komunitas yang mendaftar.
Program yang digagas oleh Good News From Indonesia (GNFI) dan Kampung Lali Gadget (KLG) ini memberikan kesempatan 50 komunitas terpilih untuk mengikuti rangkaian online bootcamp selama tiga bulan.
Materi yang ditawarkan beragam, mulai dari diskursus peran masing-masing pihak terhadap isu kecanduan gadget pada anak, pengelolaan SDM komunitas, penyusunan aktivitas bermain yang menyenangkan, hingga akses funding bagi gerakan komunitas.
Mengajak Orang Tua Bernostalgia di Kampung Lali Gadget Sidoarjo
Urusan Gadget adalah Tanggung Jawab Semua Pihak
Memang, anak adalah tanggung jawab penuh orang tua. Segala yang diakses anak seharusnya menjadi perhatian orang tua, sebab orang tua lah yang memiliki waktu lebih banyak bersama dengan anak.
Meski demikian, negara tidak bisa absen dalam hal ini. Negara sebagai regulator dapat membuat kebijakan konkret yang mengatur terkait penggunaan gadget bagi anak.
Kerja sama antara negara dan masyarakat dapat berjalan selaras. Negara bertindak sebagai pembuat kebijakan, masyarakat menjadi pihak yang secara aktif mengaplikasikan regulasi-regulasi untuk melindungi anak.
Hidup di Dunia Sejatinya Hanya Bermain: Jadi, Ayo Main di Luar Rumah!
Maka, inisiatif gerakan atau komunitas yang dibangun oleh masyarakat secara kolektif untuk mengurangi kecanduan gadget pada anak perlu atau bahkan harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini lah yang tengah GNFI upayakan.
Melalui Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget, GNFI dan KLG menggandeng pemerintah sekaligus komunitas di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mengatur strategi menekan jumlah anak yang kecanduan gawai.
“Kita melihat pihak-pihak yang bisa kita ajak kerja sama. Kita juga sedang berinteraksi dengan Kementerian Kebudayaan, Komdigi, dan KemenPPPA. Rata-rata menyambut hangat inisiatif ini. Inisiatif masyarakat. Mudah-mudahan kita bisa mendapat dukungan yang lebih konkret,” jelas Wahyu Aji, CEO Good News From Indonesia (GNFI), dalam on boarding Program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget.
Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget oleh GNFI X KLG, Pertemukan Komunitas Demi Anak Indonesia
Bootcamp Hadirkan Narasumber yang Kompeten untuk 50 Komunitas Terpilih
50 komunitas yang telah terpilih terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda, ibu rumah tangga, hingga akademisi. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kondisi anak Indonesia menjadi fokus berbagai pihak, bahkan lintas generasi.
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan komunitas-komunitas ini, GNFI menghadirkan narasumber yang profesional dan ahli di bidangnya.
“Kami sudah menyiapkan narasumber yang sudah kompeten di bidangnya, yang kami pilih dan kami percaya untuk belajar bersama, baik pada sesi praktik maupun isu, terkait anak dan gadget,” jelas Vicky Ferbian.
Cerita Unik dari KLG: Lepas dari Gadget, Anak Keasyikan dengan Permainan Tradisional
Bootcamp perdana pada 19 Mei nanti, GNFI mengundang Komdigi dan psikolog anak untuk berdiskusi isu kecanduan gadget pada anak.
“Di sesi pertama belum mambahas praktikal, tapi membahas isu-isu umum. Kami mengundang Komdigi sebagai stakeholder dari pemerintah dalam melindungi anak. Harapannya sesi pertama ini kita sama-sama menyamakan pemahaman terkait peran kita semua,” imbuhnya.
Berakhir pada 7 Juli, bootcamp ini diharapkan mampu mengantarkan komunitas di Indonesia untuk bisa tumbuh lebih besar dan derdampak. Dalam hal ini, GNFI mendukung penuh dengan memberikan kesempatan komunitas untuk berdiskusi terkait mambangun jaringan dan dukungan lokal serta akses pendanaan.
“Kami di GNFI dan KLG akan habis-habisan membagikan apapun yang kami tahu tentang isu, gerakan, manajemen komunitas, sehingga komunitas bisa tumbuh lebih besar lagi, terutama dampaknya. Kita saling berjalar,” tutup Wahyu Aji.
Tidak Hanya Pesantren, Metode Sorogan Juga Bermanfaat bagi Kemampuan Baca Anak Usia Dini
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News