
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam TheJournalofPain mengungkapkan bahwa alam ternyata memiliki peran penting dalam membantu penderita nyeri punggung bawah kronis mengelola kondisi mereka.
Studi ini menjadi yang pertama secara khusus mengeksplorasi bagaimana interaksi dengan alam memengaruhi strategi coping para penderita, beberapa di antaranya telah hidup dengan rasa sakit selama hampir 40 tahun.
Alam dan Pelarian dari Rasa Sakit
Para peneliti menemukan bahwa bagi penderita nyeri kronis, berada di alam terbuka memberikan manfaat ganda.
Selain menjadi sarana untuk berinteraksi sosial—yang sering kali terbatas karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah—alam juga menjadi pelarian dari rasa sakit yang terus-menerus.
“Banyak peserta mengaku bahwa alam memberikan distraksi dari nyeri mereka dan rasa ‘kabur sejenak’ dari rutinitas yang melelahkan,” jelas Alexander Smith, peneliti utama dari University of Plymouth.
Tak hanya itu, berolahraga di tengah pemandangan alam juga dinilai lebih menyenangkan dibandingkan di gym, sehingga mendorong mereka untuk tetap aktif.
Baca juga Pengaruh Tanaman Hias pada Kesehatan Mental
Efek Menenangkan dari Alam
Udara segar, gemericik air, dan pemandangan hijau disebutkan para peserta sebagai faktor yang menciptakan ketenangan batin.
“Suara air dan angin sepoi-sepoi membantu meredakan stres dan kecemasan yang sering menyertai nyeri kronis,” tambah Smith.
Namun, mereka juga mengungkapkan kendala seperti medan yang tidak rata dan minimnya tempat duduk di beberapa lokasi, yang justru bisa mengurangi kenyamanan bahkan membuat mereka enggan kembali.
Perbaikan Akses ke Ruang Hijau
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyarankan agar dokter dan terapis lebih mempertimbangkan terapi alam sebagai bagian dari perawatan nyeri kronis.
Mereka juga mendorong perancangan ruang hijau yang lebih inklusif, seperti jalur yang lebih landai dan fasilitas duduk yang memadai.
Selain itu, tim peneliti sedang mengembangkan teknologi virtualreality (VR) untuk membantu pasien yang kesulitan mengakses alam secara fisik.
“VR bisa menjadi solusi bagi mereka yang terbatas mobilitasnya, sehingga tetap bisa merasakan manfaat psikologis dari alam,” ujar Dr. Sam Hughes dari University of Exeter, salah satu penulis senior studi ini.
Perlu Riset Lanjutan
Studi ini melibatkan 10 partisipan dengan riwayat nyeri punggung bawah kronis selama 5 hingga 38 tahun. Meski skalanya kecil, temuan ini membuka pintu bagi eksplorasi lebih dalam tentang bagaimana alam bisa diintegrasikan ke dalam terapi nyeri kronis.
“Kami berharap penelitian ini memicu inisiatif baru, baik dalam perancangan ruang publik maupun inovasi teknologi, agar manfaat alam bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas dan penderita nyeri kronis,” pungkas Smith.
Dengan semakin banyaknya bukti bahwa alam berpengaruh positif pada kesehatan mental dan fisik, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa akses terhadapnya benar-benar terbuka untuk semua.
Baca juga Menjaga Kesehatan Mental di Usia 30-50 Tahun: Kenali, Jaga, Pulihkan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News