Posted on Leave a comment

KUBET – Fakta Unik Gunung Lewotobi, Gunung Api Aktif yang Melambangkan Suami-Istri di Flores

Fakta Unik Gunung Lewotobi, Gunung Api Aktif yang  Melambangkan Suami-Istri di Flores

images info

Gunung Lewotobi, salah satu gunung api aktif di Indonesia, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Sabtu (21/6/2025) pagi.

Menurut laporan dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, dua kali letusan terjadi antara pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, dengan ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter. 

Gunung ini tidak hanya menarik dari sisi geologis, tetapi juga menyimpan kisah budaya dan keanekaragaman hayati yang unik.  

Dimana Lokasi Gunung Lewotobi?

Gunung Lewotobi terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung ini merupakan bagian dari rangkaian vulkanik di Pulau Flores yang dikenal sebagai “Ring of Fire”.

Yang menarik, Lewotobi sebenarnya adalah sepasang gunung kembar. Ada Gunung Lewotobi Laki-Laki yang memiliki ketinggian 1.584 mdpl dan Gunung Lewotobi Perempuan dengan 1.703 mdpl.

Kedua gunung tersebut terpisah oleh jarak sekitar 3 km, dengan Lewotobi Laki-Laki di sebelah barat dan Lewotobi Perempuan di timur.  

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Sejak tanggal 18 Juni 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Erupsi terjadi disertai guguran material piroklastik dan gempa tremor.

Pihak berwenang langsung menaikkan status gunung ke Level III (Siaga) dan merekomendasikan evakuasi warga dalam radius 4 km dari kawah.  

Erupsi ini bukan yang pertama. Sejak abad ke-19, Lewotobi Laki-Laki tercatat telah meletus lebih dari 10 kali, dengan letusan signifikan terakhir terjadi pada 2012 dan 2023. Aktivitasnya yang sering menjadikannya salah satu gunung api paling dipantau di Nusa Tenggara Timur. 

Baca juga Legenda Gunung Lewotobi, Sepasang Gunung Api Kembar di Flores 

Melambangkan Suami-Istri 

Nama “Lewotobi” berasal dari bahasa lokal Flores, dimana “Lewo” berarti “gunung” dan “Tobi” berarti “kembar”. Masyarakat setempat percaya bahwa kedua gunung ini melambangkan pasangan suami-istri. 

Lewotobi Laki-Laki dianggap lebih aktif dan “galak”, sementara Lewotobi Perempuan lebih tenang dan jarang meletus.  

Dalam tradisi lokal, gunung ini dikaitkan dengan mitos dan ritual. Misalnya, warga di lereng gunung sering melakukan upacara adat untuk memohon keselamatan ketika gunung menunjukkan tanda-tanda aktivitas.  

Rumah bagi Flora dan Fauna Endemik

Selain sebagai gunung api, Lewotobi juga menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati khas Nusa Tenggara. Salah satu flora ikoniknya adalah pohon ampupu (Eucalyptus urophylla), sejenis kayu putih yang tumbuh subur di lereng gunung. 

Pohon ini memiliki nilai ekonomi dan ekologis tinggi, baik sebagai penghasil minyak atsiri maupun pencegah erosi.  

Beberapa fauna endemik juga ditemukan di kawasan ini, seperti kuskus Flores (Spilocuscus floresianus) dan burung kepodang sungu (Oriolus chinensis). Sayangnya, habitat mereka terancam oleh aktivitas pertanian dan perluasan permukiman.  

Tantangan dan Upaya Mitigasi

Aktivitas vulkanik Lewotobi Laki-Laki menjadi pengingat betapa pentingnya sistem peringatan dini dan edukasi kebencanaan bagi masyarakat sekitar. Pemerintah setempat telah membangun shelter dan jalur evakuasi, tetapi kesadaran warga masih perlu ditingkatkan.  

Di sisi lain, potensi wisata alam seperti pendakian dan pemandangan kawah kembarnya bisa dikembangkan dengan prinsip ekowisata berkelanjutan, namun risiko vulkanik tetap menjadi prioritas.  

Baca juga Gunung Merbabu dan Peran Krusial Gelang RFID untuk Pendakian Lebih Aman

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *