Posted on Leave a comment

KUBET – Tradisi Unik Lebaran Ketupat di Boyolali, Mengarak Sapi Berkeliling Lereng Gunung Merapi

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di Boyolali, Mengarak Sapi Berkeliling Lereng Gunung Merapi

images info

Masyarakat di Dusun Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali mempunyai tradisi Lebaran Sapi. Momen tersebut digelar pada H+7 Lebaran atau hari ke delapan bulan Syawal atau bersamaan dengan Lebaran Ketupat.

Dimuat dari Radar Solo, Ketua RW 04 Mlambong, Jaman menjelaskan tradisi ini telah ada sejak tahun 1950-an. Tradisi ini berawal dari seorang penyiar agama Islam yang datang ke Boyolali.

“Waktu itu pada 1951, pemuka agama bernama Kiai Anwar Siraj datang ke sini untuk menyebarkan agama Islam. Setiap hari ke delapan bulan Syawal, beliau selalu mengeluarkan sapi untuk digembala,” ujarnya.

Dikatakan oleh Jaman, masyarakat saat itu penasaran dengan kegiatan Kiai Anwar Siraj  yang mengeluarkan sapi-sapinya untuk di gembala. Kiai Anwar Siraj lalu mengatakan hal ini sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki berupa hewan ternak. 

“Dengan wujud syukur itu, Allah akan memberikan tambahan kenikmatan serta rezeki yang halal dan berkah,” ujarnya.

Diikuti 500 sapi

Kegiatan ini telah diwariskan secara turun-temurun, mengikuti kebiasaan Kiai Anwar Siraj. Tetapi sekitar tahun 2006 – 2007, kegiatan ini mulai terorganisir menjadi sebuah festival.

Jaman mengungkapkan pada momen tersebut semua sapi yang dipelihara oleh masyarakat akan dikeluarkan dan diarak. Dicatat olehnya, ada 500 sapi yang diarak oleh masyarakat pada momen tersebut.

“Tradisi ini sudah ada sejak dulu. Namun, mulai dikoordinir resmi kurang lebih pada tahun 2006 – 2007. Kegiatan diikuti kurang lebih 500an ekor sapi, tahun ini lebih besar dibanding tahun kemarin,” terangnya.

Jadi warisan budaya

Arak-arakan sapi ini diawali dengan gunungan sayur-mayur dan ketupat. Di belakangnya kelompok kesenian reog, lalu siswa-siswi SMP dengan pakaian kebaya. Baru di belakangnya arak-arakan sapi.

Ratusan warga menyaksikan tradisi yang hanya berlangsung di desa ini. Tak hanya warga setempat, tetapi juga dari warga sekitar dan dari luar daerah. Mereka berjajar di pinggir jalan yang dilalui arak-arakan ini. Suasananya tampak meriah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto mengatakan 
kehidupan masyarakat Dusun Mlambong tidak bisa dipisahkan dengan sapi. Ia juga berharap kegiatan yang dianggap positif tersebut dapat terus dilanggengkan, dilestarikan, dan lebih dimajukan lagi. 

Sehingga nantinya Lebaran Sapi atau Bakdo Sapi menjadi kekayaan adat istiadat yang berefek domino untuk ajang silaturahmi dan saling bertukar ilmu antarpemilik ketika melihat sapi-sapi lain terlihat lebih baik.

“Diharapkan atas kegiatan ini mereka lebih bisa memelihara sapi dengan sebaik-baiknya, memberikan hasil terbaik apakah dari susunya, dagingnya, atau anaknya yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Antiboncos! Pakar IPB University Bagikan Tips Kelola Keuangan Setelah Lebaran

Antiboncos! Pakar IPB University Bagikan Tips Kelola Keuangan Setelah Lebaran

images info

Menjelang Lebaran, banyak orang mengalami peningkatan pengeluaran keuangan. Untuk mengantisipasi hal itu, Dr Istiqlaliyah Muflikhati, dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University memberikan sejumlah langkah penting terkait pengelolaan keuangan yang baik.

Ia menjelaskan, perlunya membuat rencana anggaran dengan skala prioritas, mulai dari yang paling penting.

“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran dengan cara mengidentifikasi kebutuhan. Lalu diurutkan mulai dari yang utama (primer) sampai yang kurang penting. Contohnya, zakat fitrah, zakat mal, transportasi dan kebutuhan mudik atau silaturahim, sampai tunjangan hari raya (THR) untuk keluarga dan kue lebaran,” tuturnya.

Setelah itu, lanjut dia, barulah menyiapkan daftar kebutuhan sekunder. Misalnya baju lebaran, dekorasi rumah atau kesenangan lain seperti rekreasi ke tempat hiburan bersama keluarga. 

“Anggaran tentunya harus mempertimbangkan kondisi keuangan. Sebisa mungkin hindari utang,” tegasnya.

Cara Mengalokasikan THR

Ia juga menerangkan cara terbaik untuk mengalokasikan THR agar tidak cepat habis untuk kebutuhan lebaran. “Setiap kita menerima uang masuk (pendapatan) termasuk THR, sebaiknya dialokasikan untuk 3S, yaitu spending (konsumsi/belanja), saving (menabung), dan sharing (infaq/berbagi),” jelas Dr Istiqlaliyah.

“Jadi, usahakan untuk tidak dibelanjakan semua. THR digunakan untuk menambah anggaran belanja lebaran yang sudah direncanakan. Jika perlu membawa oleh-oleh jangan berlebihan,” pesannya.

Untuk menghemat, bisa juga memilih barang-barang yang sedang ada diskon. Namun, ia menegaskan, jangan mudah tergiur dengan diskon terhadap barang-barang yang tidak dibutuhkan. “Perlu diingat, dahulukan memenuhi kebutuhan, bukan keinginan,” tegasnya.

Baca juga Menabung atau Investasi Syariah? Dilema Keuangan Generasi Z di Era Digital

Hindari Pengeluaran Impulsif

Dr Istiqlaliyah juga memaparkan beberapa strategi untuk menghindari pengeluaran impulsif saat berbelanja kebutuhan lebaran, yaitu:

1. Buat anggaran lebaran dan patuhi anggaran tersebut
2. Belanja dengan pembayaran nontunai (rekening atau e-wallet) yang berbatas
3. Jika senang belanja online, hindari scrolling berlebihan karena akan meningkatkan pembelian impulsif
4. Kurangi window shopping atau melihat barang di etalase yang akan menimbulkan impulsif
5. Jika ingin sekali membeli barang yang tidak ada dalam daftar kebutuhan (anggaran), jangan langsung check out, tetapi tunggu sampai besok
6. Jika ada diskon atau promo, cek kembali apakah barang itu ada dalam daftar kebutuhan
7. Hindari belanja emosional, misal pada saat lapar atau stres

Ia kembali menegaskan, “Hindari utang dan sisihkan dana untuk pasca-Lebaran. Jangan sampai setelah Lebaran bingung karena tidak ada simpanan.”

Baca juga Tips Mengatur Keuangan di Masa Lebaran: Sebelum, Sesudah, dan Cara Mengelola THR

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Asal Usul Nama Singaraja dan Buleleng di Bali, Berkaitan dengan Nama Pohon dan Istana Megah

Asal Usul Nama Singaraja dan Buleleng di Bali, Berkaitan dengan Nama Pohon dan Istana Megah

images info

Buleleng dan Singaraja merupakan dua daerah yang berada di Provinsi Bali. Apakah Kawan tahu bagaimana cerita asal usul nama dari daerah Singaraja dan Buleleng tersebut dulunya?

Simak cerita lengkap terkait asal usul nama daerah Singaraja dan Buleleng dalam artikel berikut ini.

Asal Usul Nama Singaraja dan Buleleng

Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di Bali terdapat seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang raja diketahui memiliki banyak istri.

Istri terakhir dari Sri Bagening bernama Ni Luh Pasek. Suatu ketika, Ni Luh Pasek mengandung anaknya bersama Sri Bagening.

Semenjak mengandung, Ni Luh Pasek kemudian dititipkan dengan Kyai Jelantik Bagol. Ni Luh Pasek dititipkan di Kyai Jelantik Bagol sejak mengandung hingga melahirkan.

Setelah usia kandungan memasuki sembilan bulan, Ni Luh Pasek akhirnya melahirkan bayi yang dikandungnya. Ni Luh Pasek dikaruniai seorang anak berjenis kelamin laki-laki.

Kyai Jelantik Bagol kemudian memberi nama anak tersebut I Gede Pasekan. I Gede Pasekan tumbuh besar di bawah didikan Kyai Jelantik Bogol.

Ketika memasuki usia ke-20 tahun, I Gede Pasekan disuruh Kyai Jelantik Bagol untuk pergi ke Den Bukit di daerah Panji. Daerah ini merupakan tempat kelahiran sang ibu Ni Luh Pasek dulunya.

Kyai Jelantik Bagol kemudian memberikan dua buah senjata kepada I Gede Pasekan. Senjata pertama merupakan sebilah keris yang bernama Ki Baru Semang.

Sementara itu, senjata lainnya merupakan sebuah tombak yang bernama Ki Tunjung Tutur. Selain membekali dua buah senjata, Kyai Jelantik Bogol juga memerintahkan empat puluh pengawal untuk mendampingi I Gede Pasekan.

Akhirnya I Gede Pasekan berangkat dengan semua perbekalan yang dia terima sebelumnya. Perjalanan I Gede Pasekan menuju Den Bukit di daerah Panji pun dimulai.

Perjalanan menuju daerah tersebut memakan waktu berhari-hari. I Gede Pasekan juga melewati berbagai macam tantangan dalam perjalanannya menuju daerah tersebut.

Untungnya I Gede Pasekan memiliki ilmu dan kesaktian yang tinggi. Dengan demikian, dia mampu mengatasi semua rintangan yang dialaminya.

Setelah berjalan selama berhari-hari, akhirnya rombongan I Gede Pasekan sampai di Desa Panji. Di sana dia bertemu dengan sebuah perahu Bugis yang terdampar di Pantai Panimbangan.

Orang Bugis pemilik kapal tersebut kemudian meminta bantuan kepada I Gede Pasekan. Dia berjanji akan memberikan imbalan kepada I Gede Pasekan jika bersedia membantunya.

Imbalan yang akan dia berikan adalah semua muatan yang ada di perahu tersebut. Jika I Gede Pasekan mampu mengangkat perahu itu, maka semua muatan yang ada di dalamnya akan menjadi miliknya.

I Gede Pasekan tidak keberatan untuk membantu. Dengan kesaktian yang dia miliki, I Gede Pasekan bisa dengan mudah memindahkan perahu tersebut.

Sesuai janjinya, orang Bugis tersebut memberikan semua muatan kapal kepada I Gede Pasekan. Sejak saat itu, I Gede Pasekan memiliki harta yang berlimpah dan diberi gelar I Gusti Panji Sakti.

Perlahan-lahan pengikut I Gusti Pasekan mulai bertambah. Pengaruh yang dia miliki juga mulai meluas.

I Gede Pasekan kemudian memutuskan untuk mendirikan kerajaan di daerah tersebut. Dirinya juga memberi nama daerah itu sebagai Buleleng.

Pemberian nama ini berdasarkan banyaknya pohon buleleng yang tumbuh di daerah itu. Selain itu, I Gede Pasekan juga membangun sebuah istana megah yang ia beri nama Singaraja.

Singaraja sendiri bisa merujuk kepada dua makna berbeda. Arti pertama merujuk kepada seorang raja yang gagah perkasa seperti selayaknya singa.

Sementara itu, arti kedua Singaraja merujuk kepada tempat persinggahan raja. Itulah cerita dari asal usul daerah Buleleng dan Singaraja yang ada di Bali.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Ning Rangda dari Kalimantan Selatan, Kisah Nenek Tua yang Gagal Menikahi Pangeran

Legenda Ning Rangda dari Kalimantan Selatan, Kisah Nenek Tua yang Gagal Menikahi Pangeran

images info

Legenda Ning Rangda merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Legenda ini mengisahkan tentang seorang nenek tua yang dulunya gagal menikahi pangeran di masa mudanya.

Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda Ning Rangda tersebut?

Legenda Ning Rangda

Dikutip dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, pada zaman dahulu terdapat sebuah desa di wilayah Kalimantan Selatan. Di sana hiduplah seorang nenek tua bernama Ning Rangda.

Nenek tua ini diketahui tidak menikah sedari muda. Hari-harinya hanya dihabiskan dengan menenun, memasak, dan menanam obat-obatan.

Padahal Ning Rangda sewaktu muda terkenal akan kecantikannya. Namun terdapat sebuah cerita yang membuat dirinya menghabiskan masa tua seperti itu.

Alkisah sewaktu muda, Ning Rangda dipingit oleh kedua orang tuanya. Hal ini membuat dirinya tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar.

Ning Rangda menghabiskan hari-hari pingitannya di dalam rumah. Dalam menjalani masa-masa itu, dia menghabiskan waktu dengan menenun, memasak, dan aktivitas rumahan lainnya.

Hasil tenunan Ning Rangda kemudian dijual ke pasar. Ternyata hasil tenun yang dia buat tersebut laku keras di pasaran.

Hal ini membuat banyak pembeli penasaran dengan sosok yang membuat kain tenun tersebut. Akhirnya diketahuilah bahwa Ning Rangda merupakan sosok yang membuat kain tenun itu.

Tidak hanya itu, kabar akan kecantikan Ning Rangda akhirnya juga ikut tersebar. Banyak pemuda yang datang ke rumahnya untuk meminang Ning Rangda.

Namun tidak ada satupun lamaran dari pemuda ini yang dia terima. Hal ini membuat setiap pemuda yang datang harus kembali dengan tangan kosong.

Di sisi lain, keadaan istana sedang tidak baik-baik saja. Sebab sang pangeran tengah mengalami sakit keras.

Sang raja sudah mendatangkan berbagai macam tabib untuk mengobati penyakit tersebut. Namun belum ada seorangpun yang berhasil menyembuhkannya.

Akhirnya salah satu tabib berkata bahwa sang pangeran tidak sedang sakit. Akan tetapi, tabib tersebut berkata bahwa sang pangeran tengah jatuh cinta.

Sebab dalam tidurnya sang pangeran sering mengigau sambil menyebutkan nama “Rangda”. Ternyata sang pangeran sudah mengetahui kecantikan dan melihat Ning Rangda sebelumnya.

Mengetahui hal ini, sang raja kemudian memanggil informasi terkait Ning Rangda. Para pengawal kemudian melaporkan bahwa Ning Rangda merupakan gadis yang tinggal di sebuah kampung di balik gunung.

Sang raja kemudian mengutus pengawalnya kembali untuk menyampaikan kabar bahwa akan menikahkan Ning Rangda dengan putranya. Sang raja juga menyampaikan hal serupa kepada pangeran.

Beberapa hari berselang, rombongan dari istana bersiap untuk berangkat menuju desa Ning Rangda. Sang pangeran juga tampak bugar dan bahagia karena akan meminang pujaan hatinya.

Namun sayang, di tengah perjalanan sakit sang pangeran kembali kambuh. Sang pangeran pun kemudian meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Di sisi lain, Ning Rangda sudah mengetahui bahwa dia akan dipinang oleh pangeran kerajaan tersebut. Dirinya juga sudah mempersiapkan baju pengantin dan menyulam pakaian lain yang akan dia kenakan nantinya.

Kabar kematian pangeran ternyata juga sampai di telinga Ning Rangda. Hatinya merasa sangat sedih ketika mengetahui hal tersebut.

Ning Renda kemudian melanjutkan merenda, menenun, dan menyulam pakaian. Hal ini terus dia lakukan seolah-olah tidak mempedulikan kabar kematian dari calon suaminya.

Akhirnya Ning Rangda terus melakukan hal tersebut dan tidak pernah menikah hingga dirinya tua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Merayakan Lebaran Dengan Penuh Kesedihan

Merayakan Lebaran Dengan Penuh Kesedihan

images info

Lebaran bagi masyarakat Indonesia, seperti biasanya, merupakan hari yang penuh kebahagiaan. Menjelang Lebaran, para orang tua sibuk membelikan anak-anak dan keluarganya baju-baju baru, membelikan oleh-oleh untuk orang tua dan keluarga tercinta di tempat kelahiran mereka. Semua media di negeri kita ini menyiarkan hiruk-pikuknya lebih dari 146 juta orang mudik ke kampung halaman. Jumlah pemudik di Indonesia ini melebihi jumlah seluruh penduduk Rusia, menurut statistik tahun 2023, yang sekitar 143 juta orang. Semua saluran TV di nusantara ini menyiarkan beraneka ragam makanan dan jajanan tradisional yang dijual di pinggir-pinggir jalan, di mall, dan lain sebagainya. Di beberapa daerah, banyak warga yang menandai berakhirnya bulan puasa itu dengan suara petasan. Semuanya itu merupakan gambaran kegembiraan bagi mayoritas pemeluk agama Islam di Indonesia setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa.

Gambaran kebahagiaan di negeri kita itu berlainan dengan gambaran kondisi hari lebaran di negeri Palestina, yang penuh dengan perasaan kesedihan. Warga Palestina di Gaza menandai Idul Fitri yang biasanya meriah pada hari Minggu, tanggal 30 Maret 2025, dengan pasokan makanan yang berkurang dengan cepat dan berkabung untuk beberapa anak yang tewas dalam serangan udara terbaru Israel. Berbagai media melaporkan sudah ada sekitar 50.000 warga Palestina yang dibantai Israel.

Banyak warga Palestina melakukan salat Idul Fitri di luar reruntuhan masjid yang dihancurkan oleh tentara Zionis Israel untuk menandai berakhirnya bulan puasa Muslim Ramadan. Ini seharusnya menjadi kesempatan yang menyenangkan ketika keluarga berpesta dan membeli pakaian baru untuk anak-anak, tetapi sebagian besar dari 2 juta penduduk Gaza hanya berusaha untuk bertahan hidup. Selama bulan puasa Ramadan, seluruh penduduk Palestina tidak bisa berbuka puasa seperti halnya masyarakat Muslim di negara-negara lain seperti Indonesia ini, karena mereka tidak bisa minum air bersih lantaran Israel sudah memblokade pasokan air bersih ke Palestina; mereka pun hanya makan remah-remah roti yang sudah lama.

“It’s the Eid of sadness,” seorang warga Gaza, Adel al-Shaer, mengatakan kepada awak media setelah menghadiri doa di tengah puing-puing di pusat kota Deir al-Balah. “Kami kehilangan orang yang kami cintai, anak-anak kami, hidup kami, dan masa depan kami.” Dua puluh anggota keluarga besarnya telah tewas oleh serangan Israel, termasuk empat keponakan muda beberapa hari yang lalu, katanya, dan mulai menangis.

Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan perang 17 bulan awal bulan ini dengan pemboman mendadak yang menewaskan ratusan orang, setelah kelompok militan itu menolak untuk menerima perubahan gencatan senjata yang dicapai pada bulan Januari. Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan memasuki Gaza selama sebulan.

“Ada pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan,” kata Saed al-Kourd, seorang jamaah. “Kami keluar untuk melakukan ritual Tuhan untuk membuat anak-anak bahagia, tetapi adakah kegembiraan Idul Fitri? Tidak ada Idul Fitri.”

Ya, warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki banyak hal untuk dirayakan saat mereka menandai Idul Fitri dengan pasokan makanan yang cepat berkurang dan tidak ada akhir yang terlihat untuk pemboman Israel.

Ironisnya, tidak satupun negara yang berani melawan kebrutalan Israel yang dibekingi Amerika Serikat. Negara-negara itu hanya lewat narasi pernyataan diplomatik yang menghendaki kekejaman Zionis Israel dihentikan. Hanya ada satu negara yang berani tampil melawan Israel, yaitu negara Yaman, yang dikenal sebagai salah satu negara termiskin di dunia ini. Yaman melakukan serangan langsung ke Israel dan ke kapal-kapal pengangkut minyak milik Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat pendukung Israel yang melewati perairan Yaman. Serangan itu dilakukan karena memprotes kekejaman Israel di Gaza dan wilayah Tepi Barat.

Semoga Allah SWT memberi perlindungan kepada bangsa Palestina agar terlepas dari belenggu penjajahan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Sagon, Kue Kering Tradisional yang Menjadi Kudapan Khas saat Momen Lebaran Idulfitri

Sagon, Kue Kering Tradisional yang Menjadi Kudapan Khas saat Momen Lebaran Idulfitri

images info

Sagon merupakan salah satu kue kering khas tradisional Indonesia. Apakah Kawan pernah mencicipi dan mencoba kue kering ini sebelumnya?

Seiring berjalannya waktu, keberadaan kue sagon sudah tidak seperti dulunya lagi. Kue kering ini bisa Kawan temui pada momen-momen tertentu saja.

Salah satunya pada saat momen Lebaran Idulfitri seperti sekarang. Sagon biasanya menjadi salah satu jenis kue kering tradisional yang disajikan dalam momen spesial bagi umat Muslim ini.

Padahal kue kering ini diketahui sudah ada sejak kurun waktu lama. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa kue sagon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dulunya.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kue tradisional yang satu ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Sagon, Kue Kering Tradisional Indonesia yang Sudah Ada sejak Lama

Bagi Kawan yang berada di daerah Yogyakarta, mungkin sudah tidak asing lagi dengan kue kering yang satu ini. Sebab sagon menjadi salah satu kue kering tradisional yang berasal dari daerah tersebut.

Selain Yogyakarta, kue sagon diketahui juga bisa dijumpai di beberapa daerah lainnya. Misalnya, kue sagon juga bisa Kawan jumpai di daerah Jawa Tengah lainnya, seperti Wonosobo dan Kebumen.

Bahkan kue sagon diketahui menjadi salah satu oleh-oleh khas daerah Kebunan. Dilansir dari laman Espos Regional, kue sagon menjadi salah satu kudapan yang banyak dijual di daerah tersebut.

Apalagi di momen Lebaran Idulfitri yang sedang terjadi seperti saat sekarang. Kue sagon menjadi salah satu kudapan yang banyak diburu oleh masyarakat untuk disajikan pada momen ini.

Menurut riwayatnya, keberadaan kue sagon diketahui sudah ada sejak lama. Terdapat beberapa versi cerita terkait awal mula ditemukannya kue kering tersebut.

Dalam laman IDN Times Jogja disebutkan bahwa jajanan tradisional ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dulunya. Selain itu, keberadaan kue sagon diketahui juga sudah ada sejak pertengahan abad ke-20.

Hal ini berdasarkan pada toko-toko yang menjajakan kue kering ini di Yogyakarta. Diketahui terdapat beberapa toko yang sudah mulai berjualan sejak era 1950-an.

Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa kue sagon menjadi salah satu kudapan yang populer di era 1980-an. Dinukil dari laman web Kelurahan Wedomartani, kue sagon menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk disantap bersama teh dan kopi.

Pada waktu itu, banyak penjual kue sagon yang menjajakan jajanan ini di pasar-pasar tradisional yang ada di Yogyakarta. Hal inilah yang membuat kue kering ini menjadi familiar di masyarakat pada waktu itu.

Kudapan Khas Momen Lebaran Idulfitri

Seiring berkembangnya zaman, keberadaan kue sagon sudah tidak semasif dulunya lagi. Banyaknya jenis jajanan modern yang berkembang pada saat ini menjadi salah satu alasan mengapa kue kering tradisional ini mulai ditinggalkan.

Selain itu, kurangnya variasi baru dari kue sagon juga menjadi salah satu penyebab hal ini bisa terjadi. Dikutip dari laman RRI, variasi kue sagon yang minim serta proses pembuatannya yang lama membuat jajanan ini sudah mulai ditinggalkan tidak seperti dulunya.

Namun Kawan tetap bisa menjumpai kue kering tradisional ini di beberapa momen tertentu, salah satunya saat Lebaran Idulfitri. Hari raya bagi umat Muslim ini memang identik dengan berbagai macam kue kering yang disajikan pada saat silaturahmi.

Meskipun sudah ada berbagai macam kue kering terbaru pada saat ini, kue kering tradisional seperti sagon tetap menjadi pilihan bagi sebagian keluarga untuk disajikan pada momen spesial ini. Adanya kue sagon ini tentu akan membangkitkan nuansa nostalgia bagi sebagian keluarga yang mana belum tentu bisa menemukan kue kering ini pada waktu lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Jamaludin, Si Local Hero Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida di Dusun Bondan Cilacap

Jamaludin, Si Local Hero Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida di Dusun Bondan Cilacap

images info

Jamaludin menjadi pahlawan kelistrikan di Dusun Bondan, Cilacap. Dusun yang awalnya gelap dan terisolasi, kini telah terpasok listrik. Listrik tersebut berhasil hadir di Dusun Bondan sejak 2017 berkat inisiasi dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang juga melibatkan sosok Jamal di dalam proyeknya. Menariknya, listrik yang diprakarsai KPI bersumber dari energi terbarukan dengan sistem hibrida, memanfaatkan surya dan kincir angin.

Dusun Bondan, Desa Terisolasi di Dekat Nusakambangan

Dusun Bondan terletak di Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Desa ini berada di selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Dusun ini dekat dengan Pulau Nusakambangan.

Mama Sariat Tole: Pelestari Seni Tenun Ikat Alor yang Mendunia

Untuk mencapai dusun tersebut, Kawan harus menggunakan perahu compreng dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Dermaga Sleko. Dusun Bondan dikelilingi banyak aliran sungai sebab dusun ini dekat dengan hilir sungai. Oleh karena itu, secara topografi, akses ke Dusun Bondan cukup sulit, termasuk akses listrik. Sebelum adanya pembangkit listrik, masyarakat Bondan hanya mengandalkan lampu minyak sebagai sumber penerangan saat malam hari.

Sebenarnya, masyarakat Bondan beberapa kali telah mengajukan penerangan ke pemerintah. Akan tetapi, jarak yang jauh dan lokasinya yang cukup terpencil membuat realisasi pengadaan listrik kerapkali terhambat.

“Mereka terkendala masalah jalur jauhnya, di sini cuma ada 80 kepala keluarga (KK), sementara jarak dari kampung sampai tujuh kilometer. Mereka itu terbebani masalah tiangnya dan jalurnya, makanya tidak bisa. Bahkan tahun 2013 ada program penerangan cepat, saya langsung mengajukan ke rayon, tapi tetap tidak bisa juga,” cerita Apudin, salah satu penggerak masyarakat Dusun Bondan, dikutip dari Natgeo Indonesia.

Uniknya Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut hingga Dianggap Kafir karena Didatangi Pemuka Agama Lain

Bertahun-tahun hidup dengan penerangan seadanya membuat Mohamad Jamaludin, pemuda Dusun Bondan tergerak untuk menghadirkan pembangkit listrik. Ia kemudian melakukan analisis permasalahan dan potensi kelistrikan di Dusun Bondan dengan menggandeng PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap.

Dari pemetaan tersebut, keduanya berhasil menggagas program Desa Energi Berdikari E-mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin) & E-Mbak Mina (Energi Mandiri Tambak Ikan) pada 2017. E-mas Bayu ini lah yang menjadi cikal bakal hadirnya aliran listrik di Bondan dengan memanfaatkan tenaga surya dan angin

“Kami memulai perjalanan membangkitkan listrik pada 2017. Dimulai dengan masuknya teknologi Hybrid Energy One Pole atau HEOP, yang menggabungkan sel surya dan kincir angin,” jelas Jamaludin, sebagaimana dikutip dari Detik.com.

Sosok Sudarmi, Perempuan Gigih yang Pimpin Pengelolaan Hutan Jati di Gunungkidul

Pengembangan Kapasitas Energi

Sukses dengan program awal E-mas Bayu, instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) yang memanfaatkan surya dan angin kemudian dikembangkan dengan kapasitas yang lebih besar. PLTH tersebut terdiri dari 5 unit kincir angin dan 24 unit panel surya.

Dengan kapasitas listrik 16.200 wattpeak, PLTH mampu menerangi 78 rumah dan fasilitas umum. PLTH juga dimanfaatkan untuk aktivitas perikanan berupa aerator tambak ikan dan pengolahan air payau agar layak dikonsumsi melalui sistem desalinasi.

Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Surya dan Angin di Bondan Cilacap

info gambar

 

“Aerator tambak atau mesin penghasil gelembung udara berfungsi untuk menggerakkan air di dalam akuarium, kolam atau tambak, supaya kaya kandungan oksigennya,” imbuh Jamal.

Tidak hanya itu, keberadaan listrik juga membuat masyarakat Bondan lebih inovatif. Mereka membuat produk makanan seperti stik ikan, hingga kerupuk dan rengginang udang dari hasil tambak.

Melihat Peluang Budi Daya Cacing dari Sosok Lilis: Hadirkan Cacing Kering dan Bubuk Cacing

Jamal adalah Local Heroes

Jamal didapuk menjadi satu dari 22 Local Heroes yang berasal dari 12 provinsi di Indonesia oleh Pertamina. Kontribusinya di bidang energi dan kelistrikan menjadi langkah yang luar biasa.

Saat ini Jamal tengah mengikuti program sertifikasi ketenagalistrikan yang diadakan Pertamina bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Program ini digelar sebagai wujud pengembangan energi bersih menuju target Net Zero Emission 2060.

Lewat sertifikasi ini, para Local Heroes diharapkan dapat meningkatkan kompetensi teknis di bidang regulasi, instalasi, dan pemeliharaan listrik secara aman, efisien, dan profesional sesuai standar yang berlaku.

Sertifikasi ini juga memberikan pengakuan resmi sebagai tenaga teknik ketenagalistrikan, sehingga para peserta dapat bersaing di tingkat profesional.

“Program sertifikasi ini sangat membantu memantapkan pengelolaan PLTS di Dusun Bondan. Dengan wawasan dan ilmu yang saya dapatkan, saya berharap PLTS ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di masa depan,” imbuh Jamal.

Apa Itu Balai Ternak? Strategi Baru Baznas Salurkan Zakat yang Lebih Produktif

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Hampang Datu dari Kalimantan Selatan, Konon Menjadi Tempat Tinggal Makhluk yang Suka Mengganggu Warga

Legenda Hampang Datu dari Kalimantan Selatan, Konon Menjadi Tempat Tinggal Makhluk yang Suka Mengganggu Warga

images info

Legenda Hampang Datu merupakan salah satu cerita rakyat yang bisa Kawan jumpai di daerah Kalimantan Selatan. Legenda ini menceritakan sebuah tempat yang konon dipercaya sebagai tempat makhluk yang suka mengganggu warga dulunya.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda Hampang Datu tersebut? Simak cerita lengkap dari legenda yang satu ini dalam artikel berikut.

Legenda Hampang Datu

Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah desa yang ada di wilayah Kalimantan Selatan. Desa tersebut bernama Desa Padang Batung.

Umumnya masyarakat yang tinggal di desa ini berprofesi sebagai petani. Hal ini didukung oleh kondisi alam Desa Padang Batung yang cocok sebagai lahan pertanian.

Masyarakat selalu mendapatkan hasil panen yang melimpah setiap tahunnya. Untuk itu, masyarakat selalu mengadakan acara syukuran sekali setahun.

Acara ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang sudah mereka dapatkan. Dalam acara ini, masyarakat biasanya akan mengadakan makan-makan bersama di desa tersebut.

Pada suatu hari, terjadi peristiwa aneh di Desa Padang Batung. Peristiwa aneh ini terjadi di beberapa rumah warga yang ada di desa tersebut.

Ketika menjelang Subuh, semua makanan yang dimasak warga hilang di dalam tempat penyimpanannya. Tidak hanya itu, semua sisa makanan berhamburan di dapur setiap warga.

Menanggapi hal ini, kepala desa kemudian mengumpulkan semua masyarakat untuk bermusyawarah. Musyawarah ini menghasilkan bahwa pada acara syukuran yang biasa diselenggarakan setiap tahunnya akan ditunda hingga kondisi desa kembali aman.

Selain itu, masyarakat memutuskan untuk mendirikan pos jaga di sudut-sudut desa. Akhirnya masyarakat bahu membahu untuk menjalankan rencana tersebut.

Setiap malam masyarakat akan berjaga di setiap pos yang sudah musyawarah. Mereka akan berjaga hingga semua makanan sudah matang dan disimpan di tempat penyimpanan.

Namun kejadian serupa kembali terulang. Makanan yang sudah disimpan kembali hilang ketika menjelang waktu Subuh tiba.

Padahal masyarakat yang berjaga tidak melihat makhluk mencurigakan masuk ke desa mereka. Akhirnya salah satu masyarakat memberikan usul untuk membuat sebuah perangkap.

Perangkap ini berupa sesajen yang dibuat dari parutan kelapa. Kemudian sesajen tersebut dimasukkan ke dalam bakul rumpung yang sudah dilubangi bagian bawahnya.

Keesokan harinya, mereka mencoba menjalankan rencana ini. Setiap rumah kemudian memasukkan parutan kelapa ke dalam bakul dan disimpan di tempat penyimpanan makanan.

Benar saja, pada saat Subuh tiba, kejadian yang sama kembali terulang. Namun terlihat ceceran parutan kelapa yang membentuk sebuah garis ke arah pintu belakang setiap rumah.

Masyarakat kemudian mengikuti garis parutan kelapa tersebut. Ternyata garis ini sampai di mulut gua yang ada di ujung desa tersebut.

Beberapa masyarakat kemudian mencoba masuk ke dalam gua itu untuk mengetahui makhluk apa yang sudah mengganggu mereka selama ini. Namun suasana gua yang gelap menghalangi masyarakat untuk bisa masuk lebih dalam lagi.

Sesepuh desa kemudian memberikan saran agar masyarakat segera menutup mulut gua tersebut. Akhirnya masyarakat menutup gua tersebut dengan bambu dan batu-batu besar.

Sejak saat itu, peristiwa hilangnya makanan di rumah setiap masyarakat tidak pernah lagi terulang. Suasana Desa Padang Batung kembali aman dan damai seperti sedia kala.

Untuk mengenang peristiwa itu, tempat tersebut kemudian diberi nama Hampang Datu oleh masyarakat setempat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Ulurkan Tangan untuk Myanmar yang Dihantam Gempa Dahsyat, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

Ulurkan Tangan untuk Myanmar yang Dihantam Gempa Dahsyat, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

images info

Gempa bumi besar yang terjadi di Myanmar pada 28 Maret 2025 menyisakan duka mendalam. Bencana tersebut tidak hanya menghantam Myanmar saja, Thailand, negara tetangganya, juga terdampak gempa itu.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui keterangan resminya menyebut, Indonesia siap untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang menyasar para korban gempa di Myanmar. Jumlah korban terus bertambah mengingat kerusakan yang begitu parah di beberapa titik.

Bantuan yang diberikan oleh Indonesia meliputi tenaga SAR, tenaga medis darurat atau Emergency Medical Team, hingga bantuan logistik senilai US$1 juta. Bantuan logistik ini berisikan obat-obatan, makanan, tempat penampungan sementara, dan penyuling air bersih.

Dua unit Indonesia yang menjadi bagian dari ASEAN-Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT) dan AHA Centre sudah tiba sejak 30 Maret 2025 di Myanmar. Sementara itu, tim pendahuluan dengan 10 personel juga menyusul pada 31 Maret 2025.

Tim tersebut membawa sebagian bantuan obat-obatan dan logistik hasil sumbangan masyarakat Indonesia. Bantuan dari pemerintah Indonesia juga tengah dipersiapkan dan diperkirakan akan diberangkatkan dalam waktu dekat.

Konsisten Bantu Myanmar Sejak Lama

Menukil dari siaran pers milik Kemlu RI, Indonesia pernah memberikan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar saat menghadapi COVID-19 senilai Rp2 miliar. Tidak hanya itu, bantuan sebesar Rp7,7 miliar atau sekitar US$517 ribu akibat siklon mocha yang melanda Myanmar juga telah disalurkan pada tahun 2023 lalu.

Tidak hanya itu, di penghujung keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, pemerintah juga mengirimkan bantuan food items senilai US$250 ribu. Tahun 2024, pemerintah RI turut mengirimkan bantuan untuk vaksinasi polio untuk anak-anak Myanmar. Dua juta lebih dosis vaksin sudah berhasil disalurkan.

Gempa bumi yang meluluhlantakkan Myanmar itu ditanggapi dengan serius oleh ASEAN. Malaysia selaku Ketua ASEAN 2025 menyerukan ‘persatuan’ seluruh anggota untuk membantu Myanmar.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan kesanggupan Indonesia untuk mengirim bala bantuan bagi korban terdampak di Myanmar dan beberapa daerah di Thailand. Pihaknya juga siap berkoordinasi dengan ASEAN dalam rangka pemulihan, rekonstruksi, dan rehabilitasi di dua negara itu.

Kawan GNFI, Sugiono mengonfirmasi tim INASAR akan diberangkatkan pada 1 April 2025. Sementara itu, tim EMT dan bantuan logistik akan dilepas oleh Presiden Prabowo pada 3 April 2025 di Bandara Halim Perdanakusuma.

Solidaritas ASEAN untuk Myanmar

Bukan hanya Indonesia yang tanggap untuk memberikan bantuan, negara-negara kawasan Asia Tenggara juga bergerak cepat demi ikut membantu Myanmar. Singapura dan Malaysia mengucurkan bantuan untuk membantu korban gempa.

Bukan hanya negara kawasan, Rusia hingga Tiongkok juga dikabarkan ikut serta dalam upaya pertolongan di Myanmar. Bahkan, Tiongkok sudah mengirimkan pasukan untuk ikut membantu mengevakuasi warga Myanmar.

Kawan GNFI, seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN menyepakati penguatan respons darurat lewat ASEANStandby Arrangements, pengerahan ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT) dan persiapan bantuan lewat Disaster Emergency Logistic System for ASEAN (DELSA).

ASEAN juga memiliki AHA Centre yang bertugas untuk memobilisasi bantuan kemanusiaan ke masyarakat yang membutuhkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Khusus Mahasiswa Filsafat dan Kajian Gender, Pendaftaran Beasiswa Toeti Heraty Dibuka hingga 18 April

Khusus Mahasiswa Filsafat dan Kajian Gender, Pendaftaran Beasiswa Toeti Heraty Dibuka hingga 18 April

images info

Beasiswa Toeti Heraty kembali dibuka untuk mahasiswa berbagai jenjang, mulai S1, S2, hingga S3. Beasiswa ini diberikan khusus kepada mahasiswa yang mengambil jurusan kajian gender atau filsafat.

Bagi Kawan yang berpeluang mendapat beasiswa, segera daftar sekarang. Pendaftaran beasiswa Toeti Heraty dibuka hingga 18 April mendatang.

Pendaftaran Politeknik Pariwisata Dibuka Sampai Mei, Bisa Pilih Tiga Prodi Sekaligus

Siapa Toeti Heraty?

Toeti Heraty merupakan salah satu tokoh yang banyak menyumbang kontribusi bagi pendidikan Indonesia. Toeti Heraty adalah seorang penulis, sastrawan, dan filsuf Indonesia.

Tidak hanya itu, Jurnalis senior Harian Kompas, Maria Hartiningsih sebagaimana mengutip pandangan antropolog Belanda, Dr Tine Husner, Toeti dapat diidentifikasi sebagai perempuan yang bisa menjadi profesor, akademisi, penyair, pemilik galeri, aktivis kebudayaan, hingga pebisnis.

Bahkan, akademisi Arief Budiman menambahkan Toeti sebagai demonstran sebab ia jadi salah satu tokoh yang menginisiasi gerakan unjuk rasa Suara Ibu Peduli (SIP). Gerakan ini menjadi wadah bagi para ibu rumah tangga untuk menyuarakan protes akibat harga-harga yang meningkat drastis.

Sosok Sudarmi, Perempuan Gigih yang Pimpin Pengelolaan Hutan Jati di Gunungkidul

Toeti adalah sosok perempuan yang berprestasi dan inspiratif. Ia tercatat pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Jurusan Filsafat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Ketua Program Pascasarjana Universitas Indonesia Bidang Studi Filsafat, Rektor Institut Kesenian Jakarta (1990-1996) hingga Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Di luar kampus, Toeti aktif menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Ia cukup aktif dan produktif melahirkan karya-karya sastra. Pada tahun 1982-1985, Toeti dipercaya untuk menjadi ketua DKJ.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki fokus pada isu gender dan perempuan. Dukungannya terhadap sesama perempuan dimanifestasi dengan mendirikan Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), lembaga nirlaba yang bergerak di bidang penelitian, pendidikan, dan penerbitan Jurnal Perempuan. Jurnal ini menjadi jurnal feminis pertama di Indonesia yang terbit pertama kali pada tahun 1996.

Berlatar dari kehebatan Toeti, beasiswa Toeti Heraty kemudian dihadirkan dengan misi untuk memberdayakan perempuan Indonesia agar tercipta masyarakat yang berkeadilan gender melalui pendidikan.

Riset Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat sebagai Pengendalian Penyakit Akuakultur Dapat Penghargaan Hitachi

Skema Beasiswa Toeti Heraty

Beasiswa Toeti Heraty terbuka bagi seluruh mahasiswa filsafat atau kajian gender di berbagai jenjang, mulai dari sarjana, magister, dan doktoral. Masing-masing jenjang tersebut akan menerima dana beasiswa selama satu tahun dengan skema pendanaan yang berbeda.

Dana Beasiswa yang akan diberikan per semester ​selama satu tahun sejumlah:

Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) untuk jenjang S-3

Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) ​untuk jenjang S-2

Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) untuk jenjang S-1

Kisah Unik, Ketika Bahasa Arab Jadi Penyemangat Erni Usai Ditolak FK

Persyaratan Umum Beasiswa Toeti Heraty

Ketentuan umum atau persyaratan umum yang dapat mendaftar beasiswa Toeti Heraty adalah:

  1. Mahasiswa, terbuka bagi semua identifikasi gender, yang terdaftar di perguruan tinggi di Indonesia dengan program studi kajian gender atau ilmu filsafat. 
  2. Sedang menempuh perkuliahan ,inimal semester 4 bagi S-1, serta semester 2 bagi S-2 dan S-3.
  3. Tidak sedang menerima beasiswa dari instansi lain.
  4. Memiliki minimal IPK 3.0.
  5. Memiliki peminatan atau pernah mengikuti kegiatan, baik magang atau volunteerdi sekolah, kampus, tingkat komunitas, atau organisasi untuk pemberdayaan perempuan.
  6. Berperspektif gender, memiliki tekad belajar dan aktivisme yang kuat.
  7. Bersedia magang di Yayasan Jurnal Perempuan selama 3 bulan (daring).
Berpulangnya Toeti Heraty, Penulis dan Aktivis Perempuan yang Disegani

Berkas Beasiswa Toeti Heraty

Berikut sejumlah berkas yang perlu Kawan siapkan saat hendak mendaftar beasiswa Toeti Heraty:

  1. CV pribadi dan scan
  2. ScanKartu Mahasiswa yang masih aktif
  3. Dua surat rekomendasi yang terdiri dari:
  4. Ketua Jurusan/Departemen atau dosen
  5. Komunitas atau organisasi yang pernah diikuti 
  6. Melampirkan tulisan yang pernah dipublikasi bagi kandidat jenjang S2 dan S3. 
  7. Membuat esai 1000 kata yang memuat salah satu dari tema berikut:
  8. Pentingnya Pendidikan Tinggi bagi Perempuan
  9. Pentingnya Perspektif Gender dan Filsafat dalam Menjamin Keadilan
  10. Pengalaman dan/atau Partisipasi dalam Mendorong Transformasi Sosial yang Sensitif Gender dan Inklusif
Keunggulan Jamur Tempe Temuan Dosen UGM: Bisa Jadi Alternatif Daging

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News