Posted on Leave a comment

KUBET – GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Gerakan Nasional Kurangi Ketergantungan Anak pada Ponsel

GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Gerakan Nasional Kurangi Ketergantungan Anak pada Ponsel

images info

Misi mengurangi penggunaan gadget untuk anak-anak adalah misi bersama. Melihat penggunaan gadget di Indonesia yang kini juga telah menyerang usia balita, menciptakan iklim yang menyenangkan di kehidupan nyata adalah tanggung jawab yang perlu ditunaikan.

Merespons hal tersebut, Good News From Indonesia (GNFI) berkolaborasi dengan Kampung Lali Gadget (KLG) menyediakan program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget sebagai sebuah wadah yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi komunitas untuk mendukung pembatasan penggunaan gadget bagi anak.

“Gerakan ini bukan sekadar program, tapi investasi jangka panjang untuk ikut membangun generasi Indonesia yang lebih sehat secara fisik, mental, dan sosial. GNFI terus berusaha menjadi katalisator kolaborasi agar perubahan ini bisa menjangkau lebih banyak anak dan komunitas,” papar Wahyu Aji, CEO Good News From Indonesia (GNFI).

Sebagai informasi, Kampung Lali Gadget merupakan sebuah gerakan kolektif yang menawarkan solusi untuk melepaskan ponsel pintar dari jangkauan anak-anak melalui metode permainan tradisional. Di sana, anak-anak dapat mengakses berbagai permainan tradisional, seperti kitiran bambu, kitiran klutuk, toktok, hingga gasing bunyi.

Kampung ini terletak di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.

Duplikasi Strategi di Berbagai Wilayah Lewat Program 100 Komunitas Kampung Lali Gadget

Strategi Kampung Lali Gadget yang selama ini diterapkan dalam berperan terhadap permasalahan gadget cukup sukses dan berdampak. KLG yang juga berpredikat sebagai Kampung Berseri Astra (KBA) ini pernah memenangkan penghargaan dari Astra Indonesia pada event SATU Indonesia Awards Tahun 2021.

Melihat besarnya dampak yang dihasilkan, strategi ini akan disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia lewat Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget yang digagas GNFI bersama Kampung Lali Gadget.

Harapannya, gerakan ini akan menjadi program yang menduplikasi atau mereplikasi 100 KLG di berbagai wilayah Indonesia. Inisiasi ini menjadi sebuah langkah penting, sebab kecerdasan anak dari segi mental, intelektual, hingga emosional merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi negara.

“Kami percaya bahwa masa depan Indonesia dimulai dari anak-anak yang bahagia dan aktif. Program Duplikasi 100 KLG adalah kontribusi kecil kami untuk ikut menghadirkan solusi berbasis komunitas agar anak-anak bisa kembali bermain, belajar, dan tumbuh tanpa ketergantungan pada layer,” jelas Wahyu Aji.

Program ini juga menjadi upaya GNFI, KLG, serta para komunitas yang akan bergabung untuk mendukung komitmen Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam membatasi penggunaan ponsel pintar dan media sosial bagi usia anak.

“Fenomena kecanduan gadget pada anak-anak adalah tantangan serius yang perlu kita hadapi bersama. Kampung Lali Gadget telah melihat bagaimana metode permainan tradisional dan aktivitas sosial dapat membantu anak-anak kembali menemukan keseruan di dunia nyata. Dengan dukungan GNFI dan komunitas dari seluruh Indonesia, kami optimistis gerakan ini bisa membawa dampak yang lebih luas dan berkelanjutan,” kata Achmad Irfandi, Pendiri Kampung Lali Gadget.

Batasi Penggunaan Ponsel Melalui Pendekatan Permainan Tradisional dan Interaksi

Strategi utama GNFI dan KLG ialah untuk menduplikasi 100 KLG lewat sejumlah komunitas. Program GNFI X Kampung Lali Gadget: Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget menjadi sebuah inisiatif untuk memberdayakan komunitas dalam membantu anak-anak lepas dari kecanduan gadget dengan menghadirkan ruang bermain berbasis interaksi sosial, permainan tradisional, dan kegiatan kreatif.

Nantinya, 30 komunitas terpilih akan mendapatkan pendampingan intensif berupa pelatihan, mentoring, dan monitoring selama 3 bulan agar mampu menciptakan ekosistem bermain yang sehat dan bebas gadget.

Para komunitas terpilih juga akan mendapatkan sertifikat, kesempatan berkolaborasi dengan berbagai pihak, hingga dukungan keberlanjutan program.

“Kampung Lali Gadget sejak awal berdiri memiliki misi untuk mengembalikan keceriaan anak-anak melalui permainan tanpa ketergantungan pada gadget. Bersama GNFI, kami ingin memperluas dampak gerakan ini dengan melibatkan lebih banyak komunitas di seluruh Indonesia. Harapannya, inisiatif ini tidak hanya sekadar program, tetapi menjadi sebuah gerakan berkelanjutan yang mengubah cara anak-anak bermain dan berinteraksi di era digital,” tutup Achmad Irfandi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda I Karake Lette dari Sulawesi Barat, Kisah Pemuda Cacat yang Berhasil Melindungi Kerajaannya

Legenda I Karake Lette dari Sulawesi Barat, Kisah Pemuda Cacat yang Berhasil Melindungi Kerajaannya

images info

Legenda I Karake Lette merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Legenda ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang memiliki cacat di kakinya.

Meskipun memiliki kekurangan, pemuda ini tetap mampu melindungi kerajaannya. Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda I Karake Lette tersebut?

Legenda I Karake Lette

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu berdiri sebuah kerajaan yang ada di daerah Mandar. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Balanipa.

Pada suatu waktu, kerajaan ini didatangi oleh pasukan Kerajaan Gowa. Kedatangan pasukan Kerajaan Gowa ini hendak menguasai wilayah Kerajaan Balanipa tersebut.

Mengetahui hal ini, seluruh pasukan Balanipa kemudian berangkat menuju Teluk Mandar. Mereka berniat menghadang pasukan Kerajaan Gowa yang hendak menguasai wilayah mereka.

Pertempuran sengit antara kedua pasukan ini akhirnya tidak terelakkan. Peperangan akhirnya pecah di Teluk Mandar tersebut.

Namun pasukan Balanipa ternyata kewalahan menghadapi serangan dari Kerajaan Gowa. Hal ini membuat panglima perang Kerajaan Balanipa menarik mundur pasukannya sementara.

Hal yang sama juga dilakukan oleh panglima perang Kerajaan Gowa. Akhirnya pertempuran antara kedua kerajaan ini berhenti untuk sementara waktu.

Di barak Kerajaan Balanipa, panglima perang tengah panik dalam mempersiapkan strategi baru. Sebab serangan dari Kerajaan Gowa cukup sulit untuk mereka hadapi langsung.

Sesaat kemudian, muncul pemuda yang cacat kakinya menghadap ke hadapan sang raja. Pemuda ini mengenalkan diri dengan nama I Karake Lette.

Dirinya meminta izin agar bisa diturunkan ke medan perang. I Karake Lette berkata bahwa dia bisa memberikan kemenangan bagi Kerajaan Balanipa.

Sang raja akhirnya menyetujui permintaan I Karake Lette. Dirinya kemudian ikut berperang melawan pasukan Kerajaan Gowa.

I Karake Lette kemudian diam-diam menaiki kapal yang dinaiki raja Kerajaan Gowa. Sesampainya di atas kapal, dia langsung memberikan tantangan kepada Raja Gowa untuk bertarung dengan dirinya.

Tantangan yang diberikan oleh I Karake Lette adalah menebas jeruk nipis yang dilemparkan. Siapa saja berhasil menebas jeruk nipis tersebut akan keluar sebagai pemenang.

Nantinya pemenang dari tantangan ini akan berkuasa atas Kerajaan Balanipa. Raja Gowa pun menyetujui tantangan dari I Karake Lette tersebut.

I Karake Lette kemudian melemparkan jeruk nipis ke arah sang raja. Namun sang raja tidak berhasil menebas satu pun jeruk nipis tersebut.

Raja Gowa kemudian bergantian melempar jeruk nipis ke arah I Karake Lette. Dalam waktu singkat, I Karake Lette berhasil menebas jeruk nipis tersebut dengan mudah.

Sang raja kemudian tidak terima dengan kekalahannya. Dirinya kemudian menyerang I Karake Lette.

Berkat kesaktian yang dia miliki, I Karake Lette berhasil mengelak dengan mudah. Bahkan dirinya berhasil menancapkan keris ke perut Raja Gowa hingga menemui ajalnya.

Akhirnya I Karake Lette berhasil memukul mundur pasukan Kerajaan Gowa. Raja Balanipa pun senang dan hendak memberikan imbalan kepada I Karake Lette.

Namun I Karake Lette hanya meminta diantarkan ke puncak sebuah bukit yang ada di sana. Sesampainya di atas bukit, I Karake Lette kemudian berteriak dengan lantang dan mengucapkan rasa syukur atas apa yang sudah dia lakukan.

Raja Balanipa kemudian memutuskan untuk memberikan hadiah berupa tanah kepada I Karake Lette berdasarkan teriakannya. Sejauh mana orang bisa mendengarkan teriakan I Karake Lette, maka sejauh itu pula tanah yang akan dihadiahkan sang raja kepada dirinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Codet dari Jakarta, Kisah Pangeran Kaya Raya dengan Harta Berlimpah

Legenda Codet dari Jakarta, Kisah Pangeran Kaya Raya dengan Harta Berlimpah

images info

Legenda Codet merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Jakarta. Legenda ini mengisahkan tentang seorang pangeran kaya raya yang tinggal di daerah Condet dulunya.

Harta dari pangeran kaya raya ini kemudian diwariskan kepada anak dan menantunya. Namun ternyata harta ini menjadi incaran orang Belanda yang menjajah wilayah Indonesia pada waktu itu.

Meskipun demikian, masyarakat tetap melakukan perlawanan atas penindasan yang mereka terima. Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda Codet tersebut serta kisah yang terjadi setelah dirinya mewariskan harta kepada anak dan menantunya?

Simak kisah lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Legenda Codet

Dinukil dari buku  Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, pada zaman dahulu di daerah Condet hiduplah seorang pangeran kaya raya yang memiliki harta melimpah. Pangeran tersebut bernama Pangeran Codet.

Penamaan nama pangeran tersebut berdasarkan bekas codet yang ada di dahinya. Bekas codet ini berupa luka yang dia dapatkan di masa lalu.

Pangeran Codet ini memiliki lima orang anak. Salah satu anak dari Pangeran Codet adalah Maemunah.

Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda ke rumah Pangeran Codet. Pemuda ini bernama Astawana.

Kedatangan Astawana ke rumah Pangeran Codet bermaksud untuk meminang Maemunah. Astawana sendiri dikenal sebagai seorang pemuda yang memiliki ilmu tinggi dan baik hati dengan sesama.

Pangeran Codet beserta sang istri tentu senang menerima lamaran tersebut. Mereka kemudian menyampaikan lamaran ini kepada anaknya Maemunah.

Ternyata Maemunah juga setuju dengan lamaran yang dia terima. Namun Maemunah memberikan syarat yang mesti dipenuhi Astawana jika ingin menikahinya.

Astawana mesti bisa membuat dua rumah di dua tempat berbeda dalam satu malam. Astawana kemudian menyanggupi syarat yang diberikan oleh Maemunah tersebut.

Akhirnya Astawana berdoa untuk menyanggupi permintaan Maemunah. Ajaibnya, Astawana mampu menunaikan syarat tersebut dengan sempurna.

Astawana membangun dua rumah di dua tempat berbeda. Rumah pertama dia bangun di daerah Batuampar.

Sementara itu, rumah kedua dibangun di daerah Balekambang. Akhirnya Astawana disetujui untuk menikah dengan Maemunah.

Pernikahan antara Astawana dan Maemunah berlangsung dengan meriah. Namun sayang tidak lama setelah pernikahan mereka berlangsung, Pangeran Codet meninggal dunia akibat sakit yang dia derita.

Akhirnya seluruh kekayaan Pangeran Codet diwariskan kepada Maemunah dan Astawana. Ternyata hal ini mendatangkan masalah di kemudian hari.

Beberapa tahun kemudian, wilayah Condet terusik akibat kedatangan bangsa Belanda. Orang-orang Belanda ini dikenal suka merampas tanah milik masyarakat.

Salah seorang orang Belanda yang bermukim di daerah Condet adalah Jan Ament. Dirinya kemudian mengetahui harta kekayaan yang dimiliki oleh Maemunah dan Astawana.

Jan Ament beserta anteknya kemudian mendatangi Maemunah dan Astawana untuk meminta harta mereka. Hal ini tentu memancing kemarahan Astawana.

Dirinya kemudian langsung menyerang Jan Ament hingga tersungkur di tanah. Jan Ament kemudian mengancam akan kembali lagi dengan membawa pasukan lebih banyak.

Benar saja, tidak lama berselang Jan Ament kembali ke tempat Astawana dengan pasukan yang lebih banyak. Sejak saat itu, Jan Ament menjadi penguasa di wilayah Condet.

Sebenarnya masyarakat Condet pernah melakukan perlawanan kepada Jan Ament. Perlawanan ini dipimpin oleh Entong Gendut yang dibantu Astawana dan dua pendekar lainnya, yakni Modin dan Maliki.

Namun masyarakat Condet mengalami kekalahan dalam perlawanan tersebut. Barulah setelah Indonesia merdeka wilayah Condet benar-benar dikuasai oleh masyarakat di sana sepenuhnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Studi Membuktikan Air Kencing Paus Baik untuk Laut

Studi Membuktikan Air Kencing Paus Baik untuk Laut

images info

Lautan adalah ekosistem yang sangat kompleks, di mana setiap organisme memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Salah satu kontributor yang mengejutkan adalah paus—hewan terbesar di Bumi—yang ternyata memberikan manfaat besar bagi laut melalui air kencingnya.

Studi terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan, termasuk Joe Roman, Andrew J. Abraham, dan Jeremy J. Kiszka, mengungkapkan bahwa urine paus mengandung nutrisi penting yang mendukung produktivitas ekosistem laut.  

Paus sebagai “Insinyur Ekosistem”

  Paus dikenal sebagai hewan yang bermigrasi jauh, menyelam dalam, dan memiliki pola makan yang besar, terutama spesies seperti paus biru dan paus bungkuk yang memakan krill dan plankton.

Namun, yang sering diabaikan adalah peran mereka dalam mendistribusikan nutrisi ke seluruh lautan. Ketika paus buang air kecil, mereka melepaskan sejumlah besar nitrogen, fosfor, dan zat besi—unsur-unsur yang menjadi fondasi bagi rantai makanan laut.  

Nutrisi Penting dalam Urine Paus

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Mental Floss dan jurnal ilmiah terkait, urine paus mengandung:  

  1. Nitrogen (dalam bentuk urea) – Zat ini merangsang pertumbuhan fitoplankton, organisme mikroskopis yang menjadi dasar jaring makanan laut. Fitoplankton juga menyerap karbondioksida, membantu mengurangi dampak perubahan iklim.  
  2. Fosfor – Nutrisi ini penting untuk pertumbuhan alga dan tanaman laut, yang menjadi makanan bagi banyak hewan laut kecil.  
  3. Zat Besi – Di beberapa wilayah laut, zat besi merupakan nutrisi langka yang membatasi pertumbuhan plankton. Urine paus membantu mengatasi defisiensi ini.  

Dalam sehari, seekor paus dapat menghasilkan ratusan liter urine, dan secara kolektif, populasi paus melepaskan nutrisi dalam jumlah besar ke lautan.  

Baca juga Mengapa Paus Makan Plastik di Lautan? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Dampak Positif pada Rantai Makanan Laut

Nutrisi dari urine paus tidak hanya bermanfaat bagi plankton, tetapi juga mendukung seluruh ekosistem:  

– Fitoplankton berkembang → Krill dan ikan kecil memakannya → Ikan besar, burung laut, dan paus sendiri mendapat makanan.  

– Siklus ini menciptakan produktivitas biologis yang tinggi, terutama di wilayah yang miskin nutrisi.  

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa sebelum perburuan paus masif pada abad ke-20, lautan mungkin memiliki produktivitas yang lebih tinggi karena populasi paus yang lebih banyak. Pemulihan populasi paus saat ini bisa membantu memulihkan keseimbangan ekosistem laut.  

Baca juga Jantungnya Sebesar Mobil, Paus Kolosal jadi Ikan Terberat di Lautan

Referensi:

Roman, J. (2021). “Why Whale Pee is Good for the Ocean”. Mental Floss

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Roemah Indonesia BV Pamerkan 20 Jenis Kopi Nusantara di Amsterdam Coffee Festival 2025

Roemah Indonesia BV Pamerkan 20 Jenis Kopi Nusantara di Amsterdam Coffee Festival 2025

images info

Amsterdam Coffee Festival 2025 mengusung tema utama “Kopi Keberlanjutan,” sebuah kesempatan istimewa yang dimanfaatkan Roemah Indonesia BV untuk keempat kalinya, dalam menghadirkan kekayaan cita rasa kopi Nusantara yang berpadu harmonis dengan tradisi lokal serta komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan. 

Berbasis pada praktik agroforestri berkelanjutan, Roemah Indonesia BV menampilkan sistem talun, sebuah bentuk kompleks agroforestri khas Indonesia yang telah teruji waktu. 

Model ini meniru ekosistem hutan alami dan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan di mana kopi ditanam bersama beragam pohon dan tanaman lainnya, menjadi naungan alami bagi tanaman kopi. 

Manfaat talun

Talun terbukti efektif dalam menjaga regenerasi alami lahan, menekan deforestasi, melestarikan keanekaragaman hayati, sekaligus memberikan dampak ekonomi nyata bagi para petani lokal. 

Selain mengangkat metode tanam berkelanjutan, Roemah Indonesia BV juga menghighlight proses pasca panen unik khas Indonesia sebagai solusi di tengah tantangan iklim, yaitu Giling Basah. 

Dalam proses ini, biji kopi dikupas dan dicuci sebelum dikeringkan, sehingga memungkinkan pengeringan yang lebih cepat dan efisien dalam kondisi curah hujan tinggi. Giling Basah menjaga kualitas cita rasa kopi premium serta mendukung perekonomian para petani. 

Kemitraan

Kemitraan dari hulu ke hilir merupakan kunci dalam memperkuat industri kopi Indonesia. Dalam semangat gotong royong, Roemah Indonesia BV bersama Mind.id; BCA; BNI; Jamkrindo; SMBC; Suji Premium Handcrafted; Rayana Roastery; Toko Kopi Tuku; 

Beragam Rasa Indonesia; Koperasi Klasik Beans; Delano Communication serta didukung PMO Kopi dan Kakao Nusantara; Atase Perdagangan Indonesia di Belanda; serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda, mewujudkan kebanggaan Indonesia dalam membawa kopi berkualitas tinggi dan gula aren yang dihasilkan secara bertanggung jawab kepada dunia internasional di acara Amsterdam Coffee Festival 2025. 

Melalui event tersebut, Roemah Indonesia BV dan para mitranya memperkenalkan cerita di balik setiap cangkir kopi sebuah perjalanan yang mencerminkan tanggung jawab terhadap alam, kesejahteraan petani, serta pelestarian budaya kopi Indonesia yang mendunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Asal Usul Pulau Napombalu dari Sulawesi Utara, Kisah Lawongo Bersama Sang Istri

Legenda Asal Usul Pulau Napombalu dari Sulawesi Utara, Kisah Lawongo Bersama Sang Istri

images info

Di Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Kepulauan Talaud, terdapat sebuah pulau yang bernama Napombalu. Terdapat sebuah legenda yang berkembang di tengah masyarakat terkait asal usul dari Pulau Napombalu tersebut.

Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda asal usul Pulau Napombalu tersebut? Simak cerita lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Legenda Asal Usul Pulau Napombalu

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda tampan bernama Lawongo di Pulau Kabaruan. Lawongo dikenal memiliki kemampuan bermain suling yang sangat handal.

Pada suatu hari, Lawongo datang ke Desa Damau untuk unjuk kebolehan. Di sana dia menampilkan kemampuannya memainkan suling di hadapan semua masyarakat desa.

Di tengah permainan, mata Lawongo tiba-tiba tertuju pada seorang gadis cantik yang tengah menonton penampilannya. Gadis cantik ini berada di tengah kerumunan penonton dan menyaksikan penampilan Lawongo hingga usai.

Setelah selesai tampil, Lawongo kemudian menghampiri gadis tersebut. Lawongo kemudian mengutarakan ketertarikannya kepada gadis cantik ini.

Tidak hanya itu, Lawongo juga meminang gadis tersebut agar menikah dengan dirinya. Akhirnya Lawongo dan gadis cantik tersebut menikah dan menjadi pasangan suami istri.

Lawongo sangat menyayangi istrinya ini. Sehari-hari Lawongo selalu pergi berburu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Pada suatu malam, Lawongo tidur lelap bersama sang istri di sampingnya. Pada saat itu, Lawongo bermimpi tengah pergi berburu babi besar di tengah hutan.

Dalam mimpinya tersebut, Lawongo menemukan babi besar yang menjadi targetnya. Dengan kemampuan yang dia miliki, Lawongo langsung melemparkan tombak yang dia miliki.

Lemparan tombak Lawongo tepat mengenai lambung kanan sang babi. Akhirnya babi tersebut jatuh bersimbah darah.

Pada saat itu, Lawongo tiba-tiba terbangun. Dia menyadari bahwa yang barusan terjadi merupakan mimpi.

Lawongo kembali melanjutkan tidurnya. Pada saat pagi tiba, Lawongo bangun dan bersiap pergi berburu ke hutan.

Dirinya kemudian berangkat berburu lebih awal dari biasanya. Lawongo sengaja tidak membangunkan istrinya karena masih pagi.

Sesampainya di hutan, Lawongo langsung memanjat pohon kelapa karena merasa haus. Lawongo kemudian mencabut pisaunya untuk mengambil kelapa.

Saat mencabut pisau, Lawongo melihat gumpalan darah yang membeku. Lawongo seketika berpikir kenapa ada gumpalan darah di pisau yang dia miliki.

Tiba-tiba Lawongo menyadari bahwa semalam dia bermimpi berburu babi hutan. Dirinya kemudian menduga sudah salah tikam ketika mengalami mimpi tersebut.

Lawongo langsung berlari kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Lawongo mendapati sang istri sudah tertutup kain kafan.

Melihat hal ini, Lawongo kemudian perlahan membuka kain kafan yang menutupi sang istri. Benar saja, ternyata terdapat gumpalan darah yang membeku di lambung bagian kanan sang istri.

Lawongo langsung berteriak dan menangis melihat hal tersebut. Dirinya menyesali perbuatan yang sudah dia lakukan.

Dirinya kemudian berniat untuk memenuhi janji ketika pernikahannya dulu. Lawongo berjanji akan sehidup semati dan satu kubur berdua bersama sang istri.

Lawongo kemudian meminta masyarakat menyediakan satu peti mati lagi untuk dirinya. Peti mati ini juga dilengkapi dengan lubang saluran udara.

Ketika peti tersebut sudah jadi, Lawongo kemudian masuk ke dalamnya. Dirinya berjanji akan tetap memainkan suling di dalam peti mati tersebut.

Lawongo berpesan kepada masyarakat jika sudah tidak mendengar suara sulingnya lagi, maka segera pergi ke laut. Lawongo bersama sang istri kemudian dikuburkan di satu kubur yang sama.

Tepat pada hari ketujuh, suara suling Lawongo sudah tidak terdengar lagi. Sesuai pesannya, masyarakat kemudian segera pergi ke laut.

Di sana masyarakat melihat sebuah pulau karang. Masyarakat setempat kemudian menamai pulau tersebut dengan nama Napombalu.

Penamaan ini berasal dari dua kata berbeda, yakni “napo” dan “nawalu”. Kata “napo” berarti pulau karang. Sementara itu, kata “nawalu” berarti benda aneh yang berubah menjadi sebuah pulau.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Beasiswa Indonesia Bangkit Khusus Bagi Akademisi di Bawah Kemenag Sudah Dibuka hingga 31 Mei

Beasiswa Indonesia Bangkit Khusus Bagi Akademisi di Bawah Kemenag Sudah Dibuka hingga 31 Mei

images info

Pendaftaran Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama (Kemenag) dibuka pada 1 April 2025. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) merupakan beasiswa yang diberikan oleh Kemenag bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikhususkan bagi para insan dan akademisi di bawah naungan Kemenag.

Beasiswa yang baru diluncurkan pada 2022 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Agama pada bidang sains dan teknologi, sosial humaniora dan keagamaan.

Para penerima beasiswa dapat melanjutkan pendidikannya ke berbagai jenjang, mulai dari S1, S2, hingga S3 dengan skema pembiayaan penuh. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) juga membiayai mahasiswa yang melanjutkan pendidikan tinggi di dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin memberikan kesempatan sleuas-luasnya bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri, tanpa terkendala biaya,” jelas Sekretaris Jenderal Kemenag, Prof. Phil. Kamaruddin Amin.

Khusus Mahasiswa Filsafat dan Kajian Gender, Pendaftaran Beasiswa Toeti Heraty Dibuka hingga 18 April

Jenis Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB)

Beasiswa Indonesia Bangkit menyediakan tiga jenis beasiswa yang dapat disesuaikan dengan kriteria Kawan. Ketiga jenis BIB tersebut di antaranya beasiswa umum, beasiswa prestasi, dan beasiswa target.

Beasiswa umum merupakan jenis BIB reguler yang memberikan kesempatan kuliah gratis bagi seluruh kalangan di bawah Kemenag, di antaranya: santri, siswa, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kependidikan, alumni pendidikan keagamaan, dan pegawai Kemenag.

Kemudian, beasiswa prestasi merupakan beasiswa yang diberikan kepada insan yang memiliki prestasi di bidang akademik maupun nonakademik tingkat nasional hingga internasional.

Sementara itu, beasiswa target adalah beasiswa afirmasi melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dan Pendidikan Jarak Jauh S1 pada UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC). Kawan yang telah menghafalkan 30 juz Al Qur’an (tahfiz) juga dapat mendaftar pada kategori ini lewat jalur prestasi.

Lewat ElevAIte, Binus University Microsoft Hadirkan Modul Pembelajaran AI Berbasis Online

Syarat Penerima Beasiswa Indonesia Bangkit

Berikut sejumlah persyaratan yang harus Kawan penuhi sebelum mendaftar Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB).

  1. Warga Negara Indonesia (WNI).
  2. Bagian dari atau insan di bawah naungan Kemenag.
  3. Sertifikat kemampuan berbahasa Inggris (TOEFL) atau bahasa Arab (TOAFL).
  4. Memiliki ijazah atau surat keterangan lulus.
  5. Memiliki surat rekomendasi dari kepala satuan pendidikan asal.
  6. Memiliki LoA atau surat keterangan lulus masuk perguruan tinggi.
  7. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan oleh surat keterangan sehat dari pusat layanan kesehatan.
  8. Membuat esai, rencana studi, dan penelitian.
Fahrul Nurkolis, Pemegang Hak Paten Antikanker dan Antidiabetes dari Bahan Alam Indonesia

Linimasa Pendaftaran Beasiswa Indonesia Bangkit

Proses seleksi penerimaan Beasiswa Indonesia Bangkit dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan. Oleh karena itu, Kawan perlu untuk mengetahui linimasa

  1. Pendaftaran beasiswa: 1 April-31 Mei 2025
  2. Seleksi administrasi: 1-7 Juni 2025
  3. Pengumuman hasil seleksi administrasi: 10 Juni 2025
  4. Seleksi tes psikologi: 11-25 Juni 2025
  5. Pengumuman hasil tes psikologi: 27 Juni 2025
  6. Seleksi wawancara: 28 Juni-15 Juli 2025
  7. Pengumuman kelulusan: 31 Juli 2025
  8. Orientasi calon penerima beasiswa: Agustus 2025

Informasi selengkapnya terkait Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) 2025 dapat diakses melalui laman https://beasiswa.kemenag.go.id/.

Yulion Mirin, Siswa dari Papua yang Sisihkan Uang untuk Bantuan Pendidikan Papua

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Kisah Asal Usul Pohon Sagu dan Palem dari Sulawesi Tengah

Kisah Asal Usul Pohon Sagu dan Palem dari Sulawesi Tengah

images info

Di Sulawesi Tengah terdapat sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang asal usul dari pohon sagu dan palem. Bagaimana kisah lengkap dari cerita rakyat tersebut?

Simak kisah asal usul pohon sagu dan palem yang berasal dari Sulawesi Tengah dalam artikel berikut ini.

Asal Usul Pohon Sagu dan Palem

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, pada zaman dahulu di daerah hiduplah sepasang suami istri yang memiliki seorang anak laki-laki. Keluarga kecil ini hidup dalam taraf kemiskinan.

Meskipun hidup serba berkekurangan, sang suami memiliki sifat buruk yang suka bermalas-malasan. Situasi ini tentu makin memperparah kondisi keluarga mereka.

Pada suatu hari, sang suami tiba-tiba berkeinginan untuk membuka lahan perkebunan sendiri. Dia berniat untuk menanam berbagai macam tumbuhan dan sayuran di lahan perkebunan tersebut.

Sang suami kemudian menyampaikan keinginan tersebut kepada istrinya. Sang istri tentu merasa senang dengan niat suaminya tersebut.

Dirinya merasa sang suami sudah berubah dan tidak bermalas-malasan lagi. Sang istri kemudian mendukung keinginan suaminya tersebut.

Keesokan harinya, sang suami pergi ke dalam hutan untuk menemukan lahan yang cocok dijadikan area perkebunan. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya dia sudah menemukan tempat yang cocok dijadikan lahan perkebunan.

Dirinya kemudian kembali ke rumah karena hari sudah sore. Keesokan harinya, dia kembali ke tempat tersebut sambil membawa parang dan cangkul.

Namun tiba-tiba sifat malasnya kembali datang. Alih-alih membabat lahan untuk dijadikan perkebunan, dirinya justru hanya duduk termenung di bawah pohon besar.

Tanpa sadar hari berlalu begitu saja. Dirinya kembali pulang ke rumah tanpa kemajuan sedikitpun.

Kejadian ini terus berulang beberapa hari berikutnya. Dirinya hanya pergi ke luar rumah untuk duduk termenung di hutan.

Pada suatu hari, sang istri penasaran dengan lahan perkebunan milik suaminya. Dirinya kemudian ikut ke dalam hutan untuk melihat lahan perkebunan tersebut.

Namun apa yang dia pikirkan ternyata jauh dari harapan. Sang suami ternyata selama ini tetap bermalas-malasan dan hanya duduk di bawah pohon seharian.

Sang istri kemudian menanyakan apa saja yang sudah dikerjakan suaminya selama ini. Sebab dirinya selalu keluar rumah setiap hari untuk pergi ke dalam hutan.

Pertanyaan ini ternyata menyinggung sang suami. Bukannya sadar dengan perbuatannya selama ini, sang suami justru marah dan membentak istrinya tersebut.

Dirinya langsung bangkit dari duduknya dan berjalan kembali ke rumah. Menyadari suaminya menjadi marah, sang istri kemudian mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di rumah, marah sang suami tetap belum reda. Bahkan kemarahannya makin memuncak dan melampiaskannya dengan cara membanting semua perabot yang ada di rumah.

Hati sang istri merasa sedih dan kecewa ketika melihat hal tersebut. Dirinya kemudian lari ke dalam hutan sambil menangis meratapi kesedihannya.

Sesampainya di dalam hutan, sang istri berdiri di tepi sebuah telaga. Tanpa pikir panjang, dirinya langsung melompat ke dalam telaga tersebut.

Sang suami kemudian menyadari bahwa istrinya tidak kunjung pulang. Bersama anaknya, sang suami kemudian menyusul untuk mencari istrinya ke dalam hutan.

Alangkah terkejutnya dia ketika melihat tubuh sang istri sudah mengambang di tengah telaga. Perlahan-lahan tumbuh sebuah pohon dari tubuh sang istri tersebut yang menyerupai batang sagu.

Sang anak kemudian ikut berlari ke dalam telaga tersebut. Sama seperti ibunya, tubuh sang anak ini kemudian juga menjelma menjadi pohon sagu.

Melihat hal ini, sang suami menyadari kesalahan yang sudah dia lakukan. Dirinya merasa menyesal karena sudah kehilangan kedua orang yang sangat dia cintai.

Sang suami kemudian ikut menceburkan diri ke dalam telaga tersebut karena tidak ingin hidup sendirian. Berbeda dengan istri dan anaknya, tubuh sang suami ini ternyata menjelma menjadi pohon palem.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Budidaya Maggot Jadi Jalan Endang Rohjiani Dapatkan Dana untuk Konservasi Sungai

Budidaya Maggot Jadi Jalan Endang Rohjiani Dapatkan Dana untuk Konservasi Sungai

images info

Endang Rohjiani mengambil banyak tanggung jawab dalam hidupnya. Orang-orang dapat mengenalnya sebagai ibu rumah tangga sekaligus aktivis lingkungan yang sangat giat. Ia sangat semangat pada aktivitas pengelolaan ekosistem sungai Winongo Yogyakarta dan pengelolaan sampah lewat budidaya maggot.

Endang Rohjiani merupakan Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Provinsi DI Yogyakarta. Forum ini dibentuk sebagai wadah bagi masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Winongo, Yogyakarta dalam berkomunikasi dan berdiskusi masalah lingkungan sungai.

Sebagai ketua, ia bertanggung jawab atas berbagai kegiatan, pengelolaan, dan konservasi sungai. Untuk mendukung kegiatan konservasi sungai, Endang Rohjiani membudidayakan maggot secara komunal. Selain mendapatkan keuntungan, budidaya ini juga bertujuan untuk mengurangi kuantitas sampah organik di sekitar aliran sungai.

Endang Rohjiani, Aktivis Lingkungan dari Yogyakarta yang Perjuangkan Ekosistem Sungai Winongo

Budidaya Maggot itu Bernama Kandang Maggot Jogja

Tempat budidaya maggot itu dinamakan Kandang Maggot Jogja. Lokasinya ada di RT 61 RW 01 Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta. Sebelum dibudidayakan secara komunal, Endang terlebih dahulu melakukan eksperimen secara mandiri di rumahnya.

“Awalnya saya mencoba sendiri di rumah, kemudian saya beranikan diri untuk mengelola secara komunal,” tutur Endang, dikutip dari Warta Jogja

Ide pembudidayaan maggot bermula dari beban berlebih yang diterima Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Kelebihan kapasitas di TPA membuat masyarakat kerap membuang sampah ke sungai. Endang selaku penggerak kebersihan dan ekosistem sungai lantas mencari jalan untuk menyelesaikan satu permasalahan tersebut yang memang menjadi fokusnya selama belasan tahun. Maka, ia mendapat ide untuk budidaya maggot.

Profil PNS Inspiratif 2018: Kisah Endang Yuli Mengasuh Puluhan Bayi

“Itulah kenapa kita memilih membuat pengelolaan sampah dengan biokonversi maggot BSF. Dari situ kami mencoba ikut menjawab setidaknya apa yang bisa kita lakukan,” imbuh Endang.

Budidaya maggot yang dikelola Endang Rohjiani mampu menekan masalah sampah organik sekitar dua ton per hari. Sampah tersebut berasal dari makanan sisa, seperti sayuran, buah-buahan, telur dan lain sebagainya.

“Jumlah tersebut masih jauh dari volume sampah organik yang dihasilkan Kelurahan Kricak, yaitu sekitar sembilan ton per hari,” jelas Endang, dalam artikel Antara 2022 lalu.

Sosok Suswaningsih, PNS yang Berjuang Hidupkan Lahan Tandus di Gunungkidul

Menukar Sampah Warga dengan Uang

Endang mengumpulkan sampah organik dari warga Kricak untuk diolah oleh maggot. Setiap ember sampah dapur yang disetorkan akan dihargai Rp3.500. Akan tetapi, tujuan utamanya ialah bukan melakukan transaksi jual beli sampah, melainkan untuk memotivasi warga agar melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.

“Tujuannya bukan membeli sampah tetapi memberikan nilai pada upaya pemilahan sampah yang dilakukan masyarakat. Sampah yang disetor adalah sampah dapur organik,” jelas Endang.

Sampah-sampat tersebut kemudian diproses oleh maggot. Tidak berhenti di sana, pemprosesan sampah masih berlanjut. Maggot-maggot itu kemudian dapat dijual untuk pakan burung atau ikan. Bahkan, bangkai lalat yang menghasilkan telur maggot pun bisa dijual untuk pakan burung.

Uniknya Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut hingga Dianggap Kafir karena Didatangi Pemuka Agama Lain

“Jadi, tidak ada yang terbuang sia-sia dari pengelolaan sampah dengan metode maggot ini,” katanya.

Uang hasil penjualan maggot ini digunakan untuk mendukung beragam aktivitas konservasi sungai Winongo. Endang melalui FKWA kerap melakukan bersih-bersih sungai, mengubah titik-titik sampah menjadi ruang terbuka hijau, hingga menanami sempadan sungai Winongo dengan pohon sengon.

“Untuk mendukung kegiatan konservasi sungai dan penanaman pohon, kami mencoba biokonversi maggot dari pengolahan sampah organik, karena ada nilai jual yang lumayan,” tuturnya, dikutip dari Magdalene.

Sosok Sudarmi, Perempuan Gigih yang Pimpin Pengelolaan Hutan Jati di Gunungkidul

Proses Pengelolaan Maggot

Proses pengolahan sampah organik oleh maggot ini cukup mudah. Endang menuturkan, sampah organik terlebih dahulu dihancurkan menjadi bubur agar lebih mudah dikonsumsi oleh maggot. Setelah maggot menjadi pupa, pupa yang sudah tidak bergerak dimasukkan ke dalam kandang lalat. Pupa tersebut kemudian bermetamorfisis menjadi lalat BSF.

Setelah lalat kawin, metamorfisis kembali terjadi dengan menghasilkan telur, menetas, hingga proses menjadi bayi maggot. Maggot yang berukuran besarlah yang kemudian dijual. Kemudian, sisa maggot dapat menjadi pakan ternak atau unggas. Sementara itu, sisa tinja digunakan untuk pupuk tanaman dan sayuran.

“Jadi semuanya kembali ke manusia,” tandasnya.

Kisah Nissa dan Ibang, Kawan Aktivis yang Jadi Pasangan Lalu Dirikan Pesantren Ekologis Ath-Thaariq

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Sugianto dan Pahlawan Lain Evakuasi Warga Korea Selatan dari Kebakaran

Sugianto dan Pahlawan Lain Evakuasi Warga Korea Selatan dari Kebakaran

images info

Sugianto, diaspora asal Indonesia yang menjadi nelayan di Korea dianggap sebagai pahlawan sebab telah mengevakuasi lansia saat terjadi kebakaran hutan. Tidak hanya satu, Sugianto bolak-balik dari pemukiman ke dermaga untuk menyelamatkan beberapa orang di Korea.

Sugianto tidak sendirian, ia juga ditemani oleh Leo, nelayan yang juga asal Indonesia; kepala desa, Kim Pil-Kyung; dan kepala komunitas nelayan, Yoo Myeong-shin untuk mengevakuasi warga.

Sebelumnya, telah terjadi kebakaran hutan di Korea yang berlangsung selama beberapa hari. Kebakaran hutan itu awalnya terjadi di Uiseong-gun, Gyeongsang Utara, Korea Selatan pada 22 Maret. Kebakaran tersebut terus meluas hingga ke kawasan pemukiman warga.

Menurut Dinas Kehutanan Korea, kebakaran ini telah meluas hingga membakar lahan seluas 48.000 hektar atau setara dengan sekitar 80% luas ibu kota, Seoul. Kebakaran ini sebagaimana dilansir dari BBC telah menewaskan 30 orang.

Jamaludin, Si Local Hero Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida di Dusun Bondan Cilacap

Sugianto dan Pahlawan Lainnya dalam Proses Evakuasi

Di kawasan yang ditinggali Sugianto, api menyambar pada 25 Maret saat malam hari. Pada waktu itu, sekitar 60 penduduk kota sedang berada di rumah atau bahkan sudah tertidur.

Kepala desa, Kim, sempat mencium bau aneh dan pergi ke sisi kanan dermaga untuk mengecek keadaan. Kemudian, Kepala komunitas, Yoo pergi ke sisi kiri. Sementara itu, Sugianto pergi ke tengah untuk membangunkan penduduk desa dan mengevakuasi mereka.

“Kami sudah siarkan kepada mereka agar segera keluar, tetapi mereka tidak keluar juga. Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka keluar,” kata Kim.

Membawa Kebaikan ke Jepang: Kisah WNI yang Selamatkan Nenek Tenggelam

Dalam misi mengevakuasi warga, Sugianto bolak-balik menggendong lansia dari masing-masing rumah ke tanggul dermaga. Jarak dari pemukiman ke tanggul dermaga sekitar 300 meter. Diketahui, ada tujuh lansia yang berhasil dievakuasi.

“Yang saya pikirkan hanyalah menyelamatkan para nenek dan penduduk dengan cepat,” imbuh Sugianto.

Seorang penduduk Yeongdeok yang berusia 90-an mengatakan, orang-orang mungkin telah meninggal jika bukan karena nelayan Indonesia itu.

Gerry, Alumni UGM yang Kuliah di Rusia dan Dapat Tawaran Ekspedisi ke Antartika

Sugianto yang Menganggap Tetangga Sebagai Keluarga di Korea

Sugianto telah bekerja sebagai nelayan di Korea selama delapan tahun. Di sana, ia telah mengenal tetangganya dengan cukup dekat. Bahkan, para tetangga telah dianggap sebagai keluarga sendiri.

“Saya sangat menyukai Korea. Terutama, penduduk desa seperti keluarga,” kata Sugianto.

Di Korea, Sugianto menggunakan visa kerja. Menurut penuturannya, ia akan kembali ke Indonesia tiga tahun lagi sebab ia memiliki istri dan anak.

Akan tetapi, Kementerian Kehakiman Korea Selatan tengah mempertimbangkan pemberian status penduduk tetap jangka panjang (long-term residency) untuk Sugianto.

Merujuk pada Undang-Undang Pengawasan Imigrasi, Menteri Kehakiman Korea Selatan dapat mengizinkan Visa F-2 kepada individu yang memiliki kontribusi bagi Korsel atau telah memajukan kepentingan publik. Dengan Visa F-2 ini, Sugiyono dapat tinggal lebih dari 90 hari di Korea Selatan.

Kisah Yongki Cari Peluang: dari Dicap Nakal hingga Jadi Wasit Internasional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News