Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Asal Usul Pulau Napombalu dari Sulawesi Utara, Kisah Lawongo Bersama Sang Istri

Legenda Asal Usul Pulau Napombalu dari Sulawesi Utara, Kisah Lawongo Bersama Sang Istri

images info

Di Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Kepulauan Talaud, terdapat sebuah pulau yang bernama Napombalu. Terdapat sebuah legenda yang berkembang di tengah masyarakat terkait asal usul dari Pulau Napombalu tersebut.

Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda asal usul Pulau Napombalu tersebut? Simak cerita lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Legenda Asal Usul Pulau Napombalu

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda tampan bernama Lawongo di Pulau Kabaruan. Lawongo dikenal memiliki kemampuan bermain suling yang sangat handal.

Pada suatu hari, Lawongo datang ke Desa Damau untuk unjuk kebolehan. Di sana dia menampilkan kemampuannya memainkan suling di hadapan semua masyarakat desa.

Di tengah permainan, mata Lawongo tiba-tiba tertuju pada seorang gadis cantik yang tengah menonton penampilannya. Gadis cantik ini berada di tengah kerumunan penonton dan menyaksikan penampilan Lawongo hingga usai.

Setelah selesai tampil, Lawongo kemudian menghampiri gadis tersebut. Lawongo kemudian mengutarakan ketertarikannya kepada gadis cantik ini.

Tidak hanya itu, Lawongo juga meminang gadis tersebut agar menikah dengan dirinya. Akhirnya Lawongo dan gadis cantik tersebut menikah dan menjadi pasangan suami istri.

Lawongo sangat menyayangi istrinya ini. Sehari-hari Lawongo selalu pergi berburu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Pada suatu malam, Lawongo tidur lelap bersama sang istri di sampingnya. Pada saat itu, Lawongo bermimpi tengah pergi berburu babi besar di tengah hutan.

Dalam mimpinya tersebut, Lawongo menemukan babi besar yang menjadi targetnya. Dengan kemampuan yang dia miliki, Lawongo langsung melemparkan tombak yang dia miliki.

Lemparan tombak Lawongo tepat mengenai lambung kanan sang babi. Akhirnya babi tersebut jatuh bersimbah darah.

Pada saat itu, Lawongo tiba-tiba terbangun. Dia menyadari bahwa yang barusan terjadi merupakan mimpi.

Lawongo kembali melanjutkan tidurnya. Pada saat pagi tiba, Lawongo bangun dan bersiap pergi berburu ke hutan.

Dirinya kemudian berangkat berburu lebih awal dari biasanya. Lawongo sengaja tidak membangunkan istrinya karena masih pagi.

Sesampainya di hutan, Lawongo langsung memanjat pohon kelapa karena merasa haus. Lawongo kemudian mencabut pisaunya untuk mengambil kelapa.

Saat mencabut pisau, Lawongo melihat gumpalan darah yang membeku. Lawongo seketika berpikir kenapa ada gumpalan darah di pisau yang dia miliki.

Tiba-tiba Lawongo menyadari bahwa semalam dia bermimpi berburu babi hutan. Dirinya kemudian menduga sudah salah tikam ketika mengalami mimpi tersebut.

Lawongo langsung berlari kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Lawongo mendapati sang istri sudah tertutup kain kafan.

Melihat hal ini, Lawongo kemudian perlahan membuka kain kafan yang menutupi sang istri. Benar saja, ternyata terdapat gumpalan darah yang membeku di lambung bagian kanan sang istri.

Lawongo langsung berteriak dan menangis melihat hal tersebut. Dirinya menyesali perbuatan yang sudah dia lakukan.

Dirinya kemudian berniat untuk memenuhi janji ketika pernikahannya dulu. Lawongo berjanji akan sehidup semati dan satu kubur berdua bersama sang istri.

Lawongo kemudian meminta masyarakat menyediakan satu peti mati lagi untuk dirinya. Peti mati ini juga dilengkapi dengan lubang saluran udara.

Ketika peti tersebut sudah jadi, Lawongo kemudian masuk ke dalamnya. Dirinya berjanji akan tetap memainkan suling di dalam peti mati tersebut.

Lawongo berpesan kepada masyarakat jika sudah tidak mendengar suara sulingnya lagi, maka segera pergi ke laut. Lawongo bersama sang istri kemudian dikuburkan di satu kubur yang sama.

Tepat pada hari ketujuh, suara suling Lawongo sudah tidak terdengar lagi. Sesuai pesannya, masyarakat kemudian segera pergi ke laut.

Di sana masyarakat melihat sebuah pulau karang. Masyarakat setempat kemudian menamai pulau tersebut dengan nama Napombalu.

Penamaan ini berasal dari dua kata berbeda, yakni “napo” dan “nawalu”. Kata “napo” berarti pulau karang. Sementara itu, kata “nawalu” berarti benda aneh yang berubah menjadi sebuah pulau.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *