
Industri kimia terus menunjukkan peran strategis dalam perekonomian nasional. Tidak hanya menjadi penopang sektor manufaktur, industri ini juga berkontribusi besar terhadap ekspor dan investasi.
Dengan pertumbuhan yang terus meningkat, pemerintah menargetkan sektor ini menjadi salah satu motor utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan.
Perdagangan Industri Kimia dan Farmasi RI-Jerman Tembus USD 860 Juta
Performa Industri Kimia di Atas Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan industri kimia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier menegaskan bahwa industri ini terus tumbuh lebih cepat dibandingkan ekonomi nasional.
Pada tahun 2024, sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh sebesar 5,86%, melampaui pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,03%.
Menurutnya, industri kimia memiliki peran krusial dalam menyediakan bahan baku bagi berbagai sektor, mulai dari plastik hingga tekstil. Oleh karena itu, pemerintah mendorong penguatan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.
“Maka itu pentingnya demand bahan baku kimia ini perlu diisi dari produksi dalam negeri, karena tentu akan membawa dampak positif terhadap peningkatan value added, yang juga akan berujung pada penyerapan tenaga kerja,” ujar Taufiek.
Kimia Farma dari Pabrik Kina yang Pernah Kuasai Pasar Farmasi Dunia
Investasi dan Ekspor Menjadi Penggerak Pertumbuhan
Industri kimia tak hanya mendukung kebutuhan dalam negeri tetapi juga berkontribusi besar terhadap penerimaan devisa.
Pada tahun 2024, nilai ekspor sektor ini mencapai USD 17,39 miliar, menunjukkan potensi besar di pasar global. Sementara itu, realisasi investasi di sektor industri kimia sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 65,76 triliun.
Untuk semakin mendorong pertumbuhan, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan, termasuk pengembangan ekosistem petrokimia yang lebih terintegrasi di beberapa wilayah strategis seperti Teluk Bintuni, Tanjung Enim, dan Kutai Timur.
Dengan langkah ini, industri kimia diharapkan bisa semakin berdaya saing dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Melejit: Potensinya Amat Besar untuk Gerakkan Perekonomian
Dukungan Regulasi dan Infrastruktur Jadi Kunci Sukses
Salah satu proyek yang menjadi perhatian utama adalah pembangunan Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA).
Proyek ini bukan hanya menjadi bagian dari pengembangan industri hilir nasional, tetapi juga diharapkan mampu mengurangi impor soda kostik yang selama ini masih bergantung pada pasar luar negeri.
Meski potensi industri kimia sangat besar, percepatan pertumbuhannya tetap bergantung pada dukungan regulasi dan infrastruktur.
Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular PT Chandra Asri Pacific Tbk, Edi Rivai, menekankan pentingnya kemudahan izin impor garam industri sebagai bahan baku utama, ketersediaan infrastruktur jalan tol untuk distribusi logistik, serta perlindungan pasar dalam negeri dari banjirnya impor soda kaustik.
Selain itu, insentif dari pemerintah seperti tax holiday dan tax allowance juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya tarik investasi di sektor ini.
Mahasiswa KKN-PPM UGM Sosialisasikan Bahaya Bahan Kimia Berbahaya dalam Bahan Pangan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News