Posted on Leave a comment

KUBET – 8 Kerajinan Ekonomi Kreatif Raja Ampat yang Bisa Dibawa untuk Oleh-oleh

8 Kerajinan Ekonomi Kreatif Raja Ampat yang Bisa Dibawa untuk Oleh-oleh

images info

 

 

Terkenal karena keindahan lautnya, Raja Ampat juga menyimpan kekayaan budaya yang tak kalah menarik. Bagi Kawan GNFI yang tengah merencanakan kunjungan ke sana, jangan lewatkan kesempatan membawa pulang kerajinan tangan khas dari wilayah ini.

Sebagian besar kerajinan khas Raja Ampat dibuat dengan teknik tradisional seperti anyaman dan sulaman, menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar kampung pesisir. Selain bernilai estetis, setiap karya juga memuat jejak sejarah, budaya, dan identitas masyarakat setempat.

Singgah di Desa Wisata Arborek Raja Ampat, Permata Kecil di Tengah Laut Papua

 

8 Oleh-oleh Khas Raja Ampat

Berikut ini delapan kerajinan khas Raja Ampat yang bisa menjadi buah tangan bermakna sekaligus bentuk dukungan terhadap ekonomi lokal:

1. Kerajinan Anyaman Suku Ma’ya

Anyaman khas Raja Ampat dikenal sebagai produk budaya yang sarat nilai tradisi. Dikerjakan oleh Suku Ma’ya di Teluk Mayalibit, kerajinan ini mencakup berbagai produk seperti kahene (tempat botol), bayai, abob, hingga lam (tikar pandan).

Bahan dan pewarna yang digunakan berasal dari alam, sejalan dengan prinsip hidup ramah lingkungan masyarakat Raja Ampat. Tak hanya indah, produk ini juga menunjukkan bagaimana budaya bisa berjalan harmonis dengan alam.

2. Topi Arborek

Topi lebar menyerupai bentuk ikan pari manta ini bukan hanya pelindung kepala, tapi juga simbol dari kreativitas lokal. Dibuat oleh pengrajin di Kampung Arborek, topi ini memerlukan proses pengerjaan hingga seminggu, tergantung tingkat kerumitannya.

Harganya berkisar mulai Rp250.000. Bentuknya unik dan fungsional, sehingga cocok digunakan saat menjelajah kawasan tropis Raja Ampat.

3. Tas Noken Arborek

Tas noken khas Raja Ampat memiliki gaya berbeda dari tas noken Papua pada umumnya. Jika biasanya noken dikenakan di kepala, versi Raja Ampat lebih sering dijadikan tas selempang.

Tersedia dalam berbagai ukuran, tas noken ini cocok untuk dijadikan oleh-oleh fungsional maupun koleksi pribadi.

4. Topeng Ukir Papua

Topeng kayu ini memiliki nilai filosofi dan kepercayaan tradisional Papua. Ukurannya besar, bahkan bisa tiga kali lebih besar dari wajah manusia dewasa—dan desainnya khas dengan sentuhan artistik lokal.

Topeng ini banyak ditemukan di toko suvenir Raja Ampat dan dibanderol sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta.

Legenda Raja Ampat dari Papua Barat, Kisah Lima Bersaudara yang Berasal dari Telur Naga

5. Tifa

Tifa adalah alat musik pukul dari kayu yang ditutup dengan kulit rusa. Suara khas yang dihasilkannya biasa mengiringi upacara adat maupun pertunjukan budaya Papua.

Jenisnya pun beragam, seperti tifa jekir, dasar, hingga bas. Selain sebagai instrumen, tifa juga banyak dijadikan pajangan bernilai seni tinggi.

6. Tas Anyaman dari Pandan Laut

Tas anyaman ini dibuat dari pandan laut yang tumbuh di pesisir Raja Ampat. Proses pembuatannya memerlukan keahlian tinggi karena seratnya harus dikeringkan, diserut halus, lalu dianyam dengan motif tradisional.

Jenis dan ukurannya beragam, seperti kapowen (tas besar), kabiren (kotak kecil), hingga kokoya (wadah sagu). Harganya antara Rp100.000–Rp300.000 tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.

7. Batik Raja Ampat

Motif batik khas Raja Ampat banyak terinspirasi dari flora, fauna, dan lanskap bawah laut. Ini menjadikannya berbeda dari batik daerah lain.

Batik ini bisa menjadi oleh-oleh yang pas untuk pencinta tekstil Nusantara, sekaligus memperluas koleksi batik dengan sentuhan Papua.

8. Patung Suku Asmat

Suku Asmat terkenal dengan keahlian mengukir kayu. Patung-patung hasil karya mereka sarat makna simbolik dan sering kali dipahat dari kayu keras secara manual.

Sebagai oleh-oleh, patung ini mencerminkan budaya Papua yang kaya, sekaligus menjadi penanda perjalanan yang penuh makna selama di Raja Ampat.

Mengenal Berbagai Pulau di Raja Ampat, dari Keindahan Alam hingga Potensinya

 

Ayo Berkunjung ke Raja Ampat dan Bawa Pulang Karya Budayanya!

Menjelajahi Raja Ampat tak hanya soal keindahan laut dan panorama tropis, tetapi juga mengenali budaya yang hidup dalam karya-karya warganya. Setiap kerajinan yang Kawan GNFI bawa pulang bukan sekadar suvenir, tapi juga bentuk penghargaan atas kearifan lokal yang terus dijaga.

Dukung ekonomi kreatif masyarakat pesisir dengan membawa oleh-oleh yang tak hanya indah dipandang, tapi juga menyimpan nilai-nilai budaya yang luhur.

Jadi, oleh-oleh mana yang akan Kawan GNFI pilih untuk dibawa pulang dari Raja Ampat?

Raja Ampat Masuk dalam Destinasi Terbaik Dunia untuk 2025 Versi National Geographic, Ini Daya Tariknya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenal Visa ASEAN yang Dikeluarkan Tiongkok untuk 10 Negara di Asia Tenggara

Mengenal Visa ASEAN yang Dikeluarkan Tiongkok untuk 10 Negara di Asia Tenggara

images info

Tiongkok resmi mengeluarkan visa baru yang disebut dengan “Visa ASEAN”. Visa ASEAN adalah visa khusus yang diberikan Tiongkok kepada para pebisnis dari 10 negara-negara di Asia Tenggara dan Timor Leste—selaku negara observer ASEAN—untuk memudahkan perjalanan bisnis mereka di Negeri Tirai Bambu itu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam keterangan resminya menuturkan, Visa ASEAN akan diberikan bagi pengusaha-pengusaha di kawasan Asia Tenggara, termasuk keluarga mereka yang telah memenuhi persyaratan. Melalui laman resmi Chinese Visa Application Service Center Jakarta, dituliskan bahwa visa ini mulai berlaku pada 9 Juni 2025.

Visa dengan jenis multiple entry atau Visa ASEAN memungkinkan pengusaha dapat lebih “bebas” memasuki wilayah Tiongkok dengan masa tinggal maksimal selama 180 hari. Menurut Lin, Visa ASEAN dibuat atas dasar pembebasan timbal balik yang komprehensif dengan negara-negara, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia, serta penerbitan Visa Lancang-Mekong untuk negara di sekitar Sungai Mekong.

Mengenal One China Policy dan Mengapa Indonesia Mendukung Kebijakan Ini

Visa ASEAn untuk Mempermudah Kerja Sama Antarnegara

Visa ASEAN bertujuan untuk mempermudah dan menyederhanakan perjalanan lintas batas antarnegara dan mendukung ekonomi terbuka. Ditambah lagi, hubungan antara Tiongkok dengan ASEAN juga telah terjalin hangat dengan dilakukannya berbagai perjanjian kerja sama.

Sebelumnya, Tiongkok sudah mulai menerapkan kebijakan uji coba bebas visa pada beberapa negara di Amerika Latin, seperti Brasil, Argentina, Chile, Peru, dan Uruguay. Bahkan, Tiongkok juga membuka akses bebas visa dengan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Dengan demikian, Tiongkok saat ini sudah membuka kebijakan ini untuk 43 negara.

Pengusaha yang ingin mengajukan Visa ASEAN dapat menghubungi perwakilan diplomatik dan kekonsuleran Tiongkok di negara masing-masing.

Tarif AS-Tiongkok Turun, Ini Dampaknya Bagi Indonesia dan Dunia Menurut Pakar HI UMM

ASEAN Jadi Mitra Dagang Terbesar Tiongkok

Dialog antara ASEAN dan Tiongkok sudah dimulai sejak 1991, di mana saat itu, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qian Qichen, menghadiri pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Malaysia. Kemudian, Tiongkok resmi diberikan status Mitra Dialog penuh di tahun 1996 di Jakarta.

China Global Television Network (CGTN) mewartakan, ASEAN menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok—dihitung dari volume total perdagangan—di lima bulan pertama 2025. Total nilainya tercatat sebanyak 3,02 triliun Yuan, naik 9,1 persen. Jumlah ini bahkan mengungguli Uni Eropa yang berada di posisi kedua dengan nilai total perdagangan 2,3 triliun Yuan.

ASEAN dan Tiongkok memiliki cakupan kerja sama yang sangat luas, termasuk ekonomi, perdagangan, investasi, dan keamanan. Keduanya juga memiliki beberapa bentuk kerja sama, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Indonesia sendiri juga menjadikan Tiongkok sebagai partner dagang terbesar. Presiden Prabowo menyebut, nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok melampaui US$130 miliar per tahun.

Kerja sama bilateral ini mencakup beberapa sektor penting, mulai dari industri, investasi, hingga teknologi. Kunjungan Li Qiang, Perdana Menteri Tiongkok, beberapa waktu lalu juga semakin memperkuat jalinan kerja sama kedua negara, di mana Indonesia dan Tiongkok berhasil meneken total kerja sama hingga US$10 miliar.

Serba-serbi Kunjungan PM Li Qiang di Indonesia: Bawa Proyek Senilai US$10 Miliar hingga RI Siap Ekspor Durian Beku ke Tiongkok

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Sejarah Indonesia Sedang Ditulis Ulang, Pakar Antropologi UB Ingatkan Hal Ini

Sejarah Indonesia Sedang Ditulis Ulang, Pakar Antropologi UB Ingatkan Hal Ini

images info

Pemerintah Indonesia sedang menjalankan proyek besar dalam penulisan ulang sejarah nasional.

Tujuan utama proyek ini adalah menyusun narasi sejarah yang lebih komprehensif dan inklusif, dengan mempertimbangkan temuan-temuan terbaru dari para ahli dan arkeolog.

Hasilnya akan berupa 10 jilid buku sejarah resmi yang diharapkan menjadi rujukan utama bagi bangsa Indonesia.

Proyek ini ditargetkan selesai pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.  

Bagaimana pandangan pakar?

Irsyad Martias, S.S., M.A., Ph.D., dosen Antropologi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB), menyampaikan pandangannya terkait proyek ini. 

Ia melihat penulisan ulang sejarah sebagai terobosan penting untuk memperbarui pemahaman sejarah Indonesia. Namun, ia juga memberikan beberapa catatan kritis.  

Menurut Irsyad, sejarah tidak boleh dilihat dari satu dimensi waktu yang sempit. Selama ini, penulisan sejarah Indonesia dinilai terlalu terpusat pada peristiwa di Jawa, sementara wilayah lain seperti Papua, Kalimantan, dan daerah perbatasan sering terabaikan.

“Misalnya, dalam Sejarah Nasional Indonesia (SNI) Jilid 2, sejarah kuno didominasi oleh cerita dari Jawa. Begitu pula dengan narasi kemerdekaan yang lebih banyak fokus pada peristiwa di Jakarta,” ujarnya.  

Pro-Kontra dalam Penulisan Ulang Sejarah

Proyek ini memicu diskusi publik, salah satunya mengenai apakah ini sekadar pemutakhiran dari buku sejarah sebelumnya atau benar-benar penulisan baru.

Irsyad menjelaskan bahwa versi lama sejarah Indonesia termuat dalam Sejarah Nasional Indonesia (SNI), yang pernah direvisi pada 1981 dan 2007. 

“Pertanyaannya, apakah ini hanya pembaruan atau penulisan ulang total? Sejarah itu dinamis, tergantung konteks zamannya,” jelasnya.  

Perdebatan lain muncul terkait usulan perubahan istilah “prasejarah” menjadi “sejarah awal”. Para arkeolog keberatan karena perubahan ini memengaruhi metodologi dan konteks penelitian. “Ini saja sudah menjadi perdebatan tersendiri,” kata Irsyad.  

Baca juga Kisah di Balik Penemuan Lukisan Gua Berusia 51 Ribu Tahun di Maros, Sulawesi Selatan

Pentingnya Partisipasi Publik dan Transparansi

Sebagai proyek negara, Irsyad menekankan perlunya melibatkan masyarakat luas, termasuk akademisi, pemerhati sejarah, dan universitas.

“Banyak hal yang harus didiskusikan, seperti metodologi, alasan suatu peristiwa diangkat atau tidak, serta siapa yang terlibat dalam penyusunannya,” ujarnya.  

Ia juga menyarankan agar pemerintah membuka ruang diskusi terhadap masukan dari berbagai pihak, termasuk penulis sejarah sebelumnya.

“Jika pemerintah mau mendengarkan masukan dalam merekonstruksi sejarah Indonesia, itu langkah yang baik,” tambahnya.  

Inklusivitas dan Penerimaan Masyarakat

Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan buku sejarah ini tidak hanya mencerminkan perspektif Jawa, tetapi juga diterima oleh masyarakat di luar pulau Jawa.

Irsyad menilai Indonesia tidak kekurangan sumber daya untuk menulis sejarah, dengan banyaknya sarjana kompeten di dalam dan luar negeri.

“Tantangannya adalah bagaimana negara memediasi berbagai penelitian, pendekatan, dan temuan terbaru ke dalam penulisan ini,” ujarnya.  

Selain itu, Irsyad menyarankan agar pemerintah memberikan penjelasan resmi mengenai perbedaan antara buku sejarah lama dan baru.

“Masyarakat perlu tahu apa signifikansi revisi ini dan dalam konteks apa perubahan dilakukan,” pungkasnya.  

Proyek penulisan ulang sejarah nasional ini menjadi momentum penting untuk membangun narasi yang lebih adil dan representatif.

Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada sejauh mana pemerintah mampu melibatkan berbagai pihak dan menjaga transparansi dalam prosesnya.

Baca juga Tes Calistung untuk Masuk SD Dihapus, Pakar: Baik untuk Perkembangan Kognitif Anak

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Kue Jojorong, Jajanan Tradisional Khas Banten yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu

Kue Jojorong, Jajanan Tradisional Khas Banten yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu

images info

Kue jojorong merupakan salah satu jajanan tradisional yang bisa Kawan jumpai ketika berkunjung ke daerah Banten. Apakah Kawan pernah mencicipi jajanan tradisional ini sebelumnya?

Pada dasarnya, kue jojorong bukanlah kuliner baru yang ada di tengah masyarakat Banten. Sebab jajanan tradisional ini diketahui sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Bahkan pada masa Kesultanan Banten, kue jojorong diketahui menjadi salah satu sajian yang diberikan dalam sebuah acara maupun kepada tamu yang datang. Hal ini membuat jajanan tradisional yang satu ini memiliki nilai yang mendalam bagi masyarakat Banten.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kue jojorong tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Mengenal Kue Jojorong

Kue jojorong menjadi salah satu makanan khas yang berasal dari masyarakat Sunda Banten. Biasanya jajanan yang satu ini bisa Kawan jumpai di daerah Pandeglang, Banten.

Selain itu, jajanan tradisional ini juga bisa Kawan jumpai di daerah Lebak. Umumnya kue jojorong tersebar di daerah Banten dan sekitarnya.

Jajanan tradisional ini menggunakan bahan dasar tepung beras dan santan. Selain itu, bagian dalam kue jojorong akan ditambah gula aren.

Secara umum, jajanan tradisional ini memiliki cita rasa manis. Bagi masyarakat Banten, kue jojorong sering dijadikan sebagai hidangan penutup maupun kudapan sehari-harinya.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan kue jojorong tidak semasif dulunya. Terlebih pada saat ini sudah banyak variasi jajanan lainnya yang berkembang di tengah masyarakat.

Pada saat ini, kue jojorong bisa ditemui dalam beberapa momen tertentu yang ada di masyarakat. Misalnya jajanan tradisional ini sering disajikan pada saat acara-acara tertentu, seperti sunatan, pernikahan, dan lainnya.

Selain itu, Kawan juga bisa menjumpai jajanan tradisional ini saat momen Ramadan tiba. Sebab masyarakat Banten sering kali menjadikan kudapan tersebut sebagai menu berbuka puasa bagi yang menjalankannya.

Sajian saat Masa Kesultanan Banten

Meskipun menjadi salah satu jajanan tradisional yang masih bisa dijumpai hingga saat ini, kue jojorong sebenarnya memiliki riwayat panjang dalam sejarah masyarakat Banten. Kue jojorong diketahui sudah ada dan berkembang di tengah masyarakat sejak ratusan tahun silam.

Dilansir dari laman Merdeka, kue jojorong diketahui sudah ada sejak masa Kesultanan Banten berdiri. Diperkirakan kue tradisional ini sudah berkembang di tengah masyarakat sekitar abad ke-16 hingga 19.

Pada saat itu, kue jojorong menjadi salah satu sajian yang dihidangkan di momen-momen acara yang diadakan oleh masyarakat. Misalnya jajanan tradisional ini disajikan untuk tamu yang datang ke Kesultanan Banten.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan kue jojorong tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan kerajaan saja. Masyarakat secara luas juga sudah bisa menikmati jajanan tradisional tersebut.

Hal ini makin didukung dengan resep kue jojorong yang terus diwariskan secara turun temurun. Dengan demikian keberadaan jajanan tradisional tersebut tetap bisa terus terjaga di tengah masyarakat.

Cara Membuat

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kue jojorong menggunakan tepung beras dan santan kelapa sebagai bahan dasar utamanya. Selain itu, jajanan tradisional ini juga menggunakan beberapa bahan dasar tambahan lainnya, seperti tepung kanji, tepung sagu, gula merah, dan daun suji.

Untuk wadahnya, kue jojorong biasanya disajikan di atas daun pisang yang sudah dibentuk persegi. Nantinya adonan tersebut akan disusun dalam tiga lapisan berbeda di wadah tersebut.

Lapisan pertama merupakan campuran tepung beras, tepung sagu, santan dan daun suji. Setelah itu pada lapisan kedua ditambahkan gula merah cair.

Terakhir lapisan ketiga menggunakan adonan yang terbuat dari tepung beras dan santan. Setelah semua adonan sudah disiapkan, maka kue jojorong akan dimasak dengan cara dikukus hingga matang sebelum dikonsumsi nantinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenal Strawberry Moon: Fenomena Alam Menakjubkan di Langit Juni

Mengenal Strawberry Moon: Fenomena Alam Menakjubkan di Langit Juni

images info

Bagi Kawan pencinta astronomi, fenomena alam tentu selalu menjadi momen yang dinantikan. Salah satu fenomena alam yang Kawan bisa saksikan dalam waktu dekat adalah Strawberry Moon, bulan purnama cantik yang menghiasi langit setiap bulan Juni.

Pada tahun 2025 ini, waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena Strawberry Moon adalah saat bulan terbit pada 10 Juni saat senja, terutama di wilayah dengan langit cerah dan minim polusi cahaya. 

Lalu, tahukah Kawan mengapa bulan purnama ini dikenal dengan istilah Strawberry Moon?

Simak penjelasan lengkapnya berikut ini! 

Kalender Jawa Bulan Juni 2025, Lengkap dengan Weton dan Tanggalan Hijriah

Asal Usul Nama Strawberry Moon 

Nama Strawberry Moon berasal dari tradisi suku asli Amerika, yang mengaitkannya dengan musim panen stroberi di bulan Juni. The Old Farmer’s Almanac mencatat bahwa beberapa suku, seperti Algonquin, memberi nama ini karena pada bulan Juni, buah stroberi mencapai masa panen terbaiknya. 

Selain itu, berbagai budaya memiliki sebutan berbeda untuk bulan purnama Juni. Beberapa suku menyebutnya Hot Moon atau Blooming Moon, merujuk pada cuaca yang mulai panas dan bunga-bunga yang bermekaran. Sementara di Eropa, bulan ini dikenal sebagai Rose Moon atau Honey Moon karena Juni juga merupakan waktu panen madu pertama dalam setahun. 

Fenomena Strawberry Moon juga pernah terjadi bersamaan dengan titik balik matahari musim panas (summer solstice) pada 2016, yang menciptakan pemandangan langka yang bahkan terekam dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) oleh astronaut NASA. 

Dari Titan hingga Enceladus: Menyelami Dunia Bulan-Bulan Saturnus

Waktu Terbaik untuk Menyaksikan Strawberry Moon 2025 

Di Indonesia, Strawberry Moon dapat diamati pada malam 10-11 Juni 2025, mulai dari terbitnya bulan di ufuk timur hingga terbenam di barat. Untuk pengamatan optimal, disarankan mencari lokasi dengan pandangan luas ke arah timur dan jauh dari polusi cahaya perkotaan. 

Menariknya, Strawberry Moon 2025 akan menjadi bulan purnama terendah di langit utara sejak 2006 karena fenomena major lunar standstill. Peristiwa ini terjadi setiap 18,6 tahun sekali, di mana bulan terbit dan terbenam di posisi paling ekstrem di utara dan selatan. 

Selain itu, pada malam yang sama, bintang Antares, yaitu bintang paling terang di rasi Scorpius akan tampak bersinar dekat bulan. Bahkan, di wilayah Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Selatan, bulan akan melintas di depan Antares, menciptakan fenomena okultasi lunar yang langka. 

Bagi Kawan yang tertarik untuk menyaksikan fenomena alam ini, berikut adalah beberapa tips untuk menikmati keindahan Strawberry Moon:

  • Gunakan mata telanjang untuk melihat warna keemasan bulan saat baru terbit. 
  • Binokuler atau teleskop kecil dapat membantu melihat detail permukaan bulan. 
  • Pantau waktu terbit bulan di lokasi Kawan, karena waktunya berbeda-beda tergantung garis bujur. 
Inovasi Geotermal UGM: Solusi Berkelanjutan untuk Pertanian dan Energi Bersih

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenang Hotel Inna Dibya Puri, Hotel Mewah Semarang yang Pernah Disinggahi RA Kartini dan Bung Karno

Mengenang Hotel Inna Dibya Puri, Hotel Mewah Semarang yang Pernah Disinggahi RA Kartini dan Bung Karno

images info

Hotel Inna Dibya Puri merupakan bangunan bersejarah yang berada di Kota Semarang. Hotel ini pernah menjadi tempat singgah para tamu negara dan saksi perjuangan para pemuda.

Dimuat dari Merdeka, Hotel Inna Dibya Puri yang terletak di Jalan Pemuda ini dibangun pada tahun 1847 ini. Awalnya hotel ini merupakan sebuah vila berlantai dua, yang kemudian disewakan menjadi losmen, dan dalam perkembangannya berubah menjadi hotel dengan nama Du Pavillon.

Hotel Du Pavillon merupakan salah satu hotel termewah di Kota Semarang sebelum abad ke-20. Hotel ini dibangun oleh seorang Tionghoa yang tidak diketahui namanya.

Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Hotel Du Pavillon mengusung gaya Indische Empire. Karena itu tidak heran hotel ini menjadi tempat singgah para tamu negara dan para pelancong Eropa yang datang ke Kota Semarang.

Selain itu, hotel ini menjadi tempat perkumpulan para pejabat Eropa, para priyayi, dan kaum intelektual saat itu. Perkumpulan masonik ini membahas rencana-rencana keanggotaan dan berbagai masalah sosial.

Dikunjungi tokoh penting

Keindahan dari hotel yang mempunyai luas bangunan mencapai 1,03 hektar sudah diakui oleh banyak tokoh. Pahlawan kemerdekaan RA Kartini pernah menuliskan cacatan soal hotel ini dalam Een Gouverneur Generalsdag.

RA Kartini ketika itu datang bersama saudaranya ke Semarang. Dia menuliskan pengalamannya waktu melihat dan menginap di hotel tersebut.

Menurutnya gapura kehormatan yang bermandikan lampu cahaya di Hotel Du Pavillon itu tampak seperti pemandangan dalam dongeng tentang kota ajaib.

Selain Kartini, Presiden pertama Soekarno, serta presiden kedua Indonesia, Soeharto juga pernah menginap di hotel ini.  Pada masa pemerintahan Soeharto pun diberikan mandat untuk semua PNS yang bertugas di Semarang diwajibkan menginap di hotel ini.

Namun sebelumnya, pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama sekitar tahun 1945, keindahan hotel ini pernah sirna oleh konstelasi politik nasional yang terjadi di Kota Semarang.

Terlebih lagi saat hotel ini menjadi tempat pertempuran antara para pejuang kemerdeaan Indonesia dengan para serdadu Belanda sekitar tahun 1945. Kala itu, masa revolusi fisik pemuda Semarang terlibat baku tembak dengan para penjajah dalam pertempuran lima hari di Semarang.

Karena pertempuran itu, beberapa bagian bangunan seperti dinding dan jendela mengalami kerusakan. Pasca perang tahun 1945, hotel yang berada di Jalan Pemuda ini berganti-ganti tangan pengelola, mulai dari Pemerintah Kota Semarang, Departemen Perhubungan dan Departemen Parawisata.

Terbengkalai

Hotel ini sempat beberapa kali mengalami renovasi seperti di tahun 1899 dan juga tahun 1913. Renovasi dilakukan untuk menyambut para tamu penting yang bakal hadir dalam acara “Colonial Exhibition” pada tahun 1914.

Dalam renovasi tersebut, gedung hotel mulai dialiri listrik dari ANIEM. Sanitasi juga dibenahi. Total renovasi itu menelan biaya 250.000 gulden.

Setelah perang kemerdekaan, Hotel itu berubah nama menjadi Inna Dibya Puri pada tahun 1957 dan mengalami renovasi kembali pada tahun 1964.  Setelah berganti nama, hotel masih berfungsi sebagai tempat penginapan.

Hotel Dibya Puri selama beroperasi memiliki sekitar 135 karyawan. Namun, memasuki masa-masa penutupan pada 2008 karyawan yang bekerja hanya tinggal 33 orang.

Hotel ini lalu tutup pada 2008, karena kalah bersaing dengan tempat penginapan lain yang lebih modern. Halamannya yang luas malah digunakan untuk parkir kendaraan warga yang berkunjung di sekitar lokasi hotel.

“Sekarang kondisi hotel ini di dalamnya sudah hancur. Kalau ada yang masuk, takutnya tertimpa runtuhan, kadang ada genteng yang jatuh ke bawah sendiri,” ujar Mingan yang dimuat dari Halo Semarang.

Beredar kabar rencana revitalisasi hotel legendaris tersebut. Tetapi hingga sekarang rencana itu belum terwujud.

“Tapi setelah ornamen dan atapnya dibongkar, tiba-tiba dihentikan karena kena pandemi pada 2020. Sampai sekarang belum dilanjut lagi. Cuma baru-baru ini kan ada kabar kalau Pak Wali (Hendar Prihadi) mau merenovasi Hotel Dibya Puri, terus terang saya ikut senang karena biar bagaimanapun sebagai orang Jawa, saya merasa hotel ini sudah jadi sawah ladang keluarga saya. Bapak saya dulu kerja di sini, terus dilanjutkan ke saya, anak-anak saya juga merasakan hasil dari hotel ini dengan memanfaatkan halaman hotelnya jadi tempat parkir yang saya jaga,” beber dia.

Sumber:

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Berkah Iduladha, 1.500 Anak Yatim Makan Bergizi Bersama Kemenag RI di Masjid Istiqlal

Berkah Iduladha, 1.500 Anak Yatim Makan Bergizi Bersama Kemenag RI di Masjid Istiqlal

images info

Kementerian Agama bekerja sama dengan Masjid Istiqlal menyelenggarakan kegiatan “Makan Bergizi Bersama 1.500 Anak Yatim” di pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Minggu (8/6/2025). Acara ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap anak yatim sebagai generasi penerus bangsa.  

Menurut Abu Hurairoh, perwakilan panitia penyelenggara dari Masjid Istiqlal, sebanyak 1.500 anak yatim dan sekitar 1.000 pendamping hadir dalam kegiatan tersebut.

Untuk memastikan semua peserta dapat menikmati hidangan secara merata, panitia menyiapkan 3.000 nasi box.  

Baca juga Mengapa Perayaan Iduladha di Arab Saudi Lebih Meriah Dibanding Indonesia?

Cinta Kasih untuk Menjaga Perdamaian Global

Plt Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Mulawarman, menjelaskan bahwa acara ini digagas oleh Menteri Agama RI dan merupakan yang pertama kali digelar pasca-Iduladha di Masjid Istiqlal. 

“Kegiatan ini sejalan dengan visi Presiden dan Wakil Presiden. Semoga menjadi tradisi yang terus berkembang di negeri kita. Kita ingin mentradisikan cinta kasih dan kebersamaan,” ujarnya.  

Mulawarman juga menyoroti dua isu global penting: perdamaian dan ketahanan pangan. Ia menegaskan bahwa konflik dunia seringkali muncul akibat kurangnya kasih sayang antarsesama. 

Oleh karena itu, Masjid Istiqlal bersama Kementerian Agama terus mengampanyekan “kurikulum cinta sebagai fondasi pembentukan karakter sejak dini.  

Ia juga memuji Indonesia sebagai contoh perdamaian dunia. “Banyak yang terkagum-kagum dengan Indonesia. Bagaimana tidak, negeri ini terdiri dari beragam suku, pulau, dan agama, namun tetap damai. Yang menyatukan adalah cinta kasih,” ungkapnya.  

Pentingnya Ketahanan dan Kualitas Pangan

Dalam konteks ketahanan pangan, Mulawarman mengingatkan bahwa Al-Qur’an menekankan peran makanan berkualitas dalam membentuk karakter manusia.

“Hari ini kita menyantap makanan bergizi, termasuk daging sapi pilihan dari Presiden Republik Indonesia. Ini luar biasa karena makanan menentukan kualitas manusia,” tambahnya.  

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI, Ahmad Zayadi, mengapresiasi terselenggaranya acara ini. 

“Hari ini penuh berkah. Anak-anak yatim dan pendamping mereka bisa menikmati daging kurban dari Bapak Presiden. Ini langkah strategis mewujudkan Indonesia Emas, dimulai dari perhatian pada pendidikan dan kesehatan anak bangsa,” katanya.  

Zayadi juga berterima kasih kepada Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) atas kesiapan dan pelaksanaan kegiatan yang berdampak luas ini.

Menurutnya, acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai kasih sayang, kebersamaan, dan kepedulian sosial sebagai pondasi masyarakat damai menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga Iduladha Jadi Momen Perbaikan Gizi untuk Masyarakat Miskin

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Menyusuri 5 Pesona Wisata Raja Ampat di Antara Karst dan Laut Biru

Menyusuri 5 Pesona Wisata Raja Ampat di Antara Karst dan Laut Biru

images info

Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat Daya menyimpan berbagai pesona yang tak tergantikan, bahkan disebut sebagai The Last Paradise on Earth.

Kalau Kawan GNFI punya rencana liburan impian ke Indonesia Timur, destinasi ini sudah pasti masuk daftar utama. Keindahan bawah lautnya saja menyimpan lebih dari 1.500 spesies ikan dan 75% spesies karang dunia.

Tapi Raja Ampat bukan cuma tentang laut, tapi juga soal puncak bukit, desa adat, hingga pasir timbul juga siap menyambut petualangan Kawan.

Yuk, kenalan dulu dengan pesona Raja Ampat sebelum kita menyelami satu per satu destinasi unggulannya!

#SaveRajaAmpat, Ini Alasan Ekosistem Raja Ampat Patut Dilindungi

Sekilas Mengenai Raja Ampat

Raja Ampat adalah kabupaten di Provinsi Papua Barat Daya yang terdiri dari lebih dari 1.500 pulau kecil dan empat pulau besar, yaitu Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta. Kawasan ini telah lama dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut paling tinggi di dunia.

Namun, pesonanya tak hanya berhenti di terumbu karang atau pari manta saja. Raja Ampat juga menawarkan laguna unik, puncak karst, desa wisata yang ramah pengunjung, hingga pasir timbul yang hanya muncul saat laut surut.

Tak heran jika Raja Ampat menjadi tujuan wajib bagi para penyelam, fotografer alam, dan pencinta budaya lokal.

Raja Ampat Masuk dalam Destinasi Terbaik Dunia untuk 2025 Versi National Geographic, Ini Daya Tariknya!

5 Tempat Wisata Menarik di Raja Ampat

Dari sekian banyak destinasi di Raja Ampat, berikut lima tempat yang layak Kawan GNFI kunjungi terlebih dahulu karena pesonanya yang luar biasa dan pengalaman yang tak terlupakan!

1. Pulau Wayag, Ikon Raja Ampat yang Mendunia

Wayag adalah gambaran Raja Ampat yang sering kita lihat di brosur atau feed Instagram, yakni pulau-pulau karst menjulang dari laut biru kehijauan. Untuk sampai ke puncaknya, Kawan GNFI perlu trekking mendaki bukit yang cukup menantang. Tapi percayalah, pemandangan dari atas sepadan dengan setiap tetes keringat!

Selain lanskap yang fotogenik, Wayag juga jadi habitat alami bagi hiu karang, dan perairannya cocok untuk snorkeling atau hanya sekadar berlayar sambil menikmati suasana.

2. Pulau Misool, Surga Tersembunyi di Selatan Raja Ampat

Misool adalah surga yang kaya akan biota laut dan formasi batuan purba. Di sini, Kawan GNFI bisa menyelam di spot seperti Kaleidoscope, menjelajah gua purba seperti Goa Keramat, atau mengunjungi Danau Lenmakana yang dihuni ubur-ubur tak menyengat, mirip seperti di Jellyfish Lake, Palau.

Tak hanya bawah lautnya yang memesona, Misool juga punya puncak Harfat dan Dafalen yang menyuguhkan panorama dari atas, termasuk danau berbentuk hati yang jadi incaran para fotografer.

Menyelami Kejernihan Kali Biru, Surga yang Jatuh di Tengah Eloknya Raja Ampat

3. Desa Wisata Arborek, Harmoni Budaya dan Alam

Kalau Kawan GNFI ingin pengalaman yang lebih membumi, datanglah ke Desa Arborek. Penduduk lokal di sini dikenal ramah, dan suasana kampung nelayan ini begitu autentik.

Di sela aktivitas menyelam dan snorkeling, Kawan juga bisa melihat langsung perempuan desa membuat kerajinan tangan dari pandan laut seperti topi manta.

Wisata ke Arborek bukan hanya soal alam, tapi juga belajar hidup selaras dengan lingkungan.

4. Pasir Timbul, Surga yang Muncul Saat Surut

Terletak tak jauh dari Pulau Mansuar, Pasir Timbul adalah pulau kecil dari pasir putih halus yang hanya muncul saat air laut surut. Momen kemunculannya singkat, jadi pastikan Kawan GNFI datang saat waktu terbaik, biasanya pagi atau sore hari menjelang surut.

Tempat ini sangat cocok untuk sesi foto ikonik, apalagi dengan latar belakang laut biru kehijauan yang jernih. Benar-benar definisi hidden gem yang muncul dan menghilang secara ajaib.

5. Cape Krim, Tempat Menyelam Penuh Keajaiban Bawah Air

Jika Kawan GNFI hobi diving, maka Cape Kri wajib masuk bucket list!

Lokasi ini sempat memegang rekor dunia sebagai tempat dengan spesies laut terbanyak yang tercatat dalam satu kali penyelaman. Airnya jernih, arusnya menantang, dan biota lautnya luar biasa, mulai dari ikan kecil warna-warni hingga hiu karang dan penyu.

Tak heran jika Cape Kri dinilai sebagai salah satu spot diving terbaik di dunia oleh banyak penyelam internasional!

Kepulauan Raja Ampat Tempat Destinasi Terbaik untuk Pecinta Selam

Ayo Berkunjung ke Raja Ampat!

Raja Ampat bukan hanya tentang panorama indah, ia adalah rumah bagi keberagaman hayati dan budaya yang tak ternilai.

Di tengah ancaman eksploitasi tambang dan pembangunan yang tak lestari, Kawan GNFI bisa jadi bagian dari perubahan lewat pariwisata yang bertanggung jawab.

Setiap langkah yang Kawan ambil di pasir Raja Ampat, setiap senyuman dari warga lokal, dan setiap jepretan kamera di bawah laut adalah wujud dukungan terhadap kelestarian “Surga Terakhir di Bumi” ini.

Jadi, sudah siap menyelami pesona Raja Ampat?

Kultur Pamali bagi Warga Raja Ampat: Marga untuk Lindungi Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Ciamik! Film Dokumenter Indonesia “Mama Jo” Menang Best Short Documentary di Golden FEMI Festival

Ciamik! Film Dokumenter Indonesia “Mama Jo” Menang Best Short Documentary di Golden FEMI Festival

images info

Kabar baik datang dari dunia film Indonesia. Film dokumenter pendek atau short documentary bertajuk Mama Jo sukses menggondol penghargaan Best Short Documentary di ajang bergengsi, Golden FEMI Film Festival 2024, yang digelar di Sofia, Bulgaria, Sabtu (7/6/2025).

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Irvan Fachrizal, dan didampingi Margaretta Puspita, Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud. Pada agenda itu, hadir juga Wakil Presiden Bulgaria, Iliana Iotova, dan jajaran dewan juri, para pembuat film, dan tamu undangan lainnya.

Melansir dari laman resminya, Golden FEMI Festival adalah sebuah ajang film yang bertujuan untuk mengundang lebih banyak ruang dan orang untuk saling terlibat dalam seni audiovisual. Festival ini juga memberi tempat bagi kelompok-kelompok yang suaranya “kurang terdengar”—seperti kelompok difabel—agar karyanya bisa tampil dan dihargai.

Bukan hanya sekadar festival biasa, Golden Femi Festival juga mengajak seluruh pembuat film untuk saling bertukar ide. Bahkan, festival ini juga memberikan ruang bagi karya-karya unik dan tidak biasa, termasuk karya eksperimental dan film buatan mahasiswa.

Salut! Ini yang Dilakukan KAI untuk Berikan Layanan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

Mama Jo, Potret Perjuangan Keluarga dengan Segala Keterbatasannya

Poster film Mama Jo

info gambar

Mama Jo mengisahkan perjuangan seorang ibu tangguh, Santi, yang teguh menghidupi Johan, sang putra yang berusia sembilan tahun dan menderita cerebral palsy. Santi berjuang mati-matian demi memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.

Namun, karena keterbatasan ekonomi dan fasilitas, Santi hanya bisa membawa Jo ke sekolah umum. Keduanya menghadapi tantangan yang sekaligus menampar realita bagaimana kehidupan para disabilitas di tengah-tengah masyarakat. Mama Jo menunjukkan realitas yang acap luput dari perhatian, yaitu perjuangan dan keteguhan keluarga penyandang disabilitas di seluruh dunia.

Film ini diproduksi oleh Eagle Institute Indonesia. Dengan sentuhan sineas berbakat tanah air, Ineu Rahmawati, Mama Jo berhasil menggetarkan hati para penontonnya dengan pesan-pesan moralnya yang mendalam.

Melalui karya itu, penonton diajak untuk memahami bahwa seluruh manusia berhak untuk mendapatkan akses yang setara, termasuk bagi mereka yang memiliki keterbatasan khusus. Inklusivitas, akses, dan martabat merupakan hak universal yang harus diperjuangkan bersama.

Sebelumnya, film Mama Jo sudah terlebih dahulu melenggang ke Serbia dan Yunani di tahun 2024. Tak hanya itu, film ini juga akan diputar di klub film Universitas Sofia, Bulgaria, dalam waktu dekat.

Harapan dan Upaya Pemenuhan Hak untuk Disabilitas

Dalam rilis resmi KBRI Sofia, beberapa tahun terakhir, Indonesia tengah berupaya untuk memenuhi hak-hak anak penyandang disabilitas, termasuk dalam akses pendidikan, layanan kesehatan, dan dukungan sosial yang inklusif.

Laporan Statistik Pendidikan 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirangkum oleh GoodStats menunjukkan, penyandang disabilitas berusia lebih dari lima tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Disebut bahwa hanya sekitar 64 persen dari jumlah anak disabilitas di Indonesia yang menempuh pendidikan dengan beberapa alasan, seperti biaya, learned helplessness, dan penolakan dari sekolah.

“Mulai dari narasi fiksi hingga dokumenter yang menyuarakan kesadaran sosial seperti Mama Jo, para sineas Indonesia semakin menunjukkan keberanian mereka untuk menyuarakan yang tak terlihat, yang terpinggirkan, dan kekuatan jiwa manusia dalam segala kompleksitasnya,” demikian bunyi rilis KBRI Sofia.

17,85% Penyandang Disabilitas di Indonesia Tidak Pernah Sekolah, Apa yang Salah?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Arahan Soeharto Terhadap Pelaksanaan Haji pada 1991, Respon Atas Situasi Timur Tengah Waktu Itu

Arahan Soeharto Terhadap Pelaksanaan Haji pada 1991, Respon Atas Situasi Timur Tengah Waktu Itu

images info

Haji menjadi salah satu ibadah yang identik dengan momen Hari Raya Iduladha. Setiap tahunnya jamaah Muslim dari berbagai penjuru dunia berangkat menuju Makkah untuk menjalankan ibadah yang menjadi Rukun Islam kelima tersebut.

Di Indonesia, pengelolaan kuota haji secara langsung dipegang oleh Badan Penyelenggara Haji atau BP Haji. Lembaga pemerintah nonkementerian ini bertanggung jawab langsung kepada Presiden Indonesia dalam pengelolaan serta penyelenggaraan ibadah haji bagi jamaah yang ada di tanah air.

Mundur beberapa dekade ke belakang, tepatnya pada masa Orde Baru, pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji dipegang langsung oleh Pemerintah Indonesia. Kementerian Agama bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden Indonesia atas penyelenggaraan ibadah tersebut.

Hal ini juga membuat presiden bisa memberikan langsung kepada menteri agama terkait penyelenggaraan ibadah haji. Salah satu momen ini pernah terjadi pada akhir 1990 silam.

Pada saat itu, Soeharto yang menjabat sebagai Presiden Indonesia memberikan arahan langsung kepada menteri agama terkait penyelenggaraan haji pada 1991. Arahan ini berkaitan dengan situasi Timur Tengah yang tengah memanas pada waktu itu.

Lantas apa arahan yang diberikan oleh Soeharto terkait pelaksanaan ibadah haji pada 1991? Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Kondisi Timur Tengah yang Memanas

Perang Teluk 1 yang terjadi pada 1980 menjadi salah satu momen awal kondisi Timur Tengah menjadi bergejolak pada waktu itu. Negara-negara yang ada di kawasan Teluk Persia saling berkonflik pada masa tersebut.

Setelah berakhir pada 1988, kondisi Timur Tengah kembali memanas memasuki periode 1990. Pada tahun ini juga terjadi Perang Teluk II yang berlangsung hingga 1991.

Situasi Timur Tengah yang memanas pada waktu itu berimbas pada kondisi dunia. Atas dasar ini pula, Soeharto kemudian memberikan arahan kepada menteri agama terkait pelaksanaan haji pada akhir 1990.

Arahan Soeharto untuk Pelaksanaan Ibadah Haji

Dinukil dari artikel “Indonesia akan Bersiap untuk Haji Seperti Biasa” yang terbit di surat kabar Berita Harian edisi 7 Desember 1990, Soeharto diketahui sudah memberikan arahan kepada Menteri Agama Indonesia pada waktu itu, Munawir Sjadzali terhadap pelaksanaan haji pada 1991. Pemberian arahan ini merupakan respon atas situasi Timur Tengah yang tidak kondusif pada waktu itu.

Berdasarkan arahan yang diberikan Soeharto pada akhir 1990 ini, Presiden Indonesia kedua tersebut meminta agar menteri agama tetap mempersiapkan penyelenggaraan haji seperti biasa. Artinya penyelenggaraan haji yang dipersiapkan untuk keberangkatan 1991 tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Adapun kondisi Timur Tengah yang sedang memanas pada waktu itu bisa disesuaikan kembali dengan praktik penyelenggaraan haji nantinya. Jika situasi Timur Tengah makin tidak kondusif, maka pemerintah bisa menunda penyelenggaraan haji pada waktu itu.

Selain memberikan arahan terkait penyelenggaraan, Soeharto juga menekankan soal penentuan harga untuk pelaksanaan ibadah haji bagi para jamaah. Sebab harga keberangkatan haji pada 1991 bisa saja mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kondisi krisis yang terjadi di Timur Tengah secara tidak langsung turut memengaruhi harga yang mesti dikeluarkan oleh setiap jamaah untuk menunaikan ibadah haji pada waktu itu. Kenaikan harga ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti melonjaknya harga tiket pesawat hingga persediaan lainnya yang dibutuhkan selama proses pelaksanaan haji di tanah suci.

Untuk itu, Menteri Agama Munawir Sjadzali menjalin diskusi dengan ulama yang ada di Indonesia untuk mengambil keputusan terkait situasi ini. Dengan demikian, pelaksanaan haji pada 1991 bisa berjalan sesuai kondisi yang tengah terjadi pada waktu itu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News