Posted on Leave a comment

KUBET – Ulurkan Tangan untuk Myanmar yang Dihantam Gempa Dahsyat, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

Ulurkan Tangan untuk Myanmar yang Dihantam Gempa Dahsyat, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

images info

Gempa bumi besar yang terjadi di Myanmar pada 28 Maret 2025 menyisakan duka mendalam. Bencana tersebut tidak hanya menghantam Myanmar saja, Thailand, negara tetangganya, juga terdampak gempa itu.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui keterangan resminya menyebut, Indonesia siap untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang menyasar para korban gempa di Myanmar. Jumlah korban terus bertambah mengingat kerusakan yang begitu parah di beberapa titik.

Bantuan yang diberikan oleh Indonesia meliputi tenaga SAR, tenaga medis darurat atau Emergency Medical Team, hingga bantuan logistik senilai US$1 juta. Bantuan logistik ini berisikan obat-obatan, makanan, tempat penampungan sementara, dan penyuling air bersih.

Dua unit Indonesia yang menjadi bagian dari ASEAN-Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT) dan AHA Centre sudah tiba sejak 30 Maret 2025 di Myanmar. Sementara itu, tim pendahuluan dengan 10 personel juga menyusul pada 31 Maret 2025.

Tim tersebut membawa sebagian bantuan obat-obatan dan logistik hasil sumbangan masyarakat Indonesia. Bantuan dari pemerintah Indonesia juga tengah dipersiapkan dan diperkirakan akan diberangkatkan dalam waktu dekat.

Konsisten Bantu Myanmar Sejak Lama

Menukil dari siaran pers milik Kemlu RI, Indonesia pernah memberikan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar saat menghadapi COVID-19 senilai Rp2 miliar. Tidak hanya itu, bantuan sebesar Rp7,7 miliar atau sekitar US$517 ribu akibat siklon mocha yang melanda Myanmar juga telah disalurkan pada tahun 2023 lalu.

Tidak hanya itu, di penghujung keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, pemerintah juga mengirimkan bantuan food items senilai US$250 ribu. Tahun 2024, pemerintah RI turut mengirimkan bantuan untuk vaksinasi polio untuk anak-anak Myanmar. Dua juta lebih dosis vaksin sudah berhasil disalurkan.

Gempa bumi yang meluluhlantakkan Myanmar itu ditanggapi dengan serius oleh ASEAN. Malaysia selaku Ketua ASEAN 2025 menyerukan ‘persatuan’ seluruh anggota untuk membantu Myanmar.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan kesanggupan Indonesia untuk mengirim bala bantuan bagi korban terdampak di Myanmar dan beberapa daerah di Thailand. Pihaknya juga siap berkoordinasi dengan ASEAN dalam rangka pemulihan, rekonstruksi, dan rehabilitasi di dua negara itu.

Kawan GNFI, Sugiono mengonfirmasi tim INASAR akan diberangkatkan pada 1 April 2025. Sementara itu, tim EMT dan bantuan logistik akan dilepas oleh Presiden Prabowo pada 3 April 2025 di Bandara Halim Perdanakusuma.

Solidaritas ASEAN untuk Myanmar

Bukan hanya Indonesia yang tanggap untuk memberikan bantuan, negara-negara kawasan Asia Tenggara juga bergerak cepat demi ikut membantu Myanmar. Singapura dan Malaysia mengucurkan bantuan untuk membantu korban gempa.

Bukan hanya negara kawasan, Rusia hingga Tiongkok juga dikabarkan ikut serta dalam upaya pertolongan di Myanmar. Bahkan, Tiongkok sudah mengirimkan pasukan untuk ikut membantu mengevakuasi warga Myanmar.

Kawan GNFI, seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN menyepakati penguatan respons darurat lewat ASEANStandby Arrangements, pengerahan ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT) dan persiapan bantuan lewat Disaster Emergency Logistic System for ASEAN (DELSA).

ASEAN juga memiliki AHA Centre yang bertugas untuk memobilisasi bantuan kemanusiaan ke masyarakat yang membutuhkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Khusus Mahasiswa Filsafat dan Kajian Gender, Pendaftaran Beasiswa Toeti Heraty Dibuka hingga 18 April

Khusus Mahasiswa Filsafat dan Kajian Gender, Pendaftaran Beasiswa Toeti Heraty Dibuka hingga 18 April

images info

Beasiswa Toeti Heraty kembali dibuka untuk mahasiswa berbagai jenjang, mulai S1, S2, hingga S3. Beasiswa ini diberikan khusus kepada mahasiswa yang mengambil jurusan kajian gender atau filsafat.

Bagi Kawan yang berpeluang mendapat beasiswa, segera daftar sekarang. Pendaftaran beasiswa Toeti Heraty dibuka hingga 18 April mendatang.

Pendaftaran Politeknik Pariwisata Dibuka Sampai Mei, Bisa Pilih Tiga Prodi Sekaligus

Siapa Toeti Heraty?

Toeti Heraty merupakan salah satu tokoh yang banyak menyumbang kontribusi bagi pendidikan Indonesia. Toeti Heraty adalah seorang penulis, sastrawan, dan filsuf Indonesia.

Tidak hanya itu, Jurnalis senior Harian Kompas, Maria Hartiningsih sebagaimana mengutip pandangan antropolog Belanda, Dr Tine Husner, Toeti dapat diidentifikasi sebagai perempuan yang bisa menjadi profesor, akademisi, penyair, pemilik galeri, aktivis kebudayaan, hingga pebisnis.

Bahkan, akademisi Arief Budiman menambahkan Toeti sebagai demonstran sebab ia jadi salah satu tokoh yang menginisiasi gerakan unjuk rasa Suara Ibu Peduli (SIP). Gerakan ini menjadi wadah bagi para ibu rumah tangga untuk menyuarakan protes akibat harga-harga yang meningkat drastis.

Sosok Sudarmi, Perempuan Gigih yang Pimpin Pengelolaan Hutan Jati di Gunungkidul

Toeti adalah sosok perempuan yang berprestasi dan inspiratif. Ia tercatat pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Jurusan Filsafat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Ketua Program Pascasarjana Universitas Indonesia Bidang Studi Filsafat, Rektor Institut Kesenian Jakarta (1990-1996) hingga Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Di luar kampus, Toeti aktif menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Ia cukup aktif dan produktif melahirkan karya-karya sastra. Pada tahun 1982-1985, Toeti dipercaya untuk menjadi ketua DKJ.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki fokus pada isu gender dan perempuan. Dukungannya terhadap sesama perempuan dimanifestasi dengan mendirikan Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), lembaga nirlaba yang bergerak di bidang penelitian, pendidikan, dan penerbitan Jurnal Perempuan. Jurnal ini menjadi jurnal feminis pertama di Indonesia yang terbit pertama kali pada tahun 1996.

Berlatar dari kehebatan Toeti, beasiswa Toeti Heraty kemudian dihadirkan dengan misi untuk memberdayakan perempuan Indonesia agar tercipta masyarakat yang berkeadilan gender melalui pendidikan.

Riset Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat sebagai Pengendalian Penyakit Akuakultur Dapat Penghargaan Hitachi

Skema Beasiswa Toeti Heraty

Beasiswa Toeti Heraty terbuka bagi seluruh mahasiswa filsafat atau kajian gender di berbagai jenjang, mulai dari sarjana, magister, dan doktoral. Masing-masing jenjang tersebut akan menerima dana beasiswa selama satu tahun dengan skema pendanaan yang berbeda.

Dana Beasiswa yang akan diberikan per semester ​selama satu tahun sejumlah:

Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) untuk jenjang S-3

Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) ​untuk jenjang S-2

Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) untuk jenjang S-1

Kisah Unik, Ketika Bahasa Arab Jadi Penyemangat Erni Usai Ditolak FK

Persyaratan Umum Beasiswa Toeti Heraty

Ketentuan umum atau persyaratan umum yang dapat mendaftar beasiswa Toeti Heraty adalah:

  1. Mahasiswa, terbuka bagi semua identifikasi gender, yang terdaftar di perguruan tinggi di Indonesia dengan program studi kajian gender atau ilmu filsafat. 
  2. Sedang menempuh perkuliahan ,inimal semester 4 bagi S-1, serta semester 2 bagi S-2 dan S-3.
  3. Tidak sedang menerima beasiswa dari instansi lain.
  4. Memiliki minimal IPK 3.0.
  5. Memiliki peminatan atau pernah mengikuti kegiatan, baik magang atau volunteerdi sekolah, kampus, tingkat komunitas, atau organisasi untuk pemberdayaan perempuan.
  6. Berperspektif gender, memiliki tekad belajar dan aktivisme yang kuat.
  7. Bersedia magang di Yayasan Jurnal Perempuan selama 3 bulan (daring).
Berpulangnya Toeti Heraty, Penulis dan Aktivis Perempuan yang Disegani

Berkas Beasiswa Toeti Heraty

Berikut sejumlah berkas yang perlu Kawan siapkan saat hendak mendaftar beasiswa Toeti Heraty:

  1. CV pribadi dan scan
  2. ScanKartu Mahasiswa yang masih aktif
  3. Dua surat rekomendasi yang terdiri dari:
  4. Ketua Jurusan/Departemen atau dosen
  5. Komunitas atau organisasi yang pernah diikuti 
  6. Melampirkan tulisan yang pernah dipublikasi bagi kandidat jenjang S2 dan S3. 
  7. Membuat esai 1000 kata yang memuat salah satu dari tema berikut:
  8. Pentingnya Pendidikan Tinggi bagi Perempuan
  9. Pentingnya Perspektif Gender dan Filsafat dalam Menjamin Keadilan
  10. Pengalaman dan/atau Partisipasi dalam Mendorong Transformasi Sosial yang Sensitif Gender dan Inklusif
Keunggulan Jamur Tempe Temuan Dosen UGM: Bisa Jadi Alternatif Daging

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Bijak Kelola THR agar Tak Boncos! Ini Tips yang Perlu untuk Diterapkan

Bijak Kelola THR agar Tak Boncos! Ini Tips yang Perlu untuk Diterapkan

images info

Menjelang Hari Raya Lebaran, masyarakat Indonesia biasanya mendapatkan tambahan penghasilan dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR).

Bagi banyak orang, THR menjadi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran. Namun, tanpa perencanaan keuangan yang baik, THR bisa habis begitu saja tanpa manfaat jangka panjang.

Menurut riset Jakpat pada 2024, sebanyak 59% masyarakat Indonesia bergantung pada THR untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan. Pengeluaran utama mereka mencakup kebutuhan pokok, zakat, serta biaya buka puasa bersama, mudik, dan belanja Lebaran.

Oleh karena itu, penting bagi Kawan GNFI untuk mengelola THR dengan bijak agar tidak boncos setelah Lebaran.

Jurus Menghadapi Pertanyaan Kapan Nikah Saat Lebaran, Ada 2 Cara!

Tips Mengelola THR Lebaran

Berikut adalah cara yang bisa Kawan terapkan agar THR bisa terkelola dengan baik:

1. Hitung Kembali Total Pengeluaran Bulanan

Sebelum menggunakan THR, Kawan GNFI perlu memahami kondisi keuangan saat ini. Hitung kembali semua pengeluaran rutin, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, serta cicilan.

Jangan lupakan pengeluaran kecil seperti langganan aplikasi atau biaya tak terduga. Dengan memahami arus keuangan, Kawan GNFI bisa mengalokasikan THR secara lebih efektif.

2. Prioritaskan Zakat dan Kebutuhan Pokok

Setelah mengetahui kondisi keuangan, alokasikan THR untuk kebutuhan utama. Prioritaskan pembayaran zakat fitrah, yang umumnya sebesar 2,5 kg beras atau setara dengan nilai uangnya. Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan.

Setelah itu, anggarkan biaya untuk mudik, THR keluarga, dan belanja kebutuhan Lebaran. Gunakan metode 50/30/20 untuk membagi anggaran:

  • 50% untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan tagihan.
  • 30% untuk dana darurat, tabungan, dan investasi.
  • 20% untuk keinginan, seperti baju baru atau hampers Lebaran.

Kawan GNFI juga bisa menghemat pengeluaran dengan membeli tiket mudik lebih awal, memanfaatkan program mudik gratis, atau mengatur anggaran konsumsi selama Ramadan agar tetap terkendali.

Ucapan Mohon Maaf Saat Sungkeman Lebaran Menggunakan Bahasa Jawa Krama Halus

3. Lunasi Utang yang Ada

Jika Kawan GNFI memiliki utang, manfaatkan THR untuk melunasinya agar keuangan lebih sehat.

Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah metode snowball, yaitu melunasi utang dengan saldo terkecil terlebih dahulu, lalu lanjut ke utang yang lebih besar. Dengan cara ini, Kawan GNFI bisa lebih termotivasi dalam menyelesaikan kewajiban finansial.

4. Sisihkan untuk Dana Darurat dan Investasi

THR tidak selalu harus dihabiskan seluruhnya. Sebaiknya, sisihkan sebagian untuk dana darurat dan investasi. Idealnya, alokasikan 30% dari THR untuk dana darurat agar siap menghadapi kejadian tak terduga.

Untuk investasi, pertimbangkan instrumen seperti reksa dana atau obligasi yang bisa membantu menumbuhkan nilai aset di masa depan. Jika Kawan GNFI baru memulai investasi, pilih produk dengan risiko rendah hingga menengah agar lebih aman.

Bukan Hanya di Indonesia, Anak-anak di Beberapa Negara Ini Juga Terima ‘THR’ saat Idulfitri

5. Jaga Keamanan Bertransaksi

Saat Ramadan dan Lebaran, transaksi keuangan biasanya meningkat, baik untuk belanja online, pembayaran QRIS, atau transfer dana. Di tengah kemudahan ini, ancaman kejahatan siber juga semakin tinggi.

Untuk menghindari penipuan, Kawan GNFI harus selalu waspada dengan modus phishing, tidak membagikan PIN atau OTP kepada siapa pun, serta memastikan transaksi dilakukan di platform resmi. Gunakan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah untuk melindungi akun perbankan.

Mengelola THR dengan bijak bukan berarti Kawan GNFI tidak boleh menikmati hasil kerja keras. Namun, dengan perencanaan keuangan yang baik, THR bisa memberikan manfaat lebih besar dan tidak sekadar habis dalam waktu singkat.

Dengan menerapkan tips di atas, Kawan GNFI bisa tetap menikmati Lebaran dengan tenang tanpa khawatir kondisi finansial pasca-liburan. Selamat menyambut Hari Raya dan kelola THR dengan cerdas, ya!

Mudik Lewat Pansela? Ini Wisata di Jalur Pantai Selatan Jawa Tengah yang Wajib Dikunjungi!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Gaet Penumpang, Ini Iklan Mudik Lebaran oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda

Gaet Penumpang, Ini Iklan Mudik Lebaran oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda

images info

Mudik pada momen Idul Fitri atau Lebaran telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman Hindia Belanda. Masyarakat mereka menggunakan waktu libur untuk pulang ke desa. 

Dosen pendidikan sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Riyadi menyatakan tradisi mudik sejatinya sudah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda, tepatnya sejak tahun 1680an.  Ketika itu banyak warga di Pulau Jawa yang bekerja di luar pulau.

“Awalnya tradisi mudik terjadi karena adanya warga di pulau Jawa yang dibawa kolonial Belanda ke Sumatra untuk bekerja di perkebunan. Nah, pada momen-momen tertentu masyarakat ini pulang ke Jawa, salah satunya saat Lebaran,” jelas Riyadi yang dimuat dari Basra.

Heri Priyatmoko, dosen Sejarah dari Universitas Sanata Dharma menyatakan daerah Vorstenlanden (sepanjang Yogyakarta dan Surakarta) menjadi tempat mengadu nasib sejak sejak awal abad ke-20. Hal ini tidak lepas dari perkembangan perusahaan Belanda seperti perkebunan, tambang dan gula.

“Apabila di momen-momen sekarang Jakarta adalah poros dari tempat mengadu nasib, dahulu, tanah para Raja Jawa atau Vorstenlanden adalah tempat yang ramai bagi para pelancong yang hendak mengadu nasib,” ucapnya.

Iklan mudik kereta api

Memanfaatkan tradisi mudik yang sudah mengakar di Hindia Belanda, Staastsspoorwegen (SS) atau perusahaan kereta api Hindia Belanda melakukan propaganda mudik menggunakan kereta api. Kata-kata persuasif dimunculkan perusahaan SS lewat periklanan di surat kabar Batavia-centruum edisi 2 Desember 1937.

Hari Raja Aidilfitri !!
Setahoen sekali moesti
perloekan tengok familie. Itoe soeatoe kewadjiban !
Tidak semoea orang gemar pergian; apa lagi jang djaoeh. Badan rasa lelah, sebab terbanting-banting di djalanan. Moeka menjadi mesoem, sebab kena angin dan aboe (Jadi zaman dulu muka mesoem itu artinya moeka yang kotor terkena angin dan aboe/debu, berbeda dgn zaman sekarang)

Tetapi tidak oesah begitoe, kalaoe goenakan kreta api S.S. Djalan di atas rail menjebabkan tidak ada bantingannja, ditiap2 djendela ada katja oentoek penoetoep angin dan aboe.
GOENAKANLAH KERETA S.S. Sentaoesa Senang dan Moerah.

Sebagai informasi, SS itu singkatan dari Staatspoorwagen: Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) atau yang saat ini bernama PT KIA. Pembangunan trayek pertamanya terjadi pada tahun 1875 dari Surabaya menuju Malang, Jawa Timur.

Seiring berkembangnya waktu, secara berkala, perusahaan kereta api milik negara ini mulai memperluas trayek lintasannya hingga hampir menjangkau seluruh wilayah di Pulau Jawa. Sehingga bisa memangkas biaya perjalanan masyarakat saat mudik.

Lepas rindu

Sejarawan dari UGM Djoko Suryo menyatakan fenomena mudik selalu berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan juga infrastruktur perhubungan di Indonesia. Dia meyakini tradisi mudik sudah ada sejak tahun 1920-an.

Djoko menyatakan Batavia adalah salah satu tujuan utama masyarakat untuk memperbaiki nasib. Di kota ini, membutuhkan banyak pekerja apakah untuk sektor formal dan informal. 

“Saat akhir zaman kolonial, ketika Batavia sudah makin besar, banyak orang pergi ke sana. Nah saat Lebaran, para kaum urban ini kemudian ingin pulang ke kampung halamannya untuk melepas rindu dan silaturahmi dengan keluarga. Saya kira ini menjadi awal ritual mudik Lebaran di Indonesia,” tutur Djoko.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Serba Serbi Idulfitri: Dari Spiritual ke Status Sosial, hingga Pergeseran Tradisi

Serba Serbi Idulfitri: Dari Spiritual ke Status Sosial, hingga Pergeseran Tradisi

images info

Mengapa Lebaran tak lagi sekadar tentang kemenangan spiritual, tapi juga ajang pamer status dan kontestasi nilai?

Idulfitri secara harfiah berarti “kembali kepada kesucian”, sebuah momen yang seharusnya menjadi refleksi spiritual setelah sebulan berpuasa. Namun, dalam realitas masyarakat kontemporer, perayaan ini telah bertransformasi menjadi fenomena sosial-budaya yang kompleks.

Jika diamati secara saksama, berbagai praktik yang muncul saat Lebaran—mulai dari tradisi bersih-bersih rumah secara berlebihan, konsumsi yang tidak terkendali, hingga kontroversi penggunaan sound horeg dalam takbir keliling—semuanya menunjukkan bagaimana makna religius berkelindan dengan dinamika sosial budaya yang lebih luas.

Ucapan Mohon Maaf Saat Sungkeman Lebaran Menggunakan Bahasa Jawa Krama Halus

Ada fenomena-fenomena unik tiap tahunnya saat Idulfitri, yakni masyarakat yang totalitas mempersiapkan perayaan dengan membersihkan seisi rumah. Di platform X, warganet membagikan bagaimana tiap-tiap keluarga melakukan agenda beberes ini.

“Mau lebaran, mamaku nyapu genteng soalnya tamunya mau disuruh naik ke atap.” Atau “Mamaku nyuruh beresin gudang, soalnya tamunya mau disekap.”

Tentu fenomena ini bukan hanya sekadar formalitas dalam mempersiapkan tempat yang layak untuk menerima tamu, keluarga, atau tetangga. Ada makna yang terkandung lebih dari itu.

Untuk memahami fenomena Lebaran lebih mendalam, GNFI melakukan wawancara eksklusif dengan Akhmad Khairudin, M.Si. atau yang akrab disapa Adin Hysteria, seorang dosen Antropologi Universitas Diponegoro (Undip).

Madumongso, Kudapan Manis Asal Jawa Timur yang jadi Makanan Khas Lebaran

Idulfitri Kerap Didentikkan dengan Kemenangan, Siapa yang Menang?

Idulfitri dianggap kemenangan karena kita telah melewati Ramadan yang selama ini dianggap sebagai bulan untuk menahan hawa nafsu sehingga kita harus puasa. Itulah yang kita rayakan, kemenangan dalam menahan godaan hawa nafsu. Berlaku tidak menghamburkan makanan karena kita menahan diri siang hingga malam waktunya buka. Berlalunya Ramadan dianggap sebagai kemenangan umat atas perasaan bisa menahan hawa nafsu, itu makna Idulfitri secara umum di Indonesia.

Lantas Mengapa Pengeluaran Ekonomi Saat Idulfitri Lebih Banyak dari Biasanya?

Ada uang yang dihamburkan saat Idulfitri karena merupakan sebuah perayaan, pesta. Itu terjadi di mana-mana. Pesta, perayaan, identik dengan menghamburkan harta benda. Konteksnya mungkin tidak selalu dipahami sebagai pemborosan, tapi suatu wujud syukur karena kita diberi keberlimpahan.

Gaet Penumpang, Ini Iklan Mudik Lebaran oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda

Di luar negeri mungkin berbeda, misalnya di Arab saat mengorbankan hewan pada Iduladha mungkin lebih meriah. Kalau di Amerika mungkin ada Thanksgiving. Saat perayaan itu, orang-orang pada pulang, pada mudik, makan kalkun atau segala macam. Itu berpesta.

Sebaliknya, itu juga tidak sekadar perayaan, tapi juga kadang-kadang dimaknai juga sebagai satu pembuktian status sosial. Makanya, ramai pinjaman iPhone, ramai pinjaman mobil untuk pulang kampung karena pulang juga itu pembuktian juga.

Perilaku menghambur-hamburkan atau perilaku boros itu tidak bisa dipahami hanya sekadar perilaku boros,  tapi itu adalah dimensi simbolik. Artinya, dengan menghamburkan kekayaan, masyarakat melihat bahwa sosok tertentu dianggap sudah mencapai satu status kekayaan tertentu. Nah, itu di dalam kebudayaan masyarakat juga ada dimana-mana, macam-macam tentunya cara orang menghabiskan atau menghambur-hamburkan uang.

Jadi, ini adalah satu dinamika yang terjadi sebagai kebudayaan kita di dunia, tidak hanya di Indonesia.

Kue Semprong, Kudapan Khas Lebaran Idulfitri yang Dipercaya Dibawa oleh Bangsa Portugis

Totalitas Mempersiapkan Perayaan hingga Menyapu Bersih Seisi Rumah, Mengapa Demikian?

Kita sering mendengar bahwa Idulfitri itu dari nol kembali ke nol, bahwa semua dosa sudah dihapus, semua kesalahan sudah dimaafkan, terus kita mulai dari nol. Itu identik juga dengan satu sikap yang mana bebersih atau memulai dari nol diartikan oleh masyarakat kita dengan perilaku menyucikan diri, beberes, dibikin tertib, ditata ulang, dan seterusnya.

Bagaimana pandangan Anda terhadap Pergeseran Tradisi Takbir Keliling dari Pawai Obor hingga Menggunakan Sound Horeg?

Sound horeg konon pertama kali muncul di Malang atau di Jawa Timur kemudian menyebar ke banyak kota. Tadinya itu hal yang baru, inovasi sebetulnya. Bahwa inovasi itu bisa diterima atau tidak, itu juga bergantung dari relasi-relasi kekuasaan yang ada di masyarakat itu sendiri.

Jurus Menghadapi Pertanyaan Kapan Nikah Saat Lebaran, Ada 2 Cara!

Fenomena perubahan kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari aktor-aktor masyarakat itu sendiri. Hal yang semula tabu bisa diterima, hal yang semula bisa diterima sekarang dianggap melenceng dari kepercayaan umum. Jadi di dalam value atau nilai itu selalu ada  kontestasi di dalam masyarakat.

Kalau kita menganggap apakah ini penyimpangan atau apakah ini inovasi, balik lagi di masing-masing masyarakat itu sendiri. Karena ada hal-hal yang kadang secara nalar maupun secara akal sehat tidak bisa diterima karena dampak-dampak negatifnya, tapi di dalam masyarakat itu sendiri bisa diterima karena mereka memenangkan kompetisi nilai itu.

Fakta bahwa orang-orang yang lemah jantung, atau bangunan-bangunan yang menggunakan kaca, jembatan-jembatan yang sempit malah dijebol karena tidak muat untuk sound horeg, itu kan dampak yang kita lihat secara kasat mata hari ini. Tapi apakah itu bisa diterima atau tidak?

Tapai Uli, Jajanan Tradisional Khas Betawi yang Disajikan saat Momen Lebaran Idulfitri

Berarti Sekarang Penggunaan Sound Horeg dan Takbir Disertai Musik DJ Dinggap Normal bagi Sebagian Masyarakat?

Sekali lagi itu bergantung dari nilai-nilai yang bergeser atau yang berubah dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri. Dinamikanya sangat tergantung dari relasi kuasa di antara para aktor yang berpengaruh itu.

Siapa aktornya? misalnya tokoh masyarakat, kepolisian, lurah, pendonor, atau preman, dan seterusnya. Itu kan stakeholder yang menduduki posisi-posisi penting di masyarakat. Ketika kontestasi itu dimenangkan oleh satu pihak yang bahkan tidak masuk akal sekalipun buat akal sehat kita, karena dinamika di dalam kebudayaan massa itu biasanya lebih akomodatif terhadap jumlah massa yang terbanyak daripada nilai-nilai luhur itu hal yang lain.

Tapi bahwa kontestasi itu terjadi, itulah yang akan menggeser apakah satu fenomena itu bisa dianggap sebagai satu kewajaran atau penyimpangan.     

Momen Lebaran Idulfitri 1988, Kepulauan Riau Ekspor Daun Kelapa hingga ke Singapura

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Kue Semprong, Kudapan Khas Lebaran Idulfitri yang Dipercaya Dibawa oleh Bangsa Portugis

Kue Semprong, Kudapan Khas Lebaran Idulfitri yang Dipercaya Dibawa oleh Bangsa Portugis

images info

Momen Lebaran Idulfitri identik dengan berbagai jajanan dan kudapan kue kering yang disajikan kepada para tamu yang datang untuk bersilaturahmi. Salah satu kue kering yang bisa Kawan jumpai hampir di setiap daerah di Indonesia adalah kue semprong.

Meskipun memiliki penamaan yang berbeda-beda, keberadaan kue semprong hampir tidak terlewat pada saat momen Lebaran Idulfitri. Terlebih keberadaan kue kering ini sudah ada di Indonesia sejak kurun waktu yang lama.

Bahkan kue semprong dipercaya pertama kali dibawa oleh orang-orang Portugis yang datang ke Indonesia di masa lalu. Bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kue kering khas Lebaran Idulfitri tersebut?

Kue Semprong, Kudapan khas Lebaran Idulfitri

Kue semprong merupakan salah satu jenis kue kering yang ada di Indonesia. Umumnya kue kering ini berbentuk silinder panjang seperti pipa.

Di beberapa daerah, kue semprong dikenal dengan berbagai macam nama yang berbeda. Misalnya di daerah Jawa Barat, kue kering ini dikenal dengan nama dampit.

Sementara itu, penyebutan nama kue kering ini di beberapa daerah lainnya adalah japit gulung di Lamongan, gapit kluntung di Bojonegoro, kue sapik di Sumatra barat, kue seupet di Aceh, juwada gulung di Sumatra Selatan, kue gulung di Minahasa, dan lainnya. Meskipun memiliki nama yang berbeda-beda, bentuk dari kue kering ini pada umumnya sama.

Kue semprong sering kali menjadi oleh-oleh khas dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Selain itu, kue kering ini juga menjadi salah satu kudapan wajib yang bisa dijumpai pada saat momen Lebaran Idulfitri.

Dilansir dari laman RRI, keberadaan kue semprong sudah menjadi salah satu tradisi yang ada dalam menyambut momen Lebaran. Kue semprong biasanya akan disajikan bersama kue kering lainnya, seperti nastar, kue semprit, dan lainnya untuk dinikmati bersama ketika bersilaturahmi ketika momen spesial ini.

Dulunya Diperkenalkan oleh Orang-Orang Portugis

Meskipun bisa dijumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia, tidak diketahui secara pasti kapan kue kering ini ditemukan. Ada yang beranggapan bahwa kue semprong pertama kali diperkenalkan oleh orang Portugis yang datang ke Nusantara di masa lalu.

Hal ini berdasarkan dengan bentuk kue semprong yang mirip kue krumkake dari Norwegia. Kemungkinan kedatangan orang Portugis ke Indonesia turut memperkenalkan berbagai macam kudapan dari tanah Eropa kepada orang-orang di Nusantara.

Namun bentuk dan bahan kue semprong dan krimkake memiliki perbedaan antara satu sama lain. Penamaan “semprong” pada kue kering ini sendiri berasal dari proses pembuatannya.

Dikutip dari laman RRI, kata “semprong” merupakan salah satu istilah yang merujuk kepada teknik pengolahan kue kering ini. Dalam proses pembuatannya, adonan kue semprong akan dituangkan ke dalam cetakan khusus dan dipanggang hingga kering.

Setelah itu, kue kering tersebut akan dibentuk menyerupai semprong atau alat untuk mengukur kain. Hal inilah yang kemudian diyakini sebagai cikal bakal penamaan kue kering tersebut dan dikenal hingga saat ini.

Variasi Bentuk dan Cita Rasa

Seiring berjalannya waktu, bentuk dari kue semprong tidak hanya berupa silinder panjang saja. Sekarang sudah ada berbagai macam bentuk kue semprong, baik berupa segitiga maupun persegi.

Cita rasa kue kering ini sendiri tidak terlalu manis. Adanya tambahan bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya, seperti vanili, kayu manis, dan wijen akan makin memperkaya cita rasa kue kering tersebut ketika dikonsumsi nantinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Gagasan KH. Wahab Chasbullah dan Bung Karno Buat Halal Bihalal: Persatukan Tokoh Bangsa saat Lebaran

Gagasan KH. Wahab Chasbullah dan Bung Karno Buat Halal Bihalal: Persatukan Tokoh Bangsa saat Lebaran

images info

Tradisi halal bihalal merupakan hal yang lazim ditemukan ketika momen Idul Fitri di Indonesia. Momen ini dijadikan ajang silaturahmi dan saling meminta maaf bila pernah melakukan kesalahan.

Tradisi ini sangat khas di Indonesia, karena tidak ada negara Muslim lain yang melakukannya. Ternyata ada cerita mengapa tradisi ini selalu dirayakan oleh masyarakat Indonesia.

Dimuat dari Liputan6, tradisi halal bihalal ini ternyata digagas oleh seorang ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah. Ulama yang juga pendiri NU ini sedang bertemu dengan Presiden Soekarno pada pertengahan Ramadan.

Ketika itu, Bung Karno bercerita mengenai kekhawatirannya mengenai potensi perpecahan Indonesia. Pada tahun 1948, Indonesia tengah dilanda perpecahan mulai dari DI/TII hingga PKI.

“Jadi, beliau bangun komunikasi dan cari rekomendasi yang akhirnya rekomendasi itu menjadi kultur secara nasional, sehingga ada halalbihalal. Bukan hanya domain umat Islam, tapi kultur seluruh warga bangsa,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Perkenalkan istilah halal bihalal

Bung Karno saat itu menyampaikan keinginannya untuk mengadakan silaturahmi dengan tokoh bangsa lain. KH Wahab Chasbullah menyatakan bahwa silaturahim itu sudah biasa.

Karena saat itu bulan puasa, Ramadhan, KH Wahab Chasbullah menganjurkan untuk halalbihalal, satu dengan yang lain jabat tangan, sambil menghalalkan jika ada kekhilafan. Pada momen itu, dirinya memperkenalkan istilah halalbihalal kepada Bung Karno.

Atas saran KH Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik ke Istana Negara untuk silaturahmi yang diberi nama halalbihalal. Para tokoh politik pun akhirnya duduk satu meja.

“Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah halal bi halal,” ucap KH. Wahab Chasbullah.

Kegiatan rutin

Setelah momen itu, Bung Karno selalu mengundang tokoh politik untuk datang ke istana ketika Lebaran. Silaturahmi yang diberi judul ‘Halal bihalal’ ini lalu menjadi tradisi di lingkungan Istana.

Soekarno bergerak lewat instansi pemerintahan, sementara KH. Wahab Chasbullah menggerakkan warga masyarakat, khusunya pesantren. Jadilah Halal bi Halal sebagai kegiatan rutin dan tradisi di Indonesia saat Idul Fitri hingga saat ini.

Saat ini, Halal bihalal sudah menjadi tradisi dan budaya kearifan lokal dari para pendahulu yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk merekatkan (kembali) tali persaudaraan.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Tapai Uli, Jajanan Tradisional Khas Betawi yang Disajikan saat Momen Lebaran Idulfitri

Tapai Uli, Jajanan Tradisional Khas Betawi yang Disajikan saat Momen Lebaran Idulfitri

images info

Tapai uli merupakan salah satu jajanan tradisional khas Betawi yang bisa Kawan jumpai pada saat momen Lebaran Idulfitri.

Pada saat momen hari raya bagi umat Muslim tersebut, tapai uli sering menjadi hidangan yang dibawa serta disajikan ketika berkunjung ke rumah keluarga saat bersilaturahmi. Hal ini membuat jajanan tradisional ini menjadi salah satu bagian yang erat dalam kebiasaan Masyarakat Betawi ketika menyambut momen Lebaran Idulfitri tersebut.

Meskipun demikian seiring berjalannya waktu, keberadaan tapai uli mungkin sudah tidak sebanyak dulunya lagi. Namun bukan berarti keberadaan jajanan ini bisa dilewatkan begitu saja, khususnya ketika momen Lebaran Idulfitri yang akan datang beberapa hari lagi.

Bagi Kawan yang penasaran dengan cita rasa jajanan ini, tidak perlu khawatir. Sebab Kawan bisa mencoba membuat jajanan tradisional khas Betawi tersebut di rumah masing-masing.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait tapai uli khas Betawi? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Tapai Uli, Hidangan Khas Lebaran Idulfitri Masyarakat Betawi

Pada saat momen Lebaran Idulfitri, setiap masyarakat biasanya akan saling berkunjung ke rumah sanak saudara untuk saling bersilaturahmi. Bagi masyarakat Betawi, kunjungan ke rumah saudara ini tidak datang hanya dengan tangan kosong saja.

Masyarakat Betawi biasanya membawa hidangan yang nantinya akan dinikmati bersama-sama saat bersilaturahmi. Salah satu hidangan yang identik dengan momen ini adalah tapai uli.

Makanan yang terbuat dari bahan dasar ketan hitam, ketan putih, ragi, dan kelapa ini memiliki cita rasa manis dan asam. Belum tentu di setiap waktu Kawan bisa menjumpai jajanan tradisional khas Betawi yang satu ini.

Sarat akan Nilai

Keberadaan tapai uli bagi masyarakat Betawi lebih dari sekadar jajanan saja. Jajanan tradisional ini juga sarat akan nilai yang dipercaya oleh masyarakat.

Dilansir dari laman Seni & Budaya Betawi, tapai uli menjadi simbol keharmonisan. Hal ini berdasarkan pada proses pembuatan tapai uli yang membutuhkan kerja sama antara satu sama lain.

Selain itu, tekstur tapai uli yang lengket juga menjadi simbol kedekatan antara satu sama lain.

Cara Membuat

Nah, bagi Kawan yang ingin membuat tapai uli, bisa mempersiapkan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Dilansir dari laman Fimela, beberapa bahan yang perlu Kawan persiapkan terlebih dahulu sebelum membuat jajanan ini adalah.

Bahan Uli:

a. 500 gr beras ketan putih.

b. 600 ml santan kelapa.

c. 2 lembar daun pandan.

d. 1 sendok makan garam.

e. Setengah kelapa setengah tua yang diparut memanjang.

Bahan Tape:

a. 500 gr beras ketan hitam.

b. 300 ml air panas.

c. Satu setengah gram butir ragi

d. Gula pasir sesuai selera masing-masing

Setelah semua bahan tersedia, Kawan bisa memulai untuk membuat jajanan tradisional ini. Adapun langkah-langkah membuat tape uli adalah.

Cara Membuat Uli:

a. Masak beras ketan, santan kelapa, garam dan daun pandan. Angkat setelah air menyusut.

b. Campurkan parutan dengan adonan dan kukus hingga matang.

c. Setelah itu tumbuk adonan hingga kalis.

d. Ambil adonan dan letakkan di atas daun pisang. Setelah itu gulung hingga berbentuk silinder.

e. Setelah dingin, potong uli sesuai selera dan sajikan.

Cara Membuat Tape:

a. Rendam beras ketan hitam selama dua malam. Setelah itu cuci bersih dan tiriskan.

b. Kukus beras ketan hingga matang. Setelah itu biarkan dingin terlebih dahulu.

c. Setelah itu, pindahkan ketan hitam ke wadang. Kemudian tuang air panas dan diamkan hingga meresap ke dalam ketan hitam.

d. Setelah ketan hitam mengembang, kukus selama 30 menit. Kemudian dinginkan ketan hitam di atas daun pisang.

e. Taburkan ragi ke ketan hitam dan aduk rata dengan menggunakan centong plastik. Setelah itu pindahkan ketan hitam ke wadah yang bisa ditutup rapat. Diamkan selama 3 hari untuk fermentasi.

f. Setelah tiga hari, tape ketan hitam sudah bisa dikonsumsi. Kawan juga bisa menambahkan gula sebelum menaburkan ragi untuk menambah cita rasa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Bukan Hanya di Indonesia, Anak-anak di Beberapa Negara Ini Juga Terima ‘THR’ saat Idulfitri

Bukan Hanya di Indonesia, Anak-anak di Beberapa Negara Ini Juga Terima ‘THR’ saat Idulfitri

images info

Idulfitri bisa jadi merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Bagaimana tidak, di hari nan suci ini, orang yang lebih tua biasa memberikan amplop berisikan uang dengan nominal tertentu.

Pemberian uang ini lumrah disebut salam tempel atau juga tunjangan hari raya (THR). Biasanya, anak-anak akan mengumpulkan uang tersebut untuk ditabung lalu membeli barang yang mereka inginkan.

Namun, tahukah Kawan GNFI jika tradisi ini sebenarnya tidak hanya ada di Indonesia? Beberapa negara di ASEAN hingga Timur Tengah juga memiliki tradisi untuk memberikan uang kepada anak-anak.

Asal Mula Adanya Salam Tempel atau THR untuk Anak-anak

Merangkum dari berbagai sumber, salam tempel ini disebut-sebut bermula di abad ke-10 di era Kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara. Praktik untuk memberikan uang atau hadiah di beberapa negara Arab dan Afrika itu disebut dengan Eidi atau Eidiyah.

Istilah Eidiyah merupakan gabungan dari dua kata, eid dan hadiyah, yang berarti hadiah Idulfitri. Berbagai jenis hadiah, mulai dari uang, permen, hingga pakaian akan diberikan kepada orang tua maupun anak-anak di hari pertama Idulfitri.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini terus berkembang. Saat ini, Eidiyah menjadi sarana bagi orang yang lebih tua untuk memberikan uang kepada anak-anak. Menariknya, di Arab, orang tua juga memberikan Eidiyah saat Iduladha.

Tidak hanya itu, pada masa Kekaisaran Ottoman pun, tradisi memberikan uang pada anak-anak ini masih terjadi. Bahkan, hadiah yang diberikan umumnya sudah berganti menjadi uang sepenuhnya.

Menukil dari dohanews, sebuah portal berita asal Qatar, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW. juga terkenal gemar memberikan hadiah saat Idulfitri. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a., Nabi Muhammad bersabda agar saling bertukar hadiah satu sama lain, karena ini akan menghilangkan perasaan buruk dari hati.

Berbeda dengan Indonesia, Ini Alasan Perayaan Idulfitri di Arab ‘Kurang Meriah’

Dulunya, THR atau salam tempel ini hanya diberikan untuk keluarga terdekat saja. Akan tetapi, saat zaman semakin berkembang, saudara dan kerabat dekat juga mulai memberikan uang untuk anak-anak.

Melalui laman milik Universitas Airlangga, di Indonesia sendiri, catatan sejarah kerajaan Mataram Islam menunjukkan bahwa budaya memberikan uang sudah ada di abad ke-16 hingga ke-18. Saat itu, raja dan bangsawan memberikan uang baru pada anak-anak pengikutnya saar Idulfitri.

Namun, budaya THR disebut pertama kali tercetus di era kabinet Soekiman Wirjosandjojo. THR diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur negara.

Sejak saat itu, tradisi memberikan uang, utamanya untuk anak-anak terus berlanjut sampai sekarang. Uniknya, saat ini, uang juga dikemas dengan amplop yang memiliki karakter-karakter lucu. Tentu saja hal ini membuat anak-anak semakin senang saat menerimanya.

Negara yang Memberikan Salam Tempel atau THR untuk Anak-anak

Negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim umumnya memberikan THR kepada anak-anak. Timur Tengah misalnya. Di Persia atau yang sekarang disebut dengan Iran, orang tua atau kerabat yang lebih tua biasanya akan memberikan uang untuk anak-anak saat perayaan Idulfitri dan Iduladha.

Sama seperti di Indonesia, anak-anak akan diberikan uang setelah mereka bersalaman dengan yang lebih tua. Bahkan, uang-uang yang diberikan pun umumnya masih baru karena para tetua menukarkan uangnya di bank.

Anak-anak di negara lain, seperti Mesir, Yordania, dan Suriah juga diberi uang saat lebaran. Namun, bukan hanya uang yang akan mereka terima, tetapi juga hadiah-hadiah, seperti mainan maupun makanan manis. Hal ini menyimbolkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Negara tetangga Indonesia, Singapura dan Malaysia, juga melakukan praktik yang sama. Memberikan uang pada generasi muda disebut sebagai tanda cinta dan berkat.

Di Bangladesh, tradisi ini disebut dengan Salami. Setelah salat Idulfitri, anak-anak akan berkumpul dengan keluarganya dan saling bersalaman pada yang lebih tua. Lalu, mereka akan diberikan uang.

Di Turki, anak-anak diwajibkan mencium tangan para tetua di keluarga mereka sebelum mendapatkan uang THR. Hal ini melambangkan cinta dan kasih sayang.

Kawan, tradisi memberikan THR untuk anak-anak yang dilakukan di Indonesia dan berbagai negara ini sejatinya memiliki makna yang sangat luas. Selain menyimbolkan kasih sayang orang tua pada anak, THR atau Eidiyah juga dapat menjadi sarana untuk mengapresiasi anak karena telah menyelesaikan puasa Ramadan dengan baik.

Tidak Ada di Arab, Ternyata Imsak Hanya Ada di Indonesia, Kok Bisa?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – 5 Momen Epik Demo Tolak UU TNI: Duel di Atas Truk hingga “Nge-prank” Polisi

5 Momen Epik Demo Tolak UU TNI: Duel di Atas Truk hingga "Nge-prank" Polisi

images info

Aksi unjuk rasa penolakan revisi Undang-Undang (UU) TNI di berbagai daerah di Indonesia berlangsung panas dan penuh aksi tak terduga.

Mulai dari duel mahasiswa vs polisi di atas truk, demonstran bayaran yang bingung alasan demo, hingga aksi “nge-prank” polisi dengan water cannon—semua jadi sorotan publik.

Berikut lima momen paling epik dari demo tolak UU TNI!  

1. Duel Mahasiswa vs Polisi di Atas Truk

Salah satu momen paling viral terjadi di Manado, Sulawesi Utara, saat mahasiswa dan polisi terlibat aksi saling dorong di atas truk dinas Polda Sulut.

Awalnya, mahasiswa naik ke atap truk saat demo di depan Kantor DPRD Sulut. Polisi yang berusaha mengamankan situasi akhirnya ikut naik, dan terjadilah “duel” saling dorong yang terekam kamera.  

Meski Kabid Humas Polda Sulut AKBP Alamsyah P Hasibuan membantah ada adu fisik serius, netizen sudah keburu heboh. “Itu cuma saling dorong, nggak ada adu jotos,” katanya.

Akan tetapi, momen ini tetap jadi bukti ketegangan antara pengunjuk rasa dan aparat.  

2. Demonstran Pro UU TNI Ternyata Nggak Tahu Alasannya Demo

Di Jakarta, ada kejadian kocak sekaligus miris. Sejumlah orang menggelar demo “tandingan” mendukung UU TNI dengan membawa spanduk bertuliskan “Aksi Damai Mendukung RUU TNI”.

Namun, saat ditanya alasannya mendukung, jawaban mereka bikin netizen geleng-geleng.  

“Kenapa didukung (RUU TNI) mas?” tanya seorang wartawan.  

“Nggak tahu, saya nggak tahu,” jawab salah satu demonstran.  

Rupanya, hampir semua yang bawa spanduk mengaku tidak paham alasan mereka demo. Netizen pun langsung berkomentar: “Ini pasti demonstran bayaran!”

3. Mahasiswa “Nge-prank” Polisi dengan Water Cannon

Di Medan, aksi demo berlangsung hingga malam. Saat polisi meminta massa bubar lewat pengeras suara, mahasiswa malah makin solid. Polisi kemudian mengancam akan menembakkan water cannon.

Alih-alih kabur, mahasiswa justru merapatkan barisan dan memarkir mobil komando di tengah jalan, seolah menantang.  

Lucunya, saat polisi mulai menghitung mundur sebelum menembak, massa malah bergerak ke samping sambil terus berorasi. Aksi ini dianggap seperti “nge-prank” polisi karena water cannon akhirnya tidak jadi digunakan.  

Baca juga Pakar Hukum UMY HImbau Lakukan Judicial Review untuk RUU TNI, Apa Artinya?

4. Intel Polisi Ketahuan Menyusup, Langsung Kabur Dikejar Massa

Di Jakarta, seorang pria berpakaian serba hitam dicurigai sebagai intel yang menyusup ke kerumunan mahasiswa.

Saat ketahuan, dia langsung dikeroyok massa. Video viral di Instagram @viralciledug menunjukkan pria itu sempat membawa pistol sebelum akhirnya kabur ke barisan polisi.  

Massa pun geram karena mencurigai adanya upaya infiltrasi untuk memantau atau memprovokasi aksi. “Ini bukti aparat pakai cara kotor!” tulis salah satu komentar.  

5. Aksi Lilin dan Buka Puasa Bareng di Tengah Demo

Tak semua momen demo berisi ketegangan. Di Medan, mahasiswa menggelar buka puasa bersama di depan Gedung DPRD Sumut. Mereka juga menyalakan lilin sebagai simbol duka atas pengesahan UU TNI dan kecaman terhadap kekerasan aparat.  

“Kami tetap akan melawan, meski dengan cara damai,” kata salah seorang pengunjuk rasa. Aksi ini menunjukkan bahwa semangat perjuangan tetap hidup, meski di tengah tekanan.  

Baca juga Dinamika Revisi UU TNI dalam Tata Kelola Negara Berbasis Pancasila

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News