Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Asal Usul Pulau Irian, Kisah Mananamakrdi yang Mendapatkan Keinginannya

Legenda Asal Usul Pulau Irian, Kisah Mananamakrdi yang Mendapatkan Keinginannya

images info

Pulau Irian merupakan salah satu pulau luas yang berada di sisi timur wilayah Indonesia. Terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Pulau Irian tersebut.

Bagaimana kisah lengkapnya? Simak cerita terkait legenda asal usul Pulau Irian dalam artikel berikut.

Legenda Asal Usul Pulau Irian

Dinukil dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di Kampung Sopen, Pulau Biak Numfor hiduplah seorang pemuda yang bernama Mananamakrdi. Dirinya memiliki penyakit kudis yang muncul di sekujur tubuhnya.

Penyakit ini membuat tubuh Mananamakrdi mengeluarkan bau tak sedap. Akhirnya semua orang yang ada di sekitarnya, termasuk keluarga meminta Mananamakrdi untuk pergi dari sana.

Akhirnya Mananamakrdi pergi berlayar meninggalkan kampung asalnya. Setelah berlayar sekian lama, Mananamakrdi sampai di sebuah pulau yang banyak ditumbuhi pohon sagu dan kelapa.

Mananamakrdi kemudian menetap di pulau tersebut. Sehari-hari dia mengolah sagu menjadi tepung untuk menjadi sumber makanan.

Selain itu, Mananamakrdi juga selalu memanjat pohon kelapa dan memotong manggarnya setiap sore. Dia kemudian menampung air nira untuk dijadikan tuak.

Pada suatu hari, air nira yang ditampung Mananamakrdi selalu habis tidak berbekas. Dia curiga ada seorang pencuri yang mengambil persediaan air niranya tersebut.

Mananamakrdi kemudian memutuskan untuk berjaga di sana. Menjelang subuh tiba, dirinya tiba-tiba melihat pencuri yang mengambil air niranya.

Dengan cepat Mananamakrdi kemudian menangkap pencuri tersebut. Dirinya kemudian memohon ampun dan meminta Mananamakrdi untuk melepasnya.

Mananamakrdi kemudian bersedia melepaskannya. Namun dia memberikan syarat agar Sampan si Bintang Pagi yang menjadi pencuri bisa mengabulkan keinginannya.

Sampan lalu menanyakan apa yang diminta oleh Mananamakrdi. Pemuda tersebut kemudian menjawab bahwa dia ingin sembuh dari penyakit kudis yang dideritanya dan bisa mendapatkan seorang istri yang cantik.

Persyaratan Mananamakrdi kemudian disanggupi oleh Sampan. Dia berkata bahwa Mananamakrdi untuk pergi ke sebuah pantai yang banyak ditumbuhi pohon bintangur.

Setelah itu, Mananamakrdi bisa melempari buah bintangur tersebut kepada gadis yang dia sukai. Akhirnya Mananamakrdi mengikuti petunjuk Sampan dan pergi ke pantai yang banyak ditumbuhi pohon bintangur.

Sesampainya di sana, dia jatuh hati dengan anak gadis dari kepala desa yang bernama Insoraki. Mananamakrdi kemudian melempari buah bintangur tersebut kepada Insoraki.

Tidak lama kemudian, tersiar kabar bahwa Insoraki hamil. Padahal dia belum menikah dengan siapapun juga.

Beberapa bulan kemudian, Insoraki melahirkan seorang putra yang bernama Konori. Kepala desa kemudian mengadakan pesta adat untuk merayakan pemberian nama kepada Konori.

Mananamakrdi hadir dalam perayaan tersebut. Ketika Mananamakrdi muncul, tiba-tiba Konori memanggilnya ayah dan menunjuk ke arahnya.

Melihat hal ini akhirnya kepala desa menikahkan Mananamakrdi dengan Insoraki. Sejak saat itu, mereka tinggal bersama sebagai keluarga.

Seiring berjalannya waktu, penyakit dari Mananamakrdi tidak kunjung sembuh. Hal ini membuat masyarakat desa mulai pergi meninggalkannya seorang diri bersama keluarganya.

Akan tetapi, Mananamakrdi tetap menetap di sana bersama sang istri dan anaknya. Sehari-hari dia memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan hasil alam yang ada di sekitarnya.

Pada suatu hari, Mananamakrdi mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Tiba-tiba api dari kayu bakar tersebut membumbung tinggi.

Insoraki yang melihat hal ini langsung terkejut dan menangis. Dia mengira sang suami ikut terbakar di dalam kobaran api itu.

Tiba-tiba muncul seorang pemuda tampan dengan kulit bersih dari balik kobaran api. Dirinya kemudian memanggil Insoraki dan Konori untuk mendekat.

Ternyata pemuda tersebut merupakan Mananamakrdi. Dia merasa bersyukur karena permintaan yang disampaikan dulunya bisa terkabul sepenuhnya.

Mananamakrdi kemudian mengajak istri dan anaknya untuk mengarungi lautan. Setelah berlayar cukup lama, sampailah mereka di sebuah pulau dengan pemandangan yang indah.

Ketika turun dari kapal, Konori langsung berteriak, “Irian, irian, irian,” kepada sang ayah. Dalam bahasa Biak, kata irian berarti tanah yang panas.

Akhirnya sejak saat itu pulau yang didatangi oleh Mananamakrdi dan keluarganya tersebut diberi nama Irian.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Kapan Anak Boleh Dikenalkan Gadget? Psikolog Beberkan Aturan dan Dampaknya

Kapan Anak Boleh Dikenalkan Gadget? Psikolog Beberkan Aturan dan Dampaknya

images info

Gadget sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali bagi anak-anak. Banyak orang tua yang justru berperan aktif dan lebih dulu menyodorkan gadget kepada anak dengan tujuan agar mereka bisa diam dan patuh.

Padahal, anak yang aktif dan banyak eksplorasi menandakan sistem otak sedang bekerja. Sebab, masa anak-anak adalah masa rasa ingin tahu muncul dalam dirinya.

Akan tetapi, banyak orang tua yang menganggap anak aktif sebagai anak nakal dan anak banyak bertanya adalah berisik. Sedangkan, anak yang pendiam dianggap sebagai seorang penurut.

Standardisasi di Media Sosial yang Menghantui Anak Bisa Rusak Potensi dan Membunuh Karakter

Standardisasi itulah yang kerap menjadi landasan orang tua untuk memberikan gadget.

Memang tujuan tersebut tercapai saat anak diam dan bermain gadget, tetapi yang menjadi taruhannya adalah terganggunya sistem otak dan perkembangan kognitif anak.

Meski demikian, bukan berarti gadget tidak bisa dikenalkan sama sekali kepada anak. Anak. Sani Budiantini Hermawan, Psikolog dan Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, memberikan penjelasan mendalam mengenai usia pemberian gadget kepada anak dalam bootcamp 100 Gerakan Komunitas Tanpa Gadget sesi 1 kolaborasi Good News From Indonesia (GNFI) dan Kampung Lali Gadget (KLG). 

Hidup di Dunia Sejatinya Hanya Bermain: Jadi, Ayo Main di Luar Rumah!

Kapan Gadget Boleh Diberikan pada Anak? 

Menurut Sani, idealnya gadget baru bisa diberikan saat anak memasuki usia sekolah. Yang artinya gadget dapat diberikan saat anak berusia tujuh tahun. Sebab, selain berdampak negatif, gadget juga memberikan beragam informasi yang menjadi media pembelajaran bagi anak.

Namun, pada usia ini, penggunaan gadget pada anak tetap membutuhkan pantauan dari orang tua. 

“Gadget sebenarnya bisa menjadi tools pembelajaran yang bermanfaat, misalnya melatih kemampuan analitis anak melalui permainan mencari perbedaan dan persamaan,” ujar Sani. 

Mengajak Orang Tua Bernostalgia di Kampung Lali Gadget Sidoarjo

Ia menegaskan dua poin penting yang harus diperhatikan orang tua dalam pemberian gadget pada anak.

Misalnya, anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberi gadget sama sekali.  Sementara itu, anak di atas 2 tahun, boleh diberikan gadget dengan syarat didampingi orang tua. 

Pendampingan orang tua ini bertujuan agar anak tetap mendapat manfaat pembelajaran interaktif. Misalnya ketika memainkan gim di gadget, orang tua atau pendamping dapat memberikan selingan pertanyaan-pertanyaan, seperti ”Mana warna yang cocok?” atau ”Dokter ini tadi pakai baju apa?” agar terjadi komunikasi dua arah. 

Gadget di Tangan Anak adalah Tanggung Jawab Penuh Orang Tua

Benarkah Penggunaan Gadget pada Anak Menyebabkan Speech Delay

Banyak orang tua khawatir gadget menyebabkan speech delay (keterlambatan bicara) pada anak. Sani menjelaskan bahwa penyebab speech delay tidak serta merta disebabkan oleh gadget. Akan tetapi, gadget menyumbang peran dalam kondisi tersebut.

“Anak yang jarang diajak bicara oleh orang tuanya cenderung mengalami speech delay. Gadget di usia dini termasuk faktor eksternal yang memperparah kondisi ini,” ungkapnya. 

Penyebab terbaru yang ditemukan selain karena minim interaksi verbal ketika bermain gadget yang menyebabkan anak keterlambatan bicara adalah adanya language confusion.

Cerita Unik dari KLG: Lepas dari Gadget, Anak Keasyikan dengan Permainan Tradisional

Konten-konten yang beredar di media sosial kerapkali memberikan bunyi-bunyian yang berbeda dengan kosa kata di dunia nyata. Kondisi ini menyebabkan anak lebih rentan dan sulit menyerap kosa kata dalam bahasa yang sebenarnya.

“Jika bahasa di gadget berbeda dengan keseharian, anak bisa bingung dan berhenti bicara,” imbuh Sani. 

Untuk itu, Sani menekankan bahwa orang tua harus memperkuat pemahaman bahwa gadget adalah opsi terakhir, bukan hiburan utama. Ia juga mengingatkan agar gadget tidak disalahgunakan hingga menyebabkan adiksi.

“Jangan sampai anak kehilangan momen seru di dunia nyata hanya karena terpaku pada layar.” 

Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget oleh GNFI X KLG, Pertemukan Komunitas Demi Anak Indonesia

Kampung Lali Gadget & GNFI Dorong Keseimbangan Digital 

Kolaborasi GNFI dan Kampung Lali Gadget (KLG) hadirkan solusi bijak penggunaan gadget pada anak, dengan menekankan pentingnya interaksi langsung dan permainan non-digital.  Kolaborasi ini terus mengampanyekan pentingnya bermain tanpa gadget melalui berbagai aktivitas, seperti: 

  • Permainan tradisional (congklak, egrang, petak umpet) 
  • Kegiatan kreatif (melukis, berkebun, kerajinan tangan) 
  • Edukasi orang tua tentang pola asuh digital yang sehat 

Dunia anak seharusnya dipenuhi tawa, gerak, dan interaksi langsung. Gadget boleh ada, tapi jangan sampai menggeser keceriaan masa kecil mereka. 

Jangan Buru-Buru Dituntut Belajar, Anak Juga Perlu Waktu Lebih untuk Bermain!

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Koperasi Merah Putih Perlu Diperkuat, Komunikasi Publik Jadi Kunci Utama

Koperasi Merah Putih Perlu Diperkuat, Komunikasi Publik Jadi Kunci Utama

images info

Upaya pemerintah mendorong Koperasi Merah Putih sebagai program strategis nasional menghadapi tantangan besar dalam aspek komunikasi publik. Isu ini mencuat dalam talkshow “Bedah Program Prioritas Prabowo: Koperasi Merah Putih” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (IKA Fikom Unpad) di Tribatra Hotel & Convention Center Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (24/5/2025).

Talkshow yang sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Forum Komunikasi Merah Putih merupakan inisiatif IKA Fikom Unpad untuk mendukung kebijakan publik dari sisi komunikasi strategis. Acara ini juga digelar bertepatan dengan pelantikan pengurus dan rapat kerja IKA Fikom Unpad periode 2024–2028.Para pembicara dari kalangan pemerintah, akademisi, dan praktisi komunikasi menyoroti pentingnya narasi yang utuh, konsisten, dan transparan.

Direktur Pengembangan Usaha  Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Afif Thosin Roy Akhmad, menyatakan hingga kini sudah terbentuk lebih dari 40.000 unit koperasi. Pemerintah menargetkan total 80.000 unit koperasi hingga Oktober 2025. Namun, menurutnya, tantangan terletak pada keselarasan komunikasi di tengah percepatan pelaksanaan program.

“Kami menghadapi tantangan besar dalam waktu yang sangat singkat. Pembentukan koperasi memang dipermudah, dengan kolaborasi antarkementerian, pemerintah daerah, hingga notaris. Tapi yang paling krusial adalah menjelaskan dengan benar kepada publik bahwa ini bukan program hibah, tapi ekosistem usaha kolektif berbasis kemandirian,” ujar Afif.

LPDB akan memberikan pembiayaan bergulir berbunga rendah kepada koperasi percontohan yang tersebar di berbagai daerah. Koperasi ini diwajibkan memiliki enam unit usaha pokok, seperti kios sembako, klinik desa, dan unit simpan pinjam. Satu unit usaha tambahan dapat disesuaikan dengan potensi lokal. Meski begitu, Afif mengakui adanya salah paham publik akibat komunikasi yang belum utuh.

“Kami berupaya mengharmonisasi sistem dan kebijakan lintas 13 kementerian, tapi harmonisasi komunikasi juga harus disegerakan. Banyak persepsi keliru yang tersebar, dari isu hibah hingga jumlah dana yang akan diterima oleh tiap unit koperasi,” ujarnya.

Dekan Fikom Unpad, Dadang Rahmat Hidayat, menilai pentingnya pendekatan komunikasi transformasional untuk mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap koperasi.

“Selama ini koperasi diasosiasikan dengan skala kecil, tidak efisien, dan tidak modern. Padahal banyak koperasi sukses tapi tidak terekspos. Kita perlu membongkar narasi lama dan menggantinya dengan citra koperasi yang adaptif, berbasis inovasi dan kemandirian,” katanya.

Sementara itu, Ketua IKA Fikom Unpad, Hendri Satrio, mengingatkan bahaya dari komunikasi yang tidak terkoordinasi, terutama dalam program rakyat seperti koperasi Merah Putih.

“Presiden Prabowo punya visi luar biasa tentang kesejahteraan rakyat, dari sekolah rakyat, Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga koperasi Merah Putih. Tapi komunikasi ke masyarakat masih sliweran. Banyak informasi beredar dalam bentuk katanya-katanya, seperti siapa pengurus koperasi, apakah benar tiap koperasi dapat dana Rp5 miliar, dan sebagainya. Ini berpotensi menimbulkan kegaduhan bila tidak dijelaskan lebih awal,” ujarnya.

Ia menekankan perlunya pendekatan komunikasi publik yang proaktif dan mencerahkan.

“Jangan sampai kontroversi duluan, klarifikasi belakangan. Kalau komunikasi publik lemah, niat baik bisa ditangkap publik secara salah. Kita perlu membantu memperjelas, bukan menambah keruh,” tegasnya.

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Neraca Perdagangan Indonesia Terjaga, Ada Optimisme untuk Masa Depan Ekonomi Indonesia?

Neraca Perdagangan Indonesia Terjaga, Ada Optimisme untuk Masa Depan Ekonomi Indonesia?

images info

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2025 menunjukkan ketahanan yang baik meskipun tekanan eksternal masih kuat.

Di tengah perlambatan ekonomi global dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan, Indonesia tetap mampu menjaga stabilitas transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial.

Bank Indonesia mencatat bahwa NPI mengalami defisit sebesar 0,8 miliar dolar AS. Meski demikian, posisi cadangan devisa nasional tetap tinggi, yaitu sebesar 157,1 miliar dolar AS pada akhir Maret 2025.

Nilai ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas ambang batas kecukupan internasional.

 

Defisit Transaksi Berjalan Semakin Terkendali

Transaksi berjalan Indonesia pada triwulan I 2025 hanya mencatat defisit 0,2 miliar dolar AS atau setara 0,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,1 miliar dolar AS (0,3% dari PDB). Penurunan ini didorong oleh kenaikan surplus neraca perdagangan barang, khususnya pada sektor nonmigas.

Ekspor nonmigas memang melambat karena pelemahan harga komoditas global, namun penurunan impor nonmigas, khususnya bahan baku dan penolong, lebih besar. Hal ini menciptakan surplus perdagangan barang yang cukup untuk menahan tekanan pada transaksi berjalan.

Di sisi lain, neraca jasa mengalami pelebaran defisit. Hal ini dipicu oleh turunnya jumlah wisatawan mancanegara, yang menyebabkan penurunan pendapatan dari sektor perjalanan. Neraca pendapatan primer juga mengalami tekanan seiring meningkatnya pembayaran imbal hasil atas investasi portofolio asing di Indonesia.

 

Transaksi Modal dan Finansial Masih Terkendali

Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit 0,3 miliar dolar AS. Namun, kondisi ini masih tergolong terkendali mengingat situasi global yang fluktuatif.

Investasi langsung tetap menunjukkan surplus, mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian nasional. Selain itu, aliran masuk ke surat utang domestik meningkat, memberikan tambahan dana segar bagi pasar keuangan Indonesia.

Kinerja investasi lainnya mencatat defisit karena penurunan pinjaman luar negeri baik dari pemerintah maupun swasta, serta meningkatnya penempatan dana swasta Indonesia di luar negeri.

 

Outlook Tetap Positif, Stabilitas Eksternal Terjaga

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa NPI diprakirakan tetap sehat pada 2025.

Transaksi modal dan finansial diproyeksikan tetap surplus seiring optimisme investor terhadap stabilitas makroekonomi nasional dan potensi imbal hasil investasi yang kompetitif. Sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga dalam kisaran 0,5% hingga 1,3% dari PDB.

Keseimbangan antara neraca berjalan dan neraca finansial menjadi kunci dalam menjaga kestabilan makroekonomi Indonesia. Cadangan devisa yang kuat dan strategi kebijakan yang responsif, Indonesia dinilai siap menghadapi tantangan eksternal tanpa mengorbankan pertumbuhan domestik yang inklusif.

“Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global dan memperkuat bauran kebijakan yang sinergis dengan pemerintah untuk menjaga ketahanan eksternal Indonesia,” jelas Ramdan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Konser Boyz II Men di Jakarta, Bawa Penggemar Nostalgia ke Tahun 90-an

Konser Boyz II Men di Jakarta, Bawa Penggemar Nostalgia ke Tahun 90-an

images info

Hari kedua konser Boyz II Men di Jakarta tak kalah meriah. Grup musik R&B asal Amerika Serikat ini kembali membawakan malam yang romantis dengan lagu-lagunya. 

Sejak sore hari, Kamis (22/5/2025), Istora Senayan dipadati para penggemar. Mereka tampak antusias—sebagian tampil dengan outfit bertema hitam-putih. 

Boyz II Men tidak sendiri, mereka juga manggung bareng musisi Indonesia, Kahitna. Konser berdurasi lebih dari tiga jam ini sukses menyihir penonton lewat penampilan yang emosional, penuh harmoni, dan sarat nostalgia. 

Penampilan Spesial Kahitna

Kahitna membuka malam dengan lagu “Menanti”, lagu ballad penuh haru, yang langsung disambut riuh tepuk tangan dari para penonton. Grup musik legendaris asal Indonesia tersebut membawakan 14 lagu romantis andalannya, mulai dari “Cantik”, “Soulmate” hingga “Lajeungan” yang kental dengan nuansa etnik.

Di tengah penampilan Kahitna, Yovie Widianto mengajak para penonton untuk turut merayakan ulang tahun ke-24 Yovie & Nuno. Sebagai bentuk penghormatan (tribute) kepada grup musik ikonik Indonesia tersebut, Kahitna membawakan lagu “Janji Suci”.

“Malam ini, sahabat-sahabat kami berulang tahun ke-24 tahun, dan adik-adik kami yang berprestasi mendapatkan MTV Asia dan banyak penghargaan Ami Award. Yovie and Nuno, selamat ulang tahun, ” ujar Yovie Widianto dari atas panggung.

Baca juga Cerita di Balik Lagi “Mangu” dari Fourtwnty yang Kembali Viral Sejak 3 Tahun Rilis

Boyz II Men Tampil Enerjik 

Boyz II Men datang dengan kombinasi baru lagu-lagu hits mereka, termasuk “Motownphilly” yang menggebrak panggung. Namun, kejutan terbesar datang saat mereka membawakan medley rock klasik yang tak terduga!  

Lagu “On Bended Knee” tak ketinggalan. Lagu ini pernah booming di kalangan muda-mudi Indonesia karena liriknya yang “galau”. Lagu ini juga pernah di-cover oleh sederet penyanyi dalam negeri.

Harmonisasi vokal yang memukau dipadu atmosfer emosional menjadikan momen ini sebagai salah satu penampilan paling berkesan malam itu. Tak hanya menyanyikan lagu bernuansa romansa, grup legendaris ini juga menampilkan penampilan energiknya melalui lagu “Locked Out of Heaven” dan “Come Together”.

Bawa Nostalgia ke Tahun 90-an 

Bisa dikatakan lagu-lagu Boyz II Men menemani masa remaja di tahun 1990-an. Salah satu penggemar, Keke dari Jakarta, telah lama menantikan konser Boyz II Men di Indonesia.

“Tahun kemarin, Boyz II Men di Jogja, kan, jauh, ya. Harus disiapkan tiket kereta, belum penginapannya. Sekarang mumpung di Jakarta, tentu aku nonton,” kata Keke, kepada GNFI.

Di sisi lain, Arka mengaku mengenal lagu-lagu Boyz II Men dari ayahnya. Bersama keluarganya, ia nonton grup musik yang beranggotakan Nathan Morris, Shawn Stockman, dan Wanya Morris ini.

“Suka, sih, lagu-lagu Boyz II Men. Lagunya adem gitu. Tau ini (Boyz II Men) dari Papa,” ujar Arka. 

Area konser semakin emosional saat penggemar bernyanyi bersama di “End of the Road”. Lagu ini yang membawa nama Boyz II Men dikenal ke seluruh dunia. “End of Road” mengisahkan seseorang yang berjanji tidak akan melepaskan pujaan hatinya. 

Baca juga Gabalandhurra: Kolaborasi Musik Mempererat Persahabatan Indonesia-Australia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Tarif AS-Tiongkok Turun, Ini Dampaknya Bagi Indonesia dan Dunia Menurut Pakar HI UMM

Tarif AS-Tiongkok Turun, Ini Dampaknya Bagi Indonesia dan Dunia Menurut Pakar HI UMM

images info

Perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok sempat membuat dunia bergetar. Namun, keduanya kini sepakat untuk menurunkan tarif satu sama lain setelah perundingan yang dilakukan oleh perwakilan kedua negara di Swiss, 9-12 Mei 2025.

Melalui rilis resmi Gedung Putih pada 12 Mei 2025, disebut bahwa pertemuan itu merupakan negosiasi yang berhasil, di mana kedua pihak resmi menurunkan tarif yang akan berlaku selama 90 hari per 14 Mei 2025.

“Dalam mencapai kesepakatan, Amerika Serikat dan China akan menurunkan tarif masing-masing sebesar 115% sambil mempertahankan tarif tambahan sebesar 10%. Langkah-langkah AS lainnya akan tetap berlaku,” bunyi rilis tersebut.

Dengan demikian, tarif Amerika Serikat terhadap impor Tiongkok yang awalnya sebesar 145 persen turun menjadi 30 persen. Sementara itu, bea masuk Tiongkok pada produk Amerika Serikat akan turun menjadi 10 persen dari 125 persen.

Lalu, apakah turunnya tarif Amerika Serikat dan Tiongkok benar-benar menjadi kabar baik bagi dunia, termasuk Indonesia?

Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hafid Adim Pradana, M.A., menjelaskan bahwa turunnya tarif perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok adalah kabar baik bagi dunia. “Gencatan” tarif selama 90 hari antara dua negara ini menandakan adanya ruang dialog dalam konflik dagang yang selama ini menciptakan ketidakpastian global.

Saat dua raksasa ekonomi bersitegang, dampaknya tidak hanya dirasakan secara bilateral, tetapi juga menekan arus perdagangan internasional, investasi global, dan stabilitas pasar finansial. Adim menyebut, gencatan tarif ini memberikan angin segar bagi pelaku usaha global karena mengurangi risiko volatilitas pasar dan memberi waktu perusahaan untuk merencanakan ulang rantai pasok mereka.

Di sektor komoditas, stabilitas harga juga menjadi lebih terjaga, utamanya bagi negara-negara berkembang. Namun, ia mengingatkan bahwa penurunan tarif ini hanya bersifat sementara dan bersyarat.

“Perlu diingat bahwa gencatan ini bersifat sementara dan masih bersyarat. Artinya, jika tidak disertai komitmen jangka panjang untuk menyelesaikan isu struktural, maka ketegangan dapat kembali memanas,” terangnya kepada GNFI.

Baca juga: Menelisik Dampak Kebijakan Tarif Trump untuk Dunia, Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

Dampak Gencatan Tarif AS-Tiongkok: Antara Peluang dan Ancaman

Ilustrasi pertemuan bilateral antara perwakilan Amerika Serikat dan Tiongkok | US Embassy and Consulates in China

info gambar

Indonesia disebut Adim memiliki peluang sekaligus tantangan yang harus diwaspadai. Menurutnya, Indonesia memiliki peluang yang cukup baik terkait stabilisasi pasar ekspor-impor, di mana penurunan tensi dagang dapat mengurangi tekanan terhadap harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti karet, sawit, dan batu bara.

Dosen dengan kepakaran politik global ini juga menjelaskan jika rantai pasok global dapat berangsur pulih. Beberapa sektor industri dalam negeri yang sempat terdampak disrupsi rantai pasok, seperti elektronik dan otomotif, dapat kembali berjalan dengan efisien.

Di sisi lain, terdapat tantangan yang harus dihadapi Indonesia, yakni persaingan dagang langsung. Apabila tarif Amerika Serikat untuk produk Tiongkok diturunkan, maka produk Tiongkok dapat masuk kembali ke pasar global—termasuk pasar Indonesia—dengan harga yang lebih kompetitif. Hal ini tentu dapat menjadi tantangan bagi industri dalam negeri.

Sektor yang paling terdampak dari penurunan tarif ini adalah manufaktur dan komoditas strategis Indonesia. Industri manufaktur, seperti tekstil, elektronik, dan komponen otomotif berpotensi menghadapi tekanan baru akibat masuknya kembali produk Tiongkok ke pasar global dengan harga yang lebih kompetitif.

Di satu sisi, sektor komoditas andalan, seperti kelapa sawit, batu bara, dan karet turut terdampak oleh pergeseran arus dagang antara dua negara raksasa ini.

“Jika AS dan Tiongkok meningkatkan kembali volume dagang bilateral mereka, permintaan terhadap komoditas dari negara-negara ketiga seperti Indonesia bisa berkurang. Meskipun demikian, ada juga potensi peningkatan aktivitas logistik nasional karena stabilisasi perdagangan global akan meningkatkan volume ekspor-impor dan arus barang di pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia,” paparnya.

Baca juga: Geopolitik Akan Berubah Jika Trump dan Moskow Semakin ‘Mesra’, Bagaimana Dampaknya untuk Indonesia?

Posisi Strategis Indonesia

Dalam keterangan yang diberikan, Adim menilai posisi Indonesia sebagai mitra dagang Amerika Serikat dan Tiongkok masih sangat relevan dan strategis di tengah gencatan tarif. Indonesia merupakan pemasok berbagai jenis komoditas primer yang dibutuhkan Tiongkok, seperti batu bara dan nikel.

Indonesia juga mengekspor beberapa produk manufaktur ringan, mulai dari karet, alas kaki, dan pakaian jadi ke Amerika Serikat. Di lain sisi, Indonesia juga merupakan pasar konsumen besar yang tengah tumbuh, sehingga tetap menarik bagi investor kedua negara.

Dalam konteks pasca-pandemi dan ketegangan geopolitik global, banyak perusahaan multinasional kini menerapkan strategi diversifikasi produksi dari Tiongkok ke kawasan Asia Tenggara. Adim menyebut Indonesia bisa menjadi bagian penting dari strategi China+1.

“Namun, untuk benar-benar diperhitungkan dalam lanskap baru ini, Indonesia perlu menunjukkan kapasitas reformasi struktural dan peningkatan daya saing ekonomi secara berkelanjutan,” imbuh Kepala Laboratorium HI UMM itu.

Baca juga: Sudah Lama Kosong, Bagaimana Kriteria Ideal Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat?

Rekomendasi Pakar UMM: Apa yang Harus Dilakukan Selama Masa “Dingin”?

Kesepakatan bersama Amerika Serikat dan Tiongkok untuk menurunkan tarif selama 90 hari menurut Adim harus dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memperkuat fondasi kebijakan perdagangan dan industrinya.

Ia mengemukakan, langkah awal yang dapat diambil ialah dengan mempercepat diplomasi ekonomi dengan dua negara untuk memastikan akses pasar yang tetap terbuka bagi produk-produk Indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus aktif mempromosikan Indonesia sebagai lokasi investasi alternatif bagi perusahaan-perusahaan global yang ingin mendiversifikasi produksi mereka dari Tiongkok.

Pemerintah juga perlu segera mengidentifikasi sektor-sektor yang rentan terhadap persaingan. Tidak luput luput, Adim juga merekomendasikan adanya kebijakan protektif yang tetap sejalan dengan komitmen perdagangan internasional.

“Tak kalah penting, pembenahan logistik, percepatan transformasi digital, dan penguatan ekosistem industri harus diprioritaskan agar pelaku usaha nasional dapat lebih siap menghadapi dinamika perdagangan global yang terus berubah,” tutup Adim.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Membanggakan! Dosen ITS Prof Heri Kuswanto Raih Pendanaan Riset Rp7,5 Miliar dari Inggris

Membanggakan! Dosen ITS Prof Heri Kuswanto Raih Pendanaan Riset Rp7,5 Miliar dari Inggris

images info

Dosen Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr.rer.pol. Heri Kuswanto, M.Si., berhasil meraih pendanaan riset bergengsi dari Advanced Research and Invention Agency (ARIA) Inggris senilai 345.000 poundsterling atau sekitar Rp7,5 miliar (perhitungan kurs Rp21.900).

ARIA merupakan lembaga riset independen yang fokus pada solusi inovatif untuk mencegah krisis iklim. 

Dari sekitar 120 proposal yang masuk dari seluruh dunia, hanya 21 yang berhasil lolos melewati seleksi ketat.

ITS menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Indonesia yang terpilih, menjadikan ITS sejajar dengan universitas ternama dunia, seperti University of Oxford, University of Cambridge, dan Imperial College London. 

Kisah Abie Wiwoho Gonta Ganti Profesi: dari Penjahit, “Raja Gagal”, hingga “Mantri WC”

Riset Inovatif Solusi Krisis Iklim

Melalui penelitian berjudul “Towards Robust and Unbiased Validation of SAI Simulations (TRUSS): Advancing Ensemble Calibration for Reliable Geoengineering Impact Analysis”, Prof. Heri akan fokus pada analisis dampak teknologi Stratospheric Aerosol Injection (SAI).

Teknologi ini merupakan bagian dari pendekatan Solar Radiation Management (SRM), yang bertujuan mengatur intensitas sinar matahari untuk mencegah pemanasan global.

Selama ini, simulasi iklim yang dilakukan hanya mengandalkan rata-rata hasil model tanpa mempertimbangkan variasi antarmodel sehingga berisiko menimbulkan bias.

Kesempatan Makin Dikenal, Peneliti Unair Bergabung sebagai Anggota American Society for Virology

“Jika ini diabaikan, maka hasilnya bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Prof. Heri, yang juga menjabat sebagai Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS. 

Berangkat dari permasalahan tersebut, Prof. Heri mengembangkan pendekatan TRUSS yang menggabungkan metode statistik Bayesian Model Averaging (BMA) dan algoritma machine learning seperti XGBoost.

“Validasi model dilakukan dengan mencocokkan hasil simulasi dengan data kejadian iklim historis,” ungkap Guru Besar Statistika ITS ini. 

Apa Itu Microneedle? Teknik Konsumsi Obat Lewat Kulit yang Dikembangkan Qonita di Queen's University Belfast

Kolaborasi Internasional dan Dampak Global yang akan Dihasilkan

Riset ini akan berlangsung selama tiga tahun dengan fokus wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.

Prof. Heri akan menganalisis dampak SRM terhadap fenomena iklim, seperti kekeringan, curah hujan ekstrem, dan perubahan indeks iklim. Validasi dilakukan dengan mencocokkan hasil simulasi dengan data historis kejadian iklim. 

Dalam pelaksanaannya, Prof. Heri berkolaborasi dengan peneliti internasional seperti Dr. Daniela Visioni (Cornell University, Amerika Serikat) dan Dr. Matthew Henry (Inggris). Selain itu, ia juga melibatkan dua dosen ITS serta lima mahasiswa dari bidang statistika dan informatika. 

Fahrul Nurkolis, Pemegang Hak Paten Antikanker dan Antidiabetes dari Bahan Alam Indonesia

Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga membuktikan kapasitas akademisi Indonesia di tingkat global.

“Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga pengakuan bahwa ITS mampu bersaing di level internasional dalam ranah riset fundamental,” tegas Prof. Heri.

Riset ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada poin ke-13 yang berfokus pada penanggulangan perubahan iklim.

Tidak hanya itu, partisipasi aktif mahasiswa serta kerja sama dengan peneliti global dalam proyek ini turut mendukung SDG poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas dan poin ke-17 mengenai kemitraan global. Hal ini semakin menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam mendorong inovasi dan menjalin kolaborasi internasional untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 

Dengan demikian, riset ini tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah, tetapi juga memperkuat sinergi antara dunia akademik dan kebijakan global dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

Prof. Emil Salim, Sang Pelopor Lingkungan yang Membawa Indonesia ke Panggung Global

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Literasi Keuangan Masyarakat Pedesaan Meningkat, Indonesia Menuju Kesejahteraan Finansial yang Merata?

Literasi Keuangan Masyarakat Pedesaan Meningkat, Indonesia Menuju Kesejahteraan Finansial yang Merata?

images info

Literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2025.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis awal Mei lalu oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks literasi keuangan nasional naik menjadi 66,46 persen dari 65,43 persen pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, indeks inklusi keuangan melonjak menjadi 80,51 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami konsep keuangan dan aktif menggunakan layanan keuangan formal.

Peningkatan ini bukan hanya terlihat di kota besar. Di sejumlah wilayah perdesaan, tren literasi keuangan juga mulai tumbuh, meski masih terdapat kesenjangan dibandingkan kawasan perkotaan.

Masyarakat desa kini tidak hanya pandai menabung, tetapi juga mulai mengenal investasi, asuransi, hingga layanan perbankan digital.

 

Generasi Muda Unggul, Pedesaan Butuh Perhatian

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebutkan bahwa survei tahun ini mengacu pada penghitungan dari 9 sektor lembaga jasa keuangan, termasuk fintech peer-to-peer lending dan penyelenggara sistem pembayaran.

Hasilnya, kelompok usia 18–35 tahun menjadi yang paling unggul dalam pemahaman dan penggunaan produk keuangan. Mereka aktif menggunakan layanan perbankan digital, asuransi, dan fintech.

Namun, survei ini juga mengungkap bahwa masih ada sejumlah kelompok yang perlu perhatian khusus, terutama masyarakat desa.

Warga perdesaan, perempuan, kelompok usia 15–17 tahun dan 51–79 tahun, serta masyarakat dengan pendidikan rendah dan pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, dan ibu rumah tangga, masih belum maksimal dalam mengakses produk keuangan formal.

 

Pentingnya Literasi Keuangan

Peningkatan literasi keuangan tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga mendorong ketahanan ekonomi nasional.

Masyarakat yang melek finansial lebih cenderung menghindari pinjaman ilegal, mampu merencanakan masa depan secara lebih bijak, dan dapat mengelola keuangan pribadi dengan lebih efisien.

Hal ini sangat penting terutama di wilayah pedesaan, di mana akses informasi dan infrastruktur keuangan kerap terbatas.

Friderica menegaskan bahwa OJK akan terus memperluas jangkauan edukasi keuangan, termasuk dengan pendekatan syariah dan kolaborasi lintas sektor.

“Kita ingin tidak hanya menciptakan masyarakat yang tahu tentang keuangan, tapi juga berdaya secara ekonomi,” jelasnya.

 

Menuju Inklusi Keuangan yang Adil dan Berkelanjutan

Hasil SNLIK 2025 menjadi pijakan penting dalam penyusunan kebijakan nasional jangka panjang. Data ini digunakan untuk memperkuat implementasi Peta Jalan Literasi dan Inklusi Keuangan 2023–2027, serta menjadi acuan dalam RPJMN 2025–2029 dan RPJPN 2025–2045.

Tujuan akhirnya adalah membentuk masyarakat Indonesia yang inklusif secara ekonomi, dengan akses ke layanan keuangan yang merata dan berkelanjutan, dari kota hingga desa.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran keuangan di kalangan masyarakat pedesaan, harapan menuju kesejahteraan finansial yang lebih adil dan merata kini bukan lagi mimpi, melainkan langkah nyata yang tengah ditempuh bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Radioisotop Terapi Kanker Kini Lebih Aman dan Murah Berkat Inovasi BRIN

Radioisotop Terapi Kanker Kini Lebih Aman dan Murah Berkat Inovasi BRIN

images info

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diprediksi melonjak lebih dari 70% pada 2050 jika tidak ada  pencegahan dan deteksi dini yang lebih baik.

Saat ini, sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 240 ribu. Tanpa intervensi efektif, penyakit kanker akan semakin membebani sistem kesehatan dan ekonomi negara. 

Di tengah tantangan ini, kabar menggembirakan datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tim peneliti BRIN berhasil memproduksi radioisotop tembaga-64 (Cu-64), bahan penting untuk diagnosis dan terapi kanker, dengan metode baru yang lebih murah, aman, dan ramah lingkungan.

BRIN Ungkap Potensi Besar Minyak Jelantah untuk Masa Depan Energi Bersih

Inovasi Peneliti BRIN: Metode Produksi Radioisotop yang Lebih Efisien

Produksi radioisotop tembaga-64 (Cu-64) ini dilakukan pada Juni 2024 di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, melalui kolaborasi antara BRIN, Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia, dan beberapa lembaga lainnya. Metode ini menjadi terobosan penting karena mengatasi keterbatasan metode lama yang menggunakan bahan mahal dan sulit diperoleh. 

Imam Kambali, Peneliti Utama BRIN sekaligus dosen di Politeknik Nuklir, menjelaskan pada 15 Mei lalu dan menyebut bahwa metode yang dikembangkan adalah metode pertama di dunia.

“Metode yang kami kembangkan ini adalah yang pertama di dunia. Kami tidak hanya menurunkan biaya produksi, tapi juga memastikan hasilnya bersih dari zat-zat pengotor yang berbahaya,” ungkapnya.

Radioisotop Cu-64 memiliki peran krusial dalam dunia medis, terutama untuk pemindaian PET (Positron Emission Tomography) dan terapi kanker, seperti kanker prostat dan payudara.

Selama ini, Indonesia masih bergantung pada impor. Keberhasilan ini membuka peluang besar bagi kemandirian produksi radioisotop dalam negeri.

Dari Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar, Intip Inovasi Petasol Kolaborasi BRIN dan Petani Banjarnegara

Dampak Positif bagi Kesehatan dan Teknologi Nuklir Indonesia

Keberhasilan ini tidak hanya memberikan solusi deteksi dan terapi bagi pasien kanker, tetapi juga menandai kemajuan besar dalam pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan medis. Penelitian ini didukung penuh oleh BRIN dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). 

Angga Dwi Saputra, anggota tim peneliti, menambahkan bahwa sebelum uji coba, tim telah memastikan keamanan proses melalui simulasi komputer. Hasil penelitian ini menunjukkan semua berjalan dengan aman dan sesuai rencana.

Kedepannya, BRIN berkomitmen untuk mengembangkan teknologi ini agar dapat digunakan secara luas di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia. ”Langkah ini bisa menjadi awal kemandirian Indonesia dalam produksi radioisotop medis. Ini sangat penting agar layanan diagnosis dan terapi kanker bisa lebih terjangkau dan cepat diakses masyarakat,” pungkas Angga. 

Dengan inovasi ini, Indonesia semakin mendekati kemandirian di bidang kesehatan, khususnya dalam penanganan kanker, sekaligus membuktikan bahwa riset lokal mampu memberikan solusi nyata bagi masalah kesehatan nasional.

Peneliti BRIN Sulap Pelepah Pisang Jadi Food Container yang Ramah Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Kawah Sikidang di Dieng Jawa Tengah, Kisah Seorang Pangeran yang Dijebak

Legenda Kawah Sikidang di Dieng Jawa Tengah, Kisah Seorang Pangeran yang Dijebak

images info

Di Dieng, Jawa Tengah terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Kawah Sikidang. Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah aktif yang ada di Dataran Tinggi Dieng.

Bagaimana cerita dari legenda asal usul Kawah Sikidang tersebut?

Legenda Kawah Sikidang

Dilansir dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di dataran tinggi Dieng terdapat sebuah istana megah. Di sana tinggal seorang putri bernama Shinta Dewi.

Sang putri dikenal memiliki paras yang cantik rupawan. Tidak heran banyak pangeran dari berbagai daerah yang datang untuk melamarnya.

Namun sayang, tidak ada satupun lamaran dari para pangeran tersebut diterima oleh Shinta Dewi. Tingginya mahar yang diminta oleh Shinta Dewi membuat banyak para pangeran yang gagal untuk melamar dirinya.

Pada suatu hari, seorang pangeran kaya raya berminat untuk melamar Shinta Dewi. Pangeran ini bernama Kidang.

Pangeran Kidang kemudian mengutus utusannya untuk menyampaikan lamaran kepada Shinta Dewi. Ketika sampai di sana, utusan tersebut langsung menyampaikan pesan lamaran dari Pangeran Kidang.

Melihat lamaran Pangeran Kidang, Shinta Dewi merasa bahwa dirinya merupakan seorang yang memiliki paras rupawan. Apalagi hanya Pangeran Kidang lah yang sanggup memenuhi mahar yang dia ajukan selama ini.

Akhirnya Shinta Dewi menerima lamaran Pangeran Kidang. Persiapan pernikahan pun sudah mulai dilakukan sejak saat itu.

Menjelang pernikahan, Pangeran Kidang kemudian datang ke Dieng untuk menemui Shinta Dewi. Ketika sang pangeran datang, Shinta Dewi terkejut karena apa yang dia lihat berbeda dengan yang dibayangkan.

Pangeran Kidang memang memiliki tubuh yang tegap dan kekar. Namun kepala sang pangeran ternyata menyerupai seekor kijang.

Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa dirinya bernama Pangeran Kidang. Sebab kata kidang sendiri berarti kijang atau rusa.

Shinta Dewi merasa gugup dan menyesal karena sudah menerima lamaran Pangeran Kidang. Dia tidak ingin menikahi pangeran yang sudah ada di hadapannya.

Sang putri kemudian memutar otak agar pernikahannya bisa digagalkan. Akhirnya Shinta Dewi mengajukan sebuah syarat kepada Pangeran Kidang sebelum menikahi dirinya.

Shinta Dewi berkata bahwa daerahnya sedang dilanda kemarau panjang. Hal ini membuat banyak sumber air bagi masyarakat yang mengering.

Oleh sebab itu, Shinta Dewi meminta Pangeran Kidang untuk membuat sumur yang besar dan dalam. Namun sumur ini mesti bisa dia buat dalam waktu satu malam.

Pangeran Kidang menerima permintaan Shinta Dewi tersebut. Pada malam tiba, Pangeran Kidang langsung menggali sebuah sumur di sana.

Berkat kesaktian yang dia miliki, Pangeran Kidang bisa menggali sumur dengan cepat. Tidak hanya menggunakan tangan, Pangeran Kidang juga menggunakan kedua tanduk yang dia miliki untuk menggali sumur.

Pekerjaan Pangeran Kidang hampir saja selesai menjelang fajar tiba. Hal ini makin membuat Shinta Dewi panik dan kewalahan.

Shinta Dewi kemudian memerintahkan para pengawalnya untuk memasukkan kembali galian tanah tersebut ke dalam sumur. Pengawal sang putri langsung melaksanakan perintah yang mereka terima.

Pangeran Kidang terkejut melihat longsoran tanah yang menimpa dirinya. Dengan sekuat tenaga Pangeran Kidang berusaha keluar dari sumur tersebut.

Dirinya sadar bahwa Shinta Dewi sudah berbuat licik kepada dirinya. Namun sayang, usaha Pangeran Kidang untuk keluar dari sana tidak membuahkan hasil.

Akhirnya Pangeran Kidang tewas tertimbun di reruntuhan sumur tersebut. Sebelum mencapai ajalnya, Pangeran Kidang mengutuk Shinta Dewi memiliki wajah yang buruk rupa dan berambut gimbal.

Tidak lama kemudian, wajah sang putri berubah seperti kutukan Pangeran Kidal. Tidak hanya itu, lubang sumur tempat tertimbunnya Pangeran Kidang kemudian mengeluarkan lumpur panas yang meletup-letup.

Kelak lubang sumur inilah yang menjadi cikal bakal Kawah Sikidang yang ada di Dieng, Jawa Tengah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News