Posted on Leave a comment

KUBET – Astra Berpartisipasi dalam Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka, Bawa Produk UMKM dari Desa Sejahtera

Astra Berpartisipasi dalam Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka, Bawa Produk UMKM dari Desa Sejahtera

images info

Dalam momen bersejarah World Expo 2025 Osaka, Astra kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dan promosi budaya Indonesia melalui kontribusi dalam Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka.

Mengusung tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future” yang merepresentasikan komitmen Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai bangsa bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan.

Dalam hal ini, Astra juga turut berpartisipasi aktif pada berbagai program yang dihadirkan
dalam Paviliun Indonesia selama World Expo 2025 berlangsung. Adapun program yang
dihadirkan di Paviliun Indonesia yaitu National Day Indonesia, Business Forum, 1-on-1
Meeting, Rolling Exhibition serta Cultural Performance.

Hadir dalam penyelenggaraan National Day Indonesia di Paviliun Indonesia pada Selasa
(27/5) yaitu Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan RI
Pratikno, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI/Wakil Kepala Bappenas
Febrian Alphyanto Ruddyard, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Selvie
Ananda, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Direktur Astra Gita
Tiffani Boer serta Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto.

“Expo ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah, tapi juga menjadi momentum untuk
mempercepat transisi hijau, mendorong ekonomi kreatif, dan berinvestasi pada masa depan seperti yang kita cita-citakan bersama. Expo 2025 Osaka sebagai wahana untuk mendorong kerja sama internasional berlandaskan pada prinsip People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership. Kami membuka ruang kolaborasi di bidang energi bersih, infrastruktur berkelanjutan, transformasi digital, dan pariwisata yang semuanya menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi hijau Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,”ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Pratikno.

Bangga bisa mendukung 

Astra di World Expo 2025/Astra

info gambar

Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto mengaku bangga bisa mendukung dan jadi bagian dari Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka. Baginya kehadiran dalam acara ini bisa memperkenalkan kekayaan Indonesia di mata dunia.

“Diharapkan dapat menjadi momentum strategis untuk memperlihatkan kekayaan
budaya dan inovasi bangsa Indonesia kepada dunia, sekaligus menjadi wadah interaksi dan komunikasi bagi perwakilan Indonesia dan pengunjung Paviliun Indonesia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman internasional terhadap budaya, tradisi, dan nilai- nilai khas Indonesia,” ujarnya.

Partisipasi aktif Astra dalam rangkaian kegiatan World Expo 2025 Osaka di Paviliun Indonesia salah satunya dilaksanakan melalui Yayasan Astra yang berfokus pada pembinaan UMKM yaitu Yayasan Dharma Bhakti Astra serta Yayasan Astra yang berfokus pada pendidikan yaitu Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim. 

Kedua Yayasan tersebut merupakan dua dari sembilan Yayasan di bawah naungan Astra. Produk Desa Sejahtera Astra serta produk UMKM Yayasan Astra-Yayasan Dharma Bhakti Astra, berupa kerajinan anyaman tas, kayu, kulit, kendang djembe, kain tenun, batik eco-print dan kopi turut dipamerkan. 

Sementara Yayasan Astra-Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim menampilkan pertunjukan kreasi nusantara oleh guru dan siswa binaan berupa kolaborasi musik tradisional, komunitas pembatik cilik serta tari kreasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Potret Kesehatan di Kepulauan Seribu: Anak Sekolah Rentan Masalah Mata, Kolaborasi Astra-Perdami Hadirkan Solusi

Potret Kesehatan di Kepulauan Seribu: Anak Sekolah Rentan Masalah Mata, Kolaborasi Astra-Perdami Hadirkan Solusi

images info

Masyarakat ke Kepulauan Seribu menghadapi persoalan berupa adanya -anak-anak usia sekolah yang mengalami  masalah pada mata, khususnya gangguan refraksi. Untuk itu, PT Astra International Tbk. berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Jakarta menghadirkan solusi berupa pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis.

Kegiatan pemeriksaan gangguan refraksi mata bagi siswa sekolah dari Astra dan Perdami diselenggarakan di SMP Negeri 133 Jakarta, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada Rabu (28/5/2025). Siswa yang dari hasil pemeriksaannya diketahui mengalami gangguan refraksi mata nantinya akan mendapatkan bantuan kacamata secara gratis.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pemeriksaan gangguan refrakai mata dan pemberian kacamata gratis yang diselenggarakan di 5 wilayah di Jakarta dengan peserta 500 orang siswa. Sebelumnya, program ini pernah berjalan pada 2015 hingga 2017, dan Astra kembali menjalankannya lagi tahun ini.

Bagi masyarakat Kepulauan Seribu, pemeriksaan gangguan refraksi mata dan pemberian kacamata gratis dari Astra dan Perdami menjadi hal penting. Ini dikarenakan ada keterbatasan layanan kesehatan di wilayah, yang berada di tengah Teluk Jakarta tersebut.

“Di wilayah Kepulauan Seribu, layanan spesialis mata tidak ada. Untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis, masyarakat harus menempuh perjalanan laut.” ujar Kepala Seksi P2P Sudinkes Kepulauan Seribu, drg. Wenny Ichwaniah, MARS.

Kegiatan pemeriksaan gangguan refraksi mata bagi siswa sekolah di SMP Negeri 133 Jakarta, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada Rabu (28/5/2025).

Menempuh perjalanan laut demi memeriksakan mata pun tidak mudah. Masyarakat Kepulauan Seribu harus mengeluarkan ongkos dan waktu yang tidak sedikit, belum lagi cuaca buruk yang bisa sewaktu-waktu terjadi.

Wenny menambahkan, di Kepulauan Seribu sebetulnya telah terdeteksi adanya siswa sekolah yang mengalami masalah penglihatan. Berdasarkan laporan dari Puskesmas yang menjalankan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) terhadap lebih dari 4 ribu siswa, diketahui 6 persen siswa SD, 8 persen siswa SMP, dan 4 persen siswa SMA penglihatannnya bermasalah.

Di samping itu, ada pula persoalan lain. Menurut Ketua PERDAMI Wilayah Jakarta, dr. Julie Dewi Barliana, M.Biomed, SpM(K), masalah penglihatan pada siswa sekolah kerap sulit dideteksi karena tidak adanya keluhan yang disampaikan. 

“Anak-anak itu tidak mengeluh. Anak-anak ini tidak pernah bilang kalau (penglihatannya) bermasalah. Tapi kemarin kita mendapatkan bahwa anak-anak itu minusnya lumayan. Mereka tidak mengeluhkan itu dan orang tua tidak menyadarinya juga.” tutur Julie.

Oleh karena itu, Julie berharap agar program pemeriksaan gangguan refraksi mata dan pemberian kacamata gratis bisa terus dilaksanakan untuk ke depannya. Apalagi, masalah penglihatan sangat menentukan kelancaran proses belajar dan prestasi siswa di sekolah.

“Kami berharap ini bukan kegiatan yang berakhir hari ini, tapi bisa terus berkesinambungan dan kita bina kerjasamanya.” kata Julie.

Harapan serupa juga disampaikan oleh Head of Communications Management System & Partnership Astra, Elmerilia Lonna. “Kami berharap melalui program ini kami bisa membantu menyiapkan generasi emas Indonesia.” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – PP Tunas, Regulasi Pemerintah dalam Mengatur Ruang Digital yang Aman bagi Anak

PP Tunas, Regulasi Pemerintah dalam Mengatur Ruang Digital yang Aman bagi Anak

images info

Di era digital yang semakin hari perkembangannya semakin di luar jangkauan, anak-anak rentan terpapar berbagai risiko online, mulai dari konten negatif hingga eksploitasi data pribadi.

Untuk melindungi generasi muda, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas) telah menetapkan sejumlah aturan yang mengklasifikasikan tingkat risiko platform digital berdasarkan potensi bahayanya bagi anak. 

“Kebijakan ini ditujukan untuk melindungi 80 juta anak,” ujar Ibu Aida Rezalina, staf khusus Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam Bootcamp Gerakan 100 Komunitas Tanpa Gadget.

Stafsus Komdigi: Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak Perlu Sinergi Pemerintah dan Komunitas

Pengaturan Akses Anak di Platform Digital 

Dalam praktiknya, PP Tunas mengatur batasan usia dalam penggunaan platform digital ke dalam tiga kategori.  

Anak di bawah 13 tahun hanya boleh mengakses platform berisiko rendah yang khusus dirancang untuk anak.  Anak di bawah 13 tahun masih dalam tahap perkembangan kritis di mana mereka belum memiliki kemampuan untuk sepenuhnya memahami risiko online, misalnya konten negatif, predator, atau manipulasi data.

Selain PP Tunas, regulasi seperti COPPA (Children’s Online Privacy Protection Act) di Amerika Serikat melarang platform umum mengumpulkan data anak di bawah 13 tahun tanpa izin orang tua. Platform anak biasanya mematuhi standar privasi yang lebih ketat.

Kapan Anak Boleh Dikenalkan Gadget? Psikolog Beberkan Aturan dan Dampaknya

Usia 13-14 tahun boleh menggunakan platform berisiko rendah dengan persetujuan orang tua.  Pada usia ini, anak mulai mengeksplorasi identitas digital tetapi belum memiliki kematangan penuh untuk menilai risiko. Orang tua diharapkan bisa membimbing anak tentang penggunaan yang sehat, termasuk memahami jejak digital dan batasan berbagi informasi.

Sementara itu, usia 16-18 tahun diizinkan memiliki akun di berbagai platform asalkan mendapat persetujuan orang tua.  Remaja usia 16 tahun ke atas umumnya lebih mampu memahami konsekuensi online, tetapi persetujuan orang tua tetap penting untuk platform berisiko tinggi, misalnya aplikasi kencan.

Di sisi lain, remaja membutuhkan akses ke platform seperti YouTube untuk belajar. Persetujuan orang tua tetap dibutuhkan untuk memastikan mereka menggunakan platform tersebut secara bertanggung jawab.

Standardisasi di Media Sosial yang Menghantui Anak Bisa Rusak Potensi dan Membunuh Karakter

Batasan 18 tahun menjadi batasan karena Undang-Undang Perlindungan Anak berlaku hingga usia tersebut. 

“Kami tahu bahwa karena ini peraturan, tidak mudah dipahami oleh masyarakat tentunya,” tutur Aida.

Pemerintah memainkan peran krusial dalam menciptakan ekosistem digital yang aman bagi anak. Akan tetapi, kolaborasi dengan komunitas, sekolah, dan orang tua tetap diperlukan untuk memastikan perlindungan maksimal di ruang digital. Dengan regulasi yang jelas dan kesadaran masyarakat, kita bisa membentuk generasi yang cerdas dan terlindungi di dunia maya.

Oleh karenanya, dibutuhkan peran komunitas seperti Kampung Lali Gadget untuk bersinergi mewujudkan tujuan yang ingin dicapai bersama. Regulasi PP Tunas ini sejalan dengan misi Kampung Lali Gadget, yang mengedukasi orang tua dan anak tentang penggunaan gawai secara bijak.

Diharapkan, orang tua dapat lebih mudah memilih platform yang aman bagi anak, sekaligus mendorong penerapan digital parenting yang lebih terarah. 

Gadget di Tangan Anak adalah Tanggung Jawab Penuh Orang Tua

Kriteria Penilaian Risiko Platform Digital 

Challenge saat ini banyak sekali, tapi yang mau saya highlight adalah bahwa PP ini tuh sebenarnya mengatur platformnya,” jelas Aida.

PP Tunas mengidentifikasi aspek-aspek risiko Produk, Layanan, dan Fitur (PLF)  yang dapat membahayakan anak.

Kontak dengan orang asing merupakan salah satu risiko PLF yang berbahaya. Penggunaan media sosial menimbulkan konsekuensi anak bergaul dengan pihak yang tidak dikenal.  Anak-anak rentan menjadi target predator online, penipuan, atau perundungan (cyberbullying). Interaksi dengan orang asing dapat mengarah pada eksploitasi seksual, penculikan, atau manipulasi psikologis.

Hidup di Dunia Sejatinya Hanya Bermain: Jadi, Ayo Main di Luar Rumah!

Eksploitasi anak sebagai konsumen merupakan risiko lain yang menghantui anak di media sosial.  Banyak platform memanfaatkan anak melalui iklan agresif, pembelian dalam aplikasi (in-app purchases), atau konten komersial yang mendorong konsumerisme berlebihan.

Anak-anak belum memiliki kematangan kognitif untuk memahami strategi pemasaran ini sehingga regulasi seperti PP Tunas sangat dibutuhkan agar risiko ini tidak semakin mengancam.

Selain dua risiko tersebut, kebocoran data pribadi berupa ancaman keamanan identitas digital anak.  Anak sering kali tidak menyadari risiko membagikan informasi pribadi seperti nama, alamat, atau foto. Kebocoran data dapat mengakibatkan pencurian identitas, cyberstalking, atau penyalahgunaan informasi oleh pihak tak bertanggung jawab.

Paparan konten berbahaya, seperti pornografi, kekerasan, atau konten yang mengancam keselamatan juga menjadi perhatian yang diatur PP Tunas.  Konten dewasa atau kekerasan dapat memengaruhi perkembangan emosional dan moral anak. Paparan berulang dapat menormalisasi perilaku agresif atau merusak persepsi anak tentang hubungan sehat.

Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget oleh GNFI X KLG, Pertemukan Komunitas Demi Anak Indonesia

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Inovasi Booster Katrili, Kolaborasi PGE dengan UGM olah Panas Bumi untuk Pangan Negeri

Inovasi Booster Katrili, Kolaborasi PGE dengan UGM olah Panas Bumi untuk Pangan Negeri

images info

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengolah silika, salah satu produk sampingan panas bumi menjadi booster Katrili. Hal ini merupakan inovasi lokal yang dapat menjadi harapan bagi pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Karena terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki sekitar 40% potensi panas bumi dunia, menjadikannya negara dengan cadangan panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Selama ini, panas bumi hanya dikenal sebagai sumber energi listrik bersih.

Tetapi panas bumi juga dapat menghasilkan produk sampingan yang menyimpan potensi besar untuk menghidupi sektor lain, yakni pertanian. Karena itulah PGE berkomitmen menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama di sekitar wilayah operasinya.

“Di Lahendong, di mana banyak warga menggantungkan hidup dari pertanian, kami melihat peluang untuk mengoptimalkan potensi panas bumi menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Hal ini yang mendasari kolaborasi kami dengan UGM dalam mengembangkan pemanfaatan silika, produk sampingan panas bumi, menjadi booster Katrili.” ungkap General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono.

Kolaborasi Sejak Lama

Kerja sama antara PGE dan UGM telah terjalin sejak lama, bahkan sebelum PGE resmi berdiri dan masih bernama Pertamina Divisi Geothermal. Inovasi booster Katrili sendiri dimulai secara tidak sengaja saat pandemi Covid-19 tahun 2020 silam. Pada waktu itu, Ahli Panas Bumi Departemen Teknik Geologi UGM Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., IPM berkunjung Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dan mengambil sampel hasil produksi panas bumi untuk diuji di laboratorium.

“Setelah saya analisis, ternyata kandungannya sangat banyak. Yang utama tentu saja silika, tetapi ada juga banyak mineral lainnya. Bahkan, sifatnya mirip dengan abu vulkanik. Kemudian saya berpikir, kenapa tidak kita jadikan pupuk saja?” kata Pri Utami.

Ia kemudian menghubungi rekannya dari Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat. Ronny Martien, yang merupakan ahli nanoteknologi, untuk membantu mengubah wujud silika dari serbuk putih menjadi booster yang bermanfaat bagi tanaman.

Setelah melalui riset mendalam dan berhasil mengembangkan booster Katrili, UGM dan PGE mulai menjalin komunikasi dengan para petani melalui pendekatan partisipatif dan sukarela. PGE juga turut memberikan pembinaan kepada para petani.

“Booster Katrili adalah hal baru bagi para petani, karena cara kerjanya berbeda dari booster, pupuk, atau pestisida yang biasa mereka gunakan. Oleh karena itu, dibutuhkan proses transfer pengetahuan dan keterampilan agar penggunaannya tepat dan efektif. Seperti halnya obat, jika tidak digunakan dengan benar, fungsinya bisa tidak tepat, ” ungkap Ahli Teknik konservasi Tanah dan Air Fakultas Teknologi Pertanian UGM Dr. Ngadisih.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Cerita Haiza, Penyanyi Dangdut Malaysia yang Merekam Album Kelima di Bandung pada 1999

Cerita Haiza, Penyanyi Dangdut Malaysia yang Merekam Album Kelima di Bandung pada 1999

images info

Dangdut merupakan salah satu genre musik yang berasal dari Indonesia. Namun genre musik ini tidak hanya diminati di dalam negeri saja, tetapi juga di kancah mancanegara.

Salah satu contohnya bisa Kawan lihat dari Haiza, penyanyi asal Malaysia yang mengusung genre dangdut sebagai aliran musiknya. Tidak hanya itu, Haiza berhasil menciptakan deretan album di sepanjang kariernya sebagai seorang penyanyi.

Bahkan salah satu dari album Haiza pernah direkam secara langsung di Indonesia, tepatnya Bandung pada 1999 lalu. Bagaimana cerita Haiza bisa merekam album musiknya hingga ke Bandung pada waktu itu?

Mengenal Haiza

Rohaizah Nordin atau yang lebih dikenal dengan nama Haiza merupakan seorang penyanyi yang berasal dari Malaysia. Penyanyi kelahiran Johor, 2 Februari 1980 ini menjadi salah satu musisi asal Malaysia yang mengusung genre dangdut sebagai aliran musiknya.

Haiza memulai karier bermusiknya sejak dini. Bahkan saat Haiza belum genap berusia 20 tahun, dirinya sudah berhasil menelurkan lima album sepanjang karier bermusiknya.

Salah satu lagu yang turut melambungkan nama Haiza adalah Dag Dig Dug yang rilis pada 1995 silam. Lagu ini nantinya juga masuk dalam album perdana Haiza, Dag Dig Dug…Mana Tahan yang juga rilis di tahun yang sama.

Selain menjadi seorang penyanyi, Haiza juga dikenal sebagai aktris dan penyiar radio. Dirinya masih terus aktif berkarier di dunia hiburan Malaysia hingga saat ini.

Rekam Album Kelima di Bandung

Salah satu cerita unik terjadi ketika Haiza tengah melakukan produksi album kelimanya, yakni Akustika (2000). Ternyata proses pengerjaan album kelima Haiza ini dikerjakan di Bandung pada akhir 1999.

Dilansir dari artikel “Haiza Rakam Album Dangdut Kelima di Bandung” yang terbit di surat kabar Berita Harian edisi 20 Desember 1999, Haiza yang waktu itu masih berusia 19 tahun memilih Bandung sebagai tempat produksi album musik kelimanya. Sebenarnya tidak ada alasan khusus mengapa Haiza memilih Bandung sebagai tempat rekaman.

Dirinya hanya ingin belajar secara langsung dari para ahli musik yang ada di tanah air. Selain itu, Haiza beranggapan Indonesia, khususnya Indonesia menjadi tempat yang tepat bagi dirinya untuk memproduksi album kelima.

Sebab genre dangdut yang menjadi aliran musik yang digelutinya juga berasal dari Indonesia. Dengan melakukan produksi musik langsung ke Indonesia, Haiza beranggapan akan meningkatkan mutu dari album kelimanya tersebut.

Selain itu, banyak juga penyanyi dangdut Indonesia yang melakukan proses produksi musik di studio rekaman yang ada di Bandung. OIeh sebab itu, Haiza merasa Bandung menjadi tempat yang tepat untuk dia memproduksi musik di sana.

Haiza diketahui menghabiskan waktu seminggu penuh di Bandung dalam proses rekaman ini. Dalam jangka waktu tersebut, Haiza berhasil merekam 9 dari 10 lagu yang terdapat dalam album kelimanya tersebut.

Sementara itu, satu lagu lainnya direkam secara langsung di Kuala Lumpur. Haiza menyampaikan kesan yang mendalam dalam kunjungannya ke Bandung pada waktu itu.

Meskipun momen ini menjadi kali pertama Haiza ke Bandung, penyanyi Malaysia tersebut merasa bisa menyesuaikan dengan baik. “Saya berada di Bandung selama seminggu. Memang seronok di sana dan saya telah menimba pengalaman baru bekerja dengan orang-orang Indonesia,” jelas Haiza seperti yang dikutip dari surat kabar Berita Harian.

“Seminggu begitu singkat, tetapi saya dapat tumpukan perhatian sepenuhnya di bilik rekaman. Tidak rugi rasanya berada di sana,” tambahnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Akhir Manis Kevin Diks di FC Copenhagen: Juara Sebelum Hijrah ke Kompetisi Top Dunia

Akhir Manis Kevin Diks di FC Copenhagen: Juara Sebelum Hijrah ke Kompetisi Top Dunia

images info

Kevin Diks menorehkan akhir manis dari kebersamaannya dengan FC Copenhagen. Sebelum pergi pada akhir musim 2024-2025, ia terlebih dulu membawa klubnya menjadi juara.

Kevin Diks yang juga merupakan pemain naturalisasi Timnas Indonesia membawa FC Copenhagen juara Liga Super Denmark 2024-2025. Bersama Diks, klub ibu kota Denmark itu duduk di posisi kedua babak reguler di bawah Midtjylland dan posisi pertama babak championship.

Dalam laga terakhir FC Copenhagen yang mempertemukan mereka dengan Nordsjaelland di Stadion Parken, Kopenhagen, Minggu (25/5/2025), Diks turut serta membawa klubnya menang telak 3-0. Tak hanya itu, pemain kelahiran Belanda keturunan Maluku itu juga menyumbang satu gol.

Gol Diks tercipta lewat eksekusi penalti pada menit ke-59. Bermula dari pelanggaran Lucas Hogsberg terhadap Victor Froholdt di area terlarang saat FC Copenhagen sedang unggul 2-0, Diks yang dipercaya menjadi algojo sukses menuntaskan tugasnya sekaligus membuat klubnya mengunci gelar juara.

Itulah akhir manis kebersamaan Diks bersama FC Copenhagen. Pada musim 2025-2026 mendatang, Diks akan hijrah ke klub Bundesliga Jerman, Borussia Mönchengladbach.

Kevin Diks bersama FC Copenhagen

Mengenal Persika Karanganyar, Klub Daerah yang Menang Laga Pembuka babak 8 Besar Liga 4

Deretan Gelar Kevin Diks bersama FC Copenhagen

Sebenarnya ini bukan gelar juara pertama yang disumbangkan Diks untuk FC Copenhagen. Sebelumnya, ia juga sudah dua kali meraih juara liga bersama klub tersebut, tepatnya pada musim 2021-2022 dan 2022-2023, plus gelar Piala Denmark 2022-2023.

Diks telah bergabung dengan FC Copenhagen sejak 2021. Saat itu, ia didatangkan dari Fiorentina. Saat masih di klub Italia itu, Diks terbilang sangat minim kesempatan bermain hingga kemudian dipinjamkan ke Vitesse, Feyenoord, Empoli, dan AGF. Setelah hijrah ke FC Copenhagen, barulah ia mendapatkan cukup banyak jam terbang.

Kini, Diks bersiap meninggalkan FC Copenhagen sehubungan dengan tidak adanya perpanjangan kontrak. 

“Borussia Mönchengladbach telah memberi saya kesempatan yang tidak bisa saya tolak, baik itu dalam hal tantangan olahraga maupun keuangan,” ujar Diks seperti dilansir laman resmi FC Copenhagen.

Menariknya lagi, juara liga bisa jadi bukan satu-satunya hadiah Diks bagi FC Copenhagen di akhir kebersamaan mereka. Sebab, FC Copenhagen masih akan melakoni laga final Piala Denmark melawan Silkeborg pada Kamis (29/5/2025) mendatang. Jika menang, maka FC Copenhagen otomatis bakal meraih gelar ganda alias double winner musim ini.

Menerka Modifikasi Taktik Tim Garuda

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Diolah dari Panas Bumi, Ini Manfaat Booster Katrili yang Telah Dirasakan oleh Petani

Diolah dari Panas Bumi, Ini Manfaat  Booster Katrili yang Telah Dirasakan oleh Petani

images info

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengolah silika, salah satu produk sampingan panas bumi menjadi booster Katrili. Hal ini merupakan inovasi lokal yang dapat menjadi harapan bagi pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Tak hanya di Lahendong, booster Katrili juga disosialisasikan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UGM di beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti Wonosobo dan Magelang.

Ternyata booster Katrili juga mengandung kitosan yang berasal dari limbah kulit udang dan kepiting, dipilih karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penggunaan limbah ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga memberikan manfaat tambahan berupa perlindungan tanaman melalui kandungan kitosannya.

“Saat dikombinasikan dengan silika, kitosan berperan melapisi permukaan tanaman sehingga lebih tahan terhadap hama dan mampu menyimpan air lebih baik. Sementara itu, silika membantu memperkuat struktur dinding sel tanaman,” kata Ahli Panas Bumi Departemen Teknik Geologi UGM Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., IPM

Manfaat dirasakan petani

Booster Katrili digunakan dengan cara dicampur air, lalu disiramkan langsung ke tanah. Takarannya disesuaikan dengan karakteristik tanah dan jenis komoditas yang ditanam. Saat ini, booster Katrili telah digunakan pada berbagai komoditas, seperti tomat varietas Gustavi, kacang batik, bawang merah, dan padi.

Manfaat booster Katrili dirasakan langsung oleh dua petani asal Desa Tonsewer, Minahasa, yaituRommie dan Danni. Mereka mulai menggunakannya pada tahun 2024 untuk tanaman tomat.

“Dari segi kualitas, kami melihat hasil tanaman yang menggunakan booster Katrili lebih unggul dibanding yang hanya memakai pupuk kimia. Buahnya tampak lebih besar dan lebih tahan terhadap gangguan. Proses pematangannya juga lebih stabil, dengan risiko busuk yang jauh lebih rendah. Tanaman juga lebih tahan cuaca ekstrem, apalagi jika dikombinasikan dengan pupuk kimia,” pungkas Danni.

Rommie dan Danni merasa bangga sekaligus terbantu karena bisa menggunakan booster yang berasal dari tanah kelahiran mereka sendiri. Nama Katrili sendiri terinspirasi dari tarian rakyat Minahasa yang menjadi simbol rasa syukur dan harmoni. Rommie menyatakan sangat terbantu dengan adanya program PGE ini.

“Ke depannya, kami berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga lebih banyak petani lain yang dapat merasakan manfaatnya. Terlebih lagi, hasil dari pengelolaan komoditas ini berguna bagi banyak orang.”

Guna mendukung petani lokal dan memperkuat ketahanan pangan, PGE bersama UGM akan menyelenggarakan Panen Raya Katrili di Lahendong, pada Senin (26/5). Kegiatan ini akan melibatkan

kelompok tani dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dan Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM). Selain panen, masyarakat juga dapat menikmati kuliner khas lokal serta pertunjukan Tari Katrili.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Tes Calistung untuk Masuk SD Dihapus, Pakar: Baik untuk Perkembangan Kognitif Anak

Tes Calistung untuk Masuk SD Dihapus, Pakar: Baik untuk Perkembangan Kognitif Anak

images info

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menghapuskan tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada jenjang sekolah dasar (SD). Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2025 tentang Sistem Penerimaan Murid Baru.

Aturan ini tertulis dalam pasal 11 ayat (5) yang berbunyi “Calon murid kelas 1 (satu) SD tidak dipersyaratkan untuk mengikuti tes kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan/atau bentuk tes lain”.

Dilansir dari sebuah unggahan pada akun Instagram Kemendikdasmen, @kemendikdasmen, tujuan penghapusan tes calistung adalah untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak tanpa membedakan kemampuan akademik awal mereka. Dengan demikian, seluruh sekolah dilarang untuk memberikan tes ini kepada calon siswanya.

Di sisi lain, tes calistung sebagai syarat masuk SD tidak ditetapkan secara resmi sebagai aturan nasional. Akan tetapi, praktik ini banyak dilakukan di berbagai sekolah, khususnya swasta, untuk memastikan bahwa calon siswa memiliki kemampuan dasar sebelum masuk SD.

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Lilik Binti Mirnawari, S.Pd.I., M.Pd., menyebut penghapusan tes ini adalah kabar baik. Menurutnya, ditiadakannya tes calistung berpotensi mengurangi tekanan psikologis pada anak-anak yang masih berada di masa transisi dari taman kanak-kanak (TK) menuju sekolah dasar (SD).

“Dengan tidak adanya beban tes di awal, anak-anak bisa belajar dengan lebih santai dan menikmati masa kecil mereka dengan bermain serta bereksplorasi,” jelasnya dalam keterangan resminya.

Tidak Lagi Tulis Tangan, Kemendikdasmen akan Terapkan Ijazah Elektronik: Sekolah Bisa Cetak Sendiri

Tes Calistung Dihapus, Tekanan Anak Berkurang

Mirna menambahkan, ditiadakannya tes calistung dapat mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari sisi kognitif, emosional, maupun sosialnya. Penghapusan ini juga diharapkan menjadi langkah awal menuju pendidikan yang lebih ramah anak dan berorientasi pada perkembangan karakter, bukan hanya capaian akademik saja.

Sementara itu, dalam sebuah tulisan di laman Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UM Surabaya, diterangkan bahwa usia ideal seorang anak untuk mulai diajarkan dan diajak berpikir logis, seperti mempelajari matematika, adalah saat berusia 7-11 tahun.

Dijelaskan juga, usia pra-sekolah, yakni 2-7 tahun, merupakan tahapan pra-operasional. Saat di tahap ini, anak belum dapat diajak berpikir abstrak dan mengungkapkan pemikiran logis. Alih-alih belajar matematika dan sejenisnya, pada tahap kognitif ini anak justru masih perlu didekatkan pada hal-hal simbolik, seperti gambar.

Perlunya Strategi Baru untuk Pembelajaran Calistung

Menurut Mirna, meskipun baik, kebijakan menghapus tes calistung tetap menghadapi tantangan baru, khususnya bagi guru sekolah dasar. Guru disebutnya harus mampu menyusun strategi pengajaran calistung yang tepat.

“Perlu ada pelatihan dan persiapan yang matang bagi para pendidik agar mampu mengembangkan kurikulum yang sesuai. Pendekatan yang digunakan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak,” pungkasnya.

Di sisi lain, aturan Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025 ini juga mengatur soal syarat seorang anak untuk dapat masuk S, yakni berusia paling rendah enam tahun. Namun, dapat dikecualikan bagi anak berumur lima tahun per 1 Juli dengan syarat khusus. Syarat itu tertulis pada ayat (6), di mana dijelaskan bahwa murid yang memiliki kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis bisa masuk SD dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.

Kemendikdasmen ingin memastikan bahwa seluruh anak sudah siap dalam psikologis dan bakat alaminya. Tanpa tes calistung, diharapkan anak-anak dapat belajar lebih “santai” dan berkembang secara menyeluruh, baik dari sisi kognitif, emosional, maupun sosial.

Konsep "Sekolah Rakyat" Prabowo: Solusi Inovatif atau Proyek Instan? Ini Kata Pakar UNAIR

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Serunya Belajar dengan Panorama Danau Sentani Jayapura di Rumah Baca

Serunya Belajar dengan Panorama Danau Sentani Jayapura di Rumah Baca

images info

Sore itu, langit di atas Danau Sentani memancarkan warna jingga keemasan. Suara tawa riang puluhan anak terdengar dari halaman sebuah sekolah dasar di Kecamatan Sentani, Jayapura.

Di sana, berlangsung aktivitas Rumah Baca yang dilakukan di gedung Sekolah Dasar, yang menjadi tempat belajar bagi puluhan anak sejak tahun 2023. 

Dengan semangat, mereka berkumpul, bukan hanya untuk belajar membaca dan berhitung, tetapi juga untuk berbagi cerita dan mendapatkan motivasi. 

Saya tiba di lokasi ditemani oleh tim Wahana Visi Indonesia (WVI), lembaga swadaya masyarakat yang turut mendukung pendidikan anak-anak di Papua.

Begitu masuk, suasana hangat langsung terasa. Sekitar 30 anak—mulai dari yang belum sekolah hingga kelas 6 SD—duduk rapi di dalam ruangan. Mereka berasal tidak hanya dari sekolah ini, tetapi juga dari desa-desa sekitar. 

Beberapa bahkan harus menempuh perjalanan jauh, berjalan kaki atau menumpang kendaraan warga, hanya untuk bisa belajar di sini.  

Belajar dengan Nyanyian dan Cerita

Kakak Ida mengajari anak-anak bernyanyi (dokumentasi GNFI)

info gambar

Di depan kelas, Kakak Ida (25), seorang relawan mengajar, dengan semangat mengajak anak-anak menyanyikan lagu rohani dan lagu matematika. 

Suaranya lantang, diikuti oleh sorak riuh anak-anak yang antusias.

Bergantian, Mama Vince (33) membacakan cerita “Kancil dan Buaya di Sungai”. Anak-anak menyimak penuh perhatian, sesekali menjawab pertanyaan yang spontan dilemparkan Mama Vince.  

“Awalnya, anak-anak ini malu-malu, tetapi sekarang, mereka sudah lebih percaya diri. Mereka berani bercerita maju ke depan kelas,” ujar Kakak Ida kepada GNFI, Sabtu (24/5/2025).

Meskipun mengajar bukan menjadi passion-nya, Kakak Ida mengaku senang belajar dengan anak-anak. Motivasinya terbilang sederhana namun begitu terasa jiwa kemanusiaannya. 

“Daripada mereka habiskan waktu main tanpa tujuan, lebih baik belajar di sini.” katanya. 

Sosok Inspiratif di Balik Rumah Baca

Mama Ida (kiri) sedang membuka modul pembelajaran (dokumentasi GNFI)

info gambar

Mama Ida (45), guru penggerak Rumah Baca ini, telah mengabdi sebagai guru SD selama 12 tahun. Dengan sabar, ia dan guru lainnya mengajar menggunakan modul pembelajaran dari WVI, yang dirancang khusus untuk meningkatkan literasi anak-anak Papua.  

“Dulu, hanya ada 20 anak yang mau datang. Sekarang, jumlahnya bisa 40 lebih,” cerita Mama Ida.

Kakak Ida turut menjelaskan bahwa keraguan para orangtua sirna setelah mereka melihat dampak positif adanya rumah baca. 

“Awalnya, orang tua ragu. Tapi setelah lihat anak-anak jadi bisa baca dan hitung, mereka malah mendukung,” kata Kakak Ida.

Menariknya,  gereja berperan penting di sana. Para guru sekolah minggu turut mengajak orang tua agar mengizinkan anak-anak mereka belajar di Rumah Baca. Dukungan Ketua Jemaat membuat kegiatan ini semakin berkembang.  

Baca juga Konten Kreator TikTok Edukatif Dennis Berdayakan Pangan Lokal Papua

Mimpi-mimpi Besar di Pinggir Danau

Usai belajar, anak-anak berlarian ke halaman sekolah untuk bermain balap estafet mengumpulkan bola. Tawa mereka menggema, diiringi pemandangan Danau Sentani yang membentang indah.  

Saya sempat berbincang dengan beberapa anak tentang cita-cita mereka. Christ, dengan mata berbinar, berkata, “Sa mau jadi tentara untuk menjaga keamanan negara”. Ada juga yang ingin menjadi polisi, dokter, guru, bahkan pemain sepak bola.  

Kakak Ida berharap, suatu hari nanti, anak-anak ini bisa menjadi orang hebat. “Saya berharap anak-anak di Papua bisa menjadi orang yang pintar, menjadi orang yang hebat dan sukses,” katanya.  

Sementara Mama Vince berpesan, “Yang penting, mereka tumbuh jadi anak mandiri dan taat pada Tuhan.”

Sore itu, di antara gemericik air Danau Sentani dan tawa anak-anak, saya menyaksikan secercah harapan. Rumah Baca ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga taman impian bagi generasi penerus Papua.

“Di sini, kami tidak hanya mengajar huruf dan angka, tetapi juga memotivasi supaya mereka terus mau belajar,” pungkas Mama Ida. 

Dan di balik bukit Sentani, matahari pun tenggelam, meninggalkan jejak semangat yang terus menyala.

Baca juga Yulion Mirin, Siswa dari Papua yang Sisihkan Uang untuk Bantuan Pendidikan Papua

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Burgo, Makanan Khas Palembang yang Jadi Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Burgo, Makanan Khas Palembang yang Jadi Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

images info

Apakah Kawan pernah mencicipi makanan tradisional yang berasal dari daerah Palembang, Sumatra Selatan, yakni Burgo? Jika Kawan sedang berlibur dan berkunjung di Palembang, maka makanan tradisional yang satu ini patut untuk dicoba.

Bicara soal makanan khas Palembang, mungkin yang terlintas di benak Kawan adalah pempek. Padahal burgo juga menjadi salah satu makanan khas yang sudah ada sejak lama di daerah tersebut.

Apalagi burgo menjadi salah satu makanan khas yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kuliner tradisional yang satu ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Sekilas tentang Burgo

Dilansir dari artikel Aldo Kevinanda, Regita Dita Rifani, dan Desy Misnawati, “Makna Filosofis Kuliner Burgo Khas Palembang” yang terbit di Jurnal Pendidikan Tambusai, burgo merupakan salah satu kuliner khas Palembang yang terbuat dari bahan dasar tepung beras dan tepung sagu. Adonan ini nantinya akan digulung dan dipotong ke dalam ukuran yang lebih kecil.

Nantinya adonan burgo tersebut akan disiram dengan kuah santan berwarna putih. Kuah yang digunakan untuk makanan tradisional ini menggunakan santan kelapa dan ikan sebagai bahan utamanya.

Selain itu, kuah tersebut juga ditambahkan dengan berbagai macam rempah lainnya, seperti bawang putih, ketumbar, lengkuas, dan lainnya. Secara umum, makanan tradisional khas Palembang ini memiliki cita rasa yang gurih dan lebih nikmat ketika dikonsumsi dalam kondisi hangat.

Menurut riwayatnya, burgo sudah ada dan berkembang di tengah masyarakat sejak lama. Bahkan makanan tradisional ini diketahui sudah ada di daerah tersebut sejak 200 tahun lalu.

Bahkan bisa jadi burgo sudah ada di tengah masyarakat lebih lama dari itu. Sebab keberadaan beras di daerah Palembang diketahui sudah ada sekitar abad ke-17.

Sarat dengan Nilai Filosofis

Di Palembang, burgo menjadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Meskipun demikian, burgo biasanya tidak dijadikan sebagai makanan utama.

Kawan bisa menjumpai makanan tradisional ini di beberapa warung yang ada di Palembang. Biasanya burgo juga disajikan bersama makanan tradisional khas Palembang lainnya, seperti lakso, laksan, dan celimpungan.

Meskipun menjadi salah satu makanan khas yang ada di Palembang, burgo sebenarnya tidak terbatas hanya sebagai kuliner saja. Makanan tradisional ini juga memiliki nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Masih dari artikel yang sama, nilai filosofis yang terkandung dari burgo bisa dilihat dari proses pembuatan hingga penyajiannya. Misalnya, proses pembuatan burgo yang memakan waktu lama mengajarkan nilai-nilai kesabaran serta keuletan bagi setiap orang yang membuatnya.

Selain itu, proses pencampuran burgo yang terdiri dari adonan dan kuah bisa dilambangkan sebagai wujud persatuan. Oleh sebab itu, banyak nilai filosofis yang bisa dimaknai dari makanan tradisional yang satu ini.

Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Keberadaan burgo yang lebih dari sekadar makanan saja membuat kuliner yang satu ini diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Pada 2021 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menetapkan makanan khas Palembang tersebut sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Sumatra Selatan dengan nomor pendaftaran 202101401.

Hal ini makin menunjukkan bahwa burgo menjadi salah satu makanan yang tidak hanya nikmat ketika dikonsumsi, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang mendalam. Jadi apakah Kawan tertarik untuk mencoba burgo ketika berkunjung ke daerah Palembang, Sumatra Selatan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News