Posted on Leave a comment

KUBET – Ketika Tingkah Laku Merokok Diatur dalam Naskah Kuno Nusantara

Ketika Tingkah Laku Merokok Diatur dalam Naskah Kuno Nusantara

images info

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang banyak dijumpai di Indonesia. Kawan pasti bisa menemukan orang-orang di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki kebiasaan ini bukan?

Meskipun sering dikaitkan dengan masalah kesehatan, nyatanya masih banyak masyarakat Indonesia yang tetap menjalankan kebiasaan ini hingga saat sekarang. Bahkan kebiasaan merokok tidak hanya terbatas pada satu golongan saja, baik itu generasi muda maupun dewasa.

Terkait kebiasaan ini, biasanya terdapat adab serta tata krama yang secara tidak tertulis mesti dipahami oleh perokok. Misalnya, orang-orang dengan kebiasaan ini mesti bisa menahan diri untuk tidak merokok di beberapa tempat yang sudah ditetapkan.

Selain itu, para perokok juga mesti peka dengan lingkungan sekitar sebelum melakukan kebiasaan ini. Hal ini tentu bertujuan agar keberlangsungan masyarakat yang ada di sekitar pelaku perokok bisa berjalan dengan baik nantinya.

Tahukah Kawan ternyata adab dan tingkah laku terkait kebiasaan merokok tersebut ternyata tidak hanya ada baru-baru ini saja? Ternyata tingkah laku terkait kebiasaan ini sudah diatur dalam naskah kuno yang ada di Nusantara dulunya.

Lantas aturan apa saja yang mesti dipahami oleh para pelaku kebiasaan merokok yang tercantum dalam naskah kuno Nusantara? Simak ulasan lengkap terkait hal ini dalam artikel berikut.

Kebiasaan Merokok

Merokok memang menjadi salah satu kebiasaan yang banyak dilakukan oleh orang Indonesia. Bahkan berbagai macam data yang ada menunjukkan cukup banyak masyarakat Indonesia yang menjalankan aktivitas ini sehari-harinya.

Dinukil dari laman GoodStats, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS diketahui terdapat 23,08 persen pemuda Indonesia yang tercatat sebagai perokok aktif. Bahkan para pemuda dalam rentang usia 16 hingga 30 tahun ini diketahui rata-rata mengonsumsi 12 batang rokok setiap harinya.

Data ini tentu masih belum mencakup keseluruhan masyarakat yang ada di Indonesia. Sebab dapat kita temui para perokok yang berada di luar kategori tersebut yang ada di berbagai daerah Indonesia.

Tingkah Laku Merokok dalam Naskah Kuno Nusantara

Meskipun data yang ada menunjukkan jika perokok di Indonesia memiliki angka yang cukup banyak, akan tetapi terdapat adab dan tingkah laku yang secara tidak langsung mesti diterapkan ketika melakukan kebiasaan ini. Umumnya adab dan tingkah laku ini ditujukan agar kenyamanan bersama bisa terjaga ketika seorang perokok melakukan aktivitas ini di tengah masyarakat.

Dinukil dari artikel Fatkhu Rohmatin dan Yosua Victor Sebastianta, “Adab Merokok dalam Naskah Kuno” yang terbit di Buletin Lembaran, tingkah laku terkait kebiasaan merokok sudah tercatat dalam naskah kuno Nusantara. Salah satu dokumen yang mengatur kebiasaan ini adalah naskah adat istiadat Minangkabau.

Dalam naskah tersebut dijelaskan terdapat beberapa tingkah laku yang mesti dipahami oleh para perokok. Misalnya para perokok mesti memperhatikan arah asap rokok yang dikeluarkan ketika melakukan kebiasan ini.

Para perokok mesti menjaga asap rokok yang dikeluarkan tidak mengenai orang lain yang ada di sekitarnya. Selain itu jika ada orang lain yang menegur karena merasa terganggu, maka para perokok tidak perlu membantah teguran tersebut.

Aturan lain juga menjelaskan agar para perokok tidak melakukan kegiatan merokok di perjalanan. Sama seperti pembahasan sebelumnya, hal ini dilakukan agar asap rokok yang dikeluarkan tidak mengenai orang lain yang ada di sekitarnya.

Fatkhu Rohmatin dan Yosua Victor Sebastianta dalam artikel tersebut juga menjelaskan ada adab lain yang perlu diperhatikan oleh para perokok dalam naskah adat Minangkabau tersebut. Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tersebut menyebutkan bahwa naskah adat tersebut juga mengatur tata cara seseorang yang ingin merokok di hadapan orang lain.

Jika seorang perokok ingin melakukan aktivitas ini, maka dia perlu meminta izin terlebih dahulu pada orang sekitarnya. Jika permintaan tersebut diizinkan, barulah seorang perokok bisa merokok di sana.

Sebaliknya jika permintaan tersebut tidak disetujui oleh orang-orang yang ada di sekitar, maka dia tidak boleh melakukan kegiatan ini. Seorang perokok juga tidak boleh menyanggah serta memaksakan kehendaknya untuk bisa merokok di sana meskipun tidak disetujui oleh orang-orang yang ada di sekitar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Harus Makin “Bestie”, Indonesia Bisa Lirik Afrika sebagai Alternatif Mitra, Kenapa?

Harus Makin “Bestie”, Indonesia Bisa Lirik Afrika sebagai Alternatif Mitra, Kenapa?

images info

Genderang perang dagang yang digaungkan Donald Trump masih belum mereda. Akibatnya, dunia berada di tengah pusaran ketidakpastian dan ancaman, terutama akibat tarif saling balas yang dilakukan Amerika Serikat dan Tiongkok.

Ketegangan keduanya memengaruhi iklim ekonomi global. Dalam kondisi ini, dunia memasuki new normal—di mana ketegangan dan proteksionisme sudah menjadi “bagian” dari keseharian ekonomi internasional.

Indonesia juga merupakan salah satu dari puluhan negara yang terdampak tarif Trump. RI didorong untuk mencari pasar baru selain Amerika Serikat dan Tiongkok.

Melihat tantangan nyata di depan mata, Indonesia disebut perlu merekatkan dan mengembangkan hubungannya dengan Afrika. Kawasan ini dianggap memiliki berbagai industri yang menjanjikan. Kenapa?

Benua hitam merupakan kawasa dengan signifikansi strategis yang tinggi dengan berbagai industri yang punya potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang, seperti industri ekstraktif (pertambangan dan pengolahan sumber daya alam), konstruksi (pembangunan gedung dan infrastruktur), pariwisata dan perhotelan, hingga teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri, Dr. Yayan G. H. Mulyana, dalam keterangan resminya di kemlu.go.id.

“Karena itu, kemampuan untuk mengoptimalkan historical asset dan contemporary asset merupakan prasyarat agar kedua pihak dapat maju bersama,” jelas Yayan.

Punya Kedekatan Historis, Ini Pentingnya Afrika Bagi Indonesia

Afrika Bisa Jadi Opsi dan Pasar Menjanjikan

Melalui African Development Bank (AFDB), meskipun menghadapi berbagai guncangan yang tumpeng tindih, ekonomi benua ini diperkirakan tetap tangguh. Proyeksi pertumbuhannya stabil pada 4,0 persen di tahun 2024-2025. Nilai itu hampir satu persen lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebesar 3,1 persen di tahun 2023.

Presiden Prabowo dalam cuplikan wawancaranya bersama tujuh jurnalis senior di kediamannya beberapa waktu lalu sempat menyebut bahwa Afrika adalah “The new emerging market of the world” atau pasar yang tengah berkembang di dunia.

Dengan jumlah penduduk yang besar, sumber daya alam melimpah, maka kebutuhan masyarakatnya pun semakin banyak. Kawasan ini berkembang cukup pesat di bidang ekonomi, investasi, dan lainnya. Tak ayal jika Afrika dianggap menarik bagi investor dunia.

Mengutip dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI, Indonesia sudah berinvestasi dengan negara-negara kunci di Afrika. Terdapat perusahaan Indonesia yang beroperasi di delapan negara Afrika.

Pada periode 2019 hingga triwulan II tahun 2024, total investasi Indonesia di negara-negara Afrika mencapai US$2,09 miliar. Sebaliknya, total investasi negara-negara Afrika ke Indonesia mencapai US$1,73 miliar.

Akan Diperingati Juli Ini, Apa Itu Konferensi Asia Afrika 1955?

Tantangan yang Dihadapi

Menukil rilis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima pada Selasa (29/4/2025), terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kerja sama Indonesia-Afrika. Tantangan tersebut di antaranya, hubungan perdagangan yang rendah karena masih belum memiliki kesamaan platform maupun term of payment.

Hal ini membuat banyak pelaku bisnis Indonesia tidak benar-benar menunjukkan minatnya untuk mengembangkan pasar mereka ke Afrika. Di sisi lain, persoalan iklim investasi dan persepsi pihak swasta yang belum positif juga menjadi hambatan.

Di sisi lain, faktor geografis keduanya yang sangat jauh juga bisa menghambat akses dan konektivitas di bidang pariwisata. Akibatnya, promosi belum dapat dilakukan secara optimal.

Meskipun demikian, wilayah Afrika memang memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai opsi memperluas pasar di tengah pusaran perang tarif yang belum mereda ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Asal Usul Kampung Paummisang di Sulawesi Barat, Kisah Seorang Kakek yang Dermawan

Legenda Asal Usul Kampung Paummisang di Sulawesi Barat, Kisah Seorang Kakek yang Dermawan

images info

Di Sulawesi Barat terdapat sebuah legenda dan cerita rakyat yang menceritakan tentang asal usul nama Kampung Paummisang. Menurut ceritanya, nama kampung ini diambil dari seorang kakek yang dikenal dengan kebaikan serta kedermawanannya.

Sang kakek diketahui suka membagikan berbagai macam hasil kebunnya kepada masyarakat sekitar. Hal ini membuat masyarakat yang ada di sana segan dan senang dengan kebaikan sang kakek.

Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda asal usul nama Kampung Paummisang tersebut?

Legenda Asal Usul Kampung Paummisang

Dilansir dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di daerah Sulawesi Barat terdapat seorang kakek yang hidup seorang diri. Kakek ini tinggal di rumah yang jauh dari pemukiman penduduk.

Sehari-hari sang kakek merawat kebun yang ada di dekat rumahnya. Berbagai macam tanaman dia tanam di kebun yang dimiliki tersebut.

Hasil panen kebun sang kakek juga melimpah ruah. Sang kakek kemudian sangat suka membagikan hasil panennya kepada masyarakat sekitar yang ada di sana.

Dia memperbolehkan setiap orang untuk mengambil hasil kebunnya. Bahkan masyarakat sekitar tidak perlu meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya jika ingin mengambil hasil kebun tersebut.

Hal ini membuat masyarakat sekitar menjadi segan dengan sang kakek. Masyarakat pun menghormati sang kakek yang sangat dermawan tersebut.

Kakek ini juga memiliki kebiasaan unik. Dirinya sangat suka menghisap tebu langsung dari batang tebunya yang sudah dikupas.

Setelah menghisap tebu, sang kakek menumpuk sisa batang tersebut di rumahnya. Hal ini membuat masyarakat sekitar memberikan nama “Kanne Paummisang” kepada dirinya yang berarti kakek yang menumpuk ampas tebu.

Pada suatu hari, Nenek Golla tengah melintas di kebun Kakek Kanne Paummisang. Nenek Golla merupakan teman masa kecil sang kakek dulunya.

Nenek Golla tertarik dengan jagung yang tumbuh di kebun tersebut. Dirinya kemudian berniat untuk mengambil jagung itu.

Namun sang nenek ragu untuk mengambilnya secara langsung. Sebab dia tidak melihat keberadaan Kakek Kanne Paummisang di sana.

Di tengah kebingungannya, Nenek Golla tiba-tiba mendengar suara dari belakang. Ternyata Kakek Kanne Paummisang sudah berdiri di belakangnya.

Nenek Golla kemudian menyampaikan maksudnya kepada sang kakek. Kakek Kanne Paummisang kemudian berkata bahwa sang nenek bebas mengambil jagung yang ada di kebunnya tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu.

Setelah mendapatkan izin, Nenek Golla langsung mengambil jagung yang sudah dia lihat sebelumnya. Sejak saat itu hubungan antara Nenek Golla dan Kakek Kanne Paummisang makin akrab antara satu sama lain.

Pada suatu hari, Nenek Golla berniat mengantarkan makanan kepada Kakek Kanne Paummisang. Setelah sampai di rumah, Nenek Golla langsung memanggil sang kakek.

Namun Kakek Kanne Paummisang tidak menyahut dan keluar dari rumah. Nenek Golla yang penasaran langsung membuka pintu rumah tersebut.

Ternyata pintu rumah Kakek Kanne Paummisang tidak terkunci. Akan tetapi, Nenek Golla langsung terkejut ketika memasuki rumah.

Ternyata Kakek Kanne Paummisang sudah tergeletak di samping sisa ampas tebu yang sering dia makan. Ternyata sang kakek sudah tiada pada saat itu.

Nenek Golla langsung memanggil masyarakat sekitar setelah melihat hal tersebut. Masyarakat sekitar kemudian bergotong royong dan memakamkan sang kakek di tengah kebun yang dia miliki.

Masyarakat sekitar dan Nenek Golla merasa terpukul dengan kepergian Kakek Kanne Paummisang. Sebab sang kakek sangat disegani serta disenangi masyarakat akibat kebaikan dan kedermawanannya.

Untuk mengenang kebaikan sang kakek, masyarakat sekitar kemudian menamai daerah tersebut dengan nama Kampung Paummisang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Makam Keramat Ini Dipindah karena Terdampak Tol Jogja-Solo, Ada Prosesi Ritual Ini Alasannya

Makam Keramat Ini Dipindah karena Terdampak Tol Jogja-Solo, Ada Prosesi Ritual Ini Alasannya

images info

PT Jasa Marga JogjaSolo (JMJ) melakukan prosesi pemindahan makam Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang terdampak tol Yogya-Solo Seksi 2.2 pada Januari 2025. Pemindahan makam yang dianggap keramat ini dipimpin oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sebagai perwakilan Keraton Yogyakarta.

Dimuat dari Merdeka, GKR Mangkubumi didampingi Direktur Teknik PT Jasamarga Jogja Solo Pristi Wahyono berserta tokoh setempat melakukan rangkaian upacara adat kirab prajurit Keraton Yogyakarta dengan sejumlah uba rampe. Di antaranya, kembang setaman, dupa atau kemenyan, air, pisang serta ingkung ayam.  

“Kegiatan ini dalam rangka menjaga, mempertahankan dan melindungi cagar budaya peninggalan bersejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya,” ujar Pristi.

Ritual ini dilakukan agar pemindahan makam keramat ke Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta ini berjalan lancar. Apalagi jarak menuju makam itu jaraknya tidak jauh dari makam sebelumnya.

“Prosesi ini untuk menghargai kawasan heritage di Jogja. Proses pemindahan makam perlu ditata dengan baik, karena pemindahan makam ini sensitif ya. Melibatkan keluarga dan tedhak turune (keturunannya), ya diproses sebaik-baiknya, Ini prosesnya sudah lama, kami izin keluarga almarhum untuk berkenan dipindah yang tidak jauh dari sini,” katanya.

Sosok Mbah Celeng 

Banyak cerita mengenai sosok dari Mbah Celeng ini. Sosok ini dipercaya sebagai sesepuh yang menjadi cikal bakal warga Padukuhan Ketingan. Berdasarkan cerita turun menurun, Mbah Celeng hidup satu zaman dengan Sultan Hamengkubuwono VII.

Tetapi versi lainnya menyebutkan Mbah Celeng merupakan tokoh yang mengungsi dan keluar dari Keraton Yogya hingga sampai ke Ketingan. Dia disebut sebagai 
salah satu prajurit Pangeran Diponegoro.

“Ceritanya kalau dari orang-orang seperti itu. Tapi saya tidak tahu apakah itu ceritanya pas atau tidak, atau ditambahi saya ndak tahu,” ungkap dia.

Kerap diziarahi 

Karena cerita turun temurun itu, makam Celeng pun termasyhur. Peziarah berdatangan. Bahkan ada yang sengaja datang untuk bersemedi.

“Di situ banyak yang sesirih, semedi. Ziarah itu sering. Malam Jumat dan Selasa Kliwon itu masih banyak yang di sana. Di situ itu banyak yang kabul (terkabul),” ujar dia.

Karena adanya pembangunan tol Jogja-Solo, makam Mbah Kromo perlu dipindah. Sebagai salah satu ahli waris, Mardiharto ingin agar makam itu dipindah ke lokasi yang lebih baik dan dibuatkan bangunan baru yang lebih baik.

Ya nunggu aja. Itu kan nanti mesti ada (lokasi pengganti). Tapi yang jelas itu ya kalau dari saya ingin penginnya dipindah di gumuk, artinya tanah yang munthuk tapi di situ kan nggak ada. Paling nanti ya makamnya akan kita naikkan, tapi itu kan nanti kesepakatan warga. Iya (bangunannya) lebih baik,” harap dia.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Jakarta Bakal Didorong Menjadi Kota Global, Apa Itu?

Jakarta Bakal Didorong Menjadi Kota Global, Apa Itu?

images info

Pemerintah terus mendorong transformasi Jakarta agar mampu bersaing dengan kota-kota besar dunia.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025–2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 Provinsi DKI Jakarta, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, menegaskan pentingnya peningkatan kinerja Jakarta sebagai kota global.

Dalam keterangan resminya, Kamis (24/4/2025), Tomsi menyebut bahwa berdasarkan capaian Indeks Kota Global, Jakarta masih tertinggal dibandingkan sejumlah kota besar di Asia Tenggara. Tantangan ini harus segera diatasi melalui perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang lebih terfokus.

Art Jakarta Gardens 2025: Perpaduan Seni dan Alam di Tengah Kota

Apa Itu Kota Global?

Secara sederhana, kota global adalah kota yang berperan penting dalam jaringan ekonomi dunia, memiliki konektivitas internasional yang tinggi, infrastruktur kelas dunia, dan menjadi pusat bisnis, budaya, serta inovasi.

Kota-kota seperti Singapura, Tokyo, dan Hong Kong menjadi contoh sukses dalam mengukuhkan diri sebagai kota global.

Bagi Jakarta, status kota global berarti memperluas pengaruhnya di tingkat internasional dan meningkatkan daya saing di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, transportasi, hingga kualitas hidup warganya.

PPSU DKI Jakarta, Beri Kesempatan Kerja untuk Semua

Strategi Mendorong Jakarta Menjadi Kota Global

Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global, Pemprov DKI Jakarta perlu menerapkan berbagai strategi kunci.

Salah satu langkah utama adalah memperkuat sektor ekonomi agar lebih terkoneksi dengan jaringan global, sehingga mendorong pertumbuhan investasi dan perdagangan internasional.

Selain itu, Jakarta juga perlu menciptakan lingkungan kota yang lebih layak huni dengan memperhatikan aspek kenyamanan, kebersihan, dan keberlanjutan. Pengembangan moda transportasi dan infrastruktur terintegrasi menjadi prioritas penting, demi menunjang mobilitas masyarakat dan konektivitas antarkawasan.

Upaya lain yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas lingkungan hidup, melalui pengendalian polusi udara, pengelolaan ruang terbuka hijau, serta memperkuat sistem pengendalian banjir dan mitigasi bencana.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten, Jakarta diharapkan mampu mengejar ketertinggalan dan mengokohkan posisinya sebagai kota global di kawasan Asia Tenggara.

Becak, Alat Transportasi Primadona Masyarakat Jakarta Tempo Dulu

Pentingnya Penyusunan RPJMD dan RKPD

Tomsi juga menekankan bahwa penyusunan dokumen RPJMD dan RKPD harus dilakukan secara optimal, karena menjadi dasar arah pembangunan lima tahunan ke depan.

Tanpa perencanaan yang baik, pelaksanaan pembangunan dikhawatirkan kehilangan fokus, tumpang tindih antarprogram, serta sulit mengukur kinerjanya secara akurat.

“Momentum ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas koordinasi dan partisipasi lintas sektor maupun tingkatan pemerintahan, serta mendorong inovasi akselerasi program-program inti untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global dalam konteks kawasan aglomerasi,” tegas Tomsi.

 

Efisiensi Anggaran Menjadi Fokus

Lebih jauh, ia berharap penyusunan RPJMD dan RKPD Jakarta dapat selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Penyelarasan ini penting agar program pembangunan di tingkat daerah dan nasional dapat beriringan, sehingga memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat.

Di sisi lain, Tomsi mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga efisiensi dalam belanja daerah. Setiap anggaran yang digunakan harus benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Dengan pengelolaan anggaran yang bijak dan berorientasi pada hasil, Jakarta bisa mempercepat pencapaiannya menjadi kota global yang modern, inklusif, dan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – KPK Luncurkan Hasil SPI Pendidikan 2024, Begini Capaian dan PR-nya

KPK Luncurkan Hasil SPI Pendidikan 2024, Begini Capaian dan PR-nya

images info

Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengukur dampak dari upaya pendidikan antikorupsi.

Terdapat tiga aspek utama yang dinilai, yakni karakter integritas peserta didik, ekosistem pendidikan terkait pendidikan antikorupsi, dan risiko korupsi pada tata kelola pendidikan. Survei ini menyasar semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.

Pada edisi 2024, untuk pertama kalinya, sampel-sampel yang diambil oleh KPK meliputi wilayah sampel hingga tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Penilaian ini melibatkan empat kategori, di antaranya peserta didik, tenaga pendidik, pimpinan, dan orang tua.

SPI Pendidikan disebut KPK sebagai upaya “menifestasi” dalam sektor pendidikan formal untuk meningkatkan upaya pencegahan korupsi lewat pendidikan yang komprehensif. Sebagai informasi, survei ini sudah dilakukan sejak 2021.

Hasil SPI Pendidikan menunjukkan praktik integritas yang tercermin dalam lingkungan pendidikan. Artinya, hasil tersebut juga dapat menggambarkan bagaimana kondisi integritas di setiap wilayah kota/kabupaten.

Lalu, bagaimana hasil SPI Pendidikan 2024?

Pada Kamis, 24 April 2025, KPK resmi meluncurkan hasil SPI Pendidikan 2024. Hasilnya, Indeks Integritas Nasional 2024 tercatat dengan skor 69,50 atau berada di tingkat 2 (korektif).

Klasifikasi nilai Indeks Integritas Pendidikan (IIP) sendiri dibagi dalam lima tingkatan, yakni tingkatan 1 (rentan), tingkatan 2 (korektif), tingkatan 3 (adaptif), tingkatan 4 (kuat), dan tingkatan 5 (tangguh).

Indonesia Mendambakan Birokrasi yang Bersih dari Korupsi, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Capaian SPI Pendidikan 2024

Menukil dari Laporan Survei Penilaian Integritas Pendidikan Tahun 2024 yang dirilis KPK, berikut nilai IIP pada tingkat nasional berdasarkan jenjang pendidikan:

  • Sekolah Dasar/Sederajat (SD/MI): 71,83
  • Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (SMP/MTs): 71,08
  • Sekolah Menengah Atas/Sederajat (SMA/SMK/MA): 70,37
  • Perguruan Tinggi (PT): 66,15

Seluruh jenjang pendidikan ini berada di tingkat 2 atau korektif. Namun, tampak pola nilai IIP yang semakin menurun di jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian yang serius untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.

Perlu diketahui, hasil 2024 ini tidak dapat dibandingkan dengan indeks tahun sebelumnya karena perbedaan jangkauan responden. Tahun lalu, responden hanya mencakup provinsi saja.

PR dan Rekomendasi KPK

Beberapa kasus, seperti menyontek dan plagiarisme, masih sangat rentan terjadi di dunia pendidikan Indonesia. KPK juga menyoroti ketidakdisiplinan akadamik yang menyangkut siswa, mahasiswa, hingga tenaga pendidik.

“Adapun berdasarkan survei yang dilakukan yang terkait kondisi integritas di Indonesia, pertama dalam kejujuran akademik, kasus menyontek masih ditemukan pada 78% sekolah dan 98% kampus. Dengan kata lain menyontek masih terjadi pada mayoritas sekolah dan kampus,” demikian kutipan penjelasan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, dalam keterangan resminya.

Menyikapi pekerjaan rumah yang serius itu, Wawan menyarankan beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh instansi pembina satuan pendidikan, salah satunya melalui pengembangan dan evaluasi berkala program pembiasaan karakter.

“Satuan pendidikan perlu mengembangkan program yang secara aktif membiasakan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam konteks kehidupan sehari-hari,” jelasnya melalui ANTARA.

Kemudian, ia juga menyarankan sistem evaluasi yang komprehensif untuk memantau kemajuan pendidikan secara holistik. Perlu adanya penguatan integritas melalui kolaborasi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan spesifik.

Terakhir, Wawan turut meminta penguatan integritas lewat evaluasi menyeluruh pada praktik tata kelola. Evaluasi ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk tenaga pendidik, siswa, dan pimpinan.

Pengampunan Dianggap Bukan Solusi, Ini Cara yang Ditawarkan Ahli untuk Berantas Kasus Korupsi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Tidak Hanya Pesantren, Metode Sorogan Juga Bermanfaat bagi Kemampuan Baca Anak Usia Dini

Tidak Hanya Pesantren, Metode Sorogan Juga Bermanfaat bagi Kemampuan Baca Anak Usia Dini

images info

Ada beragam teknik membaca yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, salah satunya ialah metode sorogan. Jika metode ini sudah dikenal luas di kalangan pesantren, sorogan juga dapat diaplikasikan dalam proses belajar membaca pada anak usia dini.

Sorogan ialah metode belajar dengan cara siswa membaca buku atau kitab, sedangkan guru menyimak dan mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan makna sorogan yang berasal dari bahasa sorog (Jawa) yang berarti “menyodorkan” kitab ke depan guru.

Metode ini berbeda dengan bandongan atau wetonan yang mengharuskan guru lebih aktif membacakan atau menuturkan isi yang ada di dalam buku.

Dewangga, Si Kecil Pegiat Lingkungan dengan Budi Daya Maggot hingga Mendapat Penghargaan

Dalam konteks pesantren, sorogan biasanya diterapkan untuk membaca kitab kuning—kitab-kitab keislaman yang ditulis dalam bahasa Arab dan tanpa harakat.

Para santri akan membaca huruf-huruf Arab dalam kitab sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku. Tidak hanya itu, santri biasanya juga mengalihbahasakan atau menerjemahkan kalimat berbahasa Arab ke bahasa Indonesia atau bahasa Jawa.

Membaca Buku Cetak Tanpa Merusak Bumi, Sebuah Pengenalan pada Sertifikasi FSC

Perlunya Keterampilan Prabaca pada Anak

Sebuah penelitian yang dilakukan Fitriah (2025) mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan membaca awal pada anak usia dini—khususnya pada keterampilan prabaca—di Indonesia, masih rendah.

Direktorat PAUD, Dikdas dan Dikmen (2021) menemukan fakta lapangan, banyak anak Indonesia yang belum mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika.

Padahal, pengenalan huruf dan bunyi perlu dilakukan sejak anak masih berusia dini. Selain bermain, pengenalan tanda-tanda dalam bahasa pada usia dini akan mendukung kemampuan membaca seorang anak.

Oleh karena itu, proses belajar membaca perlu dikembangkan agar dapat menarik minat dan meningkatkan kemampuan anak. Sebab, keterampilan prabaca akan berpengaruh terhadap kemampuan literasi anak saat sekolah nantinya.

Anak Gampang Lupa dan Susah Fokus? Jangan-Jangan Pola Tidurnya Tidak Berkualitas

Sorogan dalam Pengajaran Membaca pada Anak Usia Dini

“Anak yang masuk sekolah dengan keterampilan prabaca yang berkembang dengan baik akan lebih siap untuk belajar membaca dan lebih mungkin untuk unggul dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan literasi,” ungkap Fitriah, dkk., dalam penelitiannya tentang metode sorogan yang dimuat dalam jurnal Obsesi.

Dalam penelitian itu disebutkan sorogan menjadi metode belajar membaca yang juga dapat diaplikasikan pada anak. Metode ini memiliki banyak manfaat, salah satunya akan melatih keberanian dan sikap saling kerja sama pada anak.

Sistemnya, setiap siswa membaca nyaring secara bergantian, sedangkan siswa yang lain mendengarkan. Pada metode ini, revisi bacaan tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi siswa juga berperan aktif dalam menyimak dan membetulkan kesalahan baca.

“Berbicara nyaring kemudian mendengarkan menjadi kegiatan berbahasa lisan yang akan membantu memperkuat kemampuan prabaca,” jelasnya.

Perbedaan Nilai Pendidikan Karakter yang Ditanamkan Orang Tua Banjar, Tionghoa, dan Madura: Ini Temuan Prof. Nuril Huda

Kombinasi Metode untuk Menumbuhkan Kemampuan Prabaca

“Dari kegiatan ini, kemampuan anak dalam melafalkan huruf menjadi lebih lancar dan jelas,” imbuh Fitrah.

Metode baca sorogan memaksa anak untuk membaca secara nyaring dan lantang. Kondisi ini akan membiasakan anak untuk mengucapkan tiap huruf secara jelas sehingga menciptakan kesadaran fonologis.

Sebelum itu, para guru dapat terlebih dahulu mengajak siswa untuk senam mulut dengan cara mengucapkan huruf vokal dengan jelas. Setelah itu, guru mulai mengajarkan vokal yang dikombinasikan dengan konsonan.

Ternyata, Stunting Dapat Dilihat dari Kondisi Kesehatan Gigi pada Anak

Cara ini dinilai menjadi cara terbaik untuk memulai kemampuan prabaca pada anak.

Selain itu, metode sorogan juga berfungsi untuk menumbuhkan kesadaran alfabet. Kesadaran alfabet ini dapat dilakukan dengan cara guru mengucapkan huruf-huruf tertentu dan kemudian siswa diminta menunjuk bentuk/huruf mana yang dimaksud. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari pengenalan alfabet.

“Misalnya, jika guru menyebutkan huruf /d/, maka siswa akan diminta untuk menunjuk huruf mana yang dimaksud. Siswa yang diajar secara langsung melalui kegiatan lisan cenderung memperoleh hasil yang lebih baik,” jelasnya.

GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Gerakan Nasional Kurangi Ketergantungan Anak pada Ponsel

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Menimbang Ulang Narasi Optimisme

Menimbang Ulang Narasi Optimisme

images info

Bagaimana seharusnya kita melihat optimisme di ruang publik yang semakin riuh dengan pro dan kontra? Di keseharian yang begitu mudah segala hal terpolar, terbelah, vis a vis? Di tengah tatanan yang kian tidak pasti dan dinamika yang cepat?

Apakah mereka yang optimis selalu berarti melihat lurus ke depan, berjalan dengan langkah tegap maju, hanya mau mendengar kalimat-kalimat motivasi, dan membenci data yang melemahkan?

Dan apakah mereka yang bukan seperti itu sudah pasti golongan pesimis dan lebih baik diam saja daripada mengganggu fokus optimisme masyarakat?

Sebenarnya, kalau ini jadi perdebatan, jatuhnya perdebatan yang tidak produktif. Tapi sayang, di linimasa sehari-hari kita sering melihat tarik-menarik antara narasi positif dan suara kritis ini.

Kritik terhadap kebijakan publik, misalnya, dengan cepat bisa dilabeli sebagai sikap negatif, pesimis, dan tidak mendukung kemajuan. Sebaliknya, mereka yang hanya menyampaikan sisi baik sering dituduh menutup mata terhadap persoalan riil yang dihadapi masyarakat.

Fenomena ini menandai adanya polarisasi dalam memahami apa itu optimisme. Di satu sisi, ada dorongan untuk “tetap positif” sebagai respons terhadap berita buruk yang membanjiri ruang informasi. Di sisi lain, suara kritis yang berangkat dari kepedulian justru sering dianggap merusak suasana atau “tidak sejalan dengan semangat kemajuan.”

Optimisme seharusnya bukan berarti menolak keberadaan masalah, melainkan tentang menyadari bahwa masalah adalah panggilan untuk bertindak. Ia bukan pelarian dari kenyataan, melainkan keberanian untuk menghampiri dan menghadapinya.

Sayangnya, dalam banyak narasi populer, optimisme sering direduksi menjadi sikap positif absolut: bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja selama kita hanya fokus pada hal-hal positif, tidak membicarakan hal-hal yang negatif.

Pandangan ini sesungguhnya justru membatasi ruang berpikir dan memperlemah upaya perubahan.

Kita sering mendengar kalimat-kalimat penghibur seperti, “Tenang saja, semua negara juga sedang krisis,” atau, “Ekonomi gelap? Itu cuma perasaan negatif.” Kalimat semacam ini, alih-alih membangun ketangguhan, justru meninabobokan kewaspadaan dan menghalangi lahirnya respons yang kritis terhadap situasi.

Optimisme yang manipulatif menutup ruang untuk menyelidiki akar masalah, membuat seolah-olah masalah bisa selesai hanya dengan keyakinan. Padahal, keberanian untuk menghadapi kenyataan—bukan menghindarinya—adalah kunci untuk menumbuhkan optimisme yang sehat dan transformatif.

Dalam konteks nyata, misalnya saat kita menghadapi tanda-tanda perlambatan ekonomi—dengan pertumbuhan yang melambat, daya beli masyarakat turun, tekanan inflasi yang belum sepenuhnya reda, dan berita PHK di mana-mana—optimisme kritis bukan berarti berkata, “Semua baik-baik saja.”

Justru pengakuan atas tantangan inilah yang menjadi dasar untuk membangun harapan rasional: bahwa masa sulit ini adalah momentum untuk mempercepat diversifikasi ekonomi, memperkuat sektor riil, dan mendorong inovasi baru. Data menunjukkan sektor pertanian berkelanjutan, ekspor produk kreatif, dan pariwisata domestik mulai menunjukkan tren pertumbuhan yang resilien.

Optimisme kritis bekerja dengan menyadari realitas keras, namun tetap menyoroti peluang untuk berbenah dan bergerak ke arah yang lebih kokoh.

Posisi GNFI

Lalu, bagaimana dengan Good News From Indonesia (GNFI)? Apa sebenarnya “ideologi”-nya? Bagaimana GNFI memaknai optimisme dalam pemberitaannya?

Dalam berbagai kesempatan, kami kerap menyampaikan bahwa optimisme yang menjadi narasi utama GNFI bukan tentang membaik-baikkan keadaan yang sebenarnya masih atau sedang tidak baik. Kami justru berpijak pada keyakinan bahwa masalah itu nyata, tapi solusi juga tak kalah nyata.

Kami mengangkat kisah-kisah individu, komunitas, institusi/instansi, organisasi, korporasi, hingga inisiatif-inisiatif yang bekerja langsung menghadapi tantangan di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kami menceritakan mereka yang melihat masalah—bahkan hidup di dalamnya—tapi tidak berhenti dengan gerutuan, keluhan, dan unggahan di media sosial saja. Mereka yang memilih berpikir, bergerak, dan beraksi melakukan upaya penyelesaian dengan apa pun yang mereka mampu lakukan.

Kami sangat ingin optimisme bukan menjadi ilusi kenyamanan, melainkan semangat aksi. Karena kami percaya, harapan yang paling kuat lahir dari keberanian melihat kekurangan, lalu memilih untuk tidak diam.

Dalam kerangka ini, critical thinking menjadi fondasi untuk mempertahankan optimisme yang sehat.

Studi OECD (2019) menunjukkan bahwa critical thinking adalah proses aktif untuk mempertanyakan, mengevaluasi, dan memahami berbagai perspektif sebelum mengambil keputusan.

Critical thinking bukan sekadar mencari jawaban cepat, melainkan melibatkan keberanian untuk mengakui keterbatasan asumsi, mempertimbangkan kemungkinan alternatif, dan refleksi mendalam atas posisi yang diambil.

Dengan menggabungkan proses inkuiri (penyelidikan mendalam untuk memahami akar persoalan), imajinasi, aksi, dan refleksi, critical thinking membantu seseorang membangun pandangan yang lebih komprehensif dan sadar atas kompleksitas masalah yang dihadapi.

Selain keterampilan berpikir itu sendiri, critical thinking juga membutuhkan sikap mental tertentu. Ia tidak hanya soal kemampuan logis atau analitis, melainkan juga mensyaratkan adanya disposisi, yaitu kecenderungan untuk mendukung pola pikir terbuka. Ini meliputi keterbukaan terhadap ide-ide baru, rasa ingin tahu yang tinggi, kesediaan untuk menunda pengambilan kesimpulan, serta komitmen kuat untuk mencari kebenaran.

Tanpa disposisi ini, seseorang mungkin mampu berpikir logis, tetapi tetap terjebak dalam bias atau ketidakmauan untuk melihat kenyataan secara lengkap. Oleh karena itu, optimisme kritis hanya dapat tumbuh bila didukung oleh kerendahan hati dan kesadaran bahwa setiap pandangan harus selalu diuji dan dipertimbangkan ulang.

Pada akhirnya, optimisme yang jernih dan berbasis kesadaran penuh bukan sekadar pilihan moral baik atau buruk, benar atau salah, melainkan kebutuhan strategis dalam menghadapi dunia yang terus berubah.

Ia menuntut keberanian untuk mengakui ketidaksempurnaan, kecerdasan untuk merancang jalan keluar, dan keteguhan untuk bergerak melampaui kenyamanan semu. Di dalam dialektika antara kritik dan harapan inilah, masa depan bersama dibentuk.

Optimisme yang berkualitas. Itulah yang kita perlukan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Pak Prabowo, Katakan ke Trump: QRIS Harga Mati!

Pak Prabowo, Katakan ke Trump: QRIS Harga Mati!

images info

Belakangan ini, masyarakat Indonesia dibuat gerah dengan kabar dari Amerika Serikat.
Melalui laporan Foreign Trade Barriers 2025, pemerintah AS menyebut bahwa sistem Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) merupakan penghambat perdagangan internasional, dari kacamata AS.
Berita ini cepat sekali menyebar — viral di media sosial, grup WhatsApp, forum diskusi.
Dimana-mana, reaksi publik seragam: heran, kesal, bahkan tidak habis pikir.
Bagaimana mungkin sistem pembayaran yang dibuat oleh orang Indonesia, memakai uang orang Indonesia, jual belinya di Indonesia, mempermudah rakyat Indonesia malah ‘dikritik’ si paling superpower itu?

Lebih lucu lagi, tudingan ini datang justru di saat penggunaan QRIS dalam negeri sedang mengalami ledakan pertumbuhan. Menurut data Bank Indonesia, sepanjang kuartal pertama 2025, volume transaksi QRIS melesat 169,1% dibandingkan tahun lalu.
Transaksi digital via aplikasi mobile naik 34,5%, sementara transaksi internet banking bertumbuh 18,9%. Dalam tiga bulan saja, Indonesia mencatat 10,76 miliar transaksi digital — rekor baru dalam sejarah keuangan nasional.

Ini artinya satu hal: ketika AS mengkritik, rakyat Indonesia justru makin yakin.
QRIS bukan hanya teknologi. QRIS adalah bukti bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam dunia digital.

QRIS dan Kedaulatan Digital: Kenapa Kita Harus Bertahan

Bagi banyak orang Indonesia, QRIS bukan hanya mempermudah belanja.
Ia adalah simbol kemandirian. Lewat QRIS, jutaan transaksi rakyat Indonesia kini diproses di dalam negeri, tanpa perlu bergantung pada jaringan pembayaran global seperti Visa atau Mastercard. Dan sudah beberapa tahun ini, QRIS juga sudah bisa dipakai di luar negeri. 

Saya sendiri membuktikannya. Di Bangkok, saya membeli makanan jalanan hanya dengan scan QRIS, sukses tanpa hambatan. Di Kuala Lumpur, saya membeli durian di pinggir jalan, lagi-lagi berhasil pakai QRIS. Keduanya saya lakukan tanpa harus menukar Baht atau Ringgit, tanpa harus berurusan dengan konversi Dolar AS, tanpa harus berurusan dengan Visa dan Mastercard .
Pengalaman ini membuka mata: QRIS bukan hanya solusi lokal, QRIS adalah langkah Indonesia menuju kemandirian transaksi internasional.

Namun, bisa jadi justru di sinilah letak keberatan Amerika.
Dalam keluhannya, AS menyoroti berbagai peraturan BI yang membatasi kepemilikan asing di sektor pembayaran dan mewajibkan transaksi domestik diproses di dalam negeri. Kalau diterjemahkan secara sederhana: mereka tidak suka karena tidak lagi bebas mendominasi pasar pembayaran Indonesia.

Sebelum ada GPN dan QRIS, perusahaan asing bisa langsung memproses transaksi nasabah Indonesia bahkan dari server di luar negeri. Sekarang? Mereka harus tunduk pada regulasi lokal, berbagi infrastruktur, dan menghormati kedaulatan pembayaran nasional.
Dan tentu saja, bagi negara yang sudah terbiasa mengatur jalannya perdagangan dunia, ini terasa sebagai “hambatan”.

Tapi apakah itu salah?
Tentu tidak. Sebaliknya, ini adalah langkah logis dari sebuah negara berdaulat yang ingin menjaga data warganya, menekan biaya transaksi, memperkuat ekonomi lokal, dan memastikan kontrol atas arus keuangan nasional.

Tidak heran kalau rakyat Indonesia pasang badan. Tagar #QRISHargaMati membanjiri media sosial, penuh dengan komentar bernada patriotisme dan bangga atas karya anak bangsa sendiri.
QRIS, bagi mereka, bukan hanya alat bayar; QRIS adalah lambang harga diri bangsa di tengah arus globalisasi.

Pemerintah Indonesia pun tak tinggal diam.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia tetap membuka pintu untuk operator asing, namun dengan aturan main yang ditetapkan oleh Indonesia sendiri.
Bukan diskriminasi, melainkan bentuk perlakuan adil, di tanah kita, dengan sistem kita.

Bagus, pak! 

Lebih jauh lagi, ekspansi QRIS tidak berhenti di dalam negeri.
Setelah berhasil terkoneksi dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura, QRIS kini tengah mengincar Filipina, Jepang, Korea Selatan, India, dan Uni Emirat Arab.
QRIS sedang melebarkan sayapnya di Asia, membuka jalan untuk sistem pembayaran lintas negara yang berbasis pada kedaulatan, bukan dominasi.

Dengan proyeksi nilai transaksi digital nasional yang akan mencapai US$50 miliar pada 2026, QRIS bukan sekadar proyek lokal — ia adalah senjata strategis Indonesia di pentas global.

References

Bank Indonesia. (2025, April 23). Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI: Pertumbuhan Transaksi Digital QRIS Kuartal I-2025. Bank Indonesia. Retrieved from https://www.bi.go.id

DetikFinance. (2025, April 21). QRIS Dikritik AS, Warganet Indonesia Ramai-ramai Pasang Badan. Detik.com. Retrieved from https://finance.detik.com

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). (2025, February). 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers. Office of the United States Trade Representative. Retrieved from https://ustr.gov

Statista. (2024). Value of Digital Payments in Indonesia (2022-2026). Statista Research Department. Retrieved from https://www.statista.com

CNBC Indonesia. (2025, April 21). Negosiasi Tarif Resiprokal, AS Soroti Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia. CNBC Indonesia. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com

Kompas.com. (2025, April 21). Pemerintah Indonesia Tegaskan Kedaulatan Sistem Pembayaran Nasional di Tengah Sorotan AS. Kompas.com. Retrieved from https://www.kompas.com

Bank Indonesia. (2022). PADG No. 24/1/PADG/2022 tentang Implementasi QRIS. Bank Indonesia. Retrieved from https://www.bi.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Cikar, Moda Transportasi Bertenaga Sapi yang Dikendarai oleh Seorang Bajingan

Cikar, Moda Transportasi Bertenaga Sapi yang Dikendarai oleh Seorang Bajingan

images info

Cikar merupakan salah satu moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada masa lalu. Apakah Kawan pernah melihat serta mencoba menaiki moda transportasi tradisional ini sebelumnya?

Pada saat ini, moda transportasi lebih banyak didominasi oleh kendaraan bermotor. Lain halnya dengan moda transportasi di masa lalu, seperti cikar yang menggunakan hewan sebagai sumber tenaganya.

Namun cikar juga menggunakan hewan yang unik dan berbeda dengan moda transportasi tradisional lainnya. Moda transportasi ini menggunakan sapi sebagai sumber tenaga utama.

Hal ini tentu berbeda dengan moda transportasi lain yang juga menggunakan hewan, seperti delman atau bendi yang menggunakan kuda sebagai sumber tenaga utama. Lantas apa saja keunikan serta pembahasan lebih lanjut terkait moda transportasi tradisional yang satu ini?

Mengenal Moda Transportasi Cikar

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, cikar merupakan salah satu moda transportasi tradisional yang menggunakan sapi sebagai sumber tenaga. Dulunya masyarakat Indonesia banyak memilih moda transportasi ini untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di Indonesia, moda transportasi ini umumnya digunakan di daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa. Namun moda transportasi ini dulunya juga digunakan di beberapa daerah lainnya, seperti Pulau Sumatra dan Lombok.

Secara bentuk, cikar memiliki kemiripan dengan delman atau dokar. Terdapat sebuah kerangka yang nantinya ditarik oleh sapi sebagai sumber tenaga kendaraan ini.

Umumnya kerangka cikar dibuat menggunakan bahan dasar kayu yang kuat dan tahan lama. Biasanya bahan utama pembuatan kerangka cikar beserta rodanya menggunakan kayu jati, kayu bengkirai, dan jenis lainnya.

Nantinya kerangka ini akan ditarik menggunakan dua ekor sapi yang berukuran besar. Selain digunakan sebagai moda transportasi, kendaraan ini dulunya juga sering digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari para petani ketika musim panen tiba.

Dikendarai Seorang Bajingan

Sisi unik dari cikar tidak hanya terdapat pada penggunaan sapi sebagai sumber tenaga. Keunikan lain dari moda transportasi ini juga bisa Kawan temukan dari penyebutan bagi setiap pengendaranya.

Para pengendara cikar memiliki sebutan nama sebagai bajingan. Namun penyebutan “bajingan” ini bukanlah umpatan atau kata-kata yang memiliki makna negatif seperti saat sekarang.

Istilah bajingan ini disematkan bagi setiap pengendara gerobak yang ditarik sapi. Istilah ini umumnya bisa dijumpai di daerah-daerah yang ada di Jawa.

Sudah Jarang Dijumpai

Seiring berjalannya waktu, keberadaan cikar makin sulit untuk dijumpai pada saat ini. Terlebih moda transportasi ini sudah jarang atau bahkan tidak digunakan lagi di beberapa kota besar yang ada di Indonesia.

Meskipun demikian, Kawan masih bisa menjumpai kendaraan ini di beberapa pedesaan yang ada di berbagai daerah. Terkadang masih ada beberapa petani yang tetap menggunakan moda transportasi ini untuk mengangkut hasil panen mereka.

Salah satu contoh daerah yang masih menggunakan moda transportasi ini adalah Tuban. Dilansir dari laman Museum Angkut, beberapa petani yang ada di Desa Wadung, Kabupaten Tuban terkadang masing menggunakan cikar sebagai alat transportasi menuju sawah.

Selain itu, ada juga beberapa helatan atau festival yang turut menampilkan moda transportasi ini. Salah satu contohnya adalah parade cikar yang diadakan dalam menyambut Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1218 pada 2022 silam.

Dilihat dari laman Seputar Kediri, terdapat 18 cikar yang ditampilkan dalam parade ini. Parade cikar yang digelar pada 22 Maret 2022 ini melewati beberapa daerah di Kabupaten Kediri waktu itu, mulai dari Kecamatan Pagu hingga menuju Simpang Lima Gumul.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News