Peneliti UGM Temukan Genetik Baru Padi Hitam, Varietas Unggulan Lokal yang Kaya Nutrisi
Padi hitam, salah satu varietas lokal Indonesia, dikenal memiliki nilai gizi tinggi berkat kandungan antosianinnya yang berfungsi sebagai antioksidan. Namun, di balik potensinya, padi hitam menyimpan tantangan besar dalam pengembangan bioteknologi.
Tanaman ini tergolong recalcitrant cultivar, yaitu varietas yang sulit dikultur dan diregenerasi di luar habitat alaminya. Hal ini menghambat upaya perbanyakan massal atau rekayasa genetik untuk meningkatkan kualitasnya.
Berhasil Temukan Gen OsRKD3
Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengungkap peran penting gen OsRKD3 dalam proses pembentukan embrio somatik—embrio yang terbentuk dari sel tubuh tanaman dalam kultur jaringan.
enelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. Yekti Asih Purwestri dari Fakultas Biologi UGM ini dipublikasikan di jurnal BMC Plant Biology (Q1) pada akhir 2023.
Kolaborasi dengan Warwick University, Inggris, memungkinkan tim menyisipkan gen OsRKD3 ke dalam sel padi hitam menggunakan teknik transformasi genetik berbasis Agrobacterium tumefaciens.
Gen OsRKD3 termasuk dalam kelompok gen RWP-RK domain yang sebelumnya diketahui terlibat dalam embriogenesis pada beberapa spesies tanaman.
Meski mekanismenya belum sepenuhnya dipahami pada tanaman monokotil seperti padi, eksperimen membuktikan bahwa OsRKD3 mampu mengaktifkan kembali sel somatik (sel tubuh biasa) untuk berkembang menjadi embrio lengkap di luar jaringan induknya.
Menurut Prof. Yekti, kemampuan OsRKD3 dalam menginduksi embriogenesis somatik merupakan terobosan signifikan. Gen ini berfungsi seperti “saklar genetik” yang memprogram ulang sel somatik menjadi sel embrionik, membuka peluang regenerasi tanaman yang sebelumnya sulit dikultur.
“Regenerasi in vitro adalah langkah kunci untuk transformasi genetik yang stabil,” jelasnya.
Selain memicu pembentukan embrio, aktivasi OsRKD3 juga menginduksi ekspresi faktor transkripsi seperti AP2/ERF, MYB, dan COL yang terlibat dalam pensinyalan hormon dan respons stres.
Jaringan kalus yang dihasilkan menunjukkan morfologi ideal—kompak, tidak berair, dan mudah berdiferensiasi menjadi tunas serta akar.
Penting untuk Pengembangan Varietas Unggul
Temuan ini tidak hanya relevan untuk padi hitam, tetapi juga dapat diadaptasi untuk varietas padi lain atau tanaman monokotil yang sulit diregenerasi. Hal ini penting dalam pengembangan varietas unggul melalui rekayasa genetik, di mana regenerasi sering menjadi hambatan utama.
Lebih dari itu, teknik ini mendukung pelestarian plasma nutfah, terutama varietas lokal yang terancam punah oleh dominasi varietas komersial.
Ke depan, OsRKD3 dapat dimanfaatkan untuk menciptakan padi hitam dengan sifat unggul seperti ketahanan penyakit, adaptasi iklim, atau peningkatan senyawa fungsional.
Varietas Lokal Bernilai Tinggi
Penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi multidisiplin—genetika molekuler, kultur jaringan, dan bioinformatika—dalam mendorong inovasi bioteknologi. Tim berencana melakukan uji lapangan terbatas untuk menilai stabilitas genetik dan potensi agronomis tanaman hasil regenerasi.
Dengan dukungan jejaring nasional dan internasional, temuan ini diharapkan menjadi fondasi bagi kemandirian pangan berbasis bioteknologi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Sebagai varietas bernilai tinggi, padi hitam berpotensi menjadi pangan fungsional masa depan.
Khusus Pekerja dan Keluarga dari Industri Sawit, Beasiswa SDM Sawit 2025 Dibuka hingga Akhir Mei
“Ada 41 perguruan tinggi yang sudah terseleksi menyelenggarakan pendidikan beasiswa SDM Sawit 2025,” ungkap DirekturTanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma di Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Ardi Praptono, dalam Sosialisasi Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (Beasiswa SDM Sawit 2025), pada Jum’at (16/5/2025).
Pendaftaran Beasiswa SDM Sawit 2025 telah dibuka pada Sabtu, 17 Mei 2025. Direktorat Jenderal Perkebunan dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan Beasiswa SDM Sawit khusus bagi masyarakat yang bekerja atau berasal dari keluarga yang bekerja di industri sawit.
Mereka dapat kuliah secara gratis di berbagai jenjang, mulai dari D1, D2, D3, D4 hingga S1.
Beberapa di antara mereka yang bisa mendaftar Beasiswa SDM Sawit 2025 adalah:
Pekebun dan keluarga pekebun kelapa sawit;
Karyawan/pekerja di bidang usaha perkebunan kelapa sawit;
Keluarga dari karyawan/pekerja pada usaha perkebunan kelapa sawit;
Pengurus kelembagaan pekebun pada usaha perkebunan kelapa sawit;
Pengurus Asosiasi Pekebun Kelapa Sawit;
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di bidang perkelapasawitan; serta
Penyuluh yang bekerja di wilayah perkebunan kelapa sawit.
Ketujuh orang tersebut dapat mengenyam pendidikan tinggi secara gratis, bahkan juga mendapat fasilitas biaya PP dari rumah ke kampus, hingga magang di perkebunan kelapa sawit.
Menariknya, tahun ini ada peningkatan jumlah universitas yang menerima program ini. Jika tahun 2024 hanya ada 23 perguruan tinggi, tahun 2025 tersedia 45 perguruan tinggi yang bisa menyelenggarakan pendidikan beasiswa SDM Sawit 2025.
Oleh karena itu, pilihan perguruan tinggi bagi Kawan, tahun ini lebih beragam. Bahkan, perguruan tinggi terpilih tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Politeknik Kampar Riau, Politeknik ATI Makassar (ATIM), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Politeknik Aceh Selatan (POLTAS), Universitas Diponegoro, hingga Universitas Sulawesi Tenggara (UNSULTRA).
Beasiswa SDM Sawit 2025 memberlakukan beberapa syarat pendaftaran yang bersifat umum maupun khusus. Syarat umum yang harus dipenuhi Kawan saat mendaftar Beasiswa SDM Sawit 2025 adalah:
Berusia maksimal 23 tahun pada 31 Mei 2025;
Pasfoto ukuran 4×6 dengan latar belakang biru (berpakaian formal dan rapi);
KTP/surat keterangan domisili;
Kartu Keluarga;
Akta kelahiran/surat keterangan lahir;
Surat keterangan sehat dan hasil tes buta warna dari dokter;
Ijazah/surat keterangan lulus bagi lulusan SMA/sederajat dengan nilai rapor semester 1-5 rata-rata minimal 7, sementara bagi peserta dari daerah Nusa Tenggara, Papua dan 3T minimal 6;
Ijazah/surat keterangan lulus dan transkrip nilai bagi lulusan perguruan tinggi dengan IPK minimal 2,75, sementara bagi pendaftar dari daerah Papua, Nusa Tenggara, dan 3T minimal 2,50;
Mendapat izin dari orang tua bagi yang belum menikah, dengan melampirkan surat pernyataan;
Sedang tidak menempuh kuliah disertai dengan melampirkan surat pernyataan;
Bersedia mengelola kelembagaan pekebun sendiri atau bekerja di industri perkelapasawitan atau menjadi penyuluh atau petugas pendamping setelah menyelesaikan pendidikan, dengan melampirkan surat pernyataan
Surat keterangan tidak mampu secara ekonomi dari kepala desa
Sementara itu, persyaratan khusus ditetapkan bagi masing-masing ketujuh pihak yang dapat mendaftar Beasiswa SDM Sawit 2025. Persyaratan khusus dapat diakses melalui tautan resmi https://www.beasiswasdmsawit.id/.
Pendaftaran dan seleksi berkas Beasiswa SDM Sawit 2025 dilakukan pada bulan Mei. Untuk itu, segera persiapkan persyaratan dan berkas pendaftaran yang dibutuhkan.
Sosialisasi Beasiswa : 16 Mei – 31 Mei 2025
Pembukaan Pendaftaran : 17 Mei 2025
Seleksi Administrasi : 17 Mei – 31 Mei 2025
Seleksi Wawancara dan/ Akademik (Online) : 21 Juni – 21 Juli 2025
Pengumuman : 15 Agustus 2025
Pendaftaran Ulang : 15 Agustus – 22 Agustus 2025
Kuliah Perdana : September 2025
Masih ada waktu beberapa hari untuk menyiapkan berkas, Kawan. Ayo, ambil kesempatan ini!
Informasi lengkap terkait pendaftaran Beasiswa SDM Sawit 2025 dapat diakses melalui tautan berikut https://www.beasiswasdmsawit.id/.
Aziz, Pemilik Home Interior Batam: Mendesain Bisa Otodidak tapi Dasar Estetika Didapat dari SMK
“Saya sempat pindah perusahaan satu kali sampai akhirnya memberanikan diri membuka usaha di bidang dekorasi interior rumah,” tutur Aziz Trio Saputra, mengisahkan awal mula ia berani membuka usaha jasa dekorasi interior rumah.
Aziz, laki-laki lulusan SMKN 1 Nawangan, Pacitan bisa dibilang sukses. Ia berani mengambil peluang dengan membuka usaha setelah meraup ilmu dari dunia kerja.
Orang-orang tidak melihat riwayat pendidikannya, tetapi kemampuan Aziz memberikan pelayanan dan hasil yang memuaskan bagi pelanggan.
Banyak variabel yang menentukan kesuksesan. Bahkan, definisi sukses pun berbeda tiap orang.
Misalnya, Abdul Aziz Trio Saputra, lulusan SMKN 1 Nawangan, Pacitan, bisa dibilang sukses sebab berhasil menerapkan ilmu dari bangku sekolah ke dunia kerja. Tidak hanya itu, ia bahkan berani memutuskan membangun usaha sendiri berbekal ilmu yang dipelajarinya di bangku sekolah.
Aziz merupakan lulusan SMKN 1 Nawangan, Pacitan, Jawa Timur pada 2014. Semasa sekolah, ia mengambil Jurusan Kriya Kreatif Kayu dan Rotan (KKKR).
Jurusan ini cukup unik sebab langsung memfokuskan peserta didik pada keterampilan dalam mengolah kayu dan rotan. Hadirnya jurusan KKKR diharapkan bisa membentuk peserta didik yang andal; mampu membuat produk seni dan kerajinan tangan, serta merancang desain produk, khususnya yang terbuat dari kayu dan rotan.
Jurusan ini hadir di SMKN 1 Nawangan sebagai jawaban atas kebutuhan terhadap ahli kayu. Sebab, Pacitan merupakan salah satu daerah penghasil kayu utama di Jawa Timur.
Dengan hadirnya lulusan ahli kriya, SDA kayu yang dimiliki Pacitan dapat diolah menjadi produk jadi bernilai tinggi.
Aziz menjadi salah satu di antara siswa SMK yang berhasil mencapai tujuan itu. Latar belakang pendidikan dari Jurusan Kriya Kreatif Kayu dan Rotan ini lah yang menjadi bekal sekaligus nilai jual Aziz saat hendak membuka bisnis desain interior.
“Berdasarkan latar belakang saya yang memiliki dasar di bidang pertukangan atau kriya ketika SMK, membuat orang-orang melihat kompetensi yang saya miliki,” ungkapnya.
Aziz mulai merintis usahanya di Batam, Kepulauan Riau. Aziz saat ini banyak menerima pesanan dari berbagai kalangan, dari swasta hingga pemerintah. Meski demikian, kepercayaan tersebut tidak serta merta hadir. Ada usaha dan perjuangan yang dilakukan sebelumnya.
Usai tamat bangku sekolah pada 2014, Aziz memutuskan merantau ke Batam mengikuti orang tuanya. Di sana, ia makin memperdalam ilmunya dengan bergabung di industri interior. Selama lebih dari empat tahun bekerja dan sempat satu kali pindah perusahaan, Aziz memberanikan diri membuka jasa dekorasi interior.
Menggunakan modal Rp15 juta yang berasal dari tabungan, Aziz telah menyiapkan segala hal untuk berbisnis, mulai dari membeli peralatan, menyewa tempat, hingga mengalokasikan dana untuk pemasaran melalui iklan.
Pertama kali mendapat pesanan pada tahun 2019, Aziz senang bukan kepalang. Apalagi, pelanggan tersebut merasa sangat puas.
“Tahun 2019 saya mendapatkan klien pertama kali rasanya sangat senang. Mereka meminta dibuatkan kitchen set dan alhamdulillah klien puas,” ungkap Aziz.
Dari pelanggan-pelanggan ini lah Aziz direkomendasikan hingga namanya semakin dikenal.
Dilansir dari Vokasi Kemendikdasmen pada 2023 lalu, Aziz telah mempekerjakan 8 orang karyawan. Dari SDM tersebut, Aziz mampu meraup omzet hingga Rp90 juta.
Kini, jumlah pelanggan Aziz semakin banyak dan akun Instagram usahanya, @homeinteriorbatam juga semakin eksis.
Aziz sadar, kesuksesannya membangun usaha desain interior rumah bukan hanya dari pengalamannya di dunia kerja, tetapi juga berkat ilmu yang ia pelajari semasa masih sekolah.
“Belajar mendesain interior memang secara otodidak dan berdasarkan pengalaman kerja. Akan tetapi, mengenai dasar-dasar ukuran, tampilan secara estetika dan fungsional interior, saya pelajari di SMK,” tutupnya.
Bosch Hadirkan Teknologi yang Bikin Hidup Makin “Beres” Lewat Kampanye Terbarunya
Pernah nggak sih kamu merasa, pekerjaan rumah tangga atau urusan perbaikan kecil-kecilan bisa jadi hal paling melelahkan, padahal terlihat sepele? Atau mungkin kamu sering kebingungan cari peralatan yang bisa diandalkan, mulai dari perkakas listrik ala profesional, dapur hingga mobil?
Nah, jawabannya bisa jadi: Beres, Bosch.
Itulah semangat di balik kampanye terbaru dari Bosch Indonesia, yang mengajak kita melihat teknologi bukan sekadar alat, tapi teman setia yang mudah digunakan, andal, dan memang benar-benar mempermudah hidup.
Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia, mengatakan, “Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi Bosch. Kami melihat bagaimana teknologi semakin diandalkan untuk membuat hidup lebih menyenangkan. Kampanye ‘Beres, Bosch.’ mencerminkan komitmen kami untuk hadir dalam momen sehari-hari, baik itu memberikan ketenangan saat perjalanan jauh, mempermudah memasak hidangan untuk orang tercinta, atau membantu para profesional menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan aman serta hasil yang maksimal. Kami hadir untuk menjadikan setiap hari lebih nyaman, produktif, dan efisien.”
Membuat Aktivitas Memasak Menjadi Menyenangkan dan Bebas Repot Memasak tak lagi terasa merepotkan, apalagi jika didukung teknologi yang tepat. Bosch Home Appliances menghadirkan berbagai solusi dapur pintar mulai dari oven dengan koleksi resep terintegrasi, kompor induksi dengan pengaturan suhu presisi, hingga lemari es yang menjaga kesegaran bahan makanan lebih lama.
Semua dirancang untuk mempermudah rutinitas siapa pun, dari ibu rumah tangga hingga profesional sibuk. Setelah memasak, urusan bersih-bersih pun jadi lebih praktis. Vacuum cleaner Bosch yang fleksibel mudah digunakan bahkan di area sempit, sementara mesin pencuci piring otomatis membantu menghemat waktu dan air sehingga cocok digunakan untuk rumah yang sering jadi tempat berkumpul.
Lewat aplikasi Home Connect, pengguna bisa mengontrol berbagai perangkat cukup dari smartphone. Dari memanaskan oven saat di jalan hingga menyeduh kopi dari tempat tidur, dapur kini terasa lebih cerdas, terhubung, dan pastinya lebih #BeresBosch.
Zona Home Appliances di Beres Booth juga menampilkan beragam inovasi terbaru dari Bosch, seperti oven tanam, mesin kopi otomatis, kompor induksi, dan lemari es multi-pintu yang semuanya dirancang untuk menunjang kehidupan rumah tangga modern, bergaya, dan efisien.
“Bagi Bosch Home Appliances, kampanye #BeresBosch merupakan janji akan kenyamanan dan kemudahan di rumah. Melalui produk-produk yang intuitif dan hemat energi seperti oven tanam, kompor gas, dan mesin kopi otomatis, kami membantu menyederhanakan rutinitas sehari-hari sekaligus menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan desain yang elegan,” ujar Anil Narula, President Director Bosch Home Appliances.
Perjalanan yang Lebih Aman dan Nyaman bersama Bosch
Power Tools/Bosch
Berkendara merupakan aktivitas harian bagi banyak masyarakat Indonesia, dan dengan tantangan seperti kemacetan serta cuaca yang tidak menentu, visibilitas dan kenyamanan perlu #BeresBosch untuk memastikan keselamatan di jalan.
Wiper Bosch hadir dengan teknologi beam yang memberikan sapuan bersih, senyap, dan konsisten dalam segala kondisi cuaca. Desain aerodinamisnya menjamin performa tetap stabil bahkan dalam kecepatan tinggi. Wiper Bosch tersedia dalam dua varian, yaitu conventional dan flat blades yang mudah dipasang dan kompatibel dengan berbagai jenis kendaraan.
Tak hanya soal visibilitas, performa kendaraan juga menjadi prioritas. Aki Bosch dengan teknologi AGM (Absorbent Glass Mat) menawarkan daya start tinggi, umur pakai lebih panjang, serta bebas perawatan pada beberapa model. Solusi ini sangat cocok untuk kendaraan modern yang semakin dilengkapi fitur elektronik. Baik untuk perjalanan harian maupun jarak jauh, Bosch membantu menjaga mobil tetap andal dan nyaman digunakan setiap saat.
Zona Mobility Aftermarket di Beres Booth menghadirkan komponen otomotif penting seperti wiper dan aki. Pengunjung dapat mempelajari keunggulan produknya secara langsung, termasuk mencoba pengalaman mengganti bilah wiper, menunjukkan betapa mudahnya perawatan kendaraan bersama Bosch.
“Bagi Mobility Aftermarket, kampanye #BeresBosch merupakan wujud komitmen terhadap keselamatan di jalan dan kemudahan perawatan kendaraan. Produk-produk seperti wiper dan aki menjadi bukti nyata bagaimana Bosch mendukung pengalaman berkendara yang aman dan nyaman, terutama di tengah kondisi iklim dan lalu lintas Indonesia,” ujar Griselda Iwandi, Country Sales Director Bosch Mobility Aftermarket.
Memberdayakan Setiap Proyek dengan Presisi
Robot power tools/Bosch
Baik Anda seorang ahli konstruksi maupun pengrajin terampil, Bosch Power Tools adalah mitra ‘beres’ yang andal, dirancang untuk memberikan presisi, efisiensi, dan hasil berkualitas tinggi di setiap pekerjaan. Sistem baterai 18V dari Bosch Power Tools kompatibel dengan berbagai alat, termasuk bor listrik dan alat pengukur, memungkinkan para profesional menghemat waktu dan biaya dengan menggunakan satu baterai untuk berbagai alat.
Dengan teknologi laser hijau, alat ukur Bosch memberikan akurasi tinggi bahkan dalam kondisi pencahayaan rendah, membantu para profesional menyelesaikan pekerjaan dengan percaya diri. Untuk memastikan performa optimal, Bosch juga menawarkan aksesori tahan lama dalam tiga kategori: Expert, Pro, dan Line yang masing-masing dirancang agar tahan hingga 1,5 kali lebih lama dibandingkan produk standar, menjaga proyek berjalan lancar dan mengurangi penundaan.
Di zona Power Tools, pengunjung dapat mencoba berbagai alat yang didukung oleh sistem baterai 18V berperforma tinggi, menjelajahi alat ukur canggih, serta mencoba aksesori profesional dari Bosch. Terdapat tantangan menarik di lokasi seperti memasang sekrup dalam satu menit, menunjukkan betapa kuat dan intuitifnya alat-alat Bosch dalam meningkatkan produktivitas, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun profesional.
“Melalui kampanye #BeresBosch, Power Tools berkomitmen untuk memberdayakan para profesional dengan alat yang tangguh dan berkinerja tinggi, sehingga setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan mudah. Produk-produk unggulan dalam kampanye ini mencakup baterai 18 V untuk berbagai perkakas, alat ukur dengan teknologi laser hijau, aksesoris pelengkap alat berkualitas yang dirancang untuk menghadirkan presisi, keamanan, serta portabilitas,” ujar Edwin Irawan, Country Sales Director Power Tools Bosch Indonesia.
Teknologi yang Mendekat, Bukan Menjauhkan
Teknologi Bosch/Bosch
Yang membuat kampanye “Beres, Bosch.” terasa spesial adalah pendekatannya yang humanis. Bosch tidak hanya memamerkan kecanggihan, tapi juga memberikan pengalaman nyata bagaimana teknologi bisa menyatu dalam rutinitas, tanpa terasa memberatkan.
Dengan kualitas teknologi Jerman yang sudah dikenal presisi dan kualitasnya, Bosch membawa teknologi global yang dijawab dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang dinamis. Dan dari situlah kampanye ini menjadi relevan: bukan hanya alat yang canggih, tapi alat yang mengerti kebutuhanmu.
Karena pada akhirnya, hidup yang beres bukan hanya soal lebih cepat atau lebih mahal, tapi soal lebih mudah dan lebih nyaman dijalani.
Bersama Bosch, semua bisa jadi #BeresBosch.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Bisa Raup Rp1 Miliar Per Hari, Kampung Pengrajin Tempe di Malang Ini Sudah Ada Sejak Zaman Kompeni
kota Malang, Jawa Timur selama ini selalu identik sebagai Kota Apel. Padahal di daerah ini terdapat sebuah kampung yang menjadi sentra pembuatan tempe yaitu Kampung Sanan.
Dimuat dari Kompas, kampung yang mempunyai luas sekitar dua hektare ini konon telah ditempati sejak tahun 1800-an. Sejak era itu, warga sekitar mulai memproduksi tempe secara rumahan.
Berkembangnya pengrajin tempat di Kampung Saman juga tidak lepas dari kondisi ekonomi di bawah bayang-bayang pemerintahan kolonial Belanda. Tempe dianggap salah satu makanan rakyat.
“Sekitar tahun 1800-an (dibuka secara luas oleh buyut). Kami ada data bukti yang masih dijaga sampai saat ini—makam dari sesepuh yang membabat alasan Sanan. Kalau untuk tempe sendiri sebelum buyut sudah ada pengrajin tempe,” kata ketua Paguyuban Pengrajin Tempe dan Keripik Tempe Sanan, Ivan Kuncoro.
Mampu hasilkan 30 ton setiap hari
Ivan mengungkapkan warga Kampung Sanan setiap harinya mampu memproduksi 30 ton tempe. Produksi berlimpah ini merupakan gabungan dari tiga RW, yaitu RW 14, RW 15, dan RW 16.
“Yang terdaftar di paguyuban saat ini ada 400 pengrajin. Di RW 15 ada 150an (pengrajin),” ujar Ivan yang dimuat Kumparan.
Karena produktivitas yang tinggi, sirkulasi dana di Kampung Saman bisa mencapai Rp1 miliar setiap harinya. Produk tempe yang dihasilkan pun beragam, mulai dari keripik, brownies, stik, cokelat, burger, sate dan masih banyak lagi.
“Orang bisa jual sendiri dengan mereknya masing-masing. Sekarang yang ngetren itu,” tutur Ivan yang sudah 25 tahun berbisnis tempe ini.
Bantuan dari pemerintah
Ivan mengaku perkembangan industri tempe di Kampung Sanan tak lepas dari dukungan pemerintah. Pada 2017 lalu,
Kampung Sanan baru saja menerima bantuan dari Dinas Perindustrian Kota Malang berupa dana revitalisasi senilai Rp 1,9 miliar.
Para pengrajin dibekali dengan mesin pemecah kedelai, mesin pemotong, alat packing, pelatihan standar mutu, dan lain-lain. Sarana infrastruktur kampung juga tak luput dari perbaikan, seperti pengaspalan jalan dan pemugaran gapura kampung.
Warga juga mempercantik kampungnya dengan mencat warna-warni dinding rumahnya. Karena itu atmosfer ceria akan didapatkan saat berkeliling di kampung tersebut.
“Ya meningkatkan produksi, menambah daya tarik tersendiri. Kita akan membuat kampung paling unik, supaya mendongkrak wisatawan masuk kemari,” ungkap Ivan.
“Yang kita kejar saat ini kampungnya, masih (terus) berbenah,” tutupnya.
Pemanfaatan Kulit Jeruk Jadi Bahan Penyerap Limbah Pewarna Batik, Inovasi Keren dari Mahasiswa UNY
Bagaimana jika dua masalah sampah ternyata saling berkaitan dan salah satunya justru dapat menjadi solusi? Tentu hal ini menjadi sebuah peluang jika dua masalah yang saling terkait dapat dituntaskan melalui pemanfaatan sampah secara andal.
Inilah hasil pemikiran genius Jalu Bahtiar Baharudin, mahasiswa jurusan Biologi UNY yang meramu sampah kulit jeruk menjadi bahan penyerap limbah pewarna batik di Yogyakarta.
Jalu, memperkenalkan metode penyerapan limbah pewarna batik menggunakan sampah kulit jeruk. Penemuan unik ini dibawa ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta tahun 2024.
PKM merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang memberikan wadah bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensi kreatif dan inovatif. Tidak hanya menghasilkan produk atau barang, PKM juga mewadahi mahasiswa humaniora untuk menghasilkan gagasan yang dapat diterapkan dalam masyarakat.
Ide pemanfaatan kulit jeruk sebagai bioadsorben atau penyerap limbah pewarna batik ini didasari pada fenomena dan permasalahan di lapangan.
Jalu sebagai mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta melihat banyak aktivitas membatik di Daerah Istimewa itu yang menghasilkan limbah cair dengan pewarna sintetis. Mayoritas, limbah tersebut langsung dibuang tanpa adanya pengolahan sehingga rawan mencemari lingkungan.
Sebab, air yang tercemari limbah tersebut sehingga menyebabkan perubahan warna dan bau sudah tidak layak dikonsumsi.
Jalu kemudian menemukan ide untuk mengurangi permasalahan tersebut lewat pendekatan budaya, utamanya budaya populer.
Usai teh jumbo digandrungi masyarakat, kini jeruk peras menjadi minuman yang juga banyak dikonsumsi. Tingginya permintaan es jeruk membuat sampah kulit jeruk turut meningkat sebab pemanfaatan kulit jeruk belum dilakukan secara maksimal.
Jalu bersama timnya kemudian melakukan penelitian terhadap kandungan kulit jeruk peras (Citrus sinensis). Hasilnya, mereka menemukan limbah kulit jeruk mengandung senyawa pektin yang berpotensi menjadi bioadsorben alami. Pektin ini memiliki gugus karboksil dan hidroksil yang dapat mengikat zat pewarna berbahaya dalam limbah batik.
Nano Spray dari Kulit Jeruk Terobosan Mahasiswa UNY
Pemanfaatan kulit jeruk sebenarnya bukan pertama kali ini dilakukan. Sebelumnya pada 2021, mahasiswa UNY juga membuat nano spray dari ekstrak kulit yang berfungsi sebagai antiradiasi akibat sinar biru.
Bedanya, nano spray ini memanfaatkan kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sedangkan bioadsorben limbah pewarna menggunakan kulit jeruk peras (Citrus sinensis).
Nano spray yang diciptakan mahasiswa UNY bertujuan untuk mencegah radikal bebas pada kulit. Kulit jeruk nipis dipilih sebab dinilai lebih praktis dan efektif karena memiliki antioksidan yang tinggi.
“Nano spray adalah minyak semprot yang menggunakan teknologi nanometer untuk mengubah air menjadi partikel atom dalam beberapa detik sehingga nutrisi dan kadar oksigen dalam air bisa masuk ke dalam pori-pori kulit,” jelas Madda Nur Abidin.
Kulit jeruk nipis diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan kandungan flavonoid, antioksidan alami yang banyak ditemukan pada tumbuhan, terutama pada buah-buahan dan sayuran.
“Kulit jeruk nipis berperan sebagai antioksidan dan dapat diolah untuk mendapatkan kandungan pektin dan flavonoid” kata Atikah Zukhrufiyah Widodo, yang juga menjadi inovator nano spray.
Ingar Bingar “Anak Nakal” yang Dikirim ke Barak Militer, Begini Saran Pakar
Ingar bingar terkait keputusan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menerapkan kebijakan untuk mengirimkan “anak nakal” atau siswa sekolah yang dianggap bermasalah ke barak militer menuai sorotan. KDM, begitu sapaan Dedi Mulyadi, menilai program ini bertujuan untuk membentuk karakter disiplin, mandiri, dan mengembalikan jati diri remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Melalui laman bappeda.jabarprov.go.id yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, KDM menjelaskan jika maraknya perilaku kriminal di kalangan remaja sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua dan negara.
Program barak militer tersebut ditekankannya mengedepankan pendekatan pendidikan berbasis kedisiplinan, bukan militerisasi perang. Kegiatan yang dilakukan di antaranya, olahraga, kesenian, dan pengembangan minat dan bakat.
Tak hanya itu, anak-anak juga diajarkan untuk memulai pola hidup sehat, mulai dari makan dan minum yang teratur hingga menjauhkan mereka dari rokok dan obat-obatan terlarang. Di sisi lain, KDM juga menjelaskan jika program ini harus mendapatkan izin dan persetujuan orang tua, mengingat anak-anak masih berada di bawah umur.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kita bersama untuk menyelamatkan anak-anak dari ancaman pergaulan bebas, penggunaan gawai yang tidak sehat, serta kekurangan gizi akibat pola makan yang tidak teratur,” jelasnya.
Berbagai pihak menanggapi program barak militer ini dengan respons yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya juga memberikan saran terkait kebijakan KDM yang dinilai baru dan “kontroversial” tersebut.
Saran Pakar Terkait “Anak Nakal” yang Dikirim ke Barak Militer
Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR), Zendy Wulan Ayu Widhi Prameswari, S.H., LL.M., merekomendasikan pendekatan berbasis hak anak yang mengedepankan upaya preventif dan rehabilitatif. Ia menekankan pentingnya identifikasi faktor penyebab perilaku anak.
“Pemerintah seharusnya memberi bimbingan, pendampingan psikososial, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, serta memperlakukan mereka sebagai subjek hak, bukan objek hukuman,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Selain itu, Zendy juga menilai pentingnya keterlibatan profesional, seperti konselor dan psikolog anak, yang dianggap sangat penting dalam proses membangun pendidikan karakter pada anak. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan dan pendekatan untuk memahami latar belakang anak-anak agar tidak mengorbankan hak-hak mereka.
“Pendidikan karakter tidak bisa disederhanakan sebagai hukuman fisik. Anak-anak harus diberdayakan dengan pendekatan yang memahami latar belakang mereka dan tidak mengorbankan hak-haknya. Satu lagi, hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk program ini adalah pentingnya pengawasan. Siapa yang akan mendapat kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan program ini adalah hal yang krusial,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh Pakar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rachmad Kristino Dwi Susilo, M.A., Ph.D., yang menyebut bahwa perlu ada pendekatan sistemik yang melibatkan asesmen pada setiap anak.
Hal ini sangat penting untuk memahami dan mengetahui penyebab kenakalan atau masalah perilaku anak-anak secara spesifik. Pendekatan ini menurutnya dapat mencakup identifikasi masalah terhadap anak, apakah masalah tersebut timbul dari faktor individu, psikologis, atau sosiologis.
Rachmad menjelaskan, pendekatan yang hanya mengandalkan teknik indoktrinasi atau pembentukan disiplin tanpa mengkaji aspek psikologis dan sosiologis anak dapat berisiko untuk menimbukan masalah lebih lanjut. Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah ketidakcocokan antara nilai-nilai yang diterapkan dalam barak militer dengan kebutuhan psikososial anak-anak yang sangat mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda.
Oleh karena itu, Rachmat meminta perlunya pendidikan moral dan karakter yang harus dikembalikan ke ranah lembaga pendidikan yang berwenang dan memiliki kompetensi dalam bidang tersebut. Ia juga menyebut pentingnya peran keluarga sebagai pusat pendidikan moral pertama bagi anak-anak.
Lema, Makanan Khas Masyarakat Suku Rejang dari Bengkulu yang Terbuat dari Fermentasi Rebung
Tahukah Kawan dengan salah satu makanan khas Indonesia yang bernama lema? Apakah Kawan pernah mencoba kuliner tradisional ini sebelumnya?
Bagi Kawan yang berdomisili di Bengkulu mungkin tahu tentang makanan tradisional bernama lema ini. Sebab makanan tradisional tersebut memang berasal dari provinsi yang berada di pantai barat Pulau Sumatra tersebut.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait makanan tradisional khas Bengkulu yang satu ini? Simak ulasan lengkap terkait lema dalam artikel berikut ini.
Mengenal Lema
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lema merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari daerah Bengkulu. Lebih khususnya lagi, makanan tradisional yang juga dikenal dengan nama lemea ini berasal dari daerah Rejang Lebong, Bengkulu.
Makanan tradisional ini merupakan kuliner khas dari masyarakat Suku Rejang. Oleh sebab itu, makanan tradisional ini juga bisa Kawan jumpai di daerah lain yang didiami oleh masyarakat Suku Rejang tersebut.
Dilansir dari laman Mongabay, kata “lemea” sendiri berasal dari bahasa Rejang yang berarti lemah atau tidak bertenaga. Hal ini merujuk pada roses memakan makanan tradisional ini yang tidak membutuhkan tenaga ketika memakannya.
Namun ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang asal usul penamaan makanan tradisional tersebut. Penamaan makanan tradisional ini diyakini hanya berasal dari bahasa tutur masyarakat Rejang tanpa ada maksud maupun pemaknaan tertentu.
Rebung atau tunas bambu muda menjadi bahan utama dari makanan tradisional ini. Pada mulanya, rebung ini akan dicincang terlebih dahulu.
Setelah itu, cincangan rebung tersebut akan dicampurkan dengan bahan tambahan lainnya. Biasanya rebung untuk lema akan ditambah dengan ikan teri atau ikan kecil air tawar.
Rebung dan ikan ini kemudian akan dicampur dengan beras ketan yang sudah dimasak terlebih dahulu. Semua bahan ini akan diaduk rata dengan menambahkan garam secukupnya.
Setelah semua bahan yang digunakan tercampur, maka adonan lema akan dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang ditutup rapat. Nantinya adonan tersebut akan didiamkan selama beberapa hari terlebih dahulu hingga proses fermentasi selesai.
Biasanya proses fermentasi ini memakan waktu tiga hingga empat hari. Terakhir, adonan fermentasi lema ini nantinya bisa dimasak untuk menjadi lauk ketika makan.
Memiliki Makna yang mendalam
Bagi masyarakat Rejang, lema tidak hanya terbatas pada sekadar makanan saja. Makanan tradisional ini juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat.
Dikutip dari laman RRI, terdapat nilai budaya yang cukup tinggi dan terkandung dalam makanan tradisional ini. Bagi masyarakat rejang, lema merupakan simbol kekayaan serta kebersamaan antarsesama.
Tidak jarang lema disajikan dalam berbagai macam acara adat di tengah masyarakat. Misalnya makanan tradisional ini bisa Kawan jumpai dalam acara pernikahan, syukuran, dan prosesi adat lainnya.
Proses fermentasi dalam pembuatan lema juga menjadi simbol kearifan masyarakat Rejak. Proses memasak ini merupakan bukti dari pengetahuan masyarakat pada zaman dulunya dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan wawasan yang mereka miliki dalam membuat makanan tradisional tersebut.
Kaya akan Manfaat
Selain memiliki nilai budaya yang kental, lema ternyata juga kaya akan manfaat yang terkandung di dalamnya. Kawan akan mendapatkan banyak manfaat dalam hal kesehatan ketika mengonsumsi makanan yang satu ini.
Penggunaan rebung yang menjadi bahan dasar pembuatan lema adalah alasan di balik manfaat yang bisa Kawan dapatkan ketika mengonsumsi makanan ini. Banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari rebung, seperti mencegah peningkatan gula darah, tekanan darah, obesitas, dan asam urat.
Tidak hanya itu, rebung juga memiliki serat yang baik untuk pencernaan tubuh. Tambahan ikan yang digunakan dalam membuat lema juga menjadi sumber protein yang baik untuk keperluan gizi sehari-hari.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Berkunjung ke Wisata Edukasi Susu Batu, Belajar Seru Sambil Menikmati Keindahan Alam
Terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Wisata Edukasi Susu Batu menyuguhkan pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin belajar tentang pengolahan susu dan peternakan secara langsung.
Seperti namanya, tempat ini menghadirkan pengalaman langsung mulai dari mengenal hewan ternak, proses pemerahan, hingga pengolahan susu menjadi produk konsumsi.
Edukasi yang dibungkus dengan cara menyenangkan ini cocok untuk keluarga, pelajar, maupun kamu yang sekadar ingin tahu lebih banyak soal dunia peternakan modern.
Bukan hanya menyenangkan, tapi juga memberi pengetahuan untuk semua kalangan, baik keluarga maupun rombongan pelajar. Ayo kita ketahui lebih lanjut mengenai Wisata Edukasi Susu Batu!
Sekilas Mengenai Wisata Edukasi Susu Batu
Wisata Edukasi Susu Batu, atau yang lebih dikenal dengan WESB, adalah tempat yang memadukan wisata dan edukasi, khususnya tentang susu sapi.
Pengunjung dapat melihat langsung proses pengolahan susu mulai dari pemerahan hingga pembuatan berbagai produk olahan susu seperti keju, yogurt, es krim, dan masih banyak lagi.
WESB juga dilengkapi dengan berbagai wahana yang menambah keseruan, seperti Milk Factory, Proses Susu UHT, Chocolate Factory, dan Kincir Angin Hall yang menyajikan pemandangan alam Kota Batu yang memukau.
Daya Tarik Wisata Edukasi Susu Batu
Lantas, apa saja daya tarik Wisata Edukasi Susu Batu jadi tempat wisata yang wajib untuk Kawan kunjungi? Berikut di antaranya!
Milk Factory
Di sini Kawan bisa mendapatkan pengetahuan tentang proses produksi susu dari pemerahan hingga pengolahan menjadi susu pasteurisasi. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan susu yang aman dan berkualitas tinggi.
Proses Susu UHT dan Yogurt
Kawan bisa melihat secara bagaimana susu UHT diproses dengan teknologi aseptik packaging dan bagaimana yogurt dibuat dari susu sapi yang segar. Tentunya, ini menjadi pengalaman menarik bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang proses pengolahan susu.
Farm Hall
Area ini memperkenalkan proses pengemasan produk olahan susu seperti keju dan pakan ternak sapi. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat langsung bagaimana pakan ternak yang berkualitas diolah.
Chocolate Factory
Sesuai dengan namanya, Kawan bisa mengenal dan mengetahui bagaimana produksi dari berbagai jenis produk olahan cokelat. Pengunjung bisa menikmati produk cokelat sambil bersantai di kafe herbal dengan pemandangan alam sekitar.
Kincir Angin Hall
Dengan desain khas Belanda, area ini memberikan panorama indah Kota Batu. Sehingga, sangat cocok untuk jadi spot foto bagi Kawan yang mau melengkapi perjalanan wisata edukasi di sini!
Akses Menuju Wisata Edukasi Susu Batu
Untuk mencapai Wisata Edukasi Susu Batu, Kawan GNFI cukup mengikuti Jalan Ir. Soekarno yang terletak di Desa Beji, Kota Batu, Jawa Timur.
Lokasi ini mudah diakses dan berada tidak jauh dari destinasi wisata lain seperti Jatim Park 3. Kawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum yang tersedia di area sekitar.
Tips Berkunjung ke Wisata Edukasi Susu Batu
Sebelum berkunjung, pastikan juga Kawan mempertimbangkan hal ini agar kegiatan Kawan di Wisata Edukasi Susu Batu bisa semakin nyaman:
Kenakan Pakaian yang Nyaman: Karena sebagian besar kegiatan adalah perjalanan di area peternakan, pastikan Kawan memakai pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai untuk berjalan di luar ruangan.
Cek Waktu Operasional dan Paket Edukasi: Sebelum berkunjung, pastikan untuk memeriksa jam operasional dan pilihan paket edukasi yang sesuai dengan minat. Jika kamu berencana membawa rombongan, pastikan melakukan reservasi sebelumnya agar kunjunganmu lebih terorganisir.
Cicipi Produk Susu dan Cokelat: Jangan lupa untuk mencoba berbagai produk olahan susu yang tersedia di WESB, seperti susu Nandhi, keju mozarela, es krim gelato, hingga cokelat lezat di Chocolate Factory.
Bawa Oleh-Oleh: Jika Kawan ingin membawa pulang sesuatu, produk-produk seperti Balok Susu Kota Batu (kue susu coklat) bisa menjadi oleh-oleh yang cocok.
Ayo Berkunjung ke Wisata Edukasi Susu Batu!
Lebih dari sekedar wisata, di sini Kawan bisa belajar tentang dunia susu, peternakan, dan teknologi pengolahan yang menarik, sambil menikmati pemandangan alam yang memukau.
Tidak hanya cocok untuk keluarga, namun juga menjadi pilihan tepat bagi sekolah-sekolah yang ingin memberikan pengalaman edukasi di luar kelas.
Jadi, pastikan Wisata Edukasi Susu Batu ada dalam daftar kunjungan Kawan saat berada di Kota Batu!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Integrasi Kebijakan Pusat dan Daerah: Kunci Pendidikan Berkelanjutan yang Berpihak pada Anak
Salah satu isu krusial yang mengemuka dalam Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) 2025 adalah pentingnya integrasi kebijakan pusat dan daerah untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan benar-benar berpihak pada anak.
Diskusi ini menekankan bahwa perubahan sistemik harus melibatkan semua pemangku kepentingan, tidak hanya membebankan tanggung jawab pada guru, tetapi juga memperhatikan aspek literasi, karakter, dan kesejahteraan peserta didik.
Kurikulum Berbasis Cinta: Solusi Kekerasan dan Bullying di Sekolah
Suyitno, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, memaparkan inisiatif Kurikulum Berbasis Cinta yang diluncurkan untuk menjawab keresahan atas maraknya kasus bullying di lembaga pendidikan.
“Kurikulum ini bukan sekadar materi, tapi jiwa pembelajaran. Tujuannya menumbuhkan rasa cinta pada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa,” jelasnya.
Implementasi kurikulum ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih humanis. Namun, tantangannya adalah bagaimana memastikan kebijakan ini tidak sekadar wacana, tetapi benar-benar dijalankan secara konsisten di tingkat daerah.
Perlindungan Hak Anak di Seluruh Ranah Kehidupan
Pribudiarta Nur Sitepu, Deputi Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, menegaskan bahwa perlindungan hak anak tidak boleh berhenti di sekolah.
“Anak harus terlindungi sejak berangkat sekolah, di rumah, hingga di ruang digital,” ujarnya.
Ia mengungkapkan data mengkhawatirkan: prevalensi kekerasan di ranah daring cukup tinggi, tetapi hanya sedikit anak yang paham cara menghindarinya. “Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, baik pemerintah pusat, daerah, sekolah, maupun orang tua,” tegasnya.
Harmonisasi Kebijakan dan Tantangan di Tingkat Lokal
Beberapa kepala daerah hadir memberikan tanggapan terhadap kebijakan pusat, sekaligus berbagi inisiatif lokal untuk memperkuat pendidikan.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, menekankan pentingnya cinta dalam menyelesaikan masalah pendidikan.
“Kami berupaya menyesuaikan kebijakan pusat dengan kondisi lokal, terutama dalam mengatasi kemiskinan yang menjadi akar masalah pendidikan,” katanya.
Salah satu langkah konkretnya adalah menggandeng kelompok pengajian untuk meningkatkan kesadaran pendidikan di keluarga.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyoroti tantangan Generasi Z yang dinilai memiliki fighting spirit rendah. “Jika tidak ada langkah luar biasa, Indonesia Emas 2045 bisa jadi hanya mimpi,” ujarnya.
Untuk mengatasi ketimpangan, Bantul memberikan BOSDA bagi madrasah dan insentif bagi guru, serta memperbaiki metode pembelajaran.
Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim mengkritik perubahan kurikulum yang terlalu sering dari pusat. “Ini mengganggu sistem yang sudah berjalan di daerah,” katanya.
Solusinya, Pesisir Selatan mengembangkan 5 Program Pro Rakyat yang fokus pada masalah ekonomi dan sosial masyarakat.
Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Konferensi ini mempertegas bahwa pendidikan berkelanjutan hanya bisa terwujud jika ada integrasi kebijakan pusat-daerah yang solid.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Hanya dengan kolaborasi nyata antara pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat, kita bisa mewujudkan pendidikan yang benar-benar berpihak pada anak,” tutup Suyitno.