Posted on Leave a comment

KUBET – Tak Hanya Disisi Kreatif, Gibran Yakin AI Bisa Tangani Kemacetan hingga Banjir

Tak Hanya Disisi Kreatif, Gibran Yakin AI Bisa Tangani Kemacetan hingga Banjir

images info

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya dalam sisi kreatif. Tetapi juga bisa diterapkan untuk menunjang fasilitas publik.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri talkshow bertajuk Artificial Intelligence: Shaping Indonesia’s Future yang di gelar di Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang, Banten, Kamis (20/03).

“Ke depan, kita ingin yang namanya pelayanan publik, pembayaran pajak, atau nanti besok kita mudik, ya, kita pengen nanti untuk masalah traffic [lalu lintas] bisa dibantu AI. Jadi penumpukan di exit toll dan tempat-tempat lain itu bisa dipecahkan dengan AI,” ujar Gibran.

Baginya penerapan AI bisa diperluas ke sektor publik seperti administrasi pemerintahan, pembayaran pajak, mitigasi bencana, hingga kontrol lalu lintas.

“Atau mungkin juga karena akhir-akhir ini banyak banjir, ini nanti ke depan saya yakin AI bisa membantu juga,” tambahnya.

Dukung perkembangan teknologi

Mantan Walikota Solo ini menyatakan pemerintah mendukung perkembangan teknologi AI di Indonesia. Karena itu, dirinya mengapresiasi pembangunan ekosistem pembelajaran AI yang dilakukan UPH.

“Saya sangat senang sekali UPH ini benar-benar bisa meng-embrace (mengadopsi) kemajuan teknologi, terutama AI,” katanya.

Dia melihat saat ini generasi muda di berbagai negara telah dibekali dengan keterampilan AI melalui kurikulum pendidikan formal. Karena itu, dirinya berharap Indonesia tidak tertinggal dan dapat segera mengadopsi langkah serupa.

“Di negara-negara lain, pemerintahnya sudah mulai melakukan ini, anak-anak mudanya didorong untuk adaptasi dengan AI,” tuturnya.

Tujuan positif

Sebelumnya, Gibran mengingatkan para pelajar untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk tujuan yang positif. Hal ini disampaikannya saat kunjungannya ke SMA Bunda Mulia, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (19/03/2025).

“AI bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas, serta bisa menunjang kegiatan sehari-hari seperti membuat musik, naskah pidato, dan lain-lain. Manfaatkan AI untuk hal yang positif, jangan provokatif,” kata Gibran yang dimuat Kompas.

Karena itu, Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini mengimbau agar siswa dan tenaga pendidik dapat beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi yang terus berkembang. Dia menekankan pentingnya generasi muda Indonesia untuk tidak tertinggal oleh kemajuan zaman.

“Intinya itu tadi ya, jangan sampai ketinggalan zaman. Kita jangan terlambat untuk beradaptasi,” tutur dia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – 5 Hewan Tidak Punya Gigi, Bagaimana Mereka Bisa Mencerna Makanan?

5 Hewan Tidak Punya Gigi, Bagaimana Mereka Bisa Mencerna Makanan?

images info

Meskipun gigi merupakan alat penting bagi banyak hewan untuk mengunyah dan memproses makanan, beberapa hewan justru berevolusi tanpa gigi. Mereka mengandalkan strategi lain untuk mencerna makanan. 

1. Platipus (Ornithorhynchus anatinus)

Platipus adalah mamalia unik yang tidak memiliki gigi dewasa. Saat masih muda, platipus memiliki gigi sementara, tetapi gigi tersebut hilang saat mereka dewasa.

Sebagai gantinya, platipus menggunakan paruh yang sensitif untuk mendeteksi mangsa di dalam air, seperti cacing, larva serangga, dan krustasea kecil (Stewart, 2020) . Makanan mereka kemudian dihancurkan oleh batu kerikil yang mereka telan, yang membantu menggiling makanan di dalam perut mereka. Proses ini disebut gastroliths.

2. Paus Baleen (Mysticeti)

Paus baleen, seperti paus biru dan paus humpback, tidak memiliki gigi. Sebagai gantinya, mereka memiliki struktur bernama **baleen** yang terbuat dari keratin. Baleen berfungsi seperti saringan raksasa untuk menyaring plankton, krill, dan ikan kecil dari air laut.

Paus baleen menelan air dalam jumlah besar, lalu mendorong air keluar melalui baleen, menyaring makanan yang terjebak di dalamnya. Makanan tersebut kemudian ditelan utuh tanpa perlu dikunyah (Goldbogen et al., 2017).

3. Kura-kura (Testudines)

Kura-kura tidak memiliki gigi, tetapi mereka memiliki paruh yang keras dan tajam untuk memotong makanan. Makanan mereka bervariasi, mulai dari tumbuhan, buah, hingga serangga kecil, tergantung pada spesiesnya.

Kura-kura menggunakan paruh mereka untuk merobek makanan menjadi potongan kecil sebelum menelannya. Proses pencernaan kemudian dilanjutkan di dalam perut dengan bantuan enzim pencernaan yang kuat (Wyneken et al., 2008).

Baca juga 5 Hewan terkuat di Dunia, Ada yang Bisa Angkat Beban hingga 9.000 Kg!

4. Burung Unta (Struthio camelus)

Burung unta adalah burung terbesar di dunia dan tidak memiliki gigi. Mereka mengandalkan paruh mereka untuk mematuk dan mengambil makanan, seperti rumput, daun, biji-bijian, dan serangga.

Menurut Crole & Soley (2009), burung unta menelan kerikil (gastroliths) yang membantu menggiling makanan di dalam tembolok mereka. Proses ini memungkinkan makanan yang keras dan berserat dicerna lebih efisien.

5. Lumba-lumba Paruh Pendek (Tursiops truncatus)

Meskipun lumba-lumba dikenal memiliki gigi, beberapa spesies lumba-lumba muda atau lumba-lumba tertentu tidak menggunakan gigi mereka untuk mengunyah. Mereka menelan mangsa mereka, seperti ikan dan cumi-cumi, secara utuh.

Dikutip dari The Anatomical Record (2007), lumba-lumba memiliki sistem pencernaan yang efisien, di mana makanan dicerna langsung di perut tanpa perlu dikunyah terlebih dahulu.

Baca juga Tak Hanya Manusia, 5 Hewan Ini juga Melakukan “Puasa”

Referensi  

  • Stewart, N. (2020). The Digestive System of the Platypus: A Unique Adaptation. Journal of Mammalian Biology.  
  • Goldbogen, J. A., et al. (2017). How Baleen Whales Feed: The Biomechanics of Engulfment and Filtration. Annual Review of Marine Science.  
  • Wyneken, J., et al. (2008). The Biology of Sea Turtles. CRC Press.  
  • Crole, M. R., & Soley, J. T. (2009). The Anatomy of the Ostrich Digestive System. Journal of Zoology.  
  • Werth, A. J. (2007). Adaptations of the Cetacean Hyolingual Apparatus for Aquatic Feeding. The Anatomical Record.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Ajak Generasi Muda Gunakan AI dengan Bijak, Wapres RI: AI Bukan ‘Musuh’ Manusia

Ajak Generasi Muda Gunakan AI dengan Bijak, Wapres RI: AI Bukan 'Musuh' Manusia

images info

Indonesia tengah mengebut percepatan transformasi digital melalui pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI). Pemanfaatan AI yang optimal dapat membantu dalam memudahkan pekerjaan di berbagai bidang, salah satunya pendidikan.

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, bersama dengan AICO Community—komunitas pegiat kecerdasan buatan terbesar di Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan AI di berbagai industri—mengajak generasi muda Indonesia untuk mulai mengenal AI demi meningkatkan produktivitas dan kreativitas di era digital.

Melalui Program Nasional Digital AI (PANDAI) yang menjadi salah satu bagian dari upaya transformasi digital di sektor pendidikan, disebut bahwa kecerdasan buatan telah menjadi sebuah kebutuhan yang harus dikuasai di tengah digitalisasi.

Pemanfaatan AI di dunia pendidikan seakan sudah menjadi sebuah keniscayaan agar tidak tertinggal dan tergerus perkembangan zaman. Perkembangannya yang masif mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat.

Kawan GNFI, Menurut Gibran, AI bukan hanya sekadar teknologi canggih, tetapi juga menjadi sebuah alat untuk mempermudah akses bagi masyarakat. Tidak hanya itu, AI juga dapat digunakan sebagai mesin pencari untuk memperdalam berbagai disiplin ilmu, hingga membantu penyelesaian masalah nyata di tingkat sosial.

Dalam kunjungannya di SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Cibinong, Jawa Barat, Selasa (18/3/2025), Gibran meminta seluruh peserta didik dan pengajar untuk lekas beradaptasi dengan perkembangan AI yang semakin maju.

“Jangan sampai ketinggalan. Kita jangan terlambat untuk beradaptasi, termasuk para guru, saya mohon nanti cepat beradaptasi juga, karena ini perkembangannya cepat sekali,” tegasnya dalam keterangan yang diterima.

Transformasi Digital dalam Pembiayaan Syariah: Peluang, Tantangan, dan Solusi

AI yang Tidak Akan Menggantikan Peran Manusia

Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka, mengajak pelajar dan guru untuk menggunakan AI untuk mendukung transformasi digital.

info gambar

Meskipun teknologi kecerdasan buatan semakin berkembang pesat seiring berjalannya waktu, pemanfaatannya tidak akan pernah bisa menggantikan manusia. Kreativitas, empati, hingga keterampilan kognitif yang baik hanya dimiliki oleh manusia, di mana AI tidak akan mampu menghasilkan hal serupa.

Dalam sebuah publikasi milik kampus nomor satu di dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Eliza Kosoy, peniliti di Pusat Otak, Pikiran, dan Mesin, mengemukakan bahwa sebenarnya teknologi, dalam hal ini AI, sudah melampaui manusia di beberapa bidang.

Mesin bahkan dapat melakukan operasi, menerbangkan pesawat, dan melakukan banyak permainan strategi, seperti catur. Di sisi lain, Kosoy menyebut jika mesin dapat membantu hidup manusia menjadi lebih ‘menyenangkan’ lewat pengelolaan data dan algoritma yang tepat.

Hal senada disampaikan oleh seorang Profesor Bedah Saraf dan Ilmu Saraf Stanford University, Ivan Soltesz. Menurutnya AI mampu melakukan semua hal yang dilakukan manusia.

AI disebutnya dapat mempelajari berbagai hal, termasuk humor. Soltesz menyebut jika AI mungkin saja ‘bertindak’ konyol untuk menyembunyikan identitasnya sebagai sebuah ‘mesin’.

Namun, meskipun kecanggihan AI disebut dapat mengancam manusia, kecerdasan buatan sebenarnya dapat menjadi alat untuk membantu mempermudah kehidupan. Alih-alih menjadikan AI sebagai momok menakutkan yang mengancam, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk membantu menyelesaikan pekerjaan agar lebih cepat dan efisien.

Kawan, Gibran turut mengajak siswa untuk lebih kreatif menggunakan AI. Ia menjelaskan jika teknologi ini tetap membutuhkan kendali manusia di tengah keberadaannya yang semakin masif di dunia digital.

“AI itu nggak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang nggak pakai AI itu akan bisa dikalahkan sama manusia yang pakai AI,” sebut Gibran.

Sebagai tambahan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan bahwa Indonesia akan memulai pembelajaran terkai AI dan coding untuk anak kelas 5 SD. Hal ini dilakukan untuk membantu melatih kreativitas dan cara berpikir siswa untuk mencari solusi terkait segala persoalan yang ada.

Namun, pembelajaran tersebut tidak akan menjadi kelas wajib bagi siswa. Mata pelajaran AI dan coding akan dijadikan mata pelajaran pilihan, tergantung kemampuan sekolah dan anak.

komdigi Minta Platfrom Digital Lebih Ketat Lindungi Anak-anak Indonesia, Ini Respon dari Meta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Adaptasi atau Mati: Saatnya AI Hadir dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia

Adaptasi atau Mati: Saatnya AI Hadir dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia

images info

Artificial Intelligence alias kecerdasan atau yang kerap disebut AI didorong untuk hadir dalan kurikulum pendidikan Indonesia. Dengan demikian, siswa dan pengajar dapat memanfaatkannya untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah.

Itulah pesan yang ada dalam Program Nasional Digital AI (PANDAI) SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (18/03/2025). Dalam acara yang diinisiasi oleh komunitas pegiat AI, AICO Community, dan turut dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, itu, diselenggarakan lokakarya dan uji coba penggunaan AI.

Dalam sambutannya, Gibran menyampaikan agar AI nantinya dapat menjadi bagian dari kurikulum pendidikan nasuonal. Tujuannya, agar generasi muda Indonesia mampu cepat beradaptasi dengan zaman sekaligus memaksimalkan produktivitas dan kreativitasnya.

“Harapannya nanti ke depan AI ini bisa menjadi mata pelajaran tambahan atau mata pelajaran pilihan,” ujar Gibran.

Memasukkan AI ke dalam kurikulum pendidikan sebetulnya bukan lagi wacana. Sebagai langkah awal, pemerintah siap memberikan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) sebagai mata pelajaran pilihan di tingkat sekolah dasar (SD) pada tahun ajaran 2025/2026. 

Rencana pemerintah juga serupa dengan kebijakan sejumlah negara yang juga memasukkan AI ke dalam kurikulum pendidikan. Pemerintah China misalnya, bersiap mewajibkan pelajaran AI bagi siswa sekolah dasar dan menengah mulai 1 September 2025 mendatang.

Program PANDAI dengan lokakaryanya yang diberikan kepada siswa menuai apresiasi. Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang mendampingi Wapres saat acara berlangsung melihat bahwa penggunaan AI merupakan hal penting untuk beradaptasi dengan zaman.

“Para siswa diberikan pelatihan. Tapi akhirnya kita juga melihat bahwa, ini masa depan. Kalau bicara masa depan, maka kita di Dinas Pendidikan pun mudah-mudahan kita bisa mencontoh, meniru, mentransformasikan ilmu tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis Pemkab Bogor.

Hal senada diaampaikan oleh Direktur Marketing Al-Madinah, Waris Hadi. Menurutnya, perubahan zaman adalah hal yang tidak bisa ditolak, dan karenanya semua pihak harus mampu beradaptasi.

“Tentunya kami sangat menyambut baik teknologi AI yang luar biasa ini. Karena teknologi yang semakin maju, kita kan hanya cuma punya dua alternatif, berubah atau mati. Kalau berubah ya kita harus berubah, kalau kita tidak berubah juga akan mati, makanya kita harus ikut berubah dengan perubahan itu,” papar Waris Hadi.

Baca juga: Sudah Sejauh Mana Perancangan Regulasi AI di Indonesia?

 

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Menjaga Supremasi Sipil dan Demokrasi di Tengah Revisi UU TNI

Menjaga Supremasi Sipil dan Demokrasi di Tengah Revisi UU TNI

images info

Baru-baru ini, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan revisi terhadap Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Prosesnya berlangsung kilat—tertutup di salah satu hotel mewah Jakarta.

Revisi UU TNI menuai berbagai respons dari publik. Ada yang menyinggung soal kebangkitan Dwifungsi ABRI, ada pula yang mengkhawatirkan kedudukan masyarakat sipil di pemerintahan. 

Supremasi sipil, atau prinsip bahwa kekuasaan sipil harus berada di atas militer, merupakan pilar penting dalam menjaga demokrasi dan stabilitas negara. Dalam konteks Indonesia, prinsip ini menjadi fondasi untuk memastikan bahwa TNI tetap berada di bawah kendali pemerintahan sipil yang demokratis.

Namun, salah satu poin RUU TNI, pada pasal 47 menyebutkan bahwa prajurit aktif dapat menduduki jabatan di 16 kementerian/lembaga berikut.

  1. Korpolkam
  2. Pertahanan Negara
  3. Dewan Pertahanan Nasional
  4. Kesekretariatan Negara (Urusan Kesekretariatan Presiden dan Kesekretariatan Militer Presiden)
  5. Intelijen Negara
  6. Siber dan/atau Sandi Negara
  7. Lembaga Ketahanan Nasional
  8. SAR
  9. BNN
  10. Pengelola Perbatasan
  11. Kelautan dan Perikanan
  12. Penanggulangan Bencana
  13. Penanggulangan Terorisme
  14. Keamanan Laut
  15. Kejaksaan Agung
  16. Mahkamah Agung

Supremasi Sipil, Fondasi Kehidupan Bernegara

Berbeda dengan Undang-Undang TNI No 34 Tahun 2004 yang menyatakan ada 10 pos yang bisa diisi prajurit TNI, RUU TNI kini menambahkan 6 pos baru.

Dosen Prodi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mochammad Ezha Fachriza Roshady, S.Sos., M.I.P., menilai pasal 47 RUU TNI cukup mencederai supremasi sipil yang merupakan cita-cita reformasi Indonesia.

“(Dengan RUU TNI), Rezim Prabowo ingin membuka ruang gerak tentara menduduki jabatan sipil, tentunya menjadi problem ketika kita pertanyakan ada apa di dalam tubuh TNI sehingga perlu dilibatkan di pos-pos dalam revisi itu. Itu berarti TNI sudah mulai tidak percaya diri terhadap lembaga instansinya sendiri,” jelas Ezha saat dihubungi GNFI, Rabu (19/3/2025).

Peneliti politik di Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) itu pun memberikan contoh dengan Revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Kepercayaan publik dinilai menurun setelah KPK dimodifikasi oleh pemerintah dan DPR yang berdampak pada kinerja lembaga anti-korupsi ini.

“Mungkin pemerintah menganggap TNI layak untuk ditempatkan di Basarnas, misalnya. Namun, ketika terjadi kasus suap-menyuap atau yang lainnya, maka akan mencederai profesionalitas dan marwah TNI itu sendiri,” kata Ezha.

Riset yang pernah dilakukan SMRC, salah satunya menemukan bahwa TNI menjadi lembaga yang cukup tinggi dipercayai oleh publik. Namun, apabila mereka masuk ke dalam ranah-ranah jabatan sipil, di mana itu dapat mengganggu fokus kinerjanya sebagai lembaga pertahanan negara, bagi Ezha, justru akan merusak citra TNI.

Baca juga Mengenal Apa Itu Moratorium dan Alasan Mengapa Indonesia Kembali Membuka Penempatan PMI ke Arab Saudi?

Pentingnya Menjaga  Kualitas Demokrasi

Menjaga supremasi sipil adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa demokrasi dapat berfungsi dengan baik. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi harus berada di tangan rakyat, yang diwakili oleh pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Revisi UU TNI yang membuka kesempatan bagi prajurit TNI untuk memasuki jabatan sipil, dapat mengancam kualitas demokrasi menurut pandangan Ezha. Data V-dem Institute dan EUI menunjukkan indeks demokrasi Indonesia tahun 2024 turun.

“Ketika kualitas demokrasi ini turun, justru pemerintah tidak melakukan perbaikan secara kehidupan tata negara yang demokratis. Justru dengan adanya revisi Undang-Undang TNI ini, demokrasi kita yang menjadi ruang gerak kebebasan masyarakat sipil akan terancam,” ujar Ezha.

Menurut Ezha, sikap otoriter dalam pendidikan militeristik tidak cocok untuk menduduki jabatan sipil. Otoritarianisme bisa mengancam ruang gerak kebebasan masyarakat sipil. “Ketika pos-pos yang seharusnya menjadi pelayan dan mengurus urusan publik, tapi ketika tentara yang mengurus itu, akan berdampak kepada kehidupan dan demokrasi negara,” jelas Ezha.

Baca juga Mengenal Grasi: Definisi, Aturan, hingga Contoh Penerapannya dalam Hukum di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Ternyata Ada Patung Buddha dari Indonesia di Sri Lanka: Jadi Sarana Perekat Diplomasi 2 Negara

Ternyata Ada Patung Buddha dari Indonesia di Sri Lanka: Jadi Sarana Perekat Diplomasi 2 Negara

images info

Tahukah Kawan GNFI jika Indonesia pernah menghadiahkan patung Buddha kepada Sri Lanka? 12 September 2024 silam, Indonesia secara simbolis menyerahkan sebuah patung Buddha kepada Perdana Menteri Sri Lanka.

Duta Besar RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing, menyerahkan patung Buddha Indonesia kepada Perdana Menteri Sri Lanka. Patung itu diberikan oleh oleh Bhikku Sri Pannavaro Mahathera, Ketua Sagha Theravada Indonesia, di Vihara Dharmayathanaya, Colombo.

Uniknya, patung Buddha made in Indonesia tersebut dibuat oleh pemahat terbaik asal Muntilan, dekat Candi Borobudur, Magelang. Desainnya pun mengikuti pedoman patung Buddha di Candi Mendut.

Pemberian patung Buddha kepada negara sahabat Indonesia ini merupakan simbol nyata dari ikatan budaya dan spiritual yang menyatukan kedua negara. Di Indonesia sendiri, Buddha sudah menjadi sumber inspirasi atas kebijaksanaan.

Patung Buddha itu mencerminkan nilai-nilai perdamaian, belas kasih, dan pencerahan yang menjadi inti dari ajaran Buddha. Hibah ini juga menjadi bukti konkret atas hubungan Indonesia dan Sri Lanka yang kuat.

Patung Buddha tersebut dibuat dari satu bongkahan batu andesit dengan kualitas mumpuni seberat satu ton. Tidak hanya itu, patungnya juga berasal dari batu utuh yang berdiri setinggi 140 cm. Patung Buddha itu mengandung ikatan nilai, sejarah, arkeologi, estetika, sosial, budaya, dan religi yang tinggi.

Melalui v3.news.lk milik media Sri Lanka, patung asal Indonesia itu dipajang di bagian khusus yang didedikasikan untuk patung Buddha yang berasal dari negara-negara Asia.

Kawan, Sri Lanka merupakan sebuah negara dengan mayoritas masyarakat yang beragama Buddha. Sekitar 70 persen dari populasinya menganut agama Buddha.

Indonesia sendiri merupakan rumah bagi kurang lebih dua juta penganut Buddha. Indonesia juga memiliki Candi Borobudur yang diklaim sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Ikat Persaudaraan Sejak Abad 8 Masehi, Indonesia Sumbang 11 Arca Buddha ke Sri Lanka

Indonesia sendiri sudah beberapa kali menghadiahkan arca atau patung Buddha untuk Sri Lanka.  Menukil dari sanghatheravadaindonesia.or.id, di bulan Februari 2023, Indonesia pernah memberikan arca Buddha yang terdiri dari satu arca besar dan 10 arca kecil. Arca-arca tersebut diletakkan di Paramitha International Buddist Meditation Centre, Sri Lanka.

Jauh sebelum itu, pada tahun 2012, komunitas Buddha Indonesia juga pernah memberikan patung Buddha kepada masyarakat Sri Lanka. Patung itu dibuat dari batu dengan berat sekitar 700 kilogram.

Hubungan Bilateral yang Apik antara Indonesia dan Sri Lanka

Ikat Persaudaraan Sejak Abad 8 Masehi, Indonesia Sumbang 11 Arca Buddha ke Sri Lanka

info gambar

Dari segi historis, dua negara ini memiliki ikatan yang erat. Konon, kerajaan-kerajaan Buddha kuno yang ada di Indonesia berasal dari Sri Lanka.

Penduduk keturunan Melayu di Sri Lanka pun mengklaim jika nenek moyang mereka berasal dari Indonesia, khususnya Jawa. Di sana, terdapat banyak kelompok keturunan Melayu yang masih melestarikan adat dan tradisi mereka.

Indonesia dan Sri Lanka memiliki cakupan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan. Keduanya juga memperkuat kemitraannya lewat kerja sama maritim.

Indonesia dan Sri Lanka memiliki potensi kerja sama yang sangat besar. Melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Colombo, terungkap jika meskipun hubungan kedua negara cukup erat, masih terdapat potensi kerja sama besar yang belum tereksplorasi.

Bebas Visa Bagi Paspor Indonesia, Langkah Diplomasi Pariwisata Sri Lanka

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Es Goyobod, Minuman Dingin Khas Sunda yang Pertama Kali Ditemukan pada 1930-an

Es Goyobod, Minuman Dingin Khas Sunda yang Pertama Kali Ditemukan pada 1930-an

images info

Minuman dingin menjadi salah satu pilihan takjil untuk berbuka puasa pada momen Ramadan seperti saat ini. Salah satu minuman dingin yang patut Kawan coba untuk melepaskan dahaga setelah berpuasa sehari penuh adalah es goyobod.

Apakah Kawan pernah mendengar nama es goyobod sebelumnya? Sekilas minuman dingin ini memiliki kemiripan dengan es campur yang bisa Kawan jumpai di berbagai daerah di Indonesia.

Namun sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis minuman dingin tersebut. Apalagi es goyobod merupakan salah satu minuman legendaris yang bahkan sudah ditemukan sejak sebelum Indonesia mereka.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait minuman dingin yang satu ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Sejarah Es Goyobod

Es goyobod merupakan salah satu jenis minuman yang berasal dari Tanah Sunda. Minuman dingin yang satu ini bisa Kawan jumpai di beberapa daerah yang ada di Jawa Barat.

Tahukah Kawan bahwa es goyobod ternyata sudah ada di Indonesia sejak waktu lama? Bahkan minuman dingin ini pertama kali ditemukan sebelum Indonesia merdeka pada 1945.

Dilihat dari Portal Berita Universitas Pendidikan Indonesia, es goyobod pertama kali ditemukan pada 1930-an. Junaedi merupakan sosok yang menemukan minuman dingin yang satu ini.

Junaedi merupakan seorang pedagang Sunda yang berjualan di Jakarta pada waktu itu. Melihat kondisi Jakarta yang panas, Junaedi kemudian berinisiatif untuk menjual es dan minuman dingin.

Dirinya kemudian meracik es campur yang dicampurkan dengan santan. Minuman yang dia temukan ini kemudian diberi nama es goyobod.

Namun popularitas minuman ini tidak kunjung naik di tengah masyarakat Jakarta. Akhirnya Usep Suryana, anak dari Junaedi memutuskan untuk menjual minuman ini di Bandung pada 1940-an.

Belum lama berjualan di sana, Usep harus kembali memutar otak. Sebab peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi setahun setelah Indonesia merdeka membuat dirinya mesti keluar dari kota tersebut.

Akhirnya Usep pindah ke Kota Garut dan menjual minuman ini di alun-alun kota tersebut. Ternyata es goyobod diterima oleh masyarakat dan laku keras di kota ini.

Hal inilah yang kemudian membuat es goyobod menjadi salah satu minuman jadul yang identik dengan kota Garut tersebut.

Serupa tapi Tak Sama

Sekilas es goyobod memiliki kemiripan dengan es campur pada umumnya. Namun terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis minuman dingin ini.

Dikutip dari laman Kompas, perbedaan antara kedua minuman ini terletak pada penggunaan tepung hunkue dan santan pada pembuatan es goyobod. Kedua bahan ini juga menjadi ciri khas tersendiri dari minuman dingin khas Sunda tersebut.

Sebenarnya es campur bisa saja menggunakan tambahan tepung hunkue dan santan selayaknya es goyobod. Namun umumnya es campur tidak menggunakan tambahan kedua bahan ini dalam proses pembuatannya.

Cocok untuk Menu Takjil saat Puasa

Di momen Ramadan seperti saat ini, es goyobod bisa menjadi salah satu pilihan untuk menu takjil bagi Kawan untuk berbuka puasa. Sama seperti minuman dingin lainnya, es goyobod tentu bisa menjadi pelepas dahaga yang cocok setelah seharian berpuasa.

Selain itu, isian es goyobod yang lengkap juga cocok untuk mengganjal lapar sebelum memakan makanan berat nantinya. Dalam seporsi es goyobod, Kawan akan menemukan beberapa isian, seperti roti tawar, sagu mutiara, tape singkong, hingga parutan daging kelapa.

Nantinya semua bahan ini akan dicampurkan bersama tepung huenke dan disiram dengan kuah santan. Tambahan es batu tentu makin melengkapi kenikmatan yang bisa Kawan rasakan ketika mencicipi minuman khas Sunda tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Bukit Fafinesu di Nusa Tenggara Timur, Kisah Tiga Anak Yatim Piatu

Legenda Bukit Fafinesu di Nusa Tenggara Timur, Kisah Tiga Anak Yatim Piatu

images info

Bukit Fafinesu merupakan salah satu bukit yang ada di Kefamenanu, Kabupaten Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Bukit Fafinesu tersebut.

Menurut ceritanya, asal usul legenda Bukit Fafinesu berkaitan dengan kisah tiga orang anak yatim piatu yang hidup di masa lalu. Sehari-hari mereka hidup sebatang kara karena sudah tidak ada lagi keluarganya yang tersisa.

Bagaimana kisah legenda dari asal usul Bukit Fafinesu yang ada di Nusa Tenggara Timur? Simak ceritanya dalam artikel berikut ini.

Legenda Bukit Fafinesu

Dilansir dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur hidup tiga orang anak yatim piatu. Anak tertua bernama Saku.

Sementara itu, kedua adiknya bernama Abatan dan Seko. Mereka hidup bersama semenjak ayah dan ibunya meninggal dunia.

Ketika kedua orang tuanya meninggal, Saku bersama adik-adiknya tinggal bersama sang nenek. Namun hal ini tidak berlangsung lama.

Ketika adik bungsunya Seko berusia dua tahun, sang nenek jatuh sakit. Tidak lama kemudian, sang nenek juga meninggal dunia.

Sejak saat itu, ketiga anak ini hidup bersama. Saku sebagai anak tertua berusaha menghidupi kedua adiknya sehari-hari.

Pada suatu hari, Seko tidak bisa memejamkan matanya dan tidur. Ternyata si bungsu rindu dengan kedua orang tua yang tidak pernah dia temui sebelumnya.

Seko sebenarnya tidak tahu bahwa ayah dan ibunya sudah meninggal dunia. Dirinya hanya mengetahui bahwa kedua orang tuanya tengah pergi jauh ke suatu tempat.

Melihat sang adik belum tidur, Saku kemudian membacakan dongeng kepadanya. Tidak lama kemudian akhirnya Seko tertidur juga.

Ketika sang adik sudah tidur, Saku merasa sedih melihat apa yang dirasakan Seko. Untuk menghibur hatinya, Saku kemudian pergi ke sebuah bukit yang tidak jauh dari rumah mereka.

Sesampainya di bukit tersebut, Saku mendengar sebuah suara. Suara tersebut berkata bahwa dia mesti mengajak kedua adiknya ke bukit tersebut keesokan hari.

Sebab mereka akan bertemu dengan kedua orang tuanya. Namun Saku mesti membawa seekor ayam jantan merah sebagai syarat untuk bisa bertemu kedua orang tuanya.

Saku kemudian kembali pulang dengan perasaan bahagia. Keesokan harinya pada tengah malam, Saku membawa Abatan dan Seko ke bukit tersebut.

Tidak lupa Saku juga membawa seekor ayam jantan merah ke sana. Sesampainya di bukit tersebut, tiba-tiba ketiga anak ini melihat bayangan kedua orang tua mereka.

Saku, Abata, dan Seko langsung berlari memeluk kedua sosok orang tuanya. Setelah melepas rindu, sang ayah mengajak ketiga anaknya beserta istrinya untuk pergi ke dasar jurang.

Sesampainya di sana, sang ayah menyuruh Saku untuk menyembelih ayam yang dia bawa. Ketika darah ayam tersebut menyentuh tana, tiba-tiba muncul dua ekor babi yang gemuk di hadapannya.

Kedua orang tuanya kemudian berpesan agar Saku beserta kedua adiknya merawat bayi tersebut. Hal ini sebagai wujud rasa syukur karena mereka diberi kesempatan untuk bertemu kembali.

Akhirnya Saku dan kedua adiknya membawa kedua babi tersebut ke rumah. Mereka merawat babi tersebut dengan sepenuh hati.

Sejak saat itu, keturunan dari ketiga anak yatim piatu ini selalu menjadikan babi sebagai hewan peliharaan mereka. Untuk mengenang peristiwa pertemuan sebelumnya, bukit tersebut kemudian diberi nama Bukit Fafinesu.

Fafinesu sendiri memiliki arti babi gemuk. Hal ini berkaitan dengan dua ekor babi gemuk yang mereka dapatkan ketika berjumpa kedua orang tuanya di bukit tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME Disebut sebagai Langkah Strategis, Mengapa?

Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME Disebut sebagai Langkah Strategis, Mengapa?

images info

Hilirisasi atau proses pengolahan bahan mentah menjadi sebuah produk bernilai, baik setengah jadi maupun produk jadi sedang digodok oleh pemerintah. Salah satu produk hilirisasi yang dikembangkan adalah batu bara.

Proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif Liquefied Petroleum Gas (LPG) bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG. Tidak hanya itu, langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat hilirisasi energi nasional.

Penggunaan DME berpotensi dapat mengurangi ketergantungan pada impor LPG, di mana saat ini mencapai sekitar 70 persen dari total kebutuhan nasional. Jumlah ini setara dengan kurang lebih tujuh juta ton per tahun.

Di sisi lain, Indonesia memiliki stok ketersediaan batu bara yang amat melimpah, Hal ini dapat mendukung dan memastikan pasokan bahan baku DME untuk jangka panjang.

Dosen Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR), Wahid Dianbudiyanto, S. T., M. Sc., menjelaskan bahwa hilirisasi batu bara menjadi DME bisa menjadi langkah strategis. Selain dapat mengurangi ketergantungan energi impor, DME juga bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

“Dengan memanfaatkan sumber daya batubara yang berlimpah, Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor LPG yang besar,” sebut Wahid dalam keterangan resminya di unair.ac.id.

Hilirisasi di Indonesia, Pengertian, Contoh, dan Manfaatnya untuk Kemajuan Ekonomi Negara

Adakah Dampaknya untuk Lingkungan?

DME yang berasal dari batu bara memiliki jejak karbon yang lebih tinggi dibandingkan LPG. Ini dikarenakan gasifikasi batu bara melepaskan CO2 secara intensif.

Meskipun emisi saat pembakaran DME lebih rendah karena pembakaran lebih bersih, emisi total siklus hidup DME, termasuk produksi dan penggunaan, tetaplah lebih besar daripada LPG yang berbasis gas alam.

Akan tetapi, Wahid menjelaskan jika DME bisa lebih ramah lingkungan lewat penggunaan teknologi Carbon Capture and Storage (CSS) atau mencampurkan bahan baku biomassa sebagai bahan baku alternatif.

“Gasifikasi batubara memang berpotensi meningkatkan emisi karbon. Namun, dampak ini dapat dikurangi dengan penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) atau dengan mencampurkan biomassa sebagai bahan baku alternatif. Langkah-langkah ini dapat membantu menekan jejak karbon dan menjadikan DME sebagai opsi energi yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.

Di sisi lain, teknologi gasifikasi batu bara masih memiliki tantangan yang besar karena biaya yang sangat tinggi dan prosesnya yang kompleks, sehingga perlu investasi dalam jumlah yang cukup besar.

Tidak hanya itu, distribusi DME juga tidak dapat dilakukan dengan infrastruktur yang ada saat ini, mengingat densitas energinya lebih rendah dibandingka LPG. Sekitar tiga juta ton LPG per tahun memerlukan setidaknya empat hingga lima pabrik gasifikasi berskala besar.

“Karakteristik fisik DME berbeda dari LPG, sehingga diperlukan penyesuaian dalam sistem penyimpanan dan transportasi agar bahan bakar ini dapat digunakan secara optimal,” imbuh Wahid.

Dosen Teknik Lingkungan ini juga menyarankan perlunya untuk menetapkan harga patokan DME agar tetap menarik bagi produsen, konsumen, dan menyediakan insentif fiskal, seperti tax holiday atau pembebasan bea masuk demi menekan beban produksi dan distribusi.

Bali Kian Harum dengan Pusat Flavor dan Fragrance untuk Hilirisasi Minyak Atsiri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Produksi Beras Nasional Dipastikan Surplus, Apa Alasannya?

Produksi Beras Nasional Dipastikan Surplus, Apa Alasannya?

images info

Di tengah krisis pangan yang melanda berbagai negara, Indonesia justru memastikan produksi beras nasional tetap dalam kondisi surplus.

Pemerintah optimistis bahwa hingga April 2025, produksi beras akan mengalami surplus sekitar 2,8 hingga 3 juta ton.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa meskipun banyak negara tengah menghadapi kesulitan dalam produksi beras, Indonesia masih mampu menjaga kestabilan produksinya.

Negara-negara seperti Malaysia, Filipina, hingga Jepang mengalami krisis beras yang cukup signifikan, tetapi Indonesia justru berhasil mempertahankan surplus.

“Makanya ini minta untuk dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, kemudian ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya,” ujar Sudaryono dalam keterangan tertulis.

Sumsel Bakal Jadi 3 Besar Penghasil Beras Nasional, Apa yang Diupayakan?

Meningkatkan Surplus Hingga 6 Juta Ton

Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor beras. Untuk mencapai swasembada penuh, surplus tahunan harus berada di kisaran 5-6 juta ton.

Dengan produksi beras nasional yang rata-rata mencapai 30 hingga 31 juta ton per tahun, peningkatan efisiensi dan produktivitas menjadi kunci utama.

Sudaryono menekankan pentingnya percepatan proses pertanian untuk mencapai target tersebut. Petani didorong untuk segera mengolah tanah dan menanam kembali setelah panen, sehingga dalam satu tahun bisa dilakukan panen hingga tiga kali.

“Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu nggak boleh lama,” jelasnya.

Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produksi nasional secara berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor yang selama ini masih dilakukan dalam situasi tertentu.

Indonesia Ucapkan Selamat Tinggal pada Impor Gula dan Beras, Swasembada Pangan di Depan Mata

Peran Koperasi dalam Menjaga Stabilitas Harga

Selain fokus pada produksi, pemerintah juga berupaya memastikan distribusi beras berjalan lebih efisien.

Salah satu inisiatif yang tengah didorong adalah peran Koperasi Desa Merah Putih dalam menyalurkan hasil pertanian serta menyediakan kebutuhan petani seperti pupuk, pestisida, dan sembako dengan harga terjangkau.

Dengan memperpendek rantai distribusi, harga beras diharapkan lebih stabil dan tidak terlalu tinggi seperti yang terjadi di beberapa negara ASEAN.

“Kita ingin adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih, kemudian kita juga lakukan operasi pasar dengan kantor pos, kita juga dengan Bulog kita berdayakan lebih dari sebelumnya. Itu tujuannya kan supaya memotong rantai distribusi,” ungkap Sudaryono.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa semakin panjang rantai distribusi, semakin banyak pihak yang mengambil keuntungan di setiap tahap. Dengan pemotongan rantai tersebut, diharapkan harga beras tetap terjangkau bagi konsumen tanpa merugikan petani.

“Nah kalau rantai distribusinya dipotong, maka kita harapkan harganya baik, di konsumennya baik, bagi produsennya juga baik,” tambahnya.

Mengenal Tradisi Arisan Beras, Cara Emak-emak di Pacitan Bertahan saat Krisis Ekonomi

Pengawasan Ketat terhadap Distribusi Bahan Pokok

Selain memastikan produksi dan distribusi beras berjalan optimal, pemerintah juga akan menindak tegas praktik kecurangan dalam distribusi bahan pokok.

Beberapa kasus penimbunan dan manipulasi harga, termasuk dalam distribusi minyak goreng, telah menjadi perhatian serius pemerintah.

“Pesan Presiden adalah tidak boleh ada lagi siapapun itu menari-nari di atas kepentingan, menari-nari di atas penderitaan rakyat. Jangan sampai hanya ingin untung sesaat, kemudian rakyat yang banyak dikorbankan,” tegas Sudaryono.

Target untuk mencapai surplus 5-6 juta ton per tahun bisa saja dicapai, selama ada sinergi antara petani, pemerintah, dan seluruh elemen yang terlibat dalam rantai produksi dan distribusi beras nasional.

Grobogan Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Nasional, Apa Upaya untuk Mewujudkannya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News